Semua Bab Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku: Bab 161 - Bab 170
256 Bab
Bab 159
"Mas Agung yakin mau melamar kerja di kantor kita dulu? Bukannya kemarin-kemarin sudah ditolak?" Yuyun memberikan kemeja yang baru saja disetrika pada Agung. "Yaa, semoga saja kali ini Sera dan Tirta mau terima Aku. Jadi supir pun nggak apa-apa."Agung selesai berpakaian dan mematut dirinya di depan kaca yang berukuran setengah badan. "Kamu bantu doa, dong! Doa istri untuk suamimya itu manjur, loh." "Iyaaa, asal jangan lupa aja nanti beliin hape kalau sudah gajian." Yuyun mulai merayu Agung dengan melingkarkan kedua tangannya dipinggang suaminya. "Yun, Aku mau cari kerja, loh, ini. Kalau kamu peluk-peluk begini, bisa-bisa Aku nggak jadi pergi." Agung memutar tubuhnya hingga kini posisinya berhadapan dengan Yuyun. "Nanti malam, ya, Mas. Aku mau ...," bisik.Yuyun. Sejak pertengkaran masalah ponsel kemarin, hubungan mereka agak renggang. Aktifitas malam yang hampir tiap malam mereka lakukan, beberapa hari ini libur. Keduanya saling gengsi untuk memulai lebih dulu. "Ya, Aku juga m
Baca selengkapnya
Bab 160
"Mas Agung!" Melihat kedatangan suaminya, Yuyun bangkit berdiri. Ia tentunya paham jika Agung tidak suka dengan kedatangan Bowo. "Ini rumah kakakku. Untuk apa Kamu ke sini?" tanpa menghiraukan Yuyun, Agung langsung berbicara sembari menatap Bowo dengan nyalang. "Aku hanya ingin melihat keadaan Cika. Apa dia mendapatkan kehidupan yang layak di sini." Bowo menjawab dengan santainya. Pandangannya mengitari sekeliling rumah kontrakan Lastri yang memang sempit dan penuh sesak oleh barang sejak Agung tinggal di sana. "Apa Kamu bilang? Kehidupan layak? Kenapa baru sekarang Kamu memikirkannya? Kemana saja Kamu sebelum ini?" Agung bicara setengah berteriak. "Maaas, tahan, nanti didengar tetangga!" Yuyun mengusap punggung Agung, mencoba untuk menenangkan. "Apa maksudmu?" Bowo menyahut dengan melotot pada Agung. Yuyun gemetar melihat ketegangan kedua pria itu. Ia segera meraih Cika dan meembawa ke dalam dekapannya. "Kemana Kamu saat Yuyun dan Cika terlantar di jalan? Mereka kelaparan. Y
Baca selengkapnya
Bab 161
"Kita mendapatkan investor yang sepadan dengan Tuan Vincent." Diego menjatuhkan tubuhnya pada kursi yang ada di hadapan Pras. "Oh, ya? Siapa? Apa Aku kenal investor itu?" Wajah Pras seketika berbinar. Pria dengan jambang lebat itu penasaran dengan investor yang disebutkan Diego. Menurutnya, tidak akan mungkin ada orang yang menanamkan sahamnya begitu besar jika tidak ada kepercayaan pada perusahaannya. Ia menduga investor itu pasti seseorang yang telah mengenal baik tentang Tirta Group. "Pemilik PT. Callista. Mereka sudah lama tau tentang keberhasilan Tirra Group sebelumnya. Oleh karena itu, mereka yakin untuk menjadi investor di Tirta Group." Pras mengangguk-angguk mendengar penjelasan dari Diego. "Kapan Aku bisa bertemu dengan pemilik PT Callista itu? Aku dan Serani harus mengenal lebih dulu." "Secepatnya akan Aku atur. Menurutku, dengan masuknya investor ini Tirta group akan kembali normal. Penggabungan dengan PT.Gunawan corp tidak memberikan pengaruh yang berarti." Diego bic
Baca selengkapnya
Bab 162
