All Chapters of Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan: Chapter 61 - Chapter 70
177 Chapters
Bab 61 (Sebuah Ancaman )
"Ini kali kedua dirimu menuduhku berselingkuh, Mas. Apa karena kau menemui diriku sedang makan berdua dengan Abian, jadi kau terus saja mengatakan hal itu. Apa kau tidak berkaca pada dirimu sendiri? Kalau kau bisa menuduh diriku berselingkuh, akupun bisa melakukan hal itu."Mas Akbar berdiri dari tempat duduknya. Pria berbadan tegap itu Berjalan mendekati diriku."Maksudmu?""Jangan-jangan kau berselingkuh dibelakangku, Mas. Biasanya, orang yang suka menuduh adalah pelaku utamanya." Jawabku sambil terus tersenyum memandang wajah Mas Akbar.Pria dihadapanku ini terlihat beberapa kali menggaruk kepala yang aku yakin tidak gatal sama sekali."Bicaramu ngawur, Mawar!"Mas Akbar tak banyak bicara. Pria itu segeralah meninggalkan diriku dan kembali duduk di sofa sambil menonton televisi.Aku hanya dapat menghembuskan nafas lega, karena sepertinya Mas Akbar tidak memperpanjang masalah. Walaupun sebenarnya hatiku terasa sakit dengan tuduhan perselingkuhan yang ia katakan padaku. Bisa-bisanya
Read more
Bab 62 ( Mantan Pembantu)
Mulan mendadak terdiam mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari bibir tipis pria dihadapannya ini. Ia berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman tangan Aslan, namun pria itu semakin kuat genggamannya."Jadilah wanitaku.""Apa?!""Kau bisa menjadi ratu di dua tempat berbeda. Aku jamin, kau akan merasakan deretan kenikmatan yang luar biasa jika menerima tawaranku ini."Mulan menggelengkan kepalanya berulang kali, wanita itu amat terkejut mendengar tawaran gila yang dilakukan oleh Aslan, tunangan dari temannya."Tidak, aku tidak akan melakukan hal yang kau inginkan! Kau adalah pria yang sudah bertunangan dengan temanku, aku tidak mungkin mengkhianati…"Aslan melepaskan genggaman tangannya, lalu ia menyodorkan ponsel yang masih menampilkan adegan mesum Mulan dengan Akbar. Didalam video, keduanya terlihat sedang melakukan hubungan layaknya suami istri.Saat akan mengambil ponsel, Mulan kalah cepat dengan pergerakan tangan Aslan. "Kau akan tahu akibatnya, jika menolak tawaranku in
Read more
Bab 63 ( Istri Kedua )
"Apa yang kau lakukan?!" teriak Mulan tak terima dengan perlakuanku.Saat tangan Mulan hendak melayangkan tamparan pada wajahku, dengan cepat Mas Akbar menghalangi telapak tangan Mulan agar tidak dapat menjangkau wajahku."Jangan kurang ajar!" sentak Mas Akbar. Dibalik masker yang kukenakan, aku dapat dengan leluasa tersenyum melihat pemandangan indah ini.Mulan terlihat begitu terkejut dengan bentakan nyaring dari mulut Mas Akbar. Mungkin karena terbiasa diperlakukan seperti putri, Mulan jadi terlihat sangat terkejut mendapati bahwa Mas Akbar dapat dengan sadar membentaknya dihadapan orang banyak."Maaf ya mas, aku hanya takut jika dia berusaha untuk merayumu. Zaman sekarang, banyak orang yang suka menghalalkan segala cara agar memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya dengan menjadi pelakor, alias perebut suami orang." Sindirku sambil sesekali mengusap lembut lengan Mas Akbar sambil bersandar pada lengan kokoh suamiku, Membuat suasana hati Mulan semakin terasa tercubit sakit saja.
