All Chapters of Bodyguard Kesayangan Nona Muda: Chapter 91 - Chapter 100
173 Chapters
No Compromise After This
“Aku mencintai Risty, Mas. Tapi aku milih diam karena sebenarnya dia udah punya kekasih.” “Cinta segitiga begitu kah maksudmu?” Kepalaku mengangguk dengan tetap terbaring di atas bantal dengan selang oksigen yang masih terpasang di kedua lubang hidungku. “Sejak kapan?” “Belum lama, Mas. Dan karena dia, perlahan-lahan aku bisa ngelupain Mbak Sasha.” Kepala Mas Kian mengangguk pelan. “Maafin aku, ya, Mas. Tapi aku janji, bakal hilangin rasa cintaku ke istrimu, Mas. Aku bakal jadi adik yang baik. Tapi, untuk ngelupain Mbak Sasha, aku harus mencintai perempuan lain.” Mas Kian hanya menatapku sambil mendengarkan semuanya. “Dan saat ini yang aku cintai itu Risty. Dia udah janji bakal bantu aku buat lupain Mbak Sasha dan bantu mentalku kembali sehat.” “Cinta diam-diam itu nggak enak, Do. Yang kalah tetap kamu.” “Aku nggak punya pilihan, Mas. Satu sisi aku harus segera lupain Mbak Sasha, tapi Risty sendiri udah punya pacar.” “Mas rasa itu bukan solusi terbaik untuk ngilangin perasa
Read more
Aku Mencintai Risty, Mas!
Sesuai kesepakatan, setelah aku keluar dari rumah sakit, Mas Kian akan menjaga dan merawatku di masa cuti kerja yang telah diambil. Kami memutuskan untuk menempati apartemen Kak Alfonso sampai mendapat titik terang dimana keberadaan Risty. Sengaja aku tidak dirawat di rumah Mas Kian demi menjauhkan aku dari Mbak Sasha, istri Mas Kian yang masih kucintai itu. Hari demi hari, aku tidak henti-hentinya memikirkan Risty. Kadang tengah malam aku terjaga karena berimpi tentang dirinya. Selalu mimpi buruk dengan dia berteriak meminta tolong. Tapi aku tidak bisa berbuat apapun untuk menyelamatkannya. Ragaku masih belum pulih, apalagi luka bekas jahitan di kepalaku belum kering seutuhnya. Alhasil, aku lebih banyak mengurung diri di kamar dengan pandangan kosong. "Risty pasti baik-baik aja." Kedatangan Mas Kian membuatku sedikit terkejut karena asyik melamun. Ia membawa segelas air putih dan obat yang harus rajin kukonsumsi agar lukaku cepat mengering. "Hari ini Dokter Raphael mau datan
Read more
Domba Itu Lucu, Tapi Dia Juga Berbahaya
"Hati-hati. Gue udah hubungi mata-mata gue disana kalau lo bakal gabung nyari Risty," Kak Alfonso berucap sambil menepuk pundakku. Kini aku, Kak Alfonso, dan Mas Kian tengah berada di bandara. Mereka berdua mengantar kepergianku menuju Bali untuk mencari keberadaan Risty. Kak Alfonso hanya tahu jika aku berangkat ke Bali untuk menjalankan tugasku sebagai bodyguard Risty. Namun tidak dengan Mas Kian yang tahu lebih dari sekedar itu. Dia tahu aku mencintai Risty demi melupakan cintaku untuk istrinya. "Jaga diri baik-baik. Hubungi Mas kalau kamu udah nggak sanggup," Mas Kian berucap. Akhirnya dia bersedia melepasku yang terus memaksa untuk diizinkan pergi ke Bali demi mencari Risty. "Aku bakal pulang sama Risty. Doakan aku bisa nemuin dia, Mas." Mas Kian lalu memeluk dan menepuk punggungku. Aku tahu ini akan menjadi perpisahan pertama kami selama hidup bersama. Mas Kian harus tega melepaskanku dan aku harus memaksa diri ini untuk menjauh darinya dan istrinya. Aku melambaikan tang
Read more
Bertahan, Ris!
