All Chapters of Kembalinya Istri Sah sang CEO: Chapter 121 - Chapter 130
1347 Chapters
Bab 121
Shania dibuat pusing dengan ocehan ayahnya. Masalah ini juga bukan dikarenakan dirinya. Kenapa semua kesalahan harus dilimpahkan padanya? Dengan wajah kesal dia berkata, “Bukannya hanya satu klien saja? Tanjaya Group bisa menandingi sepuluh klien kecil seperti itu, kok!”“Proyek Tanjaya Group akan dimulai tiga tahun lagi, kamu jangan bahas proyek itu dulu!” ujar Sandi sambil mondar mandir dengan tangan yang berada di belakang punggungnya.“Oh iya, bagaimana dengan masalah Bode Group? Ini sudah hari kedua, Rachel sudah cari penanggung jawabnya belum?” tanya Sandi lagi dengan kening berkerut.Shania memijat keningnya sambil menjawab, “Pagi tadi waktu aku tiba di kantor, aku dengar katanya Rachel juga datang. Nggak tahu dia datang untuk apa.”Jari Sandi mengetuk meja sambil berkata dengan nada dingin, “Kalau kali ini dia beneran bisa berhasil mendapatkan proyek kerja sama Bode Group, Papa nggak perlu khawatir kasih dia satu kesempatan lagi ….”Kalimat Sandi berhasil membuat Shania terkeju
Read more
Bab 122
Asisten tersebut tampak tersentak dan berkata, “Baik, Bu Shania. Akan saya kerjakan sekarang!”***Rachel segera kembali ke ruang kerjanya setelah mendapatkan laporan keuangan. Laporan tersebut merupakan laporan keuangan Hutomo Group dengan pihak eksternal. Sengaja dibuat dengan rapi dan tidak akan menemukan kesalahan apa pun di dalam sana.Perempuan itu mengambil foto dari laporan yang dia dapat dan mengirimkannya pada Melvin dan berkata, “Temukan kendala dalam laporan itu dalam waktu tiga jam!”“Rachel, aku sudah lulus dari jurusan ekonomi! Tega sekali kamu memintaku membaca laporan keuangan?”“Ini bukan ujian, ini laporan keuangan Hutomo Group. Kalau ketemu hal yang janggal, kamu akan mendapatkan hadiah,” ujar Rachel. Setelah itu dia membuka laptop dan mulai membuat kode-kode.Proyek A-F ini sebenarnya tidak rumit. Hal yang paling penting adalah dalam hasil rancangannya terdapat beberapa poin yang cukup bercabang. Kalau tidak dicerna dan dianalisa dengan baik, maka akan menjadi bias
Read more
Bab 123
Rachel menenteng tas tangannya sambil berjalan masuk ke dalam Hutomo Group. Orang-orang di sekelilingnya memandangi dia dengan tatapan berbeda.“Bu Rachel baru saja mendapatkan saham Hutomo Group, tapi sebentar lagi sudah mau diusir dari Rapat Umum Pemegang Saham. Benar-benar menyedihkan sekali.”“Apa yang menyedihkan? Semua juga karena dia nggak mencari tahu dengan jelas dan ngomong seenaknya. Ini akibat dari ulahnya sendiri.”“Sepertinya Bu Shania jauh lebih cocok mengendalikan Hutomo Group. Bu Rachel sebaiknya pergi ke tempat yang membuat dia merasa nyaman saja.”“Kamu cepat sekali melupakan kelakuan Bu Rachel yang menghancurkan proyek kemarin?”Ucapan-ucapan tersebut terdengar di telinga Rachel tapi diabaikan oleh perempuan itu. Dia berjalan masuk ke dalam lift dan naik ke ruang rapat. Perempuan itu berdiri di depan pintu masuk ruang rapat dan melirik ke dalam sekilas. Bagus! Semua orang sudah lengkap.Dia melangkah dengan sepatu hak nya dan masuk ke ruang rapat. Sedetik kemudian,
Read more
Bab 124