Read more
Bab 64 ( Tawaran Kenikmatan)
"Aku hanya bercanda Mas, kenapa kau jadi serius begitu?"Mas Akbar kembali fokus pada jalanan. Dari raut wajahnya, nampak jelas dirinya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Pertengkaran yang baru saja terjadi antara aku dan Mulan pasti membuat Mas Akbar semakin overprotektif terhadap Mulan .bisa jadi wanita itu tidak diperbolehkan untuk keluar dari rumah. Saat itulah, aku harus kembali mendekati Mulan dan kembali menghasutnya agar hubungan keduanya semakin merenggang dan tentunya terjadi konflik terus menerus. Akan aku ciptakan neraka dunia dalam hubungan keduanya.Saat Mobil telah berhenti tepat di depan pagar rumah, aku segera turun dari mobil."Sayang, aku ada urusan sebentar. Tidak masalah bukan, kalau aku tinggal sebentar?" Ucap Mas Akbar tampak turun dari mobil. Pria itu meminta izin padaku. Aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaannya, karena tanpa diberitahu aku sudah paham tujuannya adalah menemui Mulan. Dan pastinya, sebuah pertengkaran akan tercipta dan bisa jadi, dari pert
Read more
Bab 64 ( Matahari Dan Bulan)
Aku memilih untuk tidak masuk ke rumah. Saat ini Rasanya rumah bukanlah tempat ternyaman yang harus aku prioritaskan. Memilih menikmati pemandangan jalanan yang terasa begitu menyejukkan hati adalah pilihan kedua."Jadi, ke pantai Nona?" tanya sopir Grab dengan sikap ramahnya"Iya, pantai Lamaru Pak!" jawabku sambil menurunkan kaca jendela Mobil agar bisa menikmati angin serta pemandangan kota yang masih terlihat begitu asri dengan pepohonan yang tumbuh di pinggiran jalan."Matikan saja AC-nya pak, saya ingin menikmati angin.""Baik, Nona. Lagi pula kota kita ini masih banyak ditumbuhi pohon-pohon. Jadi, untuk kualitas udara sejuknya Kota Balikpapan masih terbilang bagus," Komentar sang Sopir taksi.aku hanya mengangguk mengiyakan dan kembali memandang ke luar jendela.Sesampainya di Pantai, aku segera berlari menuju ke arah bibir pantai. Bermain dengan ombak yang menggelitik kakiku yang sudah basah oleh air. Suasana hatiku terasa begitu menikmati momen indah ini. Karena sejujurnya, P
Read more
Bab 66 ( Perkara Soal Ranjang)
"Apa maksudmu dengan mengatakan bahwa aku ini brengsek Mas? Setelah kau menikmati keindahan tubuhku kau akan pergi begitu saja, hah?!" teriak Mulan marah tak terima dengan perlakuan Akbar. Pria itu masih saja terus memandang wajah Mulan yang terlihat memerah karena emosi yang meluap-luap."Kau pantas untuk itu. Karena pada dasarnya, kau adalah istri pemuas kebutuhan seksualku saat aku tak mendapatkan itu semua dari Istriku,""Pemuasmu? Jadi aku sebatas itu Mas!" Mulan hampir saja akan menampar wajah Akbar. Namun, ia teringat bahwa tak ada satu manusia pun yang mau menanggung biaya hidupnya selain Akbar."Kau akan menampar wajahku, ayo coba saja!" tantang pria yang masih dalam keadaan setengah telanjang itu. Bagian bawahnya masih polos belum sempat ia mengenakan celananya karena tubuhnya ditarik kebelakang oleh Mulan.Mulan menurunkan tangan yang sudah mengudara siap untuk menampar pipi Akbar. Mulan hampir saja menangis, tapi ia berusaha sekuat tenaga agar tak menunjukkan sifat lemahn
Read more
Bab 67 ( Rahasia Dibalik Rahasia )
Saat diriku ingin melangkah mundur menghindari sesosok bayangan hitam di hadapannya, tubuhku ditarik masuk lebih dalam lagi. Dalam keadaan panik dan histeris karena merasa sangat takut, tiba-tiba saja lampu rumah menyala."Lepaskan atau aku pastikan peluru ini menembus kepalamu!" Walau aku tak melihat wajah orang yang mengatakannya, tapi aku yakin itu adalah Abian. Pria itu tidak meninggalkan diriku sendiri.Saat menatap kedepan, aku dapat melihat pria dihadapanku ini memakai penutup kepala agar wajahnya tidak dikenali.Belum sempat aku berkata-kata, aku dapat merasakan tangan pria itu melingkar di leherku dengan sebilah pisau yang siap menusuk leherku. "Jangan sampai kau melihat darah keluar dari leher wanita ini. Aku hanya ingin mengambil beberapa perhiasan untuk menebus anakku di rumah sakit.""Jadi yang kau inginkan adalah uang?" Abian mencoba untuk bernegosiasi."Ya, aku butuh uang! Jadi cepat berikan aku uang atau aku habisi wanita ini!" ancamannya membuat bulu kudukku berdiri.
