Semua Bab Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan: Bab 91 - Bab 100
177 Bab
Bab 91 ( Aku Bukan Ayahnya! )
"Hah, apa…" Siti gugup dengan sikap Abian yang terlihat begitu serius menatap wajahnya."Kapan acaranya?" sekali lagi Abian mengulangi pertanyaannya. Aslan yang mendengar ucapan Abian, mencoba untuk bersikap biasa saja. Walaupun sebenarnya tawanya sudah hampir keluar dari mulut."Saya meminta tanda tangan anda, bukan acara…""Pesta Anniversary pernikahan Akbar dan Mawar."Siti mengatupkan bibirnya. Perkataan Abian kembali membuat isi kepala Siti mengingat momen dimana dirinya dan Mawar bercerita tentang pesta pernikahan yang akan digelar oleh keluarga Sandoro dikhususkan untuk Sahabatnya itu."Hahahaha…" Siti tak dapat menahan diri untuk tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Abian. Aslan yang melihat kejadian tersebut begitu terkejut dengan tindakan Siti yang terlihat berani bersikap apa adanya di hadapan Abian. Aslan segera menarik tubuh Siti agar keluar ruangan saat melihat raut wajah kekesalan tercetak jelas pada wajah Abian.Siti sama sekali tak keberatan saat dirinya digiring
Baca selengkapnya
Bab 92 ( Menantu Yang Dibenci)
Mas Akbar mengusap hidung mancungnya. Hal ini biasa terjadi saat dirinya merasa tidak nyaman untuk kembali mengobrol dengan topik yang tak disukainya."Mas, tidak ada diantara aku dan ibu yang mengatakan bahwa Nathan ini anakmu. Lagi pula, aku belum pernah melahirkan. Jadi, kau belum resmi menjadi seorang Ayah. Hamil saja belum." lanjutku tanpa memperdulikan ekspresi dua orang yang sedang duduk menghadap diriku. "Sudah Mawar, tidak perlu dibahas lagi. Lagi pula Nathan masih lama disini, kalau kau ingin berkunjung untuk melihatnya, tak masalah. Tapi, jangan bawa Nathan bersamamu." kata Ibu mencoba menguraikan suasana yang menegangkan bagi Mas Akbar, tentunya.Aku hanya dapat mengerucutkan bibir saat Ibu kembali menatap dan memohon agar Nathan bisa kembali ke dalam gendongannya. Dengan berat hati, akupun menyerahkan tubuh mungil itu pada Ibu.Mas Akbar tampak begitu lega saat Nathan sudah tak berada dalam pangkuanku. Pria itu terlihat tersenyum dan sesekali mengangguk. Pasti isi kepala
Baca selengkapnya
Bab 93 ( Pelakor Yang Berselingkuh)
"Ayah Membenciku?" aku mengulang pertanyaan Mas Akbar."Alasannya?"Belum sempat Mas Akbar menjawabnya, Ibu datang. Masih dengan menggendong Nathan ."Apa yang terjadi, kau sakit Mawar?""Iya Bu, tiba-tiba saja pandanganku tadi menggelap. Apa aku boleh bermalam di sini?"Ibu tak langsung menjawab pertanyaanku, wanita itu nampak memandang sebentar ke arah Mas Akbar. Walaupun tak berbicara, tapi aku dapat menangkap raut wajah kegelisahan tercetak jelas pada keduanya."Lebih baik kau istirahat saja di rumahmu Mawar. Malam ini akan ada acara khusus menyambut pemegang saham di Sandoro Group. Ibu takut kau akan terganggu dengan kondisi rumah yang pastinya tak tenang.""Baiklah," aku mengalah. Jika aku bersikeras untuk menginap semalam di rumah mertuaku, aku yakin mereka akan curiga dengan sikapku. ***Abian berjalan menyusuri lobby hotel dengan ditemani oleh Aslan. Kedatangannya di Hotel milik Hamzah merupakan agenda tahunan yang biasa mereka lakukan selama beberapa tahun ini, semenjak ked
Baca selengkapnya
Bab 94 ( Video Panas! )
