All Chapters of Talak Setelah Fitnah: Chapter 121 - Chapter 130
145 Chapters
Menemukan titik terang.
Wajah Andaru langsung memerah dengan mata melotot ke arah pria yang di tunjuk oleh anak buahnya. "Brengsek,,,,"BUGH.... BUGH....BUGH... Tanpa ampun Andaru melayangkan beberapa kali bogem mentah kearah pria yang kini tersungkur di lantai depan kamar hotel. "Bajing*n,,, Beraninya kamu mengusikku lagi,," teriak Andaru. "Cukup!!! Kamu gila?? Dia bisa mati, belum tentu dia pelakunya." Zachary di bantu dua orang anak buahnya berusaha menarik dan menahan Andaru yang sudah seperti orang kesetanan. "Jika terjadi sesuatu pada Aisyah, kubunuh kamu!!!" Lagi-lagi Andaru berteriak, pria itu meronta berusaha melepaskan diri. "Astagfirulloh,,, Andu...." pekik Elmira terkejut melihat putranya seperti orang kesetanan dan membuat seorang laki-laki yang dikenalnya sebagai teman lama Andaru sedang meringkuk di lantai dengan wajah berlumuran darah. "Tante Elmira,,, saya Anton Te,,, saya datang kesini untuk mengantar ibu dan adik saya untuk mengucapkan selamat pada Andaru dan Aisyah." Anton memandang
Read more
Ternyata dua wanita itu
"Dia wanita yang sama yang bersama Meysa saat menjebak aku dua tahun lalu," geram Andaru dengan tangan mengepal kuat. "Pelaku yang sama," sahut Zeyn. "Tidak,,,hanya Meysa Dua pelayan itu palsu. Pelayan yang asli di sekap di kamar kosnya." Zachary menunjukkan layar ponselnya. "Ini dari penanggung jawab IO. Harusnya pelayan dengan name tag Fitri dan Diana adalah dua orang ini. Namun tadi pagi mereka berdua tidak masuk kerja tanpa alasan dan tidak dapat di hubungi. Anehnya di pertengahan acara absensi pelayan full." "Dimana sekarang penangung jawab IO nya?" tanya Andaru. "Dia masih menunggu anak buahnya menjemput dua pelayan itu. Salah satu pelayan mengenali orang yang menyekap dan mengambil pakaian juga name tagnya," jawab Zachary lalu menepuk pundak Andaru. "Tenanglah,, kita pasti bisa menemukan keberadaan Aisyah," "Jika istrimu yang diculik apa kamu akan tenang?" tanya Andaru dengan nada meninggi dan tatapan tajam. "Jangan menasehatiku, cukup lakukan tugasmu!" Zachary mendengus
Read more
Kepanikan Raisa dan Meysa.
Di sebuah gudang kosong, nampak seorang wanita cantik terduduk diatas kursi kayu dengan tangan terikat dan tubuh terikat kuat ke belakang sandaran kursi. Di depannya dua orang wanita sedang menyesap minumannya sambil bersantai di atas sofa empuk yang nyaman. "Kasihan sekali,,, baru juga jadi ratu sehari sekarang jadi tawanan,," ejek salah satu wanita lalu di sambut tawa yang lain. "Bukankah sudah aku peringkat, jauhi Andaru! Seharusnya kamu menikah kembali dengan Arka, dan melupakan Andaru. Maka hidupmu tidak akan menderita seperti sekarang ini," ujar Meysa setelah berhenti tertawa. Dua wanita itu adalah Meysa dan Raisa. Mereka berdua nampak sangat senang bisa melihat penderitaan wanita yang sedang terikat tak berdaya di depannya itu. Baik Meysa ataupun Raisa, mereka berdua menganggap Aisyah adalah benalu dalam hidupnya. "Bagaimana kalau kita bermain-main lagi." Raisa tersenyum lantas bangkit dan berjalan kearah Aisyah. "Aduh.... pipimu masih sangat memerah. Pasti sangat sakitnya
Read more
Akhirnya kamu datang,
"Kalau begitu kita bunuh saja Aisyah. Setidaknya kita bisa menyakiti Andaru meski akhirnya kita masuk penjara," ucap Meysa memberi usul. "Tapi Andaru akan merasakan rasa sakit yang teramat dalam karena kehilangan istrinya.""Jangan gila, " teriak Kelvin. "Jangan membuat Andaru benar-benar menghancurkan hidup kita, " "Dia benar Sya, jangan membuat masalah lagi! Aku tidak mau semua keluargaku jatuh miskin. Aku juga tidak bercita-cita tinggal di penjara seumur hidup." Raisa menimpali. Meysa tersenyum sinis, " pengecut," ejeknya pada dua orang yang nampak panik dan ketakutan. "Biar aku saja yang membunuh Aisyah. Dan menjadikan kalian sebagai tersangka." Meysa mengeluarkannya sesuatu dari dalam tasnya. "Matilah dengan tenang jalang sialan," desisnya sambil mengarahkan pistol kearah Aisyah. "Apa yang mau kamu lakukan Sya?" Raisa semakin panik begitupun dengan Kelvin. Aisyah sendiri tak kalah terkejut, wajahnya memucat dengan tatapan penuh rasa takut. Kali ini wanita yang selalu terlih
Read more
Jangan menyimpan sesuatu yang tak seharusnya di simpan.