"Yun, bangun! Siapin sarapan dan pakaian Aku!" Agung bergegas meraih handuk hendak menuju kamar mandi. "Pagi banget, sih, Maaas. Ini masih jam lima, loh!" Yuyun masih bermalas-malasan di kasur busa tipisnya. "Kamu ini gimana, sih? Aku ini mau kerja antar Giska sekolah. Giska itu masuknya jam setengah tujuh. Ayo, cepat buatkan Aku kopi!" Setelah melihat istrinya mulai bangkit, Agung segera keluar menuju kamar mandi yang hanya ada satu di rumah kontrakan itu. Sementara tiga anak Lastri juga sebentar lagi akan bangun untuk bersiap-siap ke sekolah. "Heh, tumben Kamu mandi pagi-pagi! Awas, jangan lama-lama! Anak-anakku juga mau mandi!" ketus Lastri yang sedang membuat sarapan di dapur. "Mbak Lastri masak apa? Sekalian dong buat Mas Agung!" Yuyun menghampiri Lastri sembari melihat ke sekliing dapur yang sudah berantakan. "Memangnya Agung mau kemana pagi-pagi?" tanya Lastri penasaran yang tadi belum sempat dijawab oleh Agung. Ia baru saja selesai memasak nasi goreng. "Hari ini Mas Agun
Baca selengkapnya
Bab 163
"Jangan lupa, malam ini pertemuan dengan calon investor kita. Aku sudah reservasi di sebuah restoran mewah." Diego memberi tahu Pras lewat ponselnya. "Baik. Kamu dan Corri harus datang sebelum waktunya," tegas Pras sebelum menutup ponselnya. "Sera, nanti malam kita ada dinner dengan calon investor. Kalau Kamu mau ikut, kita pulang lebih awal agar Kamu bisa istirahat dulu. "Sudahlah, Pras. Nggak usah berlebihan, deh! Aku ini nggak apa-apa. Hari ini Aku dan Corri sedang banyak pekerjaan. Dan, nanti malam Aku pasti ikut." "Nggak bisa!' Yang ada dalam perut Kamu itu adalah anakku. Jadi, Kamu harus nurut sama Aku!" Pras meraih pinggang Sera dan memutar tubuh istrinya itu hingga akhirnya mereka saling berhadapan. "Aku ibunya. Aku yang hamil. Aku tau kalau Kami berdua kuat." Wajah cantik.Sera semakin mendekat pada wajah Pras. Konsentrasi Pras seketika buyar saat pandangannya jatuh pada bibir berwarna nude yang bergerak-gerak menggemaskan tak jauh dari wajahnya. Tatapan redupnya membua
Baca selengkapnya
Bab 164
"Corri ..., tunggu!" Diego mempercepat langkahnya menyusul Corri. Tinggal sepuluh langkah lagi mereka akan tiba di meja yang mana ada Pras dan Sera di sana. Corri bernapas lega karena tamu mereka belum datang. Corri menoleh saat jemari kokoh Diego menggamit tangan kanannya. "Jangan protes. Kamu nggak mau, kan kita ribut di depan mereka?" bisik Diego dengan mendekatkan wajahnya ke telinga Corri. Corri tak menjawab, namun diam-diam ia berusaha untuk menarik tangannya dari genggaman pria di sebelahnya. Namun sia-sia, Pras dan Sera sudah menoleh ke arah mereka. "Nah, gitu, dong! Sekali-sekali akur di luar jam kerja, kan, bisa?" Sera tersenyum dengan tatapan menggoda pada pasangan yang baru saja tiba. "Akur apanya?" gerutu Corri sembari mendekat pada Sera. "Duduk sini!" Diego menarik sebuah kursi dan meminta Corri untuk duduk di sana. Corri terpaksa menurut demi mencegah perdebatan yang terjadi di depan Tirta Prasetya. Walau Pras adalah suami sahabatnya, tapi ia cukup segan pada p
Baca selengkapnya
Bab 165
"Cemburu sama Agung?" Pras tertawa sembari geleng-geleng kepala. "Kalau bukan cemburu, lalu apa?" Sera semakin kesal. "Entahlah. Aku cuma nggak mau Kamu dan Giska dekat lagi dengan Agung." "Prass, Aku nggak mungkim dekat dengan Agung. Aku tau batasanku sebagai istri Kamu. Sedangkan Giska itu anak kandungnya. Kita berdosa jika menjauhkan mereka. Ingat, Pras, jika Giska menikah kelak, hanya ayah kandungnya yang berhak menikahkan dia." Mendengar kata-,kata Sera barusan. Wajah Pras seketika berubah murung. "Ya. Hal itu tidak pernah terpikirkan olehku selama ini." Suara Pras semakin pelan. Pria itu terduduk di ranjang. "Papaaa ... Bundaaa ..., Giska berangkat dulu ...!"Pras seketika bangkit dan keluar dari kamar untuk menghampiri.Giska. Hal yang sama juga dilakukan Sera. "Ayo, Papa antar ke teras!" Pras menggandeng Giska menuju teras, sementara Sera menyusulnya dari belakang. Agung sudah berdiri disamping mobil hendak membukakan pintu untuk Giska. Pria itu mengangguk sopan pada P
