Semua Bab Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri: Bab 71 - Bab 80
204 Bab
Bab 38B Tetap Perhatian
Bab 38B Tetap Perhatian"Jadi ada transfer data ilegal dari perusahaan milik ayah Mbak Syila masuk ke sistem kita. Dugaan saya itu penyebab jatuhnya bisnis ayah Mbak Syila saat itu.""Kenapa bisa begitu, Pak?""Persaingan bisnis, Pak Refan. Saat itu, Pak Zein ditawari kerja sama proyek besar, tetapi beliau lebih memilih bekerja sama dengan perusahaan ayah Mbak Syila. Pak Zein mempertimbangkan hal tersebut karena persahabatan antara orang tua Pak Refan dengan orang tua Mbak Syila."Refan mengusap dagunya sambil mencerna informasi penting yang baru didengarnya."Lalu bagaimana dengan kolega yang sebelumnya menawari kerja sama?""Saya tidak tahu pasti, Pak. Tapi Bapak harus berhati-hati dengan kolega kita yang baru ini." Refan terkesiap mendengarnya. Apa ada yang tidak beres dengan Pak Raihan kolega barunya."Pak Raihan?""Ya, Pak. Beliau menawarkan investasi besar-besaran ke perusahaan kita, bukan? Kita lihat dengan adanya masalah yang kita hadapi sekarang, beliau akan melakukan apa?""I
Baca selengkapnya
Bab 39A Momen Romantis
Bab 39A Mengejutkan"Halo, ada perkembangan apa?""Gawat, San. Ada yang menghalangi jalan kita.""Apa maksudmu?" Sania sedang mendapatkan panggilan tengah malam di ponselnya. Ia sudah kembali ke rumah larut malam bersama mertuanya. Keduanya tidak mengizinkan Sania yang hamil besar tinggal di rumah sakit, meski wanita itu memaksa. Mereka meminta Sania kembali esok pagi, karena Zein sudah ada yang menunggu. Alhasil, Syila yang berkesempatan menjaga Zein malam ini ditemani Merry yang sudah datang kembali setelah berganti pakaian di kontrakannya."Kita gagal mendapatkan perusahaan suamimu, San. Ada yang sengaja mengalihkan nama kepemilikan perusahaan menjadi nama Arsyila Ramadhanti.""Apa?! Kenapa bisa begitu.""Besok aku ceritakan. Kita ketemu di tempat biasa, oke!""Ya, baiklah.""Awas saja kamu Syila! Bersiaplah menanggung akibatnya karena kamu sudah merebut pria yang aku cintai sekaligus perusahaan yang ingin seseorang dapatkan." Sania menyeringai dengan gigi gemertakan dan tangannya
Baca selengkapnya
Bab 39B Momen Romantis
Bab 39B Mengejutkan"Maaf sudah merepotkanmu, Syila.""Nggak papa, Mas. Ini sudah kewajibanku sebagai is...." Syila menjeda kalimatnya. Ia khawatir salah mengucapkan."Hmm, maksudku sudah kewajiban sebagai manusia untuk saling membantu," ralat Syila. Mendadak Syila menjadi canggung menghadapi Zein yang justru mengulas senyum padanya."Jangan kaku begitu, Syila. Santai saja! Apa kamu takut Refan melihat kita berdua?"Deg,Jantung Syila mendadak berdetak tak normal. Kenapa nada bicara Zein seolah menunjukkan Refan memang benar suaminya."Mas Zein jangan banyak tingkah. Ayo makan dulu. Aakk."Mendengar nada ketus Syila, Zein malah tergelak. Seulas senyum menggoda ditujukan pada Syila yang mukanya ditekuk."Kalau niat menyuapi yang ikhlas Syila. Masak iya aku makan sambil lihat muka kamu cemberut. Susah nelan nih jadinya," protes Zein."Sudah nggak usah bawel. Keburu dingin, nih." Syila memaksa Zein membuka mulutnya. Keduanya tertawa disela perdebatan tadi. Di ujung sana, Refan mengintip d
Baca selengkapnya
Bab 40A Menghilang
Bab 40A Menghilang Syila tanpa sadar memanfaatkan momen romantis itu dengan mengalungkan kedua tangannya ke leher Refan. Pun kepalanya menyender di dada suaminya. Aroma parfum yang tidak pernah berubah menyeruak ke indra penciumannya. Menentramkan. "Ya Rabb, izinkan waktu berhenti barang sebentar saja." Tak lama kemudian, Syila membuka matanya. Alangkah terkejutnya dia sudah terbaring di brangkar yang ada di IGD. "Tolong periksa istri saya, Dok!" Ucapan spontan Refan terdengar hangat memasuki relung hati Syila. Matanya tiba-tiba berembun. "Dia benar-benar mengkhawatirkan aku. Selama ini ternyata sikapnya hanya untuk membohongi diri sendiri." "Tadi kenapa istrinya, Pak?" "Tadi terpeleset di lorong rumah sakit, Dok." "Maaf, saya periksanya dulu." "Apa kakinya terluka parah, Dok? Perlu di rontgen, nggak? Saya takut kenapa-napa dengan kakinya." Pria bersnelli putih dengan stetoskop mengalung di leher itu mengulas senyum. Sementara itu, Syila hanya menahan geli Refan menerocos ka
Baca selengkapnya
Bab 40B Menghilang.