Akbar segera keluar dari kamar setelah tidak mendapatkan izin dari Mawar untuk bisa datang ke Hotel Hamzah. Pria bertubuh tinggi itu segera melangkah mencari tempat aman untuk menghubungi Jimmy."Halo, kenapa kau lama sekali menjawab teleponku!" Sentak Akbar kesal saat telepon ke tiga kalinya baru di jawab oleh Jimmy.'Maaf Pak, ponselku tertinggal di ruang tamu. Bu Mulan…'"Apa yang terjadi dengan Mulan?" Akbar takut jika kejadian tempo hari kembali terulang kembali, yang mengharuskan wanita itu terbaring di rumah sakit.'Berteriak-teriak dan ingin bunuh diri pak. Tapi, untunglah saya datang.'Akbar menghela nafas lega, sepertinya keputusannya untuk mengambil hati Mawar berdampak buruk pada mental dan kesehatan Mulan. "Baiklah, tunggu aku pulang. Terus awasi Mulan."Jimmy kembali meletakkan ponsel di atas meja. tersenyum penuh kemenangan saat wajahnya kembali menatap Mulan yang tengah berada di bawah tubuhnya."Kau hebat Jimmy. Selain hebat masalah ranjang, ternyata kau pintar dalam
Baca selengkapnya
Bab 95 ( Abian Vs Akbar )
Abian memandang penuh takjub wanita yang saat ini sedang bersama dengan Akbar. Wanita Cantik yang selalu mengisi kekosongan hatinya selama ini. Pandangannya tak pernah sekalipun teralihkan pada hal lain. Mengamati dari kejauhan bukanlah hal baru yang dilakukannya. Mencintai istri orang lain adalah kesalahan, tapi sedikitpun Ia tak memiliki niatan untuk mendapatkan hati wanita idamannya itu sebelum Ia mengetahui bahwa Akbar telah berani menyelingkuhi dan menyakiti hati Mawar."Kenapa tidak mendekat saja?" Aslan memberikan sebuah nasehat.Abian hanya mengangkat kedua bahunya dan acuh pada perkataan Aslan."Apa kau akan datang?"Abian menarik nafas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan diri karena pertanyaan Aslan yang terkesan menggurui."Kapan acaranya akan selesai?" Abian mencoba mengalihkan pembicaraan."Seharusnya sudah selesai satu jam lalu. Bersabarlah."Aku dapat melihat dengan jelas bahwa Abian kini sedang menatapku, tatapannya begitu mengintimidasi dan itu membuat diriku meras
Baca selengkapnya
Bab 96 ( Tidak Ada Harapan)
Tidak ada harapan dibalik manusia yang serakah akan sesuatu yang bersifat lebih dari satu. Kedudukan seorang istri akan jatuh apabila seorang Suami telah mengisi hatinya untuk wanita lain. Aku menyerah pada keadaan ini. Namun, bukan berarti aku mengalah. Aku hanya ingin meraih kembali harga diriku yang telah hancur lebur dalam rumah tanggaku ini."Sayang, kau tak mendengar ucapanku?"sederet kalimat pertanyaan yang terlontar dari bibir Mas Akbar membuyarkan lamunanku. Pria yang saat ini duduk dihadapanku terlihat begitu sempurna bagi siapa saja yang memandangnya. Setiap wanita dan para gadis pasti mendambakannya."Maaf Mas, aku…"Mas Akbar meraih tanganku. Tatapannya mampu membuat siapa saja akan luluh dengan sikapnya itu."Aku Mencintaimu, Mawar."Bukannya senang, dadaku terasa begitu sesak mendengar ucapan Mas Akbar. untaian kata Cinta bagi seorang Suami untuk Istrinya adalah hal yang biasa. Tapi tidak untukku. Perjuanganku selama ini berbuah pengkhianatan. Dan sekarang, Mas Akbar
Baca selengkapnya
Bab 97 ( Kembali Memanas)
"Om Wibowo?"Aku memandang takjub pria di hadapanku saat ini. Setelah hampir dua tahun tak melihat wajah beliau, kali ini aku diberi kesempatan untuk melihat wajah pria yang tak lain adalah Ayah Abian dan juga sahabat Papaku."Apa kabar, Om?" kuberanikan diri untuk maju selangkah demi bisa menatap wajah beliau dengan lebih jelas lagi."Ini benar Om Wibowo?" kembali ku ulang pertanyaanku sambil tersenyum bahagia."Iya, Mawar. Ini om, apa kabar dirimu yang saat ini terlihat begitu kurus?" Jawaban om Wibowo membuat diriku merasa aneh. Sifat Abian yang terkesan apa adanya dan blak-blakan menurun pada Sifat Ayahnya ini."Jangan begitu Om,saya…""Panggil aku dengan sebutan Paman."Aku mengangguk mengiyakan saja. Jika berbeda pendapat dan saling debat, yakinlah pria ini akan menjadi pemenangnya."Kau ingin menemui Abian?""Benar Om, eh Paman. Hari ini kami akan melihat langsung pembangkit Restoran yang sudah hampir selesai.""Lalu, Siapa pria yang kau maksud tadi?"Rasanya begitu sulit untu
