All Chapters of Pria Arogan Ayah Anakku: Chapter 111 - Chapter 120
132 Chapters
Bab111.
“Saya tidak tahu apa yang sebenarnya anda hadapi saat ini, tapi saya tahu anda benar-benar merasa sedih dan tidak tahu kepada siapa harus bercerita. Bukankah begitu nona Hanna?” ucap Rena.“Ya, aku merasa apa yang kau katakan itu benar, bahkan sampai saat ini aku tidak tahu pada siapa aku harus mengeluh,” jawab Hanna.“Aku memang seorang pengasuh yang bekerja padamu, tapi jika anda benar-benar tidak mempunyai teman untuk bicara, apa salahnya jika anda berbicara padaku? setidaknya beban di hati anda akan sedikit berkurang,” ucap Rena pada Hanna.“Meskipun aku bisa bercerita padamu, tapi aku tidak tahu dari mana aku harus bercerita. Hidupku terlalu rumit sehingga untuk menceritakannya pun aku kesulitan,” ucap Hanna pada Rena.“Saya mengerti, karena mungkin beban di hati anda benar-benar terlalu berat. Maafkan saya jika saya tidak bisa membantu anda untuk mengurangi beban tersebut,” ucap Rena. Ia benar-benar terlihat peduli pada Hanna.“Apa kamu punya keluarga di kampung?” pertanyaan Han
Read more
Bab112.
Kelvin dan Harris tengah menunggu kedatangan mbah Ruti ke kantor. “Tumben nyonya Trihapsari jam segini belum datang ke kantor? apa dia berangkat kerja hari ini?” tanya Kelvin pada Bian.“Entahlah tuan, biasanya Nyonya Trihapsari sudah datang di jam segini,” jawab Bian. “Mungkin beliau ada sedikit urusan di rumah. kita tahu tuan Aditya yang sedang sakit harus mendapat perhatian lebih dari beliau.”“Bener juga, kalau begitu kita tunggu saja. Hari ini kita harus ke kantor cabang untuk memberitahu karyawan di sana tentang kedatangan Haris,” ucap Kelvin.“Tuan Kelvin, saya lupa jika Nyonya Trihapsari mengatakan anda bisa mewakili beliau di kantor tersebut untuk memperkenalkan Haris pada mereka,” uacap Bian.“Aku tidak mau, itu akan membuat aku merasa tidak enak, karena aku juga baru di kantor ini. Aku tidak mau seolah-olah aku berkuasa di sini. Itu adalah hak Nyonya Trihapsari,” jawab Kelvin.Ternyata Kelvin cukup tau diri, dia tidak ingin terlalu menunjukkan jika dirinya mempunyai jabat
Read more
Bab113
Jeremy, tidak salah lagi Kelvin melihat pria tersebut ada di lobby berusaha Bratayuda.“Kenapa manusia sepertinya masih berkeliaran dengan bebas?” ucap Haris.“Itu karena kebodohan kita yang tidak memasukkannya ke dalam penjara,” sahut Kelvin,Mereka pun melangkah menghampiri Jeremy. “Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Kelvin.Mendengar suara Kelvin, Jeremy pun langsung menoleh ke arahnya, “Hahaha, kenapa dunia ini terasa sempit, bahkan saat aku melamar pekerjaan di sini pun, aku harus melihatmu berada di sini,” sahut Jeremy dengan sifat congkaknya.“Apa kau masih pantas untuk mencari pekerjaan dengan tingkah lakumu itu? Apalagi mantan seorang pembunuh sepertimu,” celetuk Haris. Ia mengepalkan tangan merasa geram dengan pria tersebut.Jeremy mendekat ke arah Haris. “Mantan pembunuh? Apa kau punya bukti untuk hal itu?” jawab Jeremy dengan sunggingan senyum di bibirnya.“Kami memang tidak bisa membuktikan perbuatanmu. Tapi ingat, Tuhan selalu melihat tingkah lakumu yang busuk i
Read more
Bab114.
