Lahat ng Kabanata ng JODOH-JODOH DARI TUHAN: Kabanata 91 - Kabanata 100
119 Kabanata
KKM Bab 2
Oh, jadi pria ini calon suaminya Dara. Siapa dia, sejak kapan mereka berkenalan. Dibanding dengannya yang ke sini membawa mobil, memiliki ponsel yang bagus, dan penampilan yang klimis tentu saja aku tidak ada apa-apanya. Dan akupun juga yakin, dia bukan hanya lulusan SMA seperti aku. "Sejak kapan kamu kenal dia, Ra?" Aku bertanya pada Dara tanpa mempedulikan pria bernama Daffa itu. Diam, gadis itu lagi-lagi tak menjawab pertanyaanku. "Kamu mau menyelesaikan urusan di antara kita kan, maka jawab semua pertanyaanku, Dara," ucapku tertahan. Aku benar-benar mulai emosi memikirkan apa yang terjadi. Apa mereka sudah berkenalan sejak lama, hal yang mustahil jika baru saja berkenalan lalu tiba-tiba memutuskan untuk melanjutkan ke pernikahan. "Kami berkenalan sejak dua tahun lalu, di kampus. Aku kakak tingkatnya," sahut Daffa. "Aku sudah lulus satu tahun yang lalu dan memiliki pekerjaan, lalu setelah Dara lulus tahun ini, kami akan menikah," sambung Daffa kembali menjelaskan. Jadi selama
Magbasa pa
KKM Bab 3
"Kamu tidak sanggup kan mengembalikannya," ejekku. "Kamu dan Dara sama saja, sama-sama hanya bisa menikmati hasil jerih payah orang lain. Kalian memang serasi.""Kamu sudah tahu apa alasanku memutuskan hubungan denganmu, kan, Mas. Sekarang pulanglah, jangan membuat keributan di sini." Dara mengusirku. "Datanglah ke sini saat aku menikah, undangan akan sampai padamu," sambung Dara lagi. "Baiklah, terimakasih sudah menghianatiku. Aku anggap, apa yang aku lakukan padamu adalah sedekah untuk orang yang tak punya, termasuk tak punya rasa malu. Biar Yang Maha Kuasa yang akan memberikan balasannya padaku."Aku segera berlalu dari rumah itu, rumah yang menjadi tempat lahirnya seorang yang aku pikirkan adalah bidadari surga. Namun nyatanya ....***"Darimana, Le. Kok mukanya ditekuk gitu pulang ke rumah," tanya Ibu yang sedang duduk menonton acara televisi kesukaannya. Kami hanya tinggal berdua saja, Bapak sudah meninggal sejak aku lulus SMA. Lalu setelah itu, akulah yang meneruskan usahany
Magbasa pa
KKM Bab 4
Aku mulai fokus dengan diriku sendiri. Seperti yang diinginkan oleh Ibu, aku mulai berusaha memajukan usahaku. Bagian belakang bangunan perlahan dilebarkan, suatu saat nanti biar menjadi toko dimana pembelinya bisa mengambil apa yang dibutuhkan sendiri seperti impian Bapak. Mobil bak terbuka sudah terparkir di depan rumah, second tak masalah yang penting kondisi masih bagus. Dalam hitungan hari, aku sudah mahir mengendarainya. Aku cukup mengenal keadaan kota, karena dulu pernah sekolah di sana selama tiga tahun saat menempuh pendidikan SMK. Mencari tempat yang dikatakan oleh Ibu, bukalah hal yang sulit. Aku fokus dengan usaha ini, tak lagi memikirkan Dara yang entah bagaimana kabarnya. Aku tak peduli, meskipun jarak rumah kami tidaklah terlalu jauh. Hanya beda RT saja. "Udah dapat undangan belum, Tam," tanya Mbak Dona yang hendak berbelanja. "Undangan apa, Mbak?""Undangan dari Dara. Kamu gak dengar dia mau nikah, ternyata kalian dah putus ya, Dara nikahnya sama orang lain." "Be
Magbasa pa
KKM Bab 5
