All Chapters of Bodyguard Kesayangan Nona Muda: Chapter 101 - Chapter 110
173 Chapters
Bisa Tinggalin Kami Berdua?
“Lo tadi habis nelfon siapa, Ris?” tanyaku ketika baru masuk kamar rawat Risty. Bukannya menjawab, Risty justru langsung meletakkan ponselku di atas nakas lalu merebahkan tubuh dengan posisi miring kemudian memejamkan mata. Melihat selang infusnya tertekuk, aku melangkah mendekat untuk membetulkan posisinya. Namun Risty segera menepis tanganku dengan memberi lirikan tajam. “Gue bisa sendiri!” gumamnya tegas. Sesakit ini ketika kehadiranku masih tidak dianggap oleh Risty. Sesakit ini ketika perjuanganku untuknya berakhir diacuhkan. Ya Tuhan, kenapa Engkau mengizinkan hatiku mencintai perempuan yang tidak mungkin bisa kudapatkan? *** Seharian ini Risty menunjukkan aura dingin padaku dan Mamanya. Alasannya sederhana, dia marah karena kami bersekongkol menyembunyikan siapa dalang dibalik penculikannya. Aku hanya terlalu sayang dengan kesehatannya jika mengatakan siapa dalangnya saat ia masih dalam tahap pemulihan. Sedang Mamanya terlalu sayang jika suami keduanya itu harus dimusuhi
Read more
Sepasang Remaja Yang Dimabuk Cinta
"Halo, Do?" "Halo, Mas." Aku sedang menghubungi Mas Kian dengan duduk santai di taman rumah sakit sambil melapangkan hati. "Gimana kabar Risty?" tanyanya melalui sambungan telfon. "Baik, Mas." "Kamu kenapa? Kok jawabnya singkat-singkat?" Mas Kian sangat hafal dan tahu sekali tentang diri ini jika sedang tidak baik-baik saja. Maklum, sejak masih kecil, dia selalu bersamaku hingga diri ini beranjak dewasa. "Aku ... " Mengakui masalah asmaraku pada Mas Kian rasanya begitu sulit karena terlalu malu. Aku terbiasa mengatakan semua masalahku padanya tapi tidak dengan masalah hatiku. “Rado, kalau kamu ada masalah, mending bilang Mas. Itu lebih baik dari pada kamu pendam sendiri. Mas nggak mau kamu salah langkah lagi kayak dulu.” Ya, salah langkah mencintai istrinya dan berujung kami menjadi tidak akur. Namun aku masih beruntung karena Mas Kian masih mau memberikan maafnya untuk kesalahan fatalku itu. Setelah menghela nafas panjang dengan sarat akan maksud, aku berpikir jika tida
Read more
Bahagia Di Atas Perasaanku Yang Tak Berbalas
Ini kali pertama aku duduk berdua dengan Richard demi membahas seorang Risty. Ya, gadis itu sama-sama kami cintai tapi Richard dan Risty tidak tahu jika aku memendam rasa cinta ini seorang diri. Ah ... biarlah. "Risty udah cerita semuanya, Do," ucap Richard lebih dulu setelah kopi pesanan kami tersaji. Sengaja kami berbicara di salah satu kafe yang ada di kantin rumah sakit ini. Karena tadi yang memergokiku masuk ke dalam kamar rawat Risty adalah Richard. Sedang Risty tetap terlelap karena satu jam sebelumnya, baru saja mendapat suntikan obat. Kepalaku mendongak perlahan dengan memasang mata dan alis serius. "Cerita apaan?" "Cerita tentang hubungan dia dan lo. Awalnya gue pikir lo sama dia emang bener pernah pacaran, tapi ternyata gue salah. Andai Risty nggak bilang sendiri kalau lo adalah bodyguardnya, mungkin selamanya gue bakal nganggap lo sebagai rival gue." Tanpa Richard sadari, sebenarnya dia adalah rivalku. "Risty juga udah bilang segalanya kenapa sampai ngakuin lo s
Read more
Gue Ditampar! Dipukul! Dicambuk!
