Semua Bab Foto Mesra Suamiku Dengan Wanita Lain: Bab 61 - Bab 70
132 Bab
Part61
"Lho, Mas. Bukannya Mas Ilham punya jatah cuti menikah di kantor. Masa sudah harus masuk lagi. Kami kan juga harus berbulan madu. Belum lagi acara resepsi mewah yang akan kita gelar. Iya kan, Mas?" Viona terus saja mengoceh. Dia bahkan tidak memperdulikan Mas Ilham yang kini terlihat frustasi.Resepsi mewah? Aku tertawa geli di dalam hati. Viona bahkan tidak menyadari kalau itu hanya janji palsu dari Mas Ilham. Uang dari mana lagi dia untuk mengadakan resepsi mewah? Untunglah para tamu tidak ada yang mengetahui masalah ini. Begitupun dengan orang tua Mas Ilham. Biarlah mereka tahu ketika kami sudah tidak ada disini. Dengan begitu, aku tidak perlu lagi terlibat dengan masalah keluarga mereka."Ayo, Naya. Mas antar pulang," tiba-tiba Mas Rafi berucap. Aku langsung melotot ke arahnya.Kenapa dia tiba-tiba bersikap seperti ini? Bukankah tadi kami sudah berjanji untuk saling menutupi kebersamaan kami kesini? "Ayo, Mas antar pulang. Kamu masih mau berlama-lama disini?"ulangnya lagi. "Eh,
Baca selengkapnya
Part62
"Mobil yang sekarang masih dipakai Ilham, sudah menjadi milik perusahaan. Mobil itu sudah disita. Dia hanya boleh memakainya saat masih bekerja di kantor. Tapi bila tidak, tentu saja mobil tersebut harus ditarik kembali oleh perusahaan."Apa? Ini lebih mengejutkan bagiku dari pada soal rumah tadi. Apa yang terjadi sebenarnya? Ada apa dengan Mas Ilham? Sebanyak itukah hutangnya, hingga mobil itupun sampai tergadai di perusahaan. Atau ada hal lain yang belum diungkapkan Mas Rafi kepadaku? "Mas, soal tanda tangan di akte itu, bagaimana ceritanya?" tanyaku penasaran. "Mas Ilham tadi terlihat tidak berkutik."Mas Rafi tertawa kecil. Seolah-olah dia memang sudah mengetahui semua itu. "Itu memang tanda tangan Ilham. Hanya saja dia sama sekali tidak menyadari kalau berkas-berkas yang dia tanda tangani itu adalah akte jual beli rumahnya sendiri. Kenapa? Kamu keberatan?""Dih, buat apa? Memang itu kok yang Nay inginkan. Hanya saja Nay tadi sempat panik. Takutnya dia curiga kalau Nay yang menj
Baca selengkapnya
Part63
Seminggu berlalu setelah pernikahan mereka. Mas Ilham tak pernah lagi menghubungiku. Kabar yang kudengar dari Mas Rafi, pengambilan rumah berakhir ricuh karena Viona bersikeras tidak mau pergi. Mas Ilham sendiri tidak dapat menyaksikan hal itu karena dia terpaksa menyelesaikan pekerjaannya di kantor tanpa berani sedetikpun meninggalkan tempat duduknya.Setidaknya hal itulah yang diceritakan Mas Rafi padaku melalui sambungan Telepon. Viona juga diusir secara paksa dari rumah tersebut. Keributan itu juga mengundang perhatian para tetangga.Ah, seandainya saja aku dapat melihat kejadian itu secara langsung. Tentunya aku akan lebih merasa puas. Sayang, Mas Rafi memberi tahuku setelah kejadian selesai. Apa dia sengaja tidak membiarkanku kesana untuk menghindari masalah dengan Viona? Padahal ingin sekali aku menyaksikan raut wajah Viona seperti apa. Tapi mau bagaimana lagi? Mas Rafi mewanti-wanti agar aku tidak datang. Dia tidak ingin terjadi apapun padaku. "Bukannya kemarin kamu bilang
Baca selengkapnya
Part64