KUBUAT KAU MENYESAL 5Kehebohan yang dibuat Santoso diacara pernikahan Dara cukup menjadi topik obrolan emak-emak di tukang sayur beberapa waktu lamanya. Ibu sendiri sering kali mendengar dan bercerita padaku, tapi aku cukup tahu saja tak berniat sama sekali untuk menggapai. Buat apa, semua sudah terjadi. Aku harus melupakan dan merelakan semuanya.Setelah tak lagi membiayai kuliah Dara, semua pendapat usahaku, kuputar lagi untuk melengkapi isi di dalamnya dan juga menambah jumlahnya. Aku juga berniat untuk menerima pesan antar. Motor warisan Bapak, masih sangat bagus untuk dijadikan alat transportasi antar barang. Sejak segalanya menjadi mudah, orang juga mulai malas sekedar keluar rumah untuk berbelanja. Apalagi dengan jarak cukup jauh. Pelanggan cukup mengirim pesan padaku dan aku akan mengantarnya. Jika hal itu berjalan lancar, aku bisa mempekerjakan satu orang untuk membantuku melakukannya. Ibu tidak bisa full time di toko ini, hanya kadang saja datang untuk mengantikanku seben
Magbasa pa
KKM Bab 6
KUBUAT KAU MENYESAL 6Kuhirup nafas dalam-dalam, mencoba untuk tidak tersulut emosi dengan perbuatan Dara barusan. Sudah mengebrak meja, sekarang berteriak lantang di depanku. Dia ini siapa, berbuat seenaknya saja. Aku terus diam selama ini hanya karena tak mau membuat keributan. Malu jika jadi omongan orang. "Apa maksudmu, Dara?" tanyaku begitu aku sudah menguasai diri. "Gak usah pura-pura nggak tahu, lihat ini!" Dara berseru sambil memperlihatkan layar smartphone miliknya padaku. Benda itu dia letakkan di meja, di depanku. Sebuah video menayangkan resepsi pernikahan. Kedua mempelai yang begitu aku kenal duduk di pelaminan meskipun wajah mereka diblur. Di dalam gambar bergerak itu, ada tulisan 'Mau uangnya tak mau orangnya. Wanita ini sudah dibiayai pacarnya hingga lulus pegunungan tinggi, tapi malah selingkuh dan menikah dengan orang lain'.Jelas terlihat olehku, video tersebut ditonton oleh ribuan orang, banyak yang share bahkan komentar. "Puas kamu mempermalukan aku dan membua
Magbasa pa
KKM Bab 7
"Buk, apa aku harus sekolah lagi, kuliah gitu untuk bisa dipandang oleh orang-orang? Dianggap sukses?" tanyaku pada ibu.Sejak putus dengan Dara, kini aku lebih banyak berdiskusi dengan ibu sambil menemaninya menonton sinetron kesukaannya. "Kamu mau kuliah agar dihormati orang-orang?" Ibu balik bertanya. "Entahlah, aku merasa tidak jadi apa-apa kalau hanya seperti ini." Aku berkata sambil menghela nafas. Sepertinya aku mulai termakan oleh omongan orang, tentang Dara yang memilih Daffa karena pria itu memiliki pekerjaan di kantoran. "Kalau mau sekolah tinggi untuk menuntut ilmu, ibu sangat setuju. Tapi kalau hanya untuk membungkam mulut orang, itu tak perlu kamu lakukan, Nak. Orang hanya akan terus mengatakan apa yang mereka ingin katakan. Lakukan apapun untuk diri sendiri, bukan karena omongan orang. "Jika kamu merasa butuh untuk sekolah lagi, ibu dukung-dukung saja. Kamu bisa bayarin kuliah orang lain, pasti juga bisa bayarin kuliah sendiri, jika mau.""Aku ditolak Dara karena d
Magbasa pa
KKM Bab 8
"Maaf, Mbak saya tidak bisa. Saya bukan artis atau apapun itu yang perlu melakukan klarifikasi dan semacamnya. Ini sebenarnya hanyalah masalah pribadi, cuma karena ada yang membuatnya menjadi konten jadilah viral seperti ini."Santoso menatapku dengan padangan memohon, kedua tangannya ditangkupkan di depan dada. Aku tahu maksudnya, dia memintaku menerima ajakan itu. "Ayolah, Mas. Kamu perlu klarifikasi juga untuk membersihkan nama baik," bujuk wanita di seberang telepon sana."Biar orang lain saja yang menilai, Mbak. Maaf yaa saya matikan panggilan teleponnya. Saya sedang bekerja," ucapku sesopan mungkin. Panggilan telepon segera kuputuskan, wajah pria di depanku tampak tertekuk, dia kecewa dengan penolakanku barusan."Kenapa sih gak mau, kapan lagi bisa jalan-jalan ke Jakarta," seru Santoso tak suka. "Nanti kalau aku dah jadi pengusaha," jawabku sekenanya. "Kapan?" sentaknya. Kenapa jadi dia yang marah-marah padaku, seperti seorang manager yang marah pada artisnya karena sang art
