All Chapters of Wanita yang Menolak Lamaranku: Chapter 41 - Chapter 50
56 Chapters
Empat puluh satu
Wanita yang menolak lamaran ku 41Aku tersenyum lalu mengusap airmata yang meleleh semakin deras, bahkan tadi sempat jatuh di piring dan mengenai nasi, tetapi tetap saja aku makan karena air mata ini benar-benar tidak bisa ditahan. Dia meluncur begitu saja. Ini adalah pertama kalinya aku menangis di depan wanita yang dari dulu selalu ku anggap rendah derajatnya ini. Saat ia menangis, aku selalu menertawakannya. "Kamu salah, Vir. Siapa bilang aku hidup menderita? Aku bahagia kok hidup bersama Mas Malik. Dia tidak semiskin yang kamu kira. Rumahnya bagus dan mewah, setiap hari aku diberinya makan enak. Kamu pasti salah informasi jika bilang suamiku bukan orang kaya," ucapku lancar dan meluncur begitu saja seperti mesin tanpa rem pengendali. Bagaimanapun juga, aku tidak mau mengaku hidup menderita bersama suami pilihanku sendiri. Aku tidak mau Vira menertawakan hidupku yang semuanya serba terbalik dengan dirinya. Aku ingin terlihat lebih bahagia di matanya. "Yakin kamu hidup bahagia
Read more
Empat puluh dua
Wanita yang Menolak Lamaranku 42PoV Bu Tantri( ibunya Citra) "Bagaimana Pak? Udah bisa dihubungi belum?" tanyaku saat melihat suamiku yang sedari tadi mencoba menghubungi Citra hingga berulang kali. Sudah beberapa hari ini, anakku satu-satunya itu sulit dihubungi. Awalnya tersambung tetapi tidak diangkat, sekarang nomornya malah sudah tidak aktif, baik nomornya maupun milik suaminya sehingga membuat kami khawatir. Media sosial milik Citra juga tidak ada pembaruan sama sekali padahal ia sudah bilang, begitu sampai ia akan memposting kegiatan di rumah barunya itu. Namun sampai saat ini baik Facebook maupun instagram tidak ada status baru. Suamiku berjalan mondar-mandir ke kanan dan ke kiri seperti setrikaan. Ia mengacak rambutnya frustasi. "Bagaimana ini, Bu? Kenapa motorku belum dibawa ke sini juga? Aku susah kalau nggak ada motor seperti ini. Kemana-mana harus jalan kaki. Aku malu karena selalu diolok-olok tetangga," kata Mas Arman dengan muka merah padam. Aku mendengkus. "Buk
Read more
Empat puluh tiga
Wanita yang Menolak Lamaran ku 43PoV Citra"Ibu?" Mataku melotot seolah mau harus lepas dari tempatnya dan refleks menutup mulut dengan kedua tangan melihat wanita di hadapanku yang baru saja bertanya ternyata adalah ibuku sendiri. Bagaimana mungkin wanita yang sudah melahirkanku ini tiba-tiba ada di sini? Aku ingin pergi dari hadapan ibu agar ia tidak menginterogasiku, tetapi tiba-tiba ibu terhuyung dan ambruk. Ia pingsan sehingga membuatku panik. Aku membungkuk dan meminta bantuan pada orang-orang yang ada di toko. Belum hilang rasa kagetku dengan kedatangan Ibu di sini, tiba-tiba aku melihat Bapak memasuki toko dengan tergesa setelah ada keributan akibat pingsannya ibu. "Bu?" Bapak menggoyangkan lengan ibu. Aku memalingkan wajah dari hadapan Bapak, tetapi lelaki yang merupakan cinta pertamaku itu sudah terlanjur melihatku. "Citra? Jadi kamu beneran Citra? Apa yang kamu lakukan sehingga membuat ibumu pingsan?" tanya bapak dengan tatapan yang sulit ku artikan. "Sebaiknya k
Read more
Empat puluh empat
