All Chapters of Kesempatan Kedua untuk Cinta: Chapter 51 - Chapter 60
84 Chapters
Pernikahan
Ray mengenakan setelan jas berwarna putih. Rambutnya tertata rapi, tetapi wajahnya seperti tengah diliputi kegelisahan besar. Ia duduk termenung di depan jendela besar hotel, menatap pemandangan gedung diluarnya. Menatap langit yang tiba-tiba muram kehilangan cahayanya. Ia tidak tahu apakah pilihannya adalah pilihan yang tepat atau tidak, yang jelas pilihannya ini adalah bentuk pertanggungjawaban dari kesalahan yang pernah ia lakukan.“Ibu kecewa padamu, kenapa tidak mengundang Shabiru dalam acara pernikahanmu ini? Seharusnya kamu memanfaatkan momen ini untuk mengambilnya dari keluarga Sepia,” ibu Ray yang berdiri di sebelahnya telah mengenakan setelan kebaya yang nampak anggun.Ray terdiam. Bahkan sampai kapan pun ibunya terus menyalahkan pilihannya. Pernikahan yang tergesa dan segenap permintaan Arumi yang tidak ada habisnya telah membuat Ray letih. Entah itu fisik maupun batinnya sama-sama tertekan. Ia memang tidak memberitahu Shabiru, ia bahkan sudah hampir satu bulan tidak menghu
Read more
Tanpa Undangan
“Me-menikah?” Sepia mengulangi pernyataan Afandi.Rasanya Sepia tidak percaya dengan kabar itu. Mana mungkin Ray bisa secepat itu menikah? Bahkan perceraian mereka baru selesai dua minggu lalu. Namun, tidak ada yang tidak mungkin untuk terjadi. Saat masih memiliki seorang istri saja laki-laki itu tega bermain api, apalagi saat ia harus tinggal sendiri dengan status barunya. Jika memang benar bahwa Ray menikah, artinya Ray mungkin bisa mudah sekali melupakan Sepia dalam kehidupannya, begitu kiranya pernyataan yang muncul dalam benak Sepia.Masalahnya hubungan pernikahan sangat jauh berbeda dengan pacaran. Orang pacaran bisa saja mendapatkan pasangan baru meskipun baru satu hari putus dengan pacar lamanya. Namun, pernikahan? Rasanya butuh waktu yang lama untuk dapat pulih, menata diri, dan saling melupakan terlebih dahulu hubungan lama sebelum memulai hubungan baru. Afandi menoleh sebentar, lalu kembali fokus dengan jalanan ramai di depannya. “Aku tahu Kakak akan sedikit terkejut denga
Read more
Penolakan
Setengah hari sampai sore Sepia menghabiskan waktunya bersama Shabiru untuk sekadar jalan-jalan naik motor berdua. Sungguh menyenangkan menikmati udara yang berembus, merasakan hangatnya matahari sore sambil bercerita dengan anak kesayangannya.“Bun, meskipun Ibun jauh, aku tidak pernah kesepian. Saat ibun enggak pulang, Kak Afandi selalu pulang dan mengajakku jalan-jalan loh, Bun,” ujar Shabiru yang duduk di jok depan.“Oh, ya? Jalan-jalan kemana saja kalian ini?” tanya Sepia.Motornya melaju dengan pelan keluar dari jalan raya, berbelok menuju jalan perumahan komplek. “Banyak Bun, kadang ke toko buku, ke kedai es krim, ke kebun binatang juga pernah. Sangat menyenangkan loh, Bun,” sahut Shabiru dengan riangnya.“Ibun juga ingin kamu selalu senang dan memiliki teman-teman yang baik. Nanti kalau memang Shabiru sedang libur, ibun akan ajak ke Jakarta. Ibun kan sekarang tinggal sendirian.”“Semoga liburnya cepat datang, nanti aku akan bilang ke ibu guru agar mempercepat waktu liburnya,
Read more
Perjalanan