Bab 40B Menghilang Syila memukuli dada Refan tanpa ampun. Malu rasanya mengharapkan sesuatu yang tidak pas waktu dan tempatnya. "Jahatnya dimana Syila. Sama istri sendiri boleh, Kan? Yang salah itu kan kalau sama istri orang." Ledekan Refan membuat wajah Syila kian memanas. "Sudah nggak usah cemberut nanti cantik lu ilang. Sia-sia dong perawatan pakai kosmetik ternama." Syila bergeming, membiarkan Refan jengkel karena ia abaikan."Syila! Astaga marah beneran. Maaf ya!" "Hmm." Syila berdehem, lalu sedetik kemudian matanya terbelalak. Refan telah membuat keningnya terasa dingin dan basah. Sebuah kecupan labuh di sana. "Maafkan gue, Syila! Ternyata gue nggak rela lu sama abang. Tapi gue nggak akan memaksa lu, kalau lu tetap memilih abang." Syila hanya terdiam, otaknya tidak sejalan dengan tubuhnya yang merespon sentuhan Refan tanpa penolakan. "Ayo kita makan di resto depan!" Memilih melajukan mobilnya, Refan membiarkan Syila larut dalam pikirannya sendiri. Refan menarik napas pan
Baca selengkapnya
Bab 41A Kecurigaan
Bab 41A Kecurigaan"Hmm, maafkan gue, Bang. Tadi Syila minta dibelikan sesuatu di minimarket. Gue tinggal sebentar dia di mobil. Gue balik lagi Syila nggak ada." "Apa katamu?! Syila menghilang?!" "Dia tadi bilang keburu lapar, Bang. Gue pikir dia pergi ke resto duluan atau kembali ke sini. Abang tenang saja, gue akan mencarinya sampai ketemu." "Harus, Fan! Kamu harus mencarinya sampai ketemu. Seujung kuku pun jangan sampai dia terluka." "Iya, pasti, Bang." Refan bergegas pergi meninggalkan abangnya tanpa peduli ada Merry disitu. "Pak Zein, saya akan bantu cari Syila. Tapi ponselnya saya hubungi juga tidak aktif ini." "Syila, dimana dia? Apa jangan-jangan dia diculik, Mer? Kalau mau lapir polisi ini belum ada 24jam." Merry ikut gusar memikirkan sahabatnya. Dia takut terjadi apa-apa pada Syila yang sedang hamil muda. "Pak, apa tidak sebaiknya kita menanyakan pada Pak Alex?" Zein tertegun mendengar penuturan karyawannya itu. Ia mengernyitkan dahi menatap Merry. "Kenapa dengan A
Baca selengkapnya
Bab 41B Kecurigaan
Bab 41B Kecurigaan"Pak Raihan?" "Kita perlu meeting dadakan, Pak Zein. Datang ke alamat berikut. Segera atau kalau tidak, saya batalkan kerja sama proyek kita." Zein tersentak membaca pesan singkat dari koleganya. Tidak biasanya Raihan mengirim pesan langsung ke ponselnya. Biasanya dia akan mengirim melalui sekretaris atau asisten pribadinya. Ia lalu membalas pesan singkat itu dengan isi menyetujui meeting dadakan. Sejujurnya kepalanya masih terasa pening akibat masalah yang datang bertubi. Setengah jam berlalu, Alex sudah sampai di ruang rawat Zein. Kedatangan dua orang dengan napas terengah disambut dengan wajah suram Zein. Kedua pria berpakaian kemeja seragam kantor itu segera berdiri menunduk di dekat brangkar. Zein segera membenahi posisi duduknya menjadi menyandar. "Kenapa lama sekali? Sampai jamuran saya menunggu." "Maaf, Bos. Jalanan macet." Alex mewakili jawaban pertanyaan yang dilontarkan bosnya, sedangkan staf lainnya berdiri di samping hanya melirik sekilas. "Antark
Baca selengkapnya
Bab 42A Salah Target