Read more
Bab 68 ( Tidak Boleh Bercerai)
Aku sebenarnya tak mengerti apa maksud dan tujuan Abian saat meminta akses CCTV rumah, namun aku tak mempermasalahkan hal itu. Aku yakin, Abian memiliki sebuah cara tersendiri untuk dilakukannya serta mempertimbangkan semuanya secara terperinci."Kejadian ini sudah aku hapus dan aku kirimkan ke file dokumen yang kumiliki tentang perselingkuhan suamimu dengan Mulan. Kau tenang saja, aku jamin ia tak akan curiga." kata Abian saat dirinya telah selesai menyelesaikan rangkaian misi yang dilakukan bersama dengan Aslan."Aslan, antarkan Pak Aros ke rumah sakit untuk membayar semua biaya yang harus dibayarkannya."Aslan mengangguk mengiyakan dan memberi isyarat pada Pak Aros agar mengikuti langkahnya keluar dari rumah.Sebelum itu, Pak Aros menyalamiku, meminta maaf atas segala hal yang telah terjadi dan berjanji akan menutup mulutnya tentang kejadian ini. Walaupun sepenuhnya aku tak terlalu percaya, dalam hati kecilku berharap bahwa Abian memiliki rencana untuk Pak Aros sendiri."Kau tenang
Read more
Bab 69 ( Perkara CCTV)
"Apa maksudmu bicara seperti itu pada anakmu?" Mama terlihat kesal dengan sikap Papa yang terlihat begitu santai menanggapi permasalahanku dengan Mas Akbar."Akbar dan Mawar adalah pasangan yang serasi. Jadi, kalau masih bisa diperbaiki lagi, kenapa tidak?" Seandainya saja bukan papa yang mengatakan hal itu, tentunya aku akan memberi pelajaran padanya.Papa terlihat menatapku dengan senyuman yang terukir di wajahnya."Papa ini tidak bodoh Mawar, walaupun sebenarnya Papa kesal dan ingin memberi pelajaran pada…""Pah!" aku memberi isyarat agar Papa tak meneruskan perkataannya. Aku baru saja ingat, kalau di ruangan ini dipasang CCTV dan hal itu bisa kapan saja dilihat Mas Akbar saat pulang ke rumah."Abian sudah merusak dan menghapus semuanya."Aku terkejut mendengar penuturan Papa yang begitu mengejutkan."Papa sadar, bahwa papa salah menilai pemuda itu. Tapi sayangnya, Papa sudah terlambat untuk menyadari semuanya. Hamzah sudah mengatakan semuanya. Dan Papa berharap banyak pada Abian
Read more
Bab 70 (Pemenangnya Adalah Istri Pertama )
"Bukan begitu, cobalah untuk mengerti. Bukankah kalian sesama wanita?""Aslan, aku tak segan-segan untuk menguliti dirimu jika kau terus membahas wanita penggoda itu. Terlebih jika aku harus mengerti perasaannya, oh my God!" Siti memejamkan kedua matanya, mencoba untuk menenangkan diri dari emosi yang bergemuruh di dalam jiwanya.***Aku melihat dua orang pria masuk ke dalam ruang kerja Mas Akbar. Hal itu justru membuat diriku merasa aneh. Karena tak pernah sekalipun Mas Akbar mengajak seorang tukang service memasuki ruangannya. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan dariku. Jangan -jangan mereka bukanlah tukang service biasa, melainkan seseorang yang sedang menyelidiki tentang hal yang terjadi selama Mas Akbar meninggalkan rumah.Aku menghela nafas berat, rasanya begitu banyak hal yang terjadi."Mas!" aku tak langsung masuk ke dalam ruang kerjanya.Pintu dihadapanku terbuka lebar. Raut wajah Mas Akbar terlihat begitu dingin."Apa ada yang sengaja merusak CCTV rumah?" Mas Akbar tampak be
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status