Semua Bab Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri: Bab 91 - Bab 100
204 Bab
Bab 48B Bersama
Bab 48B Bersama "Sudah, nggak usah menyesal. Lagian kamu yang diuntungkan juga akhirnya menikah sama pria yang menginap bersamamu waktu di bromo, kan?" "Tapi kan mereka menipuku. Astaga, haruskah aku bersorak gembira?" "Sayang, besok kita ulang lagi ke Bromo ya berdua menapak tilas pertemuan pertama kita." Syila tersenyum mengembang melihat kakaknya dan juga saudara kembar itu bergantian. Masalah yang pelik bak benang kusut ternyata telah terurai dengan rapi. "Lagian Bang Refan dulu ngakunya sebagai office boy tahu nggak sih. Jadi sejak awal abang memang suka ngelabui orang." "Ishh, kayak kamu enggak aja. Syila juga tuh ngakunya sebagai pelayan di ibukota. Hadeh, aku kan nggak percaya mana ada pelayan cantik dan pintar mengerjain orang. Habislah uangku diperas sama dia." Zein dan Arka terpingkal sampai nggak kuat menahan perutnya yang sakit. "Sepertinya, Mas lihat kalian sudah sehat dan baik-baik saja. Mas harus balik ke Yogya ya." "Kok Mas Arka buru-buru?" Syila mencoba menah
Baca selengkapnya
Bab 49 Bukit Bintang (Ending)
Bab 49 Bukit Bintang "Awas, kamu ya. Aku kasih hukuman nih." "Bang, tempat umum ini." "Eh, iya ya. Aku kira masih di rumah." Syila malu bukan main karena ulah suaminya. Seulas senyum terbit di bibirnya merasakan kebahagiaan keduanya akan mengunjungi ayah ibunya di Yogya. Syila menyandarkan kepalanya di bahu Refan lalu memejamkan mata menelusuri alam bawah sadarnya. Refan pun melakukan hal yang sama sambil meraih tangan istrinya kembali dan menautkan jemarinya dengan jemari tangannya. Syila pasrah, bibirnya melengkung sedikit membentuk huruf u. Enam jam perjalanan akhirnya Syila dan Refan sampai di stasiun Yogya, lalu memesan taksi online karena Arka tidak bisa menjemput. Sampai di depan rumahnya, Syila berhenti sejenak menatap fokus ke bangunan yang menjadi tempat kelahirannya. Ia menitikkan air mata, lalu Refan merangkul bahunya. "Sayang, ayo masuk! Jangan kelamaan menahan rindu. Rindu itu berat kata Dilan." "Abang!" Refan tergelak, lalu mengajak Syila masuk ke rumah orang tuan
Baca selengkapnya
Season 2 Bab 1
Bab 1 Tiga tahun berlalu, akhirnya Zein--saudara kembar Refan menikahi dokter Syifa yang merawat Refan. Pernikahan mereka sengaja tidak terlalu mewah dikarenakan Zein baru saja kehilangan Sania saat itu. Rumah tangga Zein dan Syifa berjalan harmonis hingga keduanya dikaruniai seorang putri cantik. Namun, bukan tidak mungkin sebuah pernikahan menghadapi ujian. Kini mereka yang sedang diuji Allah SWT.Ketukan palu menggema di sebuah ruang sidang yang ada di pengadilan wilayah ibukota. Seorang wanita berparas rupawan tengah tertunduk lesu. Dengan sekuat tenaga menahan cairan bening yang tengah mengumpul di pelupuk mata. Kedua tangan mencengkeram erat gagang kursi yang didudukinya. Syifa Aurora--wanita berprofesi sebagai dokter muda bergelar dokter teladan di rumah sakit ternama di ibukota. Ia menikah dengan Zein Raditya Arkana--CEO perusahaanbkosmetik tersohor di kota itu. Keduanya dianugerahi momongan yang saat ini berusia hampir genap dua tahun. Alea Aurora Zein, nama yang indah pemb
Baca selengkapnya
Bab 2