Bab 42 Salah target Refan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya. Pikirannya sudah kalut, mencari Syila di kontrakannya pun nihil. Bahkan sejak kemarin pemilik kontrakan tidak melihat Syila sehelai rambutpun. Sampai di pelataran rumah, Refan segera memarkirkan mobilnya. Suasana lengang membuat Refan bertanya-tanya. Tidak biasanya pos satpam sepi penjaga. Pintu rumah pun tertutup, tetapi gerbang pagar dibiarkan terbuka lebar. "Pada pergi kemana, sih?" Refan bermonolog sambil berjalan menuju teras. Ia merogoh saku celana, tetapi belum menemukan kunci rumah. "Astaga, aku sampai lupa menaruh kuncinya dimana."Refan mengetuk pintu, barangkali ada umi dan abi sedang bersitirahat siang. ART juga biasanya terjaga. Ia merasa heran rumahnya sepi tidak ada aktifitas di dalam. "Assalamu'alaikum! Umi, Abi, Mbok!" Semua dipanggili Refan tetapi tidak ada suara jawaban. Ia mengambil ponselnya lalu menghubungi abinya. Hanya nada sambung yang terdengar tetapi tidak diangkat. Refa
Baca selengkapnya
Bab 42B Salah Target
Bab 42B Salah target "Maaf Mas Refan. Bapak tidak sanggup melawan banyak orang. Mereka membawa senjata," ungkap satpam yang terlihat wajahnya sedikit babak belur. "Mbak Sania dibawa mereka, Mas." "Apa?! Sania?!" Refan terhenyak, tadinya pikiran buruk tertuju pada Sania sebagai dalang penculikan. Kini dia justru khawatir dengan wanita hamil besar itu akan menjadi sandra. "Mi, Bi. Sania....?" "Sania dibawa pergi gerombolan itu, Fan." "Mereka siapa?" "Abi nggak tahu, Fan. Ada kemungkinan mereka salah satu saingan bisnis abi dulu." "Ya, Fan. Abi dulu pernah punya musuh namanya Pak Robert, tapi sudah masuk penjara bersama Om Reno. Umi masih ragu juga apa orang-orang tadi ada hubungannya dengan Pak Robert." "Kita harus lapor polisi, Bi. Syila hilang, Sania juga." "Apa?! Syila hilang?!" teriak Hira dan Ilyas bersamaan. "Pokoknya Refan harus menemukan mereka berdua dengan selamat. Refan mau panggil polisi." Refan buru-buru menghidupkan layar ponselnya. Namun, dengan cepat Ilyas me
Baca selengkapnya
Bab 43A Sentuhan
Bab 43A SentuhanNetra Refan tidak lepas dari memandang lurus sebuah gerbang pagar di depan bangunan itu. Sampai suatu mobil mewah masuk dan terpakir di depannya. Ia jelas melihat siapa yang keluar dari mobil itu. Kedua tangan Refan mencengkeram erat stir mobilnya. "Ternyata penjahat itu dia." Rasa geram Refan membuatnya tidak mampu berpikir dingin. Emosi mengalahkan logika. Melajukan kembali mobil dan memarkirkan di sekitar pelataran gedung, Refan mengabaikan pesan polisi untuk tidak gegabah. Kenyataan, Refan sudah tidak sabar ingin menghajar objek yang diawasi. "Kurang ajar, ternyata kecurigaanku benar. Pak Raihan serigala berbulu domba. Apa motifnya melakukan ini semua? Aku harus mencari tahu. Apa abang di sini sendiri? Atau dia ke sini karena ingin menyelamatakan dua wanita itu. Apa ada penjahat lain lagi? Aarghh!" Refan menjambak rambutnya frustasi. Gegas ia mengekori kolega bisnis abangnya itu sampai ke lantai gedung bertingkat yang dituju. Refan melihat nomor yng tertera di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
21
DMCA.com Protection Status