All Chapters of KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI: Chapter 81 - Chapter 90
120 Chapters
Bab 81
"Kamu harus memikirkan masa depan kamu sendiri, kebahagiaanmu dengan keluarga juga harus mengurangi beban orang tua. Jangan lemah terus! Kalau kamu masih lemah, aku gak bakal bantu kamu lagi!" tegas Amel ketika melihat Yumna menangis."Kamu harus kuat. Sudah berapa banyak mulut yang mengataimu bodoh? Kalau boleh jujur, sebenarnya aku kesal sama kamu karena terlalu lemah jadi perempuan. Kamu harus tegas, Yum! Kalau tidak bisa membalas hinaan itu, paling tidak bela diri lah!" tambah Amel lagi.Yumna menghapus jejak di pipinya. "Apa itu bukan menjadi bodoh?""Tidak. Justru sekarang kamu itu bodoh, Yum! Bangkit dong dan tunjukan sama Bu Wenda dan semua orang kalau kamu tidak bisa diinjak-injak. Gak selamanya kita diam ketika dihina, gak selamanya kita diam ketika difitnah!"Amel memegang kedua tangan sahabatnya. Dia sudah memikirkan itu semalaman karena merasa kesal dengan Yumna. Bagaimana bisa dia tahan dihujat bertahun-tahun? Bahkan anak kecil pun akan menertawakannya.Lemah. Itu yang a
Read more
Bab 82
"Sekarang kita harus ke rumah Cybele, tetapi itu Bu Arin harus ditegasi juga!" perintah Amel benar-benar menutup mata.Yumna sudah mulai berani membela diri sendiri maka harus Amel manfaatkan sebelum rasa takutnya kembali mendominasi. Mereka sudah tiba di warung mpok Asih karena di sana ada Bu Arin.Begitu sampai, Yumna tidak mau lagi berbasa-basi. Dia langsung duduk di bangku panjang itu. "Bu Arin aku peringatkan untuk tidak buat cerita hoax lagi. Aku sudah bosan kalian fitnah dan hina seenak hati. Kapan saja Bu Arin mengulanginya, maka aku akan menutup mata dan telinga, tidak peduli dan akan melapor ke polisi atas kasus pencemaran nama baik.""Maksud kamu apa sih?" Bu Arin menatap sinis pada Yumna yang tersenyum manis."Bu Arin harus pandai menjaga sikap atau aku akan bertindak lebih jauh!"Setelah itu Yumna langsung menarik tangan Amel karena melihat Bu Arin hanya diam tanpa perlawanan. Dia tahu kalau Bu Arin hanya ikut-ikutan pada pemimpin anggota kelompoknya.Mereka tiba di sebua
Read more
Bab 83
"Dek, tadi ada yang bilang kamu buat keributan di rumah Bu Wenda, Bu Arin sama Cybele?" Pertanyaan Gus Hanan menghentikan aktivitas Yumna yang baru saja hendak menarik selimut."Kata siapa, Mas?""Pokoknya ada lah. Jawab saja pertanyaan mas, tadi benar kamu buat keributan?"Yumna tersenyum merasa bersalah karena selama ini suaminya mengajarkan untuk bersabar. Kadang Yumna menyerah, tetapi selalu ditegaskan ulang."Mas sudah sering bilang, gak-apa kamu dianggap bodoh sama orang lain yang penting tidak mendebat mereka. Kamu lupa sama kalimat 'jadilah mencintai seperti matahari, bersedekah seperti sungai, menjaga aib seperti malam, tawadhu seperti debu dan marah seperti orang mati', kamu gak lupa kan maksudnya apa?""Mencintai seperti matahari artinya sekalipun tidak dilihat orang, dia tetap menerangi. Bersedekah seperti sungai artinya terus mengalir tanpa putus. Menjaga aib seperti malam artinya tidak ada orang yang tahu karena mata tidak bisa melihat objek di malam hari. Tawadhu sepert
Read more
Bab 84