Bab 2 Beberapa bulan berlalu.Di ruang khusus direktur rumah sakit, Syifa menghadap pria gagah yang sedang duduk di kursi kebesarannya. Terlihat jas navy senada dengan dasinya melekat di tubuhnya. Pria itu adalah dokter Helan atasan Syifa di rumah sakit tempatnya bekerja. "Permisi, Dok. Ada apa dokter Helan memanggil saya?" "Menikahlah dengan saya!" ucap tegas dokter Helan. Syifa tersentak. Jantungnya berdebar kencang. Ia tidak pernah menyangka sang direktur memendam perasaan padanya. Ada apa dengan dokter Helan, kenapa tidak ada angin dan hujan tiba-tiba melamarku. "Maaf, dokter Helan jangan bercanda. Saya masih harus bekerja. Jika tidak ada hal lain, saya mohon izin kembali." "Dokter Syifa, pilihanmu hanya ada dua. Menikah denganku atau terpaksa kamu harus resign dari rumah sakit ini." Deg, "Apa maunya dokter Helan. Kenapa dia memberi pilihan yang sulit untukku?" "Maaf, kenapa dokter Helan memberi pilihan yang sulit bagi saya?" ucap Syifa dengan sopan dan sedikit menunduk d
Baca selengkapnya
Bab 3
Bab 3 Syifa segera menepis bayangan wanita cantik berpakaian seksi yang sempat bertabrakan dengannya. Otaknya sudah memberi alarm memori penuh. Masalah yang menghantam kehidupannya akhir-akhir ini membuat cara berpikirnya tidak teratur. "Ze, hidupku ternyata benar-benar timpang. Aku layaknya burung yang patah sebelah sayapnya. Kenapa kamu mengingkari janji kita, Ze. Janji seia sekata berjuang melawan badai apapun yang menghantam. Nyatanya janji itu hanya menguap begitu saja." Ze adalah panggilan sayang Syifa pada suaminya. Apapun yang terjadi, Syifa tidak mau terpuruk oleh keadaan. Ia harus bangkit untuk menatap masa depan. Ia harus membesarkan Alea sendiri. Ia juga tidak akan menanggalkan seragamnya. Profesi sebagai dokter adalah impiannya sejak kecil. Syifa sudah berjanji mengabdikan kepintarannya demi menyembuhkan orang lain. "Terima kasih, Mbok. Alea nggak rewel, kan?" "Tidak, Dok. Alea baik-baik saja," ungkap wanita paruh baya yang dipercaya Syifa untuk menjaga putrinya. "Se
Baca selengkapnya
Bab 4
Bab 4 Selama setengah jam Syifa merelakan diri mendengarkan ceramah dari Helan. Tentang egois, harga diri, munafik, sok suci dan masih banyak lagi kata kasar yang dilemparkan padanya. "Kamu bodoh, Syifa. Mementingkan diri sendiri. Bagaimana dengan anakmu yang besar nanti jika tanpa ayah yang mendampingi. Saya sudah merendahkan harga diri untuk melamarmu, tapi apa? Saya sudah membantumu keluar dari masalah yang membelit tapi apa yang kudapat?" Syifa sekuat tenaga menahan diri untuk tidak emosi. Ia ingin mendengar pria di depannya meluapkan emosi. Dengan begitu, Syifa bisa tahu sifat luar dalam Helan tanpa ditutupi. Ya, akhirnya Syifa mantap dengan keputusannya. Dahulu Zein tidak pernah berkata kasar atau bernada tinggi di depannya. Namun, Helan yang baru berniat akan menikahinya saja sudah bersikap demikian. Daripada menyesal kemudian, Syifa tetap kekeuh dengan pendiriannya. Satu nama laki-laki yang masih berdemayam di hatinya hanyalah Zein. Meski rasa sakit hati mendominasi, Zein t
Baca selengkapnya
Bab 5
Bab 5 Tiga tahun kemudian....Syifa menjual rumah dan propertinya di Jakarta. Keluarga kecilnya pindah ke Yogyakarta untuk membuka lembaran baru. "Alea, sini Sayang, kejar Om." "Irsyad, tolong ajak jalan-jalan Al, ya! Kamu bisa ajak May sekalian jemput dia selesai shift." "Iya, Dok, Siap." "Panggil nama aja kenapa? Nggak usah pakai embel-embel profesi, Syad." Irsyad hanya menyengir kuda. Ia sangat sayang dengan Syifa dan anaknya. Ia bahkan rela menggantikan posisi sebagai seorang ayah bagi Alea. Namun, Irsyad masih tahu batasan dengan menganggap Syifa sebagai kakaknya. Meski terkadang rasa yang tidak tergambar itu tiba-tiba muncul dan mampu menimbulkan kecanggungan. Syifa selalu bersikap ramah dengan adik asuhnya. Irsyad dan Maysaroh, keduanya anak yatim piatu yang disekolahkan Syifa sejak menginjakkan kaki di kota Yogya. Usianya hanya berjarak lima dan enam tahun dengan Syifa. Tiga tahun sudah Syifa memulai hidup baru di kota pelajar ini. Ia tidak ingin orang tua dan mertuanya b