Baca selengkapnya
Bab 98 ( Gara-gara Minuman)
"Mawar?"Akbar menyesali perbuatannya sendiri. Disaat tengah menikmati ciuman panasnya sebagai suami Mulan, justru mulut kotornya menyebutkan nama lain."Maaf sayang, aku…"Mulan menepis kasar tangan Akbar yang hendak meraih wajahnya."Jangan sentuh aku, dasar Buaya!" teriaknya marah sambil terus bergerak gelisah menepis tangan Akbar yang tetap bersikeras untuk meraih tubuh Mulan. Karena terus mendapatkan perlawanan, akhirnya Akbar dengan kasar menarik baju depan Mulan sehingga menyebabkan baju tersebut robek dan menyemburkan sesuatu yang begitu besar dan pastinya membuat Akbar menelan ludahnya berulang kali."Mas Akbar!""Aku sudah tak tahan!" "Kurang ajar, kau Mas!"Akbar tak memperdulikan ekspresi atau umpatan kasar yang dilakukan oleh Mulan. Walaupun wanita itu berteriak meminta berhenti, tetapi tubuhnya begitu patuh untuk segera dieksekusi."Kau benar-benar membuatku merasa sangat nikmat setiap kali melakukannya, sayang."Akbar mengelus lembut kepala Mulan yang saat ini telah be
Baca selengkapnya
Bab 99 ( Pendarahan)
"Abian, mundur…" aku mendorong dada Abian agar menjauh dari tubuhku. Tapi sepertinya hal itu terlihat begitu sia-sia saja. Tubuh Abian tak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Terlebih tangan kanannya yang berhasil meraih pinggangku."Aku mencintaimu, Mawar." Aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang beraroma mint."Abian, aku sudah memiliki Suami!"Sederet kalimat itu dapat membuat Abian melepaskan tubuhku darinya.Dadaku terasa begitu sesak, jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Perbuatannya sungguh membuat diriku merasa tak nyaman. Namun, entah mengapa hatiku justru mendamba perlakuan khusus yang dilakukannya untuk diriku. Ini salah, tapi aku tak memintanya melakukan hal tersebut."Maaf Mawar, aku terbawa suasana.""Tapi, Abian…""Hem?""Tolong jangan minum-minuman seperti itu.""Berikan aku satu alasan agar aku menghentikan kegiatan yang biasa aku lakukan.""Kau bisa bahagia tanpa meminumnya."Abian tersenyum miring menanggapi perkataanku. Senyumannya terkesan meremehkan d
Baca selengkapnya
Bab 100 ( Menikmati Rintihannya)
Aku hanya diam tanpa merespon perkataan Abian. Pria ini terlalu baik bagiku, dan aku tak ingin kembali menyakiti hatinya."Mawar,""Hem?" "Aku berjanji akan membantumu, jadi aku harap kau tidak perlu sungkan untuk meminta bantuanku.""I, iya."aku dapat merasakan bagaimana rasanya diperhatikan oleh orang lain selain suamiku sendiri. Hal ini begitu terasa menyenangkan sekaligus menjadi tolak ukur perbedaan antara Mas Akbar dan juga Abian. Aku memejamkan kedua mataku, lalu bersandar pada kursi Mobil. Tiba-tiba saja muncul rasa kantuk dan itu menyebabkan diriku tak bisa menahannya."Abian, bangunkan aku jika sudah sampai rumah nanti. Aku ngantuk sekali," Abian tersenyum memandang ke arah wanita yang kini telah terbang bebas ke alam mimpinya.***Setelah menampar wajah Mulan, Akbar kembali menggoyangkan pinggulnya agar mendapatkan pelepasan yang sempurna. Ia tidak memperdulikan wanita yang saat ini sudah tak sadarkan diri oleh tamparannya atau rasa sakit yang telah ia ciptakan. Karena b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status