All Chapters of Istri yang Kabur di Malam Pertama: Chapter 161 - Chapter 170
183 Chapters
Bab 116 Besan Mau Datang
Bab 116 Besan mau datangMalam telah larut, Gita masih bercengkerama dengan Ardi. Mereka mengulang cerita semasa mudanya. Keduanya berbaring di ranjang penuh cinta yang menjadi saksi setiap malam yang mereka lewati."Pa, masih ingat awal-awal kita menikah?" tanya Gita malu-malu."Ya, mama kabur kan di malam pertama?" balas Ardi sambil menoel hidung Gita."Ish, itu kan karena mama salah mengira. Mama pikir menikah sapa abinya papa.""Abi tuh setia sama umi, Ma. Nggak mungkin lah mau sama gadis ingusan seperti mama."Keduanya terbahak mengenang masa itu."Sekarang kita kelihatan tua ya, Pa," ungkap Gita."Eh siapa yang tua? Papa masih kuat lho, mau berapa ronde," balas Ardi justru mendapat cubitan di pinggangnya. Ia pun mengaduh."Apa sih, Pa?""Mama, mau berapa ronde? Papa siap melayani." Ardi semakin tergelak melihat wajah Gita yang merah merona. Usia mereka memang terpaut jauh waktu menikah dulu. Gita kini usianya kepala empat, sedangkan Ardi sudah lewat setengah abad."Kita benar-ben
Read more
Bab 117 Kejutan
Bab 117 KejutanSeminggu berlalu...Di kamarnya, Rahma masih bergelung dengan selimut. Sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya. Napas pun terasa menerpa tengkuknya. Ia dalam posisi memunggungi sang suami. Seulas senyum tak pernah lupa terbit di bibirnya. Sebab malaikat kecil yang bersemayam di rahimnya."Sayang, lagi apa Sakha junior? Bolehkah aku menengoknya?" bujuk Sakha. Tubuh Rahma meremang. Ia jelas tidak bisa menolak keinginan suaminya. Sejak tahu dirinya hamil, Rahma selalu merasa was-was dengan kandungannya. Ia bahkan belum berani melakukan ibadah dengan suaminya meski laki-laki itu melancarkan bujuk rayu."Mas benar nggak tahan ya?" Rahma membalik posisinya. Ia tidak tega melihat suaminya harus menahan kebutuhan biologis itu. Namun, kondisi psikis Rahma tidak terduga. Ia justru menjadi protektif dengan kehamilannya. Ada ketakutan kalau melakukan hubungan suami istri akan membuat bayinya kenapa-napa, bahkan keguguran seperti kehamilan pertama."Ayolah, Sayang. Ayahnya ka
Read more
Bab 118 Dua kabar
Bab 118 Dua Kabar"Siapa ini, Rahma?""Hmm, anak angkat Rahma, Ma, Pa.""Oh ya?""Eh, tunggu. Kenapa Mama pucat sekali?"Deg,"Mama sakit atau kecapekan?" "Nggak papa, Sayang. Mamamu kelelahan perjalanan." Revan berusaha menenangkan putrinya. Setelahnya ketiga orang beda generasi itu saling berpelukan dengan Aira di gendongan Rahma."Ini siapa namanya?" tanya Melia."Aira, Ma. Sayang cium oma nih. Oma Melia namanya.""Aira beneran anak angkatmu? Sejak kapan?"Melia mengernyitkan kening heran."Masuk dulu, Ma, Pa. Ceritanya panjang.""Wah selamat datang besan dari seberang!" seru Ardi diikuti Gita yang berjalan masih sibuk mengenakan jilbab instannya."Gimana kabarnya Mbak?" tanya Gita sambil memberi pelukan pada Melia."Alhamdulillah beginilah. Senang bisa berkumpul lagi di sini sambil melihat putriku yang sumringah sejak tadi," balas Melia."Iya tuh. Kita mau dapat cucu lagi, Mbak.""Oh ya?""Iya, Ma. Alhamdulillah Rahma hamil anak Mas Sakha. Doain ya, Ma. Semoga Rahma bisa kuat men
Read more
Bab 119 Izin LDR
Bab 119 Izin LDR"Kalau kamu mengizinkan biar Sakha yang ke sana gimana, Ar?" tanya Revan."Coba aku sampaikan Sakha dulu ya."Beberapa menit berlalu, Sakha sudah rapi dengan kemeja navy dipadu celana denim. Mendapat panggilan papanya untuk ke ruang kerja, Sakha pun gegas melangkah ke ruang itu."Ada apa, Pa?" "Duduk dulu, Sayang." Seperti biasa panggilan Gita begitu hangat untuk putra-putranya."Maafkan ayah, Sakha. Kedatangan ayah dan bunda Melia kemari untuk ihtiar berobat. Ayah harus ninggalin kewajiban di sana. Kalau Sakha bantu sementara menghandel pekerjaan di sana apa bisa?"Sakha sedikit terkejut mendengar mertuanya sakit. Namun, ia tidak boleh menunjukkan kesedihan. Sudah seharusnya dia memberikan dukungan dan semangat. "Hmm, sebenarnya Sakha masih menghandel yang di Sukabumi tapi Arga juga bisa diandalkan kok. Sakha Insya Allah bisa menggantikan ayah sementara.""Alhamdulillah," ucap kompak kedua pasang orang tua di ruang kerja itu."Kondisi bunda gimana? Apa Rahma tahu ka
Read more
Bab 120 Rela
Bab 120 Rela"Sayang, jangan bersedih! Kalau kamu tidak mengizinkan, aku juga tidak berangkat." Sakha merasa bersalah. Sejatinya ia berat meninggalkan Rahma istri yang mulai membuatnya tergila-gila."Mas, aku....""Rahma.""Hmm, aku percaya sama Allah Mas. Ini mungkin yang terbaik bagi keluarga kita. Papa mamaku bisa menemaniku melewati kehamilan. Di sisi lain Mas harus bertugas ke luar Jawa. Aku nggak apa-apa, Mas. Aku rela, kok.""Jadi, kamu izinkan aku, Sayang?"Rahma mengangguk seraya memeluk kembali suaminya."Lalu kapan berangkatnya, Mas?" Rahma mengurai pelukannya. Tatapannya mengarah pada wajah suaminya yang terlihat menyimpan sesuatu."Aku selesaikan kerjaan di kantor sini dulu supaya Arga bisa menangani pekerjaan yang ada di cabang Sukabumi.""Kalau butuh tenaga teknis, biar Ana yang bantu, Mas. Dia bisa diandalkan asal diarahkan.""Nggak, Sayang. Biar Arga saja. Ana fokus membantu bisnis kamu. Ingat kata Sherly, kamu nggak boleh kecapekan." Sakha mencubit hidung istrinya yan
Read more
Bab 121 Berangkat
Bab 121 BerangkatHari keberangkatan Sakha ke Padang Sumatera Barat tiba. Sakha akan mengambil penerbangan terakhir yakni jam 19. Menjelang Zuhur, ia berangkat bersama asisten Ardi menuju bandara Sukarno Hatta di Tangerang. Demi menghindari kemacetan, ia akan berangkat lebih awal menggunakan taksi."Mas Sakha jangan lupa makan, jaga kesehatan dan juga ibadahnya." Rahma masih memeluk erat sang suami yang bersiap pamitan."Iya, Sayang. Nanti sampai sana aku langsung hubungi ya. Aku pasti akan merindukanmu.""Trus gimana kalau rindu?"."Tenang saja, aku sudah bawa salah satu baju kamu." Sakha terkekeh. Rahma hanya mendelik. Tidak harus membawa baju sebenarnya kalau pun rindu mereka bisa saling menelpon atau video call. Namun Sakha tetap kekeh minta salah satu baju Rahma untuk teman tidur katanya."Jaga baik-baik kandungannya, Sayang. Kamu wanita kuat, pasti bisa melewati semuanya. Jangan pernah berprasangka buruk, oke!"Sakha mencium pucuk kepala Rahma lama sambil menyematkan doa."Terima
Read more
Bab 122 Khawatir
Bab 122 Khawatir"Apa Rahma sudah tidur?"Gita semakin tidak mengerti, kenapa Sakha mengalihkan pembicaraan."Iya Rahma baru saja tidur. Mama yang temani. Gimana keadaan di sana, Kha?""Tidak bagus, Ma.""Apa?!"Reflek Gita membungkam mulutnya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang ponsel."Sakha, katakan yang jelas. Jangan bikin mama khawatir.""Ada masalah begitu Sakha sampai, Ma. Warga berbondong-bondong melakukan demo mengenai ganti rugi pembebasan tanah. Sepertinya Om Revan tidak tahu ada karyawannya yang melakukan penggelapan uang.""Sakha," lirih Gita sambil menahan isak tangis. Gita keluar dari kamar Rahma supaya tidak mengusik tidur menantunya. Gegas ia menuju kamarnya. Ada Ardi, suaminya hampir memejamkan mata lalu terlonjak."Ada apa, Ma?""Sakha, Pa. Dia kena masalah di tempat kerja Revan.""Sakha, ini papa. Apa yang terjadi?""Pa, tolong besok papa diskusi sama Om Revan. Sakha butuh info penting terkait pembebasan lahan untuk tol. Ini warga barusan dihalau pet