Malam sudah berlalu begitu singkat dan pagi datang begitu terburu-buru.Sebenarnya Sepia tidak tidur dengan baik malam tadi. Apa yang dibicarakan ibunya benar-benar mengusik malamnya yang tenang. Ia gelisah sepanjang malam dan hanya berganti-ganti posisi tidur, berharap kantuk segera datang, tetapi nyatanya semakin malam matanya semakin segar. Sepia sudah bersiap, mengemas beberapa barangnya pada ransel kecil yang akan ia bawa.“Ibun, sungguh akan berangkat sepagi ini?”Sepasang mata Shabiru yang jernih seperti embun yang masih menempel di dedaunan membuat hati Sepia memberat untuk meninggalkan rumahnya dan pergi lagi ke Jakarta. Tatapan mata yang rindu akan kasih sayang, yang harus selalu Sepia tinggalkan untuk pekerjaan dan realitas hidup yang menuntutnya. Rasanya Sepia tidak ingin kembali, tetapi apa yang ia lakukan tak lain dan tak bukan untuk Shabiru juga.Sepia mengangguk pelan, sebuah anggukan yang membuat Shabiru mendesah kecewa dengan jawaban ibunya. Satu hari satu malam ada
Read more
Gebetan Afandi
"Kak, nanti aku tidak akan mampir, ya," kata Afandi tiba-tiba saat mobil yang dikendarainya berbelok memasuki perumahan."Yang benar saja? Kenapa memangnya? Kamu pasti capek. Mampir sebentar saja, nanti makan dulu. Istirahat sebentar, jangan sampai ngantuk di jalan nanti malah kecelakaan gimana coba?" tanya Sepia."Kak Pia ini sebenarnya sedang memberitahu aku untuk hati-hati atau apa?" Afandi menaikan sebelah alisnya. "Aku nanti akan istirahat kok, nanti di apartemen gebetanku," katanya dengan enteng."Dari tadi bilang gebetan-gebetan, kayak iya punya aja," Sepia mendengus sebal tidak percaya begitu saja dengan alasan Afandi.Afandi menghela napas kesal. "Kak Pia selalu tidak percaya padaku kalau soal perempuan.""Aku hanya tidak mau kamu mengambil resiko dengan terus melanjutkan perjalanan. Kamu ini manusia biasa, bukan robot, Fan. Kamu harus istirahat.""Aku janji akan istirahat kok, nanti aku kabarin kalau sudah sampai apartemen gebetanku," kata Afandi lagi dengan percaya dirinya.
Read more
Kebaikan Tetangga
Sepia keluar dari rumahnya membawa dua buah paperbag. Satu papaerbag berisi bolu susu lembang, satu lagi berisi peuyeum. Ia menutup pagarnya perlahan, lalu berjalan ke seberang rumahnya. Ia akan mengunjungi rumah Gina, kemarin Gina bilang minta dibelikan dua jenis makanan itu sebagai oleh-oleh. Sepia berdiri di depan pintu, mengetuk pintu beberapa kali dan menunggunya terbuka.Tak berselang lama akhirnya Gina membukakan pintu rumahnya. Perutnya yang sudah semakin membesar membuat Gina tidak bisa kemana-mana, termasuk mengunjungi rumahSepia yang hanya memiliki jarak tak seberapa dengan rumahnya. “Eh, kirain belum pulang. Ayo masuk,” ajak Gina sambil tersenyum dan mempersilahkannya masuk.“Aku baru sampai barusan, masih belum lama,” jelas Sepia.Ini kali pertama Sepia berkunjung ke rumah tetangganya. Sepia melebarkan pandangannya dengan terkesima, dari depan saja rumah Gina memang sudah terlihat begitu rapi dan tertata, begitu juga di dalamnya. Dinding berwarna emas memeberi kesan mega
Read more
Belanja
“Ada orang yang memang sengaja mempermainkanku selama ini, tapi aku tidak pernah menyadarinya. Yang jelas tindakannya seperti ingin membuatku selalu dalam masalah, ingin membuatku merasa sedih, dan tidak ingin aku bahagia. Aku tidak tahu siapa orang itu apalagi tujuannya. Apa sebenarnya keuntungan yang dia dapatkan dengan membuatku begini? Apakah mungkin orang itu sedang balas dendam? Ta-tapi siapa yang pernah aku lukai?” Sepia menghela napas pelan.Ia memutar knop pintu lalu menguncinya dari luar. Tidak benar jika ada yang ingin balas dendam padanya, tapi apa lagi motif selain itu? Pikiran Sepia kembali mendadak sibuk, teraduk dan rumit. Duduk diam di rumah semakin membuat ia serba kepikiran dan menebak-nebak sendiri siapa sebenarnya dalang di balik nomor tidak dikenal itu. Sepia sudah berusaha mengecek nomor itu pada aplikasi yang akan memberikan informasi tentang nomor, tetapi ia tidak mendapatkan informasi apa-apa. Mungkin memang benar, nomor itu hanya digunakan untuk menghubungi