Ratna tertawa keras mendengar analisaku. "Nay, Nay. Kamu itu, masih saja bersikap lugu dan polos. Sadar woi. Kebanyakan nonton drama korea kamu.""Boro-boro nonton drama, membaca cerbung di kbm pun aku sudah tidak sempat lagi, saking sibuknya mengurus usaha," bantahku. "Ciee... yang usahanya makin berkembang pesat..." Ratna kembali menggodaku. "Ish.. bukan karena itu Rat. Aku hanya masih banyak pikiran saja. Memangsih Alhamdulillah usahaku lancar. Tapi kan tidak langsung melesat seperti itu. Masih merangkak juga kok.""Iya, iya. Terserah kamu saja." Kamipun asik bercengkrama sambil melayani pelanggan yang mulai datang satu persatu..Malam harinya Mas Rafi mengajakku untuk jalan-jalan keluar. Tentu saja dia meminta ijin kepada orang tuaku terlebih dahulu. Aku saja baru tahu belakangan setelah tiba-tiba Ibu mengetuk pintu kamar dan memberi tahukan kalau Mas Rafi sudah menunggu di bawah. Dengan berdandan seadanya, aku menemui dan ikut bersamanya. Bapak dan Ibu mudah sekali merasakan
Baca selengkapnya
Part65
Kami tiba di sebuah restoran mewah di pusat kota. Aku dan Mas Ilham bahkan belum pernah makan di tempat semewah ini. Ternyata dia sudah memesan tempat sebelumnya untuk kami. Seistimewa itukah makan malam kali ini? Ada-ada saja. Aku merasa seperti sedang berkencan dengan seorang tuan muda seperti di sebuah novel yang pernah kubaca. Kali ini sampai tamat, karena aku meminjam novel cetaknya dari Ratna. Sehingga aku tak perlu lagi repot-repot membeli koin yang sampai sekarang aku tidak mengerti caranya.Tak lama dua hidangan mewah datang. Aku bahkan belum memesan apapun. Bahkan daftar menu yang biasa aku pilih dengan harga paling murah pun belum ditunjukkan oleh pelayan. Lalu makanan apa yang dipesan oleh Mas Rafi ini? Hidangan diletakkan satu persatu di depan kami. Aku tertawa kecil. Ternyata ini adalah ikan nila bakar kesukaanku. Tidak terlalu mewah memang, tapi inilah makanan favoritku sedari kecil. Setiap habis memancing, Bapak selalu membawa pulang ikan nila hasil pancingannya. Me
Baca selengkapnya
Part66
Mas Rafi menarik tanganku segera untuk meninggalkan tempat itu. Tapi lagi-lagi wanita itu menahan kami. "Tunggu, Raf. Aku tidak bermaksud mencampuri urusan kamu. Tapi aku tidak salah lihatkan? Bagaimana kamu bisa mengenal wanita ini?" Mas Rafi tampak murka dan mengajakku berlalu tanpa menjawab pertanyaan wanita itu. Aku masih diam membiarkannya tenang. Begitulah biasanya caraku menghadapi seseorang yang sedang marah. Meski belum bisa menenangkannya, setidaknya aku tak membuatnya semakin menjadi-jadi. Aku dan dia masih saling terpaku di dalam mobil yang masih terparkir di area restoran. Dia terlihat sangat gelisah. Apa sebenarnya yang terjadi? Disaat aku baru membuka hati dan memulai hubungan yang baru, ada saja orang ketiga yang mengganggu. "Mas antar pulang, ya?" dia mulai membuka suara. "Wanita itu tadi siapa?" Akupun mulai berani bertanya. "Dia wanita yang kemarin Mas ceritakan.""Maksudnya, tunangan Mas Rafi yang berselingkuh itu?""Benar, Nay. Kamu jangan marah, ya? Mas ti
Baca selengkapnya
Part67
"Ya sudah, kita ngobrol di sini saja dulu.""Iya, Rat. Aku juga ingin bercerita sama kamu.""Soal Mas Rafi lagi?""Iya, Rat. Kenapa ya, dia sangat kesal dengan wanita itu?" tanyaku heran. Tadi malam setelah Mas Rafi mengantarku pulang, aku langsung menghubungi Ratna. Menceritakan apa yang terjadi saat makan malam itu. Kemudian Ratna mengajakku bertemu dan kembali membahasnya. "Yang lebih aneh lagi, wanita bernama Renata itu, kenapa bisa kenal sama kamu?" Ratna selalu refleks dengan semua ceritaku. "Itulah yang membuatku jadi merasa terganggu. Aku sudah memikirkan dengan baik, mencoba mengingat-ingat dimana aku pernah melihatnya. Tapi hasilnya nihil. Wanita itu tetap asing bagiku.""Bagaimana kalau kamu menanyakannya pada Mas Ilham.""Apa? Mas Ilham? Buat apa? Inikan tidak ada hubungannya dengan dia."Ratna tampak terdiam sambil memandangku. Seolah-olah dia berpikir tentang sesuatu yang mungkin tidak masuk akal bagiku. "Jangan menakutiku, Rat. Apa yang sedang kamu pikirkan tentang