Semua orang memang merasa penasaran apa alasan Bode Group memilih bekerja sama dengan keluarga Adijaya. Mata indah milik Rachel memandangi semua orang yang ada di tempat satu per satu kemudian membuka rekaman suara di ponsel miliknya.“Pak Ramli, sebenarnya internal dari Hutomo Group cukup kacau. Para petinggi dan direksinya sangat suka membohongi para klien besar. Perusahaan besar seperti milik Pak Ramli ini merupakan mangsa segar bagi petinggi Hutomo Group,”“Kalau Pak Ramli bekerja sama dengan Hutomo Group, dipastikan akan mendatangkan kerugian besar bagi Bode Group.”Saat rekaman suara tersebut diputar, semua orang yang ada di dalam ruang rapat terlihat kebingungan. Akan tetapi, tiba pada akhir rekaman yang isinya mulai menyudutkan para petinggi, semua orang yang ada di sana tampak marah besar.“Benar-benar omong kosong!” seru Pak Yuda sambil menggebrak meja.“Bu Rachel, rekaman ini Ibu dapat dari mana?”Mata Rachel menyipit dan menjawab, “Kalau gitu harus tanya Shania apa yang ter
Read more
Bab 125
Ucapan Shania tadi terdengar seperti sebuah lelucon setelah melihat media sosial milik Pak Ramli. Lelaki itu merupakan komisaris dari kantor cabang Bode Group di Suwanda. Selain itu, Ramli juga merupakan orang yang diimpikan seluruh pebisnis Suwanda untuk didekati.Identitas seperti itu tentu saja tidak mungkin bekerja sama dengan Rachel untuk mengunggah sebuah foto palsu di media sosial.Semua orang yang ada di ruangan tersebut kembali mengarahkan pandangannya ke arah Shania dengan penuh curiga.“Bu Shania, berarti Ibu benar-benar memerintah asisten Ibu untuk menjelekkan Hutomo Group di hadapan Pak Ramli?”Kedua tangan Shania terkepal erat hingga buku jarinya memutih. Perempuan itu mengembuskan napas panjang dan berkata, “Saya nggak melakukannya, itu semua inisiatif asistenku saja dan nggak ada hubungannya denganku.”Penjelasan tersebut benar-benar tidak membantu. Sorot mata Pak Yuda dan Pak Ferry yang merupakan direksi tertinggi tampak kecewa.“Walaupun asisten saya nggak makan bersa
Read more
Bab 126
Pak Ferry juga ikut berkata, “Bu Rachel memegang saham terbanyak di perusahaan dan mendapatkan proyek besar. Saya nggak keberatan dia jadi manajer marketing karena dia memiliki kemampuan tersebut.”“Saya juga nggak keberatan.”Sebagian besar orang yang ada di dalam ruang rapat setuju dan tidak ada lagi yang bisa mengubah keputusan tersebut. Meski Sandi tidak menyukai sikap Rachel yang merasa paling hebat, setidaknya dia berhasil memberikan sebuah usaha besar bagi perusahaan.Dengan adanya proyek Bode Group, masa depan perusahaannya akan berjalan karena ada pendapatan. Dengan tenang dia berkata, “Ok, kalau gitu Rachel diangkat menjadi manajer marketing. Manajer marketing yang sekarang menjadi asistenmu.”“Terima kasih, Pa.”Rachel tersenyum manis dan duduk di kursi dengan manis. Pemandangan tersebut semakin membuat Shania kesal. Dia menahan kekesalannya hingga dadanya terasa sesak. Hingga akhirnya Shania tidak sanggup menahannya dan berkata dengan nada penuh emosi,“Pa, manajer marketin
Read more
Bab 127
Puluhan pasang mata menatap Shania dengan penuh emosi hingga membuatnya menciut. Perempuan itu tidak menyangka bahwa hari ini akan menjadi seperti ini. Dia sudah mencari orang profesional untuk mengubah laporan keuangan, tetapi kenapa masih bisa ketahuan?Pasti ulah Rachel!Orang licik ini langsung merebut setengah saham miliknya ketika baru kembali. Sekarang perempuan itu malah memaksa Shania untuk melepaskan jabatannya. Seharusnya hari ini dia yang membuat Rachel mengundurkan diri dari jabatan manajer utama, bukan?Kenapa justru dia yang dipaksa mengundurkan diri? Kenapa orang licik ini terus menyerangnya?Jari Shania bergetar dengan bibir yang mulai memucat. Dengan suara bergetar dia berkata, “Ini laporan palsu yang dibuat oleh Rachel untuk mencelakaiku! Aku nggak melakukan ini semua!”“Karena Shania merasa aku yang sengaja menuduhnya, kita boleh meminta pihak berwajib yang memeriksanya saja,” sahut Rachel tetap dengan senyuman di bibirnya.“Kamu berani telepon pihak berwajib nggak?