Baca selengkapnya
Bab 166
"Agung sudah mulai betingkah. Apa Aku pecat saja dia? Ponsel di tangan Pras baru saja memutuskan panggilan. "Kamu kenapa marah-marah Pras? Ada apa dengan Agung? Apa Giska baik-baik aja?" Sera yang baru saja masuk ke ruangannya langsung panik melihat wajah suaminya merah padam. "Loly tadi menghubungiku. Info dari grup sekolah Giska, hari ini sekolah sudah dibubarkan sejak pukul sebelas. Seharusnya Giska sudah pulang sejak tadi. Loly mencoba menghubungi Agung tapi tidak diangkat.". "Astaga! Lalu sekarang Giskanya dimana?" Sera semakin panik, hingga ia merasa sulit untuk bernapas. "Ternyata Agung membawa Giska ke rumahnya. Aku sempat bicara dengan Giska." "Ah, syukurlah! Ya sudah biarkan saja, Pras. Mungkin Giska kangen sama Cika. Anaknya Yuyun." Pras malah semakin geram melihat Sera berubah tenang. Bahkan istrinya itu nampak mulai fokus pada laptopnya "Seharusnya Agung itu izin dulu sama Kita kalau mau bawa Giska. Aku tidak terima kalau dia melewati batas." Sera menoleh. Waja
Baca selengkapnya
Bab 167
Sera mengetuk pintu. Baru satu kali diketuk, pintu langsung terbuka. "Assalamualaikum ..." "Waalaikumsalam ..." "Silakan masuk, Sera. Pak Tirta!" Agung membuka pintu dengan lebar. "Bundaaa ...,Papa ...!"Giska yang tadi nampak sedang menggambar bersama Cika, langsung bangkit berdiri dan menghampiri Pras. "Sayang. Ayo kita pulang sekarang. Kasian Bunda belum makan." Pras mengusap lembut kepala Giska. "Duduklah dulu, Sera! Mbak masakin mau, ya?" Sera sempat tercengang mendengar ajakan Lastri. Karena dulu kakak iparnya itu sama sekali tidak pernah masak. "Tenang, Sera! Sekarang Mbakmu ini sudah bisa masak. Selama di penjara kami diajarin masak juga." Sera tersenyum," Tapi masaknya nggak pakai racun kan, Mbak?" sindirnya. Lastri spontan gelagapan mendengar sindiran Sera. Ia merasa malu, Karena dulu ia sudah dua memasukkan racun pada makanan dan minuman untuk Sera. Namun Tuhan masih menyelamatkan nyawa mantan adik iparnya itu. "Ya, Mbak. Kami mau makan di rumah saja. Ada Bik Sum d
Baca selengkapnya
Bab 168
"Ternyata anak Pak Hartawan itu wanita. Aku pikir laki-laki." Pandangan Sera masih tertuju pada wanita cantik dengan rambut sebahu yang berdiri di atas panggung. "Silakan Bu Elena untuk menerima simbol yang menandakan pangalihan perusahaan." Terdengar kembali suara MC. "Pras, namanya Elena." Sera masih bicara tanpa menoleh pada Pras yang ada di sebelahnya. " Para undangan yang berbahagia, saat ini PT Callista sedang bekerja sama dengan perusahaan Tirta group. Untuk itu, kami mohon perwakilan dari Tirta group untuk naik ke atas panggung!" "Hah? Apa?" Pras gelagapan mendengar nama perusahaannya disebut oleh MC. Sera terheran. Suaminya yang biasanya selalu percaya diri, entah kenapa malam ini terlihat pucat saat diminta naik ke atas panggung. "Pras, kamu dipanggil." " Kamu aja yang naik, Sera!" Sera bertambah heran dengan penolakan Pras. Karena penasaran, Sera terus memaksa Pras untuk naik. Apalagi MC berkali-kali memanggil namanya. Para undangan pun hampir semua menoleh kepad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
26
DMCA.com Protection Status