Read more
Pernikahan Kedua
“Apa salahnya jika aku menjadi orang tua tunggal untuk anakku, Bu? Aku bisa bekerja sendiri, bisa mencukupi semua kebutuhan kami, aku juga telah mempersiapkan banyak hal untuk pendidikan Shabiru kedepannya. Aku bisa mengurus semua itu sendirian. Lagipula, aku memang tidak siap membangun hubungan baru dengan orang asing. Kalau mungkin orang asing itu bisa menerima dan mencintaiku, belum tentu dia bisa menerima Shabiru. Belum tentu dia bisamenyayanginya seperti anaknya sendiri. Lalu apa gunanya hubungan itu?” Sepia akhirnya jadi mendebat ibunya.“Iya, ibu tahu kamu bisa melakukan semua itu sendirian, tapi kamu ini perempuan. Perempuan perlu pelindung dan status yang baik, itu untuk menjaga nama baikmu sendiri, Nak. Kamu juga tahu bagaimana masyarakat kita kerap memandang buruk perempuan yang tak bersuami, ibu hanya tidak ingin hal seperti itu terjadi padamu. Lagipula sampai kapan kamu akan menanggung semua beban itu sendirian?”“Mau benar atau salah, masyarakat kita memang punya kbiasaa
Read more
Menjadi Gosip
Sepia menutup laptopnya dengan tergesa. Akhir-akhir ini, kesibukannya semakin bertambah seiring semakin dekatnya waktu pernikahan Alea. Hanya tinggal beberapa hari lagi, lalu temannya itu akan resmi dipersunting oleh laki-laki yang sangat mencintainya. Ia harus ikut dengan Alea ke manapun teman perempuannya itu pergi. Meskipun pernikahan itu adalah pernikahan kedua dan akan dilakukan dengan hanya mengundang orang-orang dekat saja, tetapi ternyata pernikahan tetap diusung dengan cukup mewah dan serba lengkap. Ia seharusnya bisa pulang lebih awal dari kantor menuju rumahnya.“Kak Sepia, apakah benar tidak bisa menggantikan pemateri webinar hari ini?” tanya Karin menghadang langkah Sepia yang hendak meninggalkan ruangan.“Aduh, maaf sekali ya, tapi aku juga sedang benar-benar ada urusan keluarga yang penting. Lagipula ini dadakan sekali, tolong kedepannya selalu konfirmasi lebih awal kalau ada kepentingan seperti ini. Sekali lagi aku minta maaf,” Sepia menelungkupkan tangannya, simbol se
Read more
Prewedding
“Mulai sekarang kita berteman, jadi kalau ada apa-apa kita enggak merasa canggung dan bingung. Entah itu mau meminta bantuan ataupun menerima bantuan, intinya saling membantu. Teman begitu bukan?”Tawaran menjadi teman kedengarannya adalah hal yang baik. Semakin banyak teman, katanya semakin banyak kemudahan. Namun hal itu bisa menjadi beda artinya jika yang mengajak berteman adalah seorang laki-laki. Terlebih lagi-lagi Sepia tetap mengaitkan banyak hal pada statusnya saat ini, seorang orang tua tunggal, seorang perempuan yang pernah gagal dalam rumah tangga. Apakah ada orang yang mau berteman dengan orang sepertinya? Begitu kira-kira kegundahan yang tiba-tiba menyergap hatinya.Sepia masih duduk dibonceng oleh Radit. Laki-laki itu membawa motor cukup santai, bahkan bisa dibilang terlalu santai untuk golongan orang yang sedang terburu-buru seperti Sepia. Selain kelewat santai, laki-laki itu juga terlalu banyak bicara. Padahal Sepia juga tidak mendengar semua perkataannya karena angin
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status