Read more
Bab 128
Kenapa lelaki itu masih bisa gentayangan ketika sudah pergi dari Suwanda?“Ya sudah, ini saya terima,” sahut Rachel.Ramli tampak tersenyum lega dan berkata, “Bu Rachel, Pak Melvin memang sedikit senang bermain, tetapi dia sangat peduli dengan Ibu. Saya merasa mungkin Ibu boleh mempertimbangkan untuk menjadi kekasihnya.”“Hei, hei, hei, Pak Ramli! Hanya satu proyek saja nggak akan membuatku harus merelakan diriku untuk Melvin ‘kan?!”Lelaki itu terbahak dan berkata, “Ini hanya saran aku saja, terserah kamu mau mendengarkannya atau nggak.”Rachel hanya menyandarkan dagunya tanpa bisa berkata apa pun. Dulu dia memperkenalkan Ramli pada Melvin, karena itu Ramli mendapatkan pengakuan dari para petinggi Bode Group. Perjalanan karirnya dimulai sejak saat itu.Ini juga merupakan salah satu alasan mengapa Ramli bersedia bekerja sama dengan Hutomo Group. Akan tetapi, jika dia tahu dari awal bahwa bunga dari Melvin juga ada di sini, seharusnya dia tidak meminta bantuan Ramli.Ada sepasang mata y
Read more
Bab 129
Eddy segera bangkit ketika mendapati Rachel yang melangkah ke arahnya. Dia baru berjalan dua langkah, ponselnya sudah bergetar. Lelaki itu meliriknya sekilas dan membaca tulisan “Mama” di layar ponselnya.Eddy menipiskan bibir yang mirip dengan Ronald tersebut dan menerima panggilan telepon itu. Baru saja dia menggeser tanda hijau di layarnya, detik selanjutnya sebuah suara isakan dan tangisan terdengar.“Eddy, Mama habis sudah! Kali ini Mama benar-benar habis ….”Eddy mengerutkan keningnya dan berkata, “Ma, ada masalah apa? Coba ceritakan dengan perlahan, ini aku dengarin.”“Rachel menjebak Mama dan memaksa Mama untuk mengundurkan diri dari posisi sebagai manajer utama. Selain itu Mama juga nggak boleh ikut dalam Rapat Umum Pemegang Saham lagi,” cerita Shania dengan terisak hebat.“Mama adalah penerus dari Hutomo Group dan merupakan pemegang saham terbesar kedua! Mama nggak terima! Eddy, kamu bantuin Mama, kamu harus bantu Mama!”Lipatan di kening Eddy semakin dalam. “Kenapa bisa terj
Read more
Bab 130
Dia seperti pernah melihatnya di suatu tempat. Rachel mencoba memutar kembali memorinya dan sedetik kemudian dia membuang kembali pemikiran tersebut. Rachel berjongkok untuk merendahkan tubuhnya dan berkata dengan lembut,“Ok, tanya saja.”“Kenapa mau menyerang keluarga Hutomo?”Setiap kata yang terucap dari bibir Eddy terasa bagaikan belati tajam. Pertanyaan tersebut membuat Rachel tercenung di tempatnya. Anak ini merupakan malaikat penolongnya, sehingga ketika Rachel bertemu lagi dengannya membuat dia sangat bahagia.Namun saat ini perasaan bahagianya lenyap tak bersisa. Dia baru menyadari sorot tatapan bola mata anak ini terlihat sangat dingin ketika menatapnya. Mata tersebut tidak sama seperti binar mata milik anak berusia empat tahun.Bibirnya terkatup rapat dan berkata, “Kenapa kamu tahu tentang keluarga Hutomo?”“Shania Hutomo, dia adalah mamaku,” kata Eddy dengan suara datar tetapi terdengar dingin. Dia terlihat cukup tenang ketika mengucapkan kalimat tersebut, tetapi Rachel ju
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
135
DMCA.com Protection Status