Baca selengkapnya
Part68
"Sudah baikan? Ada Nak Rafi itu di ruang tamu. Kamu turun sekarang, ya? Ibu mau kembali menjaga toko," Ibu kembali menutup pintu kamar tanpa mendengarkan jawabanku. Dengan malas aku bangkit dan merapikan sedikit rambutku. Kutemui dia di ruang tamu lantai dua. Dia tampak santai dengan hanya mengenakan kaos dan celana jins. "Kata Ibu kamu sakit. Mas antar ke dokter, ya?" dia masih terlihat sangat perhatian. Tuluskah itu? "Tidak usah, Nay sudah minum obat," jawabku ketus. Aku duduk berseberangan yang sangat jauh darinya. Dia di ujung sana, aku di ujung sini. Semoga dia sadar kalau ini adalah tanda bahwa aku sedang tidak ingin berlama-lama dengannya."Mas minta maaf ya atas kejadian kemarin. Sungguh, Mas tidak menyangka kalau akan bertemu dengannya disaat makan malam kita. Tapi Mas senang kalau, Nay marah," tuturnya sambil tersenyum. Dahiku mengernyit. Aku yang demam, kenapa dia yang mengigau? Dia senang melihatku marah? "Kenapa?" tanyaku penasaran. "Karena itu artinya kamu sudah be
Baca selengkapnya
Part69
Mas Rafi masih bergeming memandangku dengan tatapan sendu. Dia pasti tidak menyangka kalau aku bisa setegas ini. Tapi aku benar-benar sudah tidak tahan diperlakukan seperti ini lagi. "Sudah cukup Mas Ilham saja yang berbohong dan mempermainkan Nay, Mas. Jangan Mas Rafi tambahi lagi luka di hati Nay. Nay sangat berterima kasih dengan semua kebaikan Mas Rafi selama ini. Tapi kejujuran dalam suatu hubungan itu perlu, Mas," ibaku."Maafkan Mas, Nay. Mas benar-benar tidak menyangka kalau semua akan jadi begini. Mas sangat menyesal telah membuat kamu terluka. Mas tidak bermaksud seperti itu.""Kalau begitu katakan saja yang sejujurnya. Itu lebih baik walaupun menyakitkan.""Tidak ada yang menyakiti kamu, Nay. Mas tidak pernah melakukan itu. Percayalah."Aku kembali tertunduk, kecewa dengan segala kata-katanya. Tidak bolehkah aku mengetahui segala tentangnya? Segala tentang laki-laki yang kini sudah mulai menggantikan posisi Mas Ilham di hatiku? "Baik, Nay. Kalau memang itu yang kamu ingin
Baca selengkapnya
Part70
Ilham juga sudah mendapatkan balasannya dengan diceraikan oleh istrinya. Kurasa itu sudah cukup bagiku. Mungkin saja Ilham mulai bertobat dan bisa lebih memperbaiki diri lagi. Entah ini takdir atau bukan, Papaku memerintahkan untuk bergabung di perusahaan yang sama dengan Ilham. Aku tak merasa keberatan walaupun mendapatkan jabatan yang tidak terlalu tinggi. Ilham yang supel dan ramah tak pernah menyadari bahwa akulah yang menyebabkan rumah tangganya hancur. Dia bahkan tidak menyadari kalau dia jugalah yang telah bermain api dengan tunanganku. Semuanya telah terobati kala kudengar Ilham meninggalkan Renata. Mungkin merasa bersalah dan memutuskan untuk bertobat. Akhirnya kami bisa menjadi teman, walau tak terlalu akrab. Aku juga sudah melupakan semua masa lalu kami. Sampai pada suatu hari kami kembali menyukai gadis yang sama. Wajahnya yang manis dan penampilannya yang sederhana membuatku ingin sekali dekat dengannya. Aku yang tak punya pengalaman sama sekali mendekati wanita hanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status