"Bilang aja, Mas. Aku mah gak apa-apa."Gus Hanan menghela napas. Dia pun menceritakan mimpinya yang bertemu Syahdu di sebuah taman yang sangat indah, tetapi gadis itu malah tidak menyukainya karena terlalu banyak mata yang memandang kepada sang suami.Akhirnya dia menarik tangan Gus Hanan dan menjauh dari sana. Syahdu terlihat bahagia, pipinya merah merona dan langsung memeluk suaminya sekilas. Dia mengucapkan kata-kata rindu yang sangat romantis.Pergiku dengan bahagiaSebab mendengar bahasa rindu, darimuAdaku dengan senyumanBerharap mendamaikan hatimuAku merindu, ingin temuAku mencinta, ingin dicintaJangan mengira aku tidak adaSebab jiwaku bersemayam di hatimuSuamiku...Tetaplah berbahasa cinta dan rinduRengkuh bahagiamu dengan senyumAku tidak akan pernah hilang"Lalu dia berbisik, Mas, rindumu telah sampai dengan bahasa fatihah," lanjut Gus Hanan.Yumna menelan kesedihannya, lalu mengganti dengan senyuman. Perempuan itu sangat hebat membalut lukanya. Dia menepuk tangan Gu
Read more
Bab 85
Yumna diam saja mendengar itu semua, lalu menyeka air matanya. Padahal Amel sudah senang karena sahabatnya bisa sedikit melawan dan membela diri, sekarang malah harus diam lagi.Detik selanjutnya Amel mendengar suara teriakan di luar memanggil nama Yumna. Mereka langsung meninggalkan Ozil dan memberinya cemilan serta menyalakan televisi, lalu berlari ke luar.Ternyata Bu Wenda datang sendiri dengan mimik muka marah. Perempuan tua itu sudah menguatkan mental untuk kembali setelah tahu kalau Amel ada di sana. Dia mendekati mereka yang sama sekali tidak ada rasa takut."Bu Wenda kalau mau buat keributan jangan sekarang, mood-ku sedang gak baik!" Yumna memperingatkan.Bu Wenda malah tertawa jahat. "Kenapa? Kamu takut? Asal kamu tahu ya, kemarin aku yang mengadu ke Gus Hanan dan tentu caranya berlebihan sampai bilang kalau kamu malah mencekik leherku dan menjambak rambut putriku. Bagus, kan?""Gus Hanan tidak marah, tuh. Lalu kenapa kalau Bu Wenda sudah mengadu? Aku tidak takut sama sekali
Read more
Bab 86
Keributan sepertinya semakin menjadi, Amel dan Yumna kembali berlari keluar. Tidak lupa untuk mengabari Mas Dika untuk izin dulu hari ini karena resikonya memang besar."Heh, jangan ngefitnah Bu Wenda dengan edit-edit foto ini. Bu Wenda mah gak mungkin selingkuh!" semprot salah seorang di antara mereka. Bu Wenda langsung mengacungkan jempol.Amel memutar otak, apa yang sudah terjadi sampai mereka semua tiba-tiba berpihak pada Bu Wenda padahal foto itu sudah jelas ada di tangan mereka. Lagi pula editan apa? Amel sama sekali tidak pernah melakukan itu.Yumna menajamkan pandangan sekalipun suara ribut masih mengganggu konsentrasinya. Dapat, dia langsung mendekat ke Amel. "Lihat tangan mereka memegang uang. Jangan-jangan disogok lagi. Kalau sejuta mah gak ada apa-apanya sama Bu Wenda, iya kan?""Benar, tapi gak berhasil kalau bahas itu. Apa aku tunjukin video atau percakapan mereka aja? Akun Facebook Bu Wenda kan masih di ponsel aku ini.""Udah, nekat aja!""Ibu-ibu yang baik, seperti yan
Read more
Bab 87
Cybele tidak mendengar yang penting bukan usiran dari Yumna. Dia merasa kalau posisinya dengan Amel adalah sama karena bukan penghuni ruman.Dia juga sangat kesal pada perempuan itu. Cybele tahu kalau Amel lah yang menyusun rencana untuk mengelabuinya dengan pura-pura diterima. Dia memang bodoh soal cinta, tetapi tentang tak-tik seperti itu dia kadang pandai membaca."Mbak, kenapa sih nggak mau banget aku nikah sama Gus Hanan? Sebenarnya kalau mbak izinkan, Gus Hanan pasti mau nikah sama aku. Lihat aku ini masih seger dan perawan, kurang apanya coba? Kita bisa kerjasama buat mengurus suami dan rumah. Bukannya manusia itu saling tolong menolong?""Cybele, aku gak ngizinin bukan karena nuduh kamu udah layu. Coba deh kamu pikir gimana kalau diduakan sama suami? Keputusanku sudah bulat dan gak ada kesempatan. Sorry kalau kemarin cuma PHP-in kamu soalnya mau memastikan siapa dalang di balik masalah ini karena gak mungkin ada orang asing tiba-tiba nekat menikah sama suamiku.""Aku akui suda