Setelah tertidur beberapa jam, Aisyah mulai membuka matanya. Melihat ke sekelilingnya lalu menghela nafas lega. 'Alhamdulillah,,,' ucapnya dalam hati. Pandangannya terhenti ketika melihat punggung suaminya yang berdiri di depan pintu balkon yang terbuka. Pria itu menatap jauh ke depan. Mungkin sedang memikirkan sesuatu yang menjadi beban pikirannya. Memikirkan mantan kekasih sekaligus mantan sahabatnya, pikir Aisyah. Perlahan Aisyah bangun dan bersandar pada sandaran ranjang. Kembali wanita itu menghela nafas, pergelangan tangannya terasa nyeri bekas tali ikatan. Tak hanya itu pipinya juga terasa sakit saat ia berusaha membuka mulutnya. "Ahkk,,," Aisyah memegangi pipinya kesakitan. Sontak Andaru menoleh, "Ai,,, kamu sudah bangun?" tanyanya lalu berjalan mendekat. "Sakit? Sini biar aku lihat." Pria itu mendekat, melihat dengan teliti luka yang ada di wajah istrinya itu. Dengan lembut tangan Andaru menyentuh pipi Aisyah, "Tadi sudah aku beri salep dari dokter. Kelihatannya bengkak
Read more
Memulai untuk membalas dendam.
Melihat Aisyah yang sudah bisa tersenyum membuat hati Andaru merasa sedikit tenang. Meski istrinya itu masih tidak mau menceritakan apa yang sudah dilakukan oleh Meysa dan Raisa kepadanya Namun setidaknya kini wanita yang akrab di panggil Ai itu sudah bisa tertawa bersama ibu dan adiknya. Bukan tanpa alasan Aisyah memilih untuk tetap bungkam tentang kejadian penculikan yang dialaminya, itu dilakukannya semata karena tidak ingin Andaru lepas kendali setelah mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh mantan kekasihnya. Seburuk apapun mantan kekasih Andaru itu, tapi kenyataannya wanita itu dulunya adalah sahabat yang pernah menolong Andaru dimasa susahnya.Aisyah tahu, selama ini Andaru sangat menahan diri untuk tidak membalas perbuatan dua sahabatnya itu. Diam adalah pilihan yang tepat menurut Aisyah agar tidak memperkeruh hubungan mereka. "Aku keluar sebentar, kamu sama Ibu dulu." Andaru berjalan mendekati ranjang tempat istri dan mertuanya berbincang. Aisyah langsung mengarahkan tat
Read more
Menemani Opa belajar agama.
Sudah beberapa hari dan keadaan Aisyah sudah membaik seperti sediakala. Ayah dan ibunya serta adiknya sudah kembali ke Jakarta sejak kemari. Tinggal Aisyah yang masih menunggu masa cutinya selesai. Seperti sebelumnya kini Aisyah kembali pada rutinitasnya menjadi guru ngaji untuk kakek mertuanya. Tak hanya mengaji Aisyah juga sering memperlihatkan video-video kajian islami yang banyak bertebaran di media sosial. Seperti pagi ini, Aisyah bersama Anggada duduk di sofa ruang tengah sedang mengarahkan tatapannya pada layar televisi yang menampilkan video kajian dari salah satu ustadz yang memiliki gaya ceramahnya ringan dan sederhana. Aisyah sengaja mencarikan video dari ustadz yang identik dengan kemeja putih dan sarung. Wanita itu merasa ceramah ustadz ini sangat cocok untuk Anggada yang baru belajar agama, karena isi kajiannya tidak berat dan gaya bahasanya mudah di pahami. Anggada nampak serius, hatinya terasa tentram mendengarkan isi ceramahnya. Aisyah sendiri meski sudah sering m
Read more
Apa yang di tanama itulah yang di tuai.