Sepanjang perjalanan udara kembali ke Jakarta, Risty terlihat duduk berdua bersama Richard. Sedang aku lebih banyak bersama Kak Alfonso dan Mamanya Risty. Rupanya Risty sedang membuat perang dingin karena kami sepakat tidak akan memberi tahu dulu siapa dalang dibalik penculikannya. Tak apa, jika nanti Risty mengerti mengapa aku sengaja mengulur waktu demi kesehatannya, dia pasti akan berterima kasih. “Rado, lebih baik kamu aja yang bilang semuanya ke Risty.” Kepalaku menoleh ke samping kiri tempat beliau duduk. “Apa Nyonya tidak mencoba mengatakannya lebih dulu?” Kepalanya menggeleng, “Hanya akan ada pertengkaran saja. Setelah ini, aku akan menebus itu semua perlahan-lahan dengan memberi Risty perhatian penuh.” Hubungan Risty dan Mamanya rupanya tidak kunjung membaik dan lagi-lagi aku yang harus menjadi perantara. Padahal Risty juga sedang marah padaku. Setibanya di bandara, Risty lebih memilih acuh padaku. Dan sebagai bodyguardnya, dengan sigap kubawa tas berisi pakaiannya. Sed
Read more
Ketika Mahkotanya Direnggut Paksa
Aku menunggu kelanjutan ucapan Risty dengan jantung berdebar. Semoga saja, apa yang akan dia ucapkan bukan satu hal yang selama ini kutakutkan. “Dan apa, Ris?” tanyaku dengan raut wajah menelisik. Dia memandangku dengan sorot kesal, marah, dan terluka. Lalu ditelannya saliva yang terasa memenuhi kerongkongan untuk mengutarakan apa yang ingin dikatakan. “Dan … gue diperkosa, Rado.” *** Aku tidak bisa menunggu nanti. Aku ingin sekarang juga bertemu Kak Alfonso! Siang itu, setelah Risty mengatakan segalanya, tentang dirinya yang diperkosa oleh preman-preman yang disewa papa tirinya dan Ziany, aku tidak bisa membuka mata dengan tenang. Meski cintaku padanya hanya akan menjadi cinta bertepuk sebelah tangan, tapi aku tidak bisa membiarkan Risty menanggung kesedihannya sendiri. Dan sore yang hampir menjelang maghrib, aku bertandang ke rumah Kak Alfonso tanpa sepengetahuan Risty. Aku hanya berpesan padanya untuk di apartemen saja, karena akan keluar sebentar. Dan mengingatkan dia agar t
Read more
Sekarang, Cintamu Buat Siapa?
Setelah menyuapi Risty dan menemaninya menonton televisi yang tidak membuat senyumnya kembali seperti sedia kala, aku tetap menjaganya hingga dia mengantuk. Obat anti depresanku sudah bekerja dengan baik hingga dia ingin terlelap. Aku mengantar Risty menuju kamarnya lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan menyesuaikan suhu pendingin ruangan. Namun baru saja aku berbalik badan setelah meletakkan remote AC, pergelangan tanganku tiba-tiba digenggam kuat oleh Risty. “Jangan kemana-mana, Do. Gue takut kalau ada yang tiba-tiba masuk ke apartemen lalu nyulik gue lagi,” pintanya dengan ekspresi memohon. Wajar jika Risty mengalami trauma sebesar ini. “Oke, gue ambil selimut dulu buat alas.” Dan sudah sewajarnya aku sebagai bodyguard menjaganya sepenuh waktu dan ... hati. Setelah menggelar selimut di lantai dan menata bantal serta guling, aku merebahkan diri disana. Agak sedikit dingin sebenarnya tidur di bawah seperti ini. Lalu Risty memilih tidur di sisi ranjang yang berdekatan
Read more
Anda Orang Tua Yang Payah!