Baca selengkapnya
Bab 6
Bab 6 "Maafkan aku, Syad!" "Nggak papa. Begini saja, kalau bisa membuatmu tenang, tapi jangan lama-lama. Aku bisa khilaf nanti," ucap Irsyad terkekeh. Irsyad selalu menyiapkan bahu setiap Syifa menangis. "Terima kasih. Sudah cukup, Syad. Pergilah dengan Alea. Ia pasti senang diajak jalan-jalan." "Tapi kamu sakit, Fa. Wajahmu pucat. Aku ngga tega ninggalin kamu sendiri," ujar Irsyad dengan wajah khawatir. "Kamu lupa kalau aku dokter? Aku tahu gimana cara mengobati lukaku, Syad." "Hmm, dasar keras kepala." Syifa dan Irsyad tertawa bersama. Mereka melupakan kecanggungan yang sempat tercipta tadi. "Astaghfirullah, hampir saja aku terbawa suasana." Irsyad menepuk-nepuk kepalanya. "Om icad kenapa kepalanya?" celetuk Alea menggemaskan. "Nggak papa, Al. Tadi ketiban apa gitu." Irsyad tersenyum simpul membuat gadis manis itu merangkul dan minta gendong. "Ayo, ikut Om jalan-jalan!" "Ke mana?" "Sama Mama?" "Nggak, Sayang. Mama harus nolong orang sakit. Kita jalan-jalan
Baca selengkapnya
Bab 7
Bab 7 "Apa keluhan, hmm, Bu Ema?" Syifa membaca dengan teliti rekam medis yang baru diisi identitas pasien bernama Ema Rahardian. Usianya 5 tahun lebih tua darinya. Artinya mantan suaminya menikah dengan wanita yang lebih tua tiga tahun. Ia heran kenapa istrinya bukan wanita cantik dan seksi yang dikenalkan dahulu saat di restoran. "Ah, mungkin Ze sudah bosan," batinnya. "Panggil saja, Mbak, Dok. Sepertinya saya hanya sedikit lebih tua dari dokter," balas Ema sambil mengulum senyum. Ia mengamati perubahan sikap Syifa yang menurutnya aneh. Entah karena apa Ema hanya membatin. Syifa berusaha menarik sudut bibirnya meski kaku. Ia melirik ke sosok yang berdiri di belakang kursi roda tengah mengamatinya sejak tadi. Seketika Syifa menjadi tidak nyaman. Sebuah kejutan yang terlalu cepat untuknya bertemu sang mantan. Apalagi di kota tempat mereka pertama kali memutuskan untuk menikah. Di bukit bintang, mereka merajut janji membangun bahtera rumah tangga. "Apa yang dikeluhkan, Mbak Ema?"
Baca selengkapnya
Bab 8
Bab 8"Apa kabarmu?" Syifa hanya bergeming. Lidahnya kaku untuk digerakkan. Ia mematung di tempat sambil menatap sendu wajah laki-laki yang masih bersemayam di hatinya. Menyejukkan, tetapi sedetik kemudian terasa menyakitkan. Syifa berdehem untuk menetralkan perasaannya. Suaranya mungkin parau jika memaksakan diri menjawab. "Gimana kabar Al, Fa?" "Baik," ucap Syifa terbata. Berusaha membuang pandangan, Syifa mencoba menghindari tatapan tajam Zein. Gegas ia menghirup oksigen sepuasnya supaya sesak di dada berkurang. "Syukurlah kalian berdua baik-baik saja. Bagaimana ceritanya kalian bisa tinggal di Yogya?" "Maaf, Pak Zein. Sepertinya Anda kembali ke sini ada perlu? Jika tidak ada, silakan pulang. Kasian istri Anda sudah lama menunggu." Zein ingin menuntaskan rasa penasarannya. Namun, Syifa sudah merasa tidak nyaman dan berniat mengusirnya dengan cara halus. Ia mendecis kesal karena tujuannya mengobati rasa penasaran gagal. "Apa kalian tinggal berdua di sini? Sejak kapan?" "Sek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
21
DMCA.com Protection Status