All Chapters of Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO: Chapter 291 - Chapter 300
373 Chapters
291 - Membawa Rafa Pergi
Rinjani lekas menyusul Juna untuk bertanya, “J—Jun! Tunggu dulu! Kamu mau ke mana?”“Membawa adik iparku datang ke sini. Tolong atur Nik mendapatkan kamar rawat inap VIP untukku, yah! Aku akan sangat berterima kasih padamu akan itu.” Usai menjawab pertanyaan Rinjani, Juna melanjutkan langkah cepatnya karena dia buru-buru harus lekas tiba di unit apartemen yang ditempati Hartono.Ya, dia memang berencana membawa Rafa untuk memulihkan Anika. Meski ini sudah termasuk pagi dini hari, dia yakin Rafa pasti bersedia.“Jun?” Hartono yang membukakan pintu apartemen pun merasa heran melihat Juna yang seperti baru berlari.“Pa, Rafa di mana? Ada di kamar?” tanya Juna sambil masuk ke hunian sementara yang dia atur untuk keluarga kecil ayah mertuanya.“Iya … dia di kamarnya, sudah tidur.” Hartono masih kebingungan.“Aku minta tolong agar Rafa boleh aku bawa sebentar ke rumah sakit, yah Pa.” Juna memberikan muka memohon.“Kenapa?” Hartono kebingungan. Dibangunkan oleh Juna dini hari begini, tentu s
Read more
292 - Cemburu ke Bocah?
“Rin, apakah kondisi vital Nik baik-baik saja?” Juna bertanya sambil menghilangkan selubung halimunan dari tubuh Rafa.Dia tidak menggubris wajah terkesiap Rinjani yang melihat kemunculan Rafa secara gaib di depan matanya.“Di—Dia! Dia! Dia! Dia hantu?” Rinjani sambil menunjuk ke Rafa di gendongan.Wajar saja bila Rinjani sampai tergagap panik melihat kemunculan tak disangka-sangka dari Rafa. Dia yang tidak pernah bersinggungan dengan hal mistis, kini dipaksa melihat banyak hal di luar nalar logikanya.“Jangan ngawur, ini adik iparku yang kukatakan tadi.” Juna menurunkan Rafa di ranjang tempat Anika dibaringkan.“A—Adik ipar, astaga!” Rinjani kembali terkesiap akan jawaban Juna. “Dia … dia yang akan menolong Anika? Jun! Jangan bercanda!”Kini Juna sudah lebih tenang dan dia tertawa kecil pada keterkejutan Rinjani.“He he … jangan menilai dia dari kecil tubuh dan umurnya.” Juna sambil melihat Anika yang sudah mendapatkan tindakan pemberian cairan infus di tangan.Juna membangkitkan tub
Read more
293 - Permintaan Maaf
“Enggak apa, Kak Rin. Aku siap nerima itu karena aku juga salah udah berbuat suatu hal ke Shevia tanpa meminta persetujuan mereka.” Anika menggeleng pelan sambil memunculkan senyumnya.Akhirnya, Juna menggandeng Anika sambil terus menggamit pinggang istrinya, berjaga-jaga andaikan Anika masih lemas dan berkemungkinan limbung.Di belakangnya, Rinjani hanya bisa menatap canggung pasangan baru di depan matanya. Dia membatin, ‘Sepertinya cinta mereka memang tidak mudah digoyahkan. Aku jadi malu udah maksain diri ke Juna. Hgh!’Masuk ke ruang VIP tempat rawat inap Shevia, dia sedang makan buah dikupaskan ibunya yang duduk di samping ranjangnya.“Potong kecil-kecil saja, Ma. Eh, Mbak Anik!” sapa Shevia ketika melihat kedatangan rombongan kecil tiga orang memasuki kamarnya.Melihat kedatangan Juna dan dua lainnya, tatapan mata Hamid ternyata tidak lagi segarang sebelum ini. Justru dia seperti sungkan saat bertemu pandang dengan Anika.Hamid mendekat ke Juna yang sedang memegangi Anika. Juna
Read more
294 - Menikmati Malam Pengantin
“Nik, siap menyatu denganku, yah!” bisik Juna.Juna menatap istri di depannya yang rebah menguarkan aura keindahan tiada banding dari atas sampai bawah. Rasanya dia ingin menerjang dengan beringas, tapi tentu tak boleh begitu.“Iya, Mas.” Anika mengangguk kecil sambil tersenyum disertai mata yang berkaca-kaca, sangat menawan di pandangan Juna.Meski ini bukanlah malam pertama bagi mereka, tapi ini merupakan penantian panjang bagi mereka yang pernah terganjal oleh perceraian menyesakkan sebelumnya karena status Juna saat itu ditambah ketidakyakinan Anika akan dirinya sendiri.“Nik, sayangku ….” Juna mulai melesakkan sang pusaka yang telah menegang sempurna, siap berlaga.“M—Massss … mmgghhh ….” Anika memejamkan mata, entah karena malu ditatap lekat sejak tadi oleh suaminya atau karena merasakan sensasi ketika benda tegang, keras, berurat, dan kencang itu menerobos masuk.“Mrrghh ….” Juna dan Anika sama-sama mengerang pelan ketika penyatuan mereka terjadi secara perlahan.“Sempit sekali
Read more
295 - Indahnya Momen Pengantin Baru
Meski Juna dan Anika sudah pernah menikah sebelum ini dan hanya bertahