All Chapters of Istri Bayaran Untuk Bos Galak: Chapter 41 - Chapter 50
77 Chapters
Kutunggu Jandamu
Tiba-tiba ponselnya kembali berdering. Mata Cecil membelalak, melihat nama si penelepon.Zaki menelepon balik. Untuk apa? Padahal, tadi dia sendiri yang memutus sambungan telepon sepjhak.Meski malas, namun pada akhirnya Cecil pun mengangkat sebelum deringnya mati, karena dia juga penasaran. "Hallo. Ada apa lagi? Kenapa dimatikan tadi?"Di seberang sana, Zaki terkekeh sambil garuk-garuk kepala. "Hehe. Lupa. Tadi kamu belum jawab pertanyaan aku loh.""Pertanyaan yang mana?" Cecil pura-pura tidak paham. Padahal, dia sengaja membuat asisten pribadi calon suaminya itu menjadi kesal.Seperti menahan geram, Zaki berusaha sabar. Menarik napas berat, lantas membuangnya perlahan. "Besok acaranya jam berapa?"Cecil berusaha menahan tawa ketika mendengar suara Zaki yang tak santai. "Jam 8. Di rumah. Gak rame-rame kok, paling cuman keluarga inti. Soalnya cuman akad, gak ada resepsi.""Oke, jam 7 aku ke sana. Kalau gitu, aku matiin telepeonnya. Tidur kamu! Sudah jam segini." Perintahnya.Sebelum t
Read more
Lupa Hari Nikah
Sanpai jam 2 pagi, Cecilia tetap terjaga. Entah kenapa, matanya sedari tadi tak mau ia pejamkan. Gadis itu masih kepikiran dengan acara pernikahannya besok.Kesal dengan diri sendiri, Cecilia menjambak rambut frustasi. Dihirupnya dalam-dalam lilin aromaterapi yang berada di genggaman."Ayo dong tidur. Kepalaku udah pusing banget ini." Gumamnya pada diri sendiri. Berharap, setelah ini rasa kantuk akan segera menyerang.Setelah frustasi dengan berbagai cara, akhirnya Cecilia memutuskan untuk mendengarkan musik hipnoterapi. Riak air dan kicauan burung di alam bebas, membuat hatinya merasa tenang. Perlahan, rasa kantuk juga mulai menyerang. Jam 3 pagi, Cecilia terpejam sempurna.***Saking nyamannya dengan alam bawah sadar, hingga jam 7 pagi Cecilia belum bangun. Masih bergulung dengan selimut tebalnya, gadis itu menggeliat memeluk guling.Hingga, suara ketukan yang terdengar cukup lama, membangunkan kesadarannya. Cecil bangun dengan kepala berdenyut. "Aduh, siapa yang ketuk pintu sih? Ga
Read more
Sekamar
Melihat perlakuan Utari, sontak mengubah suasana yang tadinya penuh tangis bahagia, menjadi tangis haru milik Cecil. Banyak pasang mata yang berusaha menahan tangisnya, terutama kaum laki-laki.Utari mengusap air mata yang menggenang di pipi gadis itu. Tersenyum manis kenudian mengangguk perlahan. "Mama yakin, tanpa Mama ajari sekalipun, kamu pasti sudah bisa menjadi istri yang baik untuk Devan. Justru, yang harus Mama ajari adalah Devan. Mama harus membuat anak itu menjadi suami yang pantas untuk kamu. Menjadi suami yang lebih peka lagi pada istrinya."Cecil terkekeh. Melihat Devan terpojokkan seperti itu, mengapa dia bahagia sekali? Dosa gak sih, bahagia di atas penderitaan suami? "Baik, Ma. Cecil akan berusaha. Semoga sifat arogannya itu bisa hilang ya. Gak masalah, kalau Mas Devan gak bisa peka. Setidaknya, jadi orang yang gak emosian. Biar gak stroke!"Mendengar dumelan Cecil, Zaki berusaha menahan tawa. Pemandangan itu sempat tertangkap penglihatan Devan, membuat lelaki itu mena
Read more
Gak Butuh Obat, Maunya Peluk
"Manja sama istri sendiri, gak dosa kan? Goda Devan sambil menaik turunan alisnya. Cecil jadi salah tingkah, memilin ujung roknya hingga lecek."Sejak kapan kamu nganggep aku istri? Ingat ya! Cuman pura-pura!" tandasnya. Gadis, eh bukan! Sudah jadi milik orang. Perempuan itu membuang muka karena tak ingin terlihat merona di depan Devan."Cieee salting. Kenyataannya kan, kamu memang istriku. Bukan istri Zaki apalagi orang lain." Mendengar nama Zaki disebut, perasaan Cecil tak enak. Pasti Devan akan mengungkit-ungkit soal semalam.Cecil mengalihkan perhatian, dengan langsung menyuap sup jamur di mulut Devan. Tak lama, makanan di sendok itu sudah beralih ke mulut Devan.Devan menikmati makananya dengan seksama. Rasanya cukup lezat, dan menjadi semakin lezat karena disuap oleh tangan Cecil.Setelah memberikan suapan pada Devan, Cecil sendiri menyuap kuah sup dengan isian jamur kuping di sendoknya. "Hemmm." Gumam Cecil pelan. Rasanya tak kalah enak dari capcay pilihannya.Devan tersenyum s
Read more
Penolakan di Hari Pertama
Selimut Devan tersingkap dari wajahnya, membuat Cecil tergerak menyentuh kening lelaki itu. Sudah hampir dua jam, Devan tertidur. Suhu badannya juga tidak sepanas tadi. Tangan Cecil, berpindah ke rambut cepak Devan. Mengusapnya penuh kelembutan. Devan kalau tidur begini, terlihat sangat tampan. Wajahnya yang damai, membuatnya sangat menawan berkali-kali lipat. Berbeda kalau sedang bangun, pasti seperti banteng kesurupan. Galak banget.Pergerakan Devan membuat Cecil menarik tangannya. Dia tak ingin Devan terbangun karenanya. "Kenapa berhenti. Elus lagi dong."Suara Devan membuat Cecil tergagap. Kenapa dia bisa tahu? "Ka-kamu udah bangun?" Devan membuka mata. Melihat ekspresi lucu Cecil membuatnya ingin tertawa. "Sebenarnya aku udah bangun dari tadi. Tapi karena gak mau pelukanmu lepas, jadi aku pura-pura tidur. Eh, tiba-tiba kamu nyentuh dahi aku. Jadi makin semangat buat gak buka mata."Devan terkekeh pelan, melihat ekspresi Cecil yang terkejut. "Ih! Modus!""Modus ke istri, meman
Read more
Masa Lalu Yang Belum Usai
Devan tercengang dibuatnya. Kenapa Cecil jadi menaruh curiga padanya? Beginikah rasanya dicurigai? Seperti kecurigaannya pada Cecil dan Zaki. "Kenapa jadi bahas-bahas perempuan itu? Dia itu cuman masa lalu aku loh. Aku udah buang jauh-jauh semua kenangan sama dia.""Kenapa? Bukannya mantan terindah? Kata orang, mantan terindah itu paling susah dilupa.""Siapa bilang? Ya, aku memang susah melupakannya. Lebih tepatnya melupakan pengkhianatan yang dilakukan.""Begitu juga dengan kenangan indah yang kalian ukir."Sejenak, Devan terdiam. Meresapi dalam-dalam ucapan Cecil. Ya, perempuan itu tak sepenuhnya salah. Karena nyatanya, dia masih sedikit menyimpan kenangannya dengan Dela."Jangan pernah berusaha membuka hati untuk yang baru, jika masa lalumu belum sepenuhnya usai. Percayalah, itu menyakitkan. Baik untukmu, atau pasanganmu kelak."Devan merunduk dalam. Lagi-lagi, ucapan Cecilia mampu menikam hatinya. "Maaf."Cecil tersenyum, meski hatinya sedikit terasa nyeri, tapi apa gunanya. Tapi
Read more
Cinta Pertama
Di kamar, Cecilia masih terbayang dengan ucapan Devan tadi. Sejak saat itu, Cecil seperti memberi jarak pada Devan. Dia takut apa yang Devan ucapkan benar-benar kejadian."Cil, sini. Ngapain jauh-jauh gitu sih?" Panggil Devan sambil menikmati makanannya di atas sofa. Sementara Cecil sendiri terduduk waspada di tepi ranjang."Nggak! Nanti diperkosa!"Mendengar itu, Devan hampir tersedak. Dia lalu terkekeh sambil menyeruput es manado di tangannya. "Astaga! Kamu percaya? Jadi, itu yang buat kamu gak berani dekat-dekat?""Menurutmu?" Cecil berkata sewot. Sementara Devan malah terpingkal-pingkal. "Oh, ayolah! Aku cuman bercanda. Sini, duduk dekat aku." Devan kembali meletakkan esnya.Devan menepuk ruang kosong di sebelahnya. Pandangannya masih tertuju pada Cecil yang menatapnya penuh curiga. "Beneran ya?""Iya, aku gak akan sentuh. Aku capek hari ini, tapi gak tahu kalau besok-besok."Cecilia mencebikkan bibirnya. Berjalan ke arah Devan, lalu meninju lengan laki-laki itu. "Ngeselin banget
Read more
Gagal Make Love
Atmosfer bumi memanas. Semakin sering berduaan dengan Devan, membuat jantungnya bertalu-talu. Hawa dingin AC yang nyala, tetap terasa panas di tubuh Cecilia."Mas, aku ke kamarku bentar ya, mau ambil charger. Batrai ponselku mau habis." Alibi Cecilia untuk menghindar dari Devan. setidaknya, dia bisa mengistirahatkan jantungnya yang berpacu cepat.Devan mengangguk mengiyakan. Tapi tak melepas sandarannya pada bahu Cecilia. "Langsung balik ya? Jangan lama-lama."Cecil memutar bola matanya malas. Bagaimana dia bisa beranjak kalau Devan masih gelendotan begini? "Lepas dulu, Mas. Aku gak bisa gerak."Devan meringis. Mengangkat kepalanya, lalu melepas cekalannya di lengan Cecil. "Dah, boleh pergi. 5 menit."Tidak menanggapi, Cecil pun langsung keluar. Sesampainya di kamar sendiri, Cecil langsung mengunci pintu itu. Membiarkan tubuhnya terhempas bebas di atas kasur. "Ah, leganya."Cecil sengaja tidak balik. Membiarkan tubuhnya istirahat di sini untuk beberapa waktu.5 menit, 10 menit, bahkan
Read more
Rencana Honeymoon
Devan kelewat jujur. Utari sampai malu sendiri dibuatnya. Sementara Cecilia menyenggol lengan Devan agar lelaki itu tidak bikin malu. "Mas. Malu ih!"."Sama Mama ngapain malu? Mama juga udah paham. Wong dia pernah muda." Cecil benar-benar tak punya muka sekarang. Dia sampai salah tingkah dengan ulah suaminya."Mulutnya." Geram Cecil.Utari sendiri hanya bisa menahan tawa. Anaknya ini memang seloroh. "Tenang, Cil. Mama paham, kok. Devan memang begitu anaknya. Selengekan.""Siap, Ma. Oh iya. Mama mau bicara apa?"Utari tersenyum, hampir lupa dengan maksudnya. "Kita bicara di ruang keluarga saja ya? Kita diskusi juga sama papa."Cecil mengangguk. "Baik, Ma." Setelahnya, mereka sama-sama keluar untuk membahas bulan madu Devan dan Cecil di ruang keluarga.Sesampainya di sana, sudah ada Nicolas yang sudah menunggu.Dengan senyum hangatnya, Cecilia menyapa papa mertuanya itu."Pa." Nicolas membalas senyum Cecil. Setelahnya, dia langsung menyuruh semuanya untuk duduk.Utari berdehem sebenta
Read more
Deep talk
Cecil keluar dengan tampilan yang lebih segar. Tubuhnya terbalut dress putih tulang sepanjang lutut, bermotif bunga tulip dan rerumputan yang menjulang sebatas pinggang. dress tanpa lengan itu berpadu matching dengan kulitnya yang putih. Biasanya, Cecil memakai pakaian seperti ini ketika menjelang tidur. Tapi sepertinya, gadis itu akan memadunya dengan kardigan hitam pemberian almarhumah ibunya."Cari apa?" Tanya Devan ketika melihat gadis itu sibuk mengubek-ubek isi lemari. Tak kunjung ketemu, cecil pun frustasi."Cari kardiganku," jawab Cecil masih dengan mengubek isi lemari."Mau ke mana? Kok pakai kardigan?""Gak kemana-kemana. Ya aku risih aja, pakai baju gini depan kamu. Makanya aku cari kardigan. Giliran dibutuhin, malah gak ketemu." Ingin menangis rasanya. "Kalau risih ngapain di pakai? Kan masih ada baju lain. Sengaja ya, biar aku tergoda?" Tebak Devan, membuat Cecil memutar bola matanya."Aku kalau mau tidur biasa pakai gini. Lupa, kalau sekarang udah gak tidur sendiri lag
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status