Magbasa pa
KKM Bab 9
Dengan tergesa-gesa aku berlari menaiki tangga, menuju ke lantai tiga gedung fakultas Bisnis dan Ekonomi. Hari ini mata kuliah Ekonomi Mikro dan aku terlambat datang di hari pertamaku. Gedung dengan tinggi empat lantai ini hanya ada tangga saja, tak ada tangga berjalan apalagi lift. Sampai di lantai tiga, setengah berlari aku mencari kelas MB1107A. Bruggh! Tubuhku bertubrukan dengan seorang wanita karena aku berjalan sambil melihat angka yang tertera di setiap pintu ruangan. "Maaf, Bu," ucapku sambil tersenyum, aku lalu membantu memungut buku-bukunya yang terlempar. Aku yakin dia seorang dosen, mungkin dosen muda, atau mungkin mahasiswa terlambat kuliah seperti diriku tapi tidak tahu angkatan berapa. Mahasiswa yang seangkatan denganku adalah anak-anak muda yang baru saja lulus Sekolah Menengah Atas. Mereka masih begitu muda dan remaja, jauh berbeda denganku. Berada di antara mereka, aku seperti orang yang salah masuk tempat. Harusnya aku ambil kelas karyawan, bukan kelas reguler d
Magbasa pa
KKM Bab 10
Mobil kurem mendadak saking kagetnya."Maaf, Bu, becanda.""Buk lagi, Buk terus. Kamu pikir bercandamu lucu!"Kenapa wanita ini semarah ini, bukannya perkataanku sebelumnya adalah sebuah pujian. Menjadi dosen di usia muda adalah sebuah prestasi. Jauh berbeda denganku yang kuliah di usia tua. Aku saja tak marah dia mengatakan aku mahasiswa tua. "Maaf, Aulia. Jika bercandaku menyakitimu. Tapi menjadi dosen di usia muda adalah sebuah prestasi, aku sedang memujimu," terangku. Berharap dengan menjelaskannya, dia mengerti dan tak marah lagi. Wanita itu menghela nafas panjang. "Iya memang sebuah prestasi, tapi membuatku sulit mendapatkan jodoh, tidak ada pria sebaya yang percaya diri saat di dekatku. Yang percaya diri mereka yang sudah berusia matang dan mapan, dan mereka lelaki orang." Aulia berbicara tanpa henti, seakan menumpahkan perasaan yang selama ini dipendam. "Oh, kamu belom menikah?" Kali ini aku akan berbicara kamu dan aku saja, daripada salah lagi memanggilnya Ibu. "Apa aku
Magbasa pa
KKM Bab 11
Sepanjang aku mengisi acara, Dara terus menatapku. Membuatku tak nyaman saja. Untung sekarang aku sudah terbiasa bicara di depan orang. Saat kuliah, sering kali memang diharuskan untuk presentasi. Selesai acara, aku langsung bertemu dengan Santoso, pria itu begitu excited dengan hasil livenya. Banyak saweran, katanya. Asem emang tuh orang, dikira aku ini biduan. Mana duitnya diambil dia sendiri. "Aku boleh ikut kamu ke kampus, gak?" tanya Santoso."Mau ngapain? Bikin konten tentang kegiatanku sebagai mahasiswa. Enggak ada! Aku bukan ladang duitmu!" Aku menolak permintaan temanku itu. Dia teman yang paling nyebelin tapi juga paling ngertiin. Makanya aku tak pernah benar-benar bisa marah padanya. "Keren Mas Tama, dah mirip pengusaha muda. Calon pengusaha yaa," sapa Pak lurah sambil menepuk bahuku. Memutuskan perdebatkanku dengan Santoso. Apa ini lurah yang sama, yang masih ada ikatan keluarga dengan Daffa. Aku kurang tahu karena memang tak begitu memperhatikan siapa-siapa saja oran
Magbasa pa
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status