Read more
Bab 123 Tetap Tenang
Bab 123 Bab 123 Tetap TenangPagi yang cerah membuat Rahma bangun tidur dengan penuh semangat. Ia harus menaikkan moodnya agar baby nya juga sehat.Gegas diambiknya ponsel di nakas. Tidak ada panggilan dari suaminya. Namun, mengingat semalam ia sudah terlelap ditemani Gita mungkin saja telpon dari suaminya diangkat sang mama.Benar saja, Rahma melihat riwayat panggilan masuk dari Sakha. Seulas senyum pun terbit di bibirnya."Ternyata Mas Sakha semalam telpon. Aku sudah ketiduran."Dilihatnya pesan yang dikirim ke Sakha semalam. Hanya ada balasan aku telpon balik, Sayang. Rahma mencoba melakukan panggilan ke suaminya. Namun, hanya nada operator yang menjawab. Ia mencoba berpikir jernih mungkin sinyalnya lagi nggak bagus."Baiklah, nanti aku telpon lagi, Mas. Semoga kamu pas luang," ujar Rahma membesarkan hati.Rahma sudah mengenakan gamis floral dipadu jilbab polos. Penampilannya memang anggun. Aura ibu hamil sudah terpancar di wajahnya. Ia menyempatkan selfi lalu mengirimkan ke suamin
Read more
Bab 124 Fokus
Bab 124 FokusPagi itu, Sakha fokus mengurus proyek yang ditangani oleh ayah mertuanya. Proyek itu kerjasama juga dengan papanya dan teman-teman dekat semasa kuliah papanya. Sakha bersama Toni berpikir keras agar warga tidak melakukan demonstrasi menuntut uang ganti rugi."Begini Pak Cokro, pihak perusahaan telah memberikan uang ganti rugi untuk pembebasan lahan. Bahkan nominalnya tidak kecil. Kami jelas tidak mau mendholimi warga. Justru visi dan misi perusahaan adalah mensejahterakan rakyat yang ada disekitarnya."Sakha mencoba berpikir dingin untuk bernegosiasi dengan perwakilan dari warga."Tidak, Pak! Jelas kami tidak menerima sebesar yang ada dalam perjanjian. Ini kami membawa buktinya. Dari beberapa warga yang memberi pernyataan, kami hanya diberikan jumlah sebesar 80% dari yang dijanjikan. Mana tanggung jawab pimpinan perusahaan?!" Laki-laki paruh baya bernama Cokro itu berapi-api membuat Sakha menghembuskan napas kasar. "Tenang dulu, Pak! Berhubung pimoinan perusahaan ini se
Read more
Bab 125 Berbaju Hitam
Bab 125 Berbaju HitamDi tempat lain, Rahma sedang memeriksakan kesehatan dan kandungannya. Ia bertemu Sherly lalu diantar ke dokter kandungan. Di rumah sakit yang sama Revan dan Melia yang berangkat bareng Rahma melakukan cek kesehatan di bagian dokter umum terlwbih dahulu. Revan dan Melia mendapat antrian panjang. Alhasil, Sherly memintanya pindah dokter yakni dirinya."Maaf, Dok. Dia orang tua sahabat saya. Biar saya yang menangani langsung.""Dengan senang hati dokter Sherly. Kamu sudah meringankan tugasku," jawabnya terkekeh."Ishh, dokter nih.""Mari silakan Om dan Tante. Keluhannya apa?""Begini dokter. Sebenarnya istri saya sudah lama kena vonis Miom. Bahkan sejak melahirkan Rahma dulu. Waktu itu mau diangkat tetapi istri saya masih ragu dan diputuskan melakukan obat jalan. Akhir-akhir ini kesehatan istri saya menurun. Jadi, mohon solusinya.""Baik, Om. Tante, bisa saya lihat dulu rekam medis yang dari rumah sakit di sana dulu."Melia menyodorkan berkas salinan rekam medis dar
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status