“Saya tidak bisa lama-lama, Nyonya,” ucapku setelah duduk di kursi salah satu kafe yang tidak jauh dari rumah sakit. Aku meninggalkan Risty di rumah sakit untuk melakukan konseling dengan Kak Rafa. Sedang aku diam-diam memenuhi undangan Mamanya Risty untuk bertemu. Pikirku ini akan menjadi informasi yang penting terkait ulah suaminya yang begitu tega pada Risty. “Kenapa?” “Saya meninggalkan Risty yang sedang melakukan konseling dengan seorang psikiater. Mungkin waktu saya tidak sampai tiga puluh menit. Saya tidak mau ketika Risty keluar dari ruangan psikiater, saya tidak ada di hadapannya.” Wanita paruh baya yang masih cantik itu menghela nafas panjang lalu mengulum bibirnya. Tatapannya juga tidak sesombong biasanya. “Terima kasih udah menjaga Risty. Cuma kamu bodyguard sekaligus sahabat terbaik Risty. Aku mengaku kalah darimu, Rado.” “Apa yang ingin Nyonya sampaikan?” tanyaku to the point. “Alfonso udah cerita segalanya. Termasuk pemerkosaan yang dialami Risty.” “Lalu, langka
Read more
Bermesraan Dihadapanku
"Gue nggak bisa membalas perbuatan papa tirinya Risty kalau nyokapnya masih melindungi, Kai. Gue nggak punya kekuatan sebesar itu untuk melawan keluarga Risty yang bukan orang biasa." Kaika menghela nafas panjang sarat kegeraman. "Kok bisa sih, nyokapnya nggak ada empati sama Risty, Do? Lebih percaya sama suami pembohongnya itu?" *** Usai makan siang bersama, kami bertiga melanjutkan aktivitas dengan menonton film. Tujuannya untuk membuat Risty bahagia. Mengingat Richard, kekasihnya, juga sedang sibuk dengan urusannya. Dan sudah menjadi tugasku untuk menemani Risty. Bukan film action atau bertema pembunuhan yang kami tonton, tapi lebih ke film bergenre komedi. Dan di kesempatan itu, Risty akhirnya tersenyum senang melihat adegan film yang diputar di layar lebar. Aku pun mengulum senyum tipis melihatnya kembali bahagia. Setidaknya, jika papa tirinya tidak mendapat pelajaran yang setimpal, aku bisa membuat Risty kembali normal dan tegar menghadapi masa depannya. Agar dia tidak
Read more
Aku Sudah Membuat Keputusan
Ketika Risty telah pergi bersama kekasihnya, Richard, aku meminjam mobilnya untuk pergi ke gelanggang bela diri. Tempat yang dulu kerap kukunjungi untuk mengasah kemampuan fisik. Maklum, hampir dua bulan lamanya aku tidak berlatih olah fisik disana sejak Risty diculik. Kurasa, malam ini adalah waktu terbaik untuk melepas segala kepenatan di dalam otak dengan membasahi raga dengan peluh. Setidaknya, aku memiliki satu prestasi membanggakan yang bisa kugunakan untuk menutupi kekurangan mental dan akademikku. Samsak yang menjulang terus menjadi sasaran tinjuku berkali-kali hingga tetes demi tetes peluh membasahi wajah. Kuandaikan samsak ini adalah masalah yang ada dihadapan dan harus kuhabisi. Tendangan tangan dan kakiku membuat samsak itu bergerak ke kanan dan kiri. Hingga gerakannya ditahan oleh seorang lelaki yang tidak kukenal. Dia mengajakku untuk adu kemampuan bela diri sekaligus berlatih bersama. Usai saling memberi salam hormat, kami saling mengambil kuda-kuda dan dia mulai me
Read more
Hanya Richard Yang Mau Sama Gue
"Gue bakal bilang ke nenek tentang ulah papa tiri dan Ziany. Gue mau mereka dapat batunya dari nenek," ucap Risty. Lega rasanya begitu tahu keputusan apa yang akan diambil Risty. Pikirku, dia akan mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan kami sebagai majikan dan bodyguard karena ia sudah kembali menjadi kekasih Richard. Jika Risty memutuskan hubungan kontrak kerja sama ini terlalu cepat, aku tidak bisa menerima karena setidaknya aku harus berjuang dulu untuk mendapatkannya. Bukan kalah sebelum bertarung. "Gue kira apa." "Menurut lo, apa keputusan gue udah bener, Do?" tanyanya dengan posisi berjarak dariku. Kepalaku mengangguk tegas, "Lo harus bikin papa tiri lo dan Ziany dapat konsekuensinya, Ris." "Dan cuma nenek yang mereka takuti." "Kenapa bisa begitu?" "Karena semua warisan masih ada di tangan nenek. Mereka nggak akan berani berkutik kalau nenek udah bertitah." "Tinggal nenek lo aja. Apa beliau udah dapat bisikan dari papa tiri lo atau belum." Risty menghela nafas
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status