Aku tidak sebodoh itu memberikan alamat tinggalku di Bali pada Mamanya Risty. Berjaga-jaga, siapa tahu beliau juga memiliki andil bersama Ziany untuk menculik Risty. Namun kata hatiku berkata jika beliau tidak mungkin berada di balik Ziany. Setidak cintanya beliau pada mendiang Papanya Risty, tapi Risty tetaplah putri yang lahir dari rahimnya. Dan bukankah itu cukup memunculkan ikatan batin diantara keduanya? "Apa kamu sudah menunggu lama?" Aku langsung bangkit dari duduk lalu berdiri di hadapannya sambil sedikit membuungkukkan badan sebagai tanda hormat. "Setengah jam, Nyonya." "Boleh aku duduk?" "Silahkan, Nyonya." Wanita dewasa yang masih cantik ini memiliki mata dan bibir yang indah, persis seperti Risty. Dan itu membuatku makin merindukan dirinya. "Langsung aja, apa yang sudah kamu ketahui?" "Maaf, Nyonya. Apa yang sudah saya ketahui hanya akan menjadi rahasia saya. Disini, saya meminta bantuan anda untuk membantu saya menemukan Risty." "Kamu takut aku mencuri informas
Read more
Apa Mereka Menikmati Tubuh Risty?
Melalui jalanan terjal, tinggi, dan berkelok kami tidak patah arang menuju lokasi tempat Risty berada. Kami berhenti agak jauh dari titik target untuk kembali merancang strategi dadakan namun harus tersusun dengan tepat. Tim baru yang beranggotan sepuluh orang bertubuh tegap layaknya angkatan bersenjata itu membuat rencana dengan menugaskan dua anggotanya untuk berpura-pura datang sebagai orang gila. Mereka berdua sudah bersiap dengan pakaian dan atribut yang mendukung. Ramut berantakan dan wajah hitam diberi serbuk arang yang dihaluskan. Kentara sekali jika mereka sering dituntut untuk profesional dalam pekerjaan ini. Empat orang lainnya bertugas mengawasi dari beberapa titik menggunakan senjata api masing-masing. Sedang aku dan keempat personil yang lain bertugas pada inti pergerakan apabila terjadi baku hantam. Dan kelima mata-mata akan berjaga di mobil dan terus mengecek pergerakan para komplotan manakala ada yang melarikan diri. "Siap!!!" Kami segera kembali ke mobil mas
Read more
Kenapa Kamu Datangnya Lama?
Yang ada dihadapanku bukanlah Risty, melainkan perempuan yang tidak kukenal tengah meringkuk sendiri dengan kaki diikat ke rantai yang tertanam di dinding. Naluriku berbisik, meski itu bukan Risty setidaknya aku harus membantu perempuan itu melepaskan diri. Aku meraih tubuhnya yang lemas hingga dia membuka mata. Apa dia tidak pernah diberi makan atau minum hingga raganya selemah ini? Bau tubuhnya juga menyengat sekali. “To … long,” ucapnya lirih. Aku keluar dari kamar itu untuk mencari kunci borgol di kakinya. Tim sedang sibuk melumpuhkan dan mengikat kaki serta tangan para komplotan itu. Lalu pandanganku jatuh pada kumpulan kunci yang tergantung di dinding dekat kamar sebelah lalu aku memasukkan kunci itu satu demi satu hingga gembok rantai kakinya terbuka. Ketika aku akan menggendongnya keluar, perempuan itu berbisik. “Ada yang lain.” “Apa maksudnya?” “Di bawah,” tangannya menunjuk ke bawah lantai. “Ruang bawah tanah?” Kepalanya mengangguk. “Apa dia juga seorang perempua
Read more
Ingin Sekali Mendekapnya
"Apa para komplotan itu memiliki keluarga inti?" tanya Kak Alfonso sambil menatap kelima komplotan yang sudah diikat rapat. "Tidak, Bos. Mereka benar-benar manusia buangan dan keluarganya sudah tidak peduli." "Bawa mereka pergi dari Bali. Bila perlu bawa ke daerah yang terpencil di bagian timur." Usai memberi perintah demikian pada tim yang melumpuhkan komplotan itu, Kak Alfonso berlalu ke dalam mobil dengan aku mengikutinya dari belakang. Lalu aku membuka pintu bagian belakang dan duduk di sebelahnya. Sopir melajukan mobil ini menuju rumah sakit tempat Risty dirawat. Aku sudah tidak sabar ingin melihat perkembangannya usai mendaat pertolongan pertama. "Makasih, Kak Al. Udah nyewa tim terbaik untuk nemuin Risty," ucapku tulus. "Dia itu sepupu gue yang paling kasihan, Do. Sejak Papanya meninggal, Risty benar-benar berusaha mandiri. Dia mau nunjukin ke keluarga besar kami, terutama nenek dan nyokapnya," ucap Kak Alfonso sambil menatap keluar jendela mobil. Lelaki berperawakan p