“Kau terlihat tidak menyukai jika aku duduk di sebelahmu” ucap Kelvin. Hanna hanya diam dan memalingkan wajahnya. “Aku tahu kau sedang ada masalah dengan mbah Ruti, bukan begitu?” ucap Kelvin kembali.Namun kali ini ucapannya membuat Hanna menoleh ke arahnya, Kelvin pun menatap ke arah Hanna dan sehingga tatapan mereka pun bertemu.“Dia nenekmu, itulah alasannya kenapa dia sangat peduli padamu,” ucap Kelvin kembali.“Itu bukan urusanmu, dan cobalah untuk tidak ikut campur dalam urusan tersebut,” ucap Hanna. Ia berdiri hendak pindah dan bergabung dengan Rena, namun saat itu juga Kelvin menggapai tangannya, menghentikan langkahnya agar tidak meninggalkannya.“Duduklah, apa salahnya jika kita bicara?” ucap Kelvin.Hanna menarik tangannya agar terlepas dari genggaman tangan Kevin. “Apa yang harus kita bicarakan?” tanya Hanna.“Hanna aku tahu mungkin kamu tidak akan bisa memaafkanku, bahkan mungkin sudah tidak ada celah celah di hatimu untuk memaafkanku. Aku tahu itu dan aku sadar akan kes
Read more
Bab115.
“Mama kenapa diam? ayo nanti papa yang antar kita pulang? ucap Clayton kembali. Clayton menoleh ke arah Rena yang sudah berdiri tidak jauh dari Hana. “Sus Rena pulang sama supir ya? soalnya Clay mau pulang sama mama diantar papa, naik mobil papa,” ucap Clayton.Rena pun segera mengacungkan jempolnya dengan senyuman di wajahnya. Namun ia segera sadar jika Hanna saat itu juga melirik ke arahnya. Rena tak peduli ia justru memalingkan wajahnya sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Clayton.“Ayo kita pulang,” ucap Kelvin kembali, ia membawa Clayton digendongannya menuju mobil.Sedangkan Hanna menatap ke arah Rena sebelum ia mengikuti langkah Kelvin. “Bagaimana kamu bisa membiarkan Clayton pergi bersamanya? Kenapa kamu tidak membujuknya untuk pulang bersama kita?” ucap Hanna. Ia terlihat kesal pada Rena.Namun Rena tersenyum seakan tak melakukan kesalahan apapun, karena memang ia tak melakukan kesalahan. “Maaf nona Hanna, aku hanya mencoba menuruti apa yang Clayton inginkan,” ucapnya.
Read more
Bab116.
Hanna yang kini berada di rumah membaringkan tubuhnya di atas ranjang, menatap langit-langit kamar dengan banyak hal yang menjelajahi seluruh otaknya.“Aku lelah, aku benar-benar merasa lelah jika terus-terusan berada di dalam masalah seperti ini. Bagaimana bisa aku membiarkan Kelvin kembali bersama Clayton, setelah ia menyia-nyiakan kami, setelah ia menghancurkan hidupku sedemikian rupa. Dan juga bagaimana bisa aku bertahan di rumah ini terus menerus, di rumah orang yang telah membuat aku tidak bisa bertemu dengan ibuku untuk selamanya.Ya Tuhan, kenapa kau berikan cobaan yang terlalu berat bagiku. Mana kebahagiaan yang kau janjikan padaku, Tuhan?” gumam Hanna.Tok tok tok Suara ketukan pintu terdengar, lalu terbuka dengan perlahan. “Mama sedang apa?” tanya Clayton.Kedatangan Clayton membuat lamunan Hanna seketika buyar. Ia menoleh ke arah pintu di mana sang anak berdiri di ambang pintu menatap ke arahnya. Lalu Hanna pun tersenyum ke arah Clayton. “Masuklah sayang, kenapa kamu ber
Read more
Bab117.
Hana terdiam sejenak, ia merasa ragu dengan ucapan mbah Ruti akan ceritanya itu“Jika ayahku sudah bertunangan sebelum mengenal ibuku, kenapa ibuku juga menerimanya. Dan kenapa mereka tega menyakiti hati orang lain. Sejahat itukah kedua orang tuaku?” ucap Hanna.“Tidak, mungkin kami yang terlalu tutup mata dengan alasan Andi. Karena waktu itu kami benar-benar tidak tahu jika semua akan menjadi seperti ini. Aku tidak menyangka di usia Arumi yang baru sembilan belas tahun bisa mencintai Andi, hingga dia rela melakukan apapun.Seiring berjalannya waktu, kami pun mengetahui jika Andi adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Hanya saja statusnya yang sudah memiliki tunangan membuat kami berat untuk menerimanya,” jelas mbah Ruti.“Bukankah kau bilang ayahku punya alasan kenapa dia meninggalkan tunangannya. Apa alasannya?”“Tunangan ayahmu berselingkuh, dan saat itu perselingkuhan Mereka pun dilihat langsung oleh Andi,” jawab mbah Ruti. “Lalu bagaimana bisa ayahku bertemu dan mencintai
Read more
Bab118.