Pagi ini keluarga pradipta di kagetkan dengan kedatangan seorang wanita yang membuat keributan di depan gerbang rumah mewah itu. Wanita itu berteriak-teriak karena satpam menghalanginya untuk masuk kedalam pekarangan rumah bak istana itu. "Andaru.... keluar kamu,,," teriaknya penuh amarah. "Belum puas kamu membuatku terbaring di ranjang rymah sakit selam satu minggu hah?" "Sebaiknya kamu pergi atau kami akan memanggil polisi." Salah satu security memberi peringatan sudah yang kesekian kalinya. "Katakan pada Tuan Muda kalian untuk keluar menemui aku!" bentak Wanita itu dengan membopong tangannya. "Dia harus bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan padaku!""Apa maksud Anda, nona Meysa?" Jago berjalan mendekat lalu bertolak pinggang. "Anda atau Tuan kami yang harus melapor ke polisi? Apakah kami harus memperkarakan tindakan Anda beberapa hari yang lalu." Sambungnya dengan tatapan remeh. "Aku tidak akan pergi sebelum Andaru keluar." Meysa bersikeras. Hatinya sudah di penuhi
Read more
Yang terjadi pada Zaskia, kekasih Kendra.
"Apa ini alamatnya?" tanya Anggada pada sopir begitu mereka sampai di depan sebuah rumah sederhana. "Benar Tuan. Ini alamat yang di berikan Tuan Andaru," jawab pria paruh baya yang sudah bertahun-tahun menjadi sopir keluarga Pradipta itu. Anggada mengamati rumah sederhana yang nampak sedikit usang di depannya. Pria itu menghela nafas berat dengan ekspresi muram. "Tenanglah Opa, kita datang untuk meminta maaf bukan mengajak perang," ucap Aisyah menenangkan setelah melihat wajah tegang dari kakek mertuanya. Anggada mengangguk lalu memberi perintah pada pengawalnya untuk membantunya turun. Perlahan Aisyah mendorong kursi roda Anggada. "Opa tunggu di sini," kata Aisyah berhenti mendorong lalu melangkah maju. Namun sebelum Aisyah mengetuk Jago meminta Aisyah untuk mundur dua langkah dan meminta izin agar dirinya saja yang mengetuk. "Untuk keamanan sebaiknya saya saja yang megetuk pintu."Tanpa menunggu lama Aisyah langsung mengangguk paham. Ia tak lupa dengan pesan suaminya yang mem
Read more
Dosa Anggada.
Hati Aisyah bergetar mendengar penuturan wanita di depannya itu. Jujur ia tak bisa membayangkan jika dirinya yang ada di posisi wanita yang saat ini menatapnya tajam. "Membisu? Setelah kamu berceramah panjang lebar sekarang kamu hanya bisa diam," cibir Wanita bernama Zarina itu. "Jangan memarahinya, akulah yang bersalah. Caci maki saja aku sesukamu." Anggada menyahut karena tidak rela cucu menantunya itu menjadi pelampiasan amarah Zarina. "Sepertinya kamu begitu menyanginya,,, apa wanita seperti dia yang menjadi menantu idaman keluarga Pradipta?" ujar wanita itu remeh. Aisyah menghela nafas panjang, sikap dan ucapan Zarina menunjukkan jika kebencian sudah mendarah daging dan menutup mata hati wanita paruh baya itu. Membutuhkan banyak kesabaran untuk bisa meruntuhkan kebencian yang sudah menggunung di hati wanita itu.Namun Aisyah tak mau mengalah dan pulang dengan tangan kosong. Tidak yakin Andaru akan memberikan izin lagi jika suami Aisyah itu mengetahui respon dari ibunya Zaskia
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status