Read more
Bab 88
Cybele tidak menyerah, dia malah membalas Yumna dengan ikut mendorongnya. "Mbak boleh benci sama aku, tetapi apa gak kurang ajar kalau ngusir kayak gitu? Aku ini manusia bukan binatang!""Aku gak peduli. Tadi kamu kan yang sengaja mancing emosi aku, sekarang aku sudah marah dan gak mau ada kamu di sini. Pulang atau aku seret dari sini!""Katanya ngapal al-qur'an, kok bisa marah?" Bu Retno menimpali.Yumna menarik napas, dia berusaha mengontrol diri atau akan ditertawakan mereka. "Aku diam salah, marah salah juga. Emang ya netizen selalu ngerasa paling bener kayak kunci sorga itu ada di tangan dia. Aku juga manusia biasa, kadang salah bahkan banyak salahnya.""Miris banget anak zaman sekarang gak ada sopan santunnya. Padahal zaman dulu kita diajarin orang tua buat sopan ke siapa saja, diajarin buat jaga sikap gak teriak-teriak. Emang ya zaman sekarang makin hancur!""Bu Retno dulu diajarin nyinyir juga sama orang tuanya?"Bu Retno mendekat. "Coba ulang sekali lagi!""Cukup!" Bu Dahlia
Read more
Bab 89
Amel sengaja tidak pulang sampai bertemu Gus Hanan dulu karena dia harus ikut menjelaskan kalau memang ada kesalahpahaman. Dia yang memutuskan untuk menunjukkan foto Bu Wenda dengan selingkuhannya, adalah masalah besar kalau Yumna yang tertuduh menyebarkan.Bagaimana pun nanti, Amel harus bertanggungjawab. Dia tidak akan bisa tenang kalau tahu kabar tentang fakta yang terus dibalik. Apalagi kalau Gus Hanan sudah lebih dulu dihasut Bu Wenda dan yang lain, kan bisa berabe masalah.Gus Hanan memang mudah percaya kepada istrinya, tetapi hati seseorang mudah berubah apalagi kalau misal hasutannya sambil bawa saksi palsu. Seperti kemarin yang Bu Wenda sengaja drama di depan Gus Hanan demi melihat Yumna dimarahi."Deru motor Gus Hanan kan itu?"Yumna mengangguk, dia meletakkan sepiring nasi yang ada di tangannya. Gus Hanan tidak langsung pulang waktu pukul sebelas siang tadi karena muridnya banyak yang hadir. Dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu karena semua orang memiliki banyak kesi
Read more
Bab 90
"Meskipun aku diam tenang bagai ikan, tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan."—Maulana Jalaluddin Rumi.~~~Lepas muraja'ah hafalan, Yumna langsung melipat pakaian yang sudah menumpuk di depan televisi. Hanya sekitar dua puluh lembar pakaian miliknya dan suami juga beberapa sarung sholat dan satu seprei.Hari ini benar-benar melelahkan karena tidak tidur siang, lalu sorenya malah semangat murajaah tanpa persiapan. Biasanya Yumna akan menyediakan dua pop ice rasa cokelat untuk diminum saat jeda setelah selesai satu juz."Mbak Yumna!" teriak Andin dengan memanjangkan huruf a sepanjang enam harakat. Dia langsung duduk di samping Yumna yang menatap terkejut. "Tahu kabar nggak?""Kabar apa, sih? Ngagetin tau. Masuk rumah gak ngucap salam kayak orang abis dikejar jodoh!""Nanti aja itu, Mbak, pas aku pulang. Intinya aku mau nyampein perkara penting sepenting-pentingnya!""Awas aja kalau nggak penting. Mau bilang apa?"Andin menarik napa panjang, lalu mengembuskan perlahan agar ketik
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status