Read more
Aku Akan Selalu Ada Untukmu
"Gue tinggal bentar ya, Do. Tolong jagain Risty," ucap Kak Alfonso. Kepalaku mengangguk lalu memilih duduk di kursi yang ada di samping kiri ranjang pesakitan Risty. Kutatap wajah lelapnya yang tirus dengan sedikit luka memar yang membekas dan selang oksigen yang masih terpasang di kedua lubang hidungnya. Rambut indahnya yang dulu sering bergoyang kesana kemari saat ia sedang berjalan atau diterpa angin, kini berubah pendek sekali. Hanya sampai di bawah daun telinganya saja. Tubuhnya terlihat lebih kurus dan pergelangan kakinya membekas luka yang hanya melihatnya saja membuat mataku sakit. Belum lagi lengan tangannya terdapat bekas luka disulut rokok panas hingga melepuh. Malangnya Risty. Lalu tanganku bergerak membetulkan selimut nyaman berwarna ungu itu hingga sebatas lehernya kemudian duduk di sebelahnya kembali. Kuberanikan diri mengambil tangan kirinya yang tidak terpasang jarum infus lalu kukecup lama dengan penuh perasaan. Ya, perasaan rindu, cinta, dan banyak lagi. Intin
Read more
Itu Benar-Benar Menyiksa!
Sudah dua hari Mas Kian di Bali untuk menemaniku dan Kak Alfonso menjaga Risty. Untuk kuliah kami, Kak Alfonso sudah memerintahkan tangan kanannya agar aku dan Risty tetap lulus semester ini meski tidak hadir dalam perkuliahan. Apalagi jika bukan uang yang berkuasa. "Do, jaga diri baik-baik. Mas balik dulu," pamit Mas Kian. "Ya, Mas. Aku pasti akan jaga diri." "Hubungi Mas kalau ada apa-apa." Lalu Mas Kian menghampiri Risty yang sudah diperbolehkan dokter untuk belajar duduk dan berjalan di dalam kamar rawatnya. Meski tubuhnya masih belum sepenuhnya sehat. "Makasih udah jenguk dan jagain aku, Mas," ucap Risty. "Cepat sembuh." Dan siang itu, Mas Kian benar-benar meninggalkan rumah sakit tempat Risty dirawat. Sedang Kak Alfonso sudah berpamitan lebih dulu pada Risty karena dia tidak bisa meninggalkan posisinya sebagai wakil CEO. Akhirnya, hanya kami berdua di ruang rawat inap ini. Sesuai janjiku pada Kak Alfonso dan diri sendiri, bahwa aku akan ada untuk Risty. "Gue bosen c
Read more
Risty Lebih Mempercayai Saya Untuk Menjaganya
"Mama bawain makanan kesukaanmu, Ris." "Aku nggak punya makanan favorit. Jadi nggak usah repot-repot bawain." Akibat ucapan Risty itu, mamanya berubah ekspresi. Beliau menghela nafas pendek dengan wajah sendu. "Oh ya, hari ini sampai kamu pulang dari rumah sakit, nanti biar Mama yang jagain. Biar Rado pulang." Mendengar ucapan itu, Risty meliriknya tajam. "Mending Rado yang jagain aku dari pada anda yang nemenin. Bukannya aku makin sehat, yang ada aku makin sa-kit!" Kemudian Risty terbatuk-batuk dan membetulkan sendiri selang oksigen di hidungnya. "Mama mau nemenin kamu, Ris. Ayo kita berbaikan dan membangun keluarga yang bahagia." Mata Risty kembali menatap nyalang wanita yang melahirkannya ke dunia. "Keluargaku udah mati! Anda yang bikin Papa meninggal! Untuk apa sekarang anda bilang mau bikin keluarga bahagia! Apa anda lupa kalau Papa nggak mungkin bisa hidup lagi, heh?!" "Mending anda pergi! Pergi!" "Urus aja suami baru anda itu dan anak kesayangan anda dari hasil pers
Read more
PREV
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status