Kakek Aditya seperti kesulitan bernafas. Tentu hal tersebut membuat panik semua orang di dalam mobil.Tak berselang lama kakek Aditya pun memejamkan mata, denyut nadinya pun semakin melemah, semakin membuat kepanikan. “Abi cepatlah! bisakah kamu membawa mobil ini lebih cepat lagi!” pekik mbah Ruti meminta sang sopir, agar mengendarai mobil lebih cepat. Abi tak menjawab, ia hanya fokus membawa mobil agar segera sampai ke rumah sakit.Mbah Ruti menggenggam tangan kakek Aditya, ia menatap sang suami dengan tangisannya. “Aku mohon bertahanlah untukku. Jangan membuat aku ketakutan seperti ini, Aditya,” ucapnya, lalu mencium tangan sang suami.Mereka pun sampai ke rumah sakit, dan saat itu juga kedatangan mereka langsung disambut oleh para perawat dengan tergesa-gesa, Kakek Aditya pun langsung dimasukkan ke ruang ICU.“Aku mohon Aditya, kamu harus bertahan demi aku. Jangan tinggalkan aku, aku tidak bisa jika harus terus kehilangan orang yang aku sayangi,” gumam mbah Ruti, sambil menatap r
Read more
Bab119.
Hanna yang masih ingin mencari tahu kebenaran tentang kisah orang tuanya pun setia mendengar cerita Sari.arumi yang melihat keseriusan Hanna dalam mendengarkannya pun tersenyum, lalu melanjutkan ceritanya.“Saya sempat mendengar pertengkaran mereka waktu itu. Waktu itu nona Arumi bilang jika dia tidak akan pernah menganggap tuan Aditya, dan mbah Ruti sebagai orang tuanya lagi. nyonya Trihapsari sudah meminta kepada nona Arumi agar tetap membawa keluarga suaminya datang kemari, meski tuan Aditya sangat keras kepala, dan belum bisa menerima suaminya.Tapi nona Arumi justru menolak dan mengatakan jika ia tidak membutuhkan orang tua lagi, dan saat itulah tuan Aditya pun sangat marah, hingga akhirnya mengancamnya. Ancaman yang akhirnya ia sesali setelah Nona Arumi pergi meninggalkan rumah, karena setiap hari, setiap jam, dan bahkan hampir setiap menit nyonya Trihapsari selalu menyalahkannya.Namun meski disalahkan olehnya nyonya setiap hari, tuan Aditya tetap kekeh dengan amarahnya. Tuan
Read more
Bab120.
“Tidak nek, aku benar-benar meminta maaf padamu atas keegoisanku,” sahut Hanna, lalu ia pun menyeka pipi wanita tua tersebut yang sudah basah oleh air mata.Akhirnya terukir sebuah senyum di wajah tua tersebut. “Hanna Maafkan nenek,” ucapnya yang langsung memeluk Hanna.Mereka pun menunggu kabar tentang keadaan kakek Aditya, hingga akhirnya seorang dokter keluar dari ruangan ICU. Mereka bergegas menghampiri dokter tersebut.“Dokter, bagaimana keadaan suami saya?” tanya mbah Ruti.“Keadaannya kritis bahkan untuk saat ini dia berada dalam keadaan koma,” ucap dokter tersebut. Bagai petir yang menyambar di siang hari mbah Ruti langsung terasa lemas. Kaki tuanya tak bisa lagi menopang tubuhnya, ia limbung dan jatuh di pelukan Hanna. “Nek, kamu baik-baik saja kan?” ucap Hanna.“Tidak, aku tidak baik-baik saja jika Aditya meninggalkanku, dia harus selamat,” ucap mbah Ruti. Lalu sebisa mungkin ia menggapai tangan sang dokter. “Dokter, tolong selamatkan suamiku, bantu dia untuk tetap bertaha
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status