Wanita yang menolak lamaran ku 44Usai makan, aku meminta ibu dan bapak agar segera pulang karena aku harus melanjutkan bekerja. "Ibu tidak mau sebelum memastikan kamu berpisah dengan Malik," kata ibu dengan tangan bersedekap. Berulang kali ia bersendawa karena perutnya penuh. Aku menggeleng. "Itu tidak akan terjadi, Bu, sampai kapan pun aku akan mempertahankan pernikahanku dengan Mas Malik ini," ujarku tegas. Ibu melotot. "Apa gunanya kamu sekolah bertahun-tahun menghabiskan biaya yang tidak sedikit, tetapi masih tetap saja bodoh? Buat apa mempertahankan lelaki seperti dia? Sudah, sebaiknya kita pulang saja ke rumahmu untuk mengambil pakaian dan siap-siap untuk menggugat cerai suamimu ke pengadilan." Ibu menarik tanganku tapi kuhempaskan dengan kasar lalu aku masuk ke dalam toko untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda, tidak peduli ibu yang terus menahanku. Jam kerjaku mulai pukul tujuh dan berakhir hingga pukul tiga karena hari ini aku di shift satu. Aku pikir Bapak da
Read more
Empat puluh lima
Wanita yang Menolak LAMARANKU 45Elang dan Vira tidak menyadari kedatanganku karena aku masih terdiam dan begitu menikmati keindahan tubuh Elang sambil membayangkan seandainya aku berada di sampingnya dan yang sedang memakai kan jubah handuknya itu aku, lalu mengalungkan tangan di lehernya.Dia mencium keningku dengan lembut, lalu aku merebahkan kepala di dadanya yang bidang hingga aku dapat mendengar detak jantungnya yang bertalu-talu serta napasnya yang memburu. Saat ini aku benar-benar dibuat mabuk kepayang oleh lelaki yang pernah kutolak mentah-mentah itu. Kenapa harus ada longsor waktu itu sehingga ia harus datang dengan naik ojek? Haruskah aku menyalahkan Tuhan dengan semua ini?Penyesalanku semakin bertambah melihat kemesraan Elang pada Vira. Sempurna. Itu adalah kata-kata yang pas disematkan untuk Elang. Sudah kaya, tampan tubuhnya juga bagus, dan pengertian sedangkan suamiku hanya modal tampang saja. Uang? Zonk.Kalau dipikir-pikir, benar juga kata ibu. Percuma saja aku sek
Read more
Empat puluh enam
Wanita yang menolak lamaran ku 46"Sepertinya enak, pagi-pagi kita berenang berdua dan setelah itu makan snack bar gandum dan minum yoghurt. Besok buatin, ya, Mas, kolam renangnya. Nggak usah besar-besar juga nggak apa-apa," ucapku sambil menggelayut manja di lengannya. Mas Malik mengerutkan dahi, tetapi setelah itu ia tersenyum dan mengangguk. "Aku mau halaman rumah kita ada taman dan ada sebuah pohon yang sangat rindang sehingga kita dapat duduk di bawah pohon sambil melihat bunga-bunga yang bermekaran. Menyenangkan sekali," ucapku dengan wajah berbinar. Lagi, Mas Malik menanggapinya dengan tersenyum. "Aku juga mau mobil mewah, Mas, sehingga kalau mau kemana-mana enggak takut kehujanan atau kepanasan saat cuaca terik," kataku bersemangat. "Hem.""Aku mau punya asisten rumah tangga yang mau disuruh-suruh untuk melakukan pekerjaan rumah," "Yup, apalagi?" Mas Malik menatapku tajamAku meraba dagu. "Em, aku mau kuliah lagi, Mas, agar bisa punya pekerjaan yang lebih baik bukan ha
Read more
Empat puluh tujuh
Wanita yang menolak lamaran ku 47Pov Malik / Reiga"Tania?" Aku terkejut saat melihat kedatangan wanita berbaju seksi yang tiba-tiba langsung memelukku dengan erat. Kulirik Citra yang cemberut, ia pasti tidak suka dengan kejadian ini. Aku pikir Citra akan diam saja, tetapi ternyata ia marah lalu menarik tangan Tania dari tubuhku. Aku tersenyum lalu menggamit tangan Citra. "Dia istriku, dan aku sangat mencintainya." "Istri? Dan kamu bilang sangat mencintainya? Benarkah?" tanya Tania lirih. "Iya, Mbak. Benar, aku memang istrinya dan kami saling mencintai," sahut Citra. "Apakah kamu bahagia menjadi istri Reiga?" Citra perlahan melepas pelukannya dan menatap Citra. Wajah Citra mendadak mendung. "Bahagia, ya?" Ia berpaling dari hadapanku. Tania mengangguk. "Iya, apakah kamu bahagia menikah dengannya, sedangkan dia bukan orang kaya?" Ia memegang kedua baju Citra. Dari belakang, kulihat ia mengusap pipinya, mungkin ia sudah menangis. "Awalnya aku kecewa karena sudah dibohongi olehn
Read more
Empat puluh delapan
Wanita yang Menolak Lamaranku 48 PoV Citra"Kenapa Ibu tidak membiarkan Mas Malik untuk menikahi Tania yang orang kaya, Bu?" tanyaku setelah Tania pergi. Ia pasti sangat kecewa karena usahanya untuk merayu Mas Malik tidak berhasil. Sedari tadi aku sudah mempersiapkan mental jika ada kemungkinan buruk yang terjadi. Aku pikir ibu akan membujuk Mas Malik agar mau menerima Tania sebagai istri dan menceraikan aku begitu saja. Iya, ibu mana yang tidak mau anaknya punya istri kaya dan langsung diangkat menjadi manager? Apalagi Tania juga menjanjikan sesuatu yang sangat manis dan tidak akan didapatkan jika Mas Malik masih punya istri aku. Ibu mertua yang selama ini seolah tidak pernah menunjukkan wajah yang bersahabat denganku ternyata tidak seburuk yang kukira. Ia sayang padaku sebagai menantu dan hari ini ia sudah menunjukkan buktinya. "Memangnya kamu mau Malik nikah sama Tania dan menceraikan kamu?" Ibu balik tanya. Aku menggeleng dan meringis. Pertanyaan yang aneh, mana ada wanita y
Read more
Empat puluh sembilan
Wanita yang menolak lamaran ku 49"Sini biar Ibu saja yang nyapu." Ibu mengambil alih sapu ijuk dari tanganku. Aku tersenyum dan dengan senang hati memberikan sapu itu. Tetapi bukan berarti aku bisa duduk ongkang-ongkang kaki karena masih ada pekerjaan yang menunggu selain menyapu. "Eh nggak jadi, Cit. Wanita hamil kalau nyapu nggak boleh berhenti di tengah jalan kalau nggak mau susah saat melahirkan. Nih, Ibu balikin!" kata Ibu. "Apa bisa begitu, Bu?" "Jelas, wanita hamil itu kalau melakukan suatu nggak boleh setengah-setengah alias harus sampai tuntas. Lagian kalau hanya menyapu juga nggak akan kecapekan, yang penting pelan-pelan aja. Nggak usah ngoyo. Ibu mau masak aja biar nanti saat kamu sudah selesai nyapu sudah ada makanan yang siap untuk disantap," kata ibu mertua. Aku tersenyum karena merasa diperhatikan olehnya. Meskipun ia tidak membelai-belai atau memberikan apa yang kumau, tetapi aku tahu kalau dia sayang padaku. "Kenapa senyum-senyum? Nggak usah GR. Aku tuh sayang
Read more
Lima puluh
Wanita yang Menolak Lamaranku 50Aku tertegun melihat wanita yang dulu selalu tampil cantik meski usianya sudah tidak muda lagi itu kini terlihat pucat. Tubuh yang dulu segar dan seksi ini kurus bahkan bisa dibilang sangat kurus, matanya juga cekung. Nyesek rasanya aku melihat ini.Wanita yang saat terakhir kali melihatnya ia memintaku untuk berpisah dengan suamiku ini terlihat sangat memprihatinkan.Tatapannya menerawang dan kosong. Ia sedang merobek-robek kertas dan membuangnya secara asal. "Bu?" Lidahku terasa kelu. Ia hanya menoleh sebentar lalu membuang muka, seolah tidak ingin melihat anaknya ini. "Apa yang terjadi dengan Ibu, Pak?" tanyaku beralih menatap bapak yang sepertinya juga tidak senang melihat kedatanganku. Aku pikir kedatanganku ini akan disambut dengan riang gembira dan mendapat pelukan hangat, tetapi ternyata aku salah. Mereka berdua bahkan cuek dan sinar matanya tidak memancarkan kerinduan. "Kamu senang melihat ibumu seperti ini, hah?" tanya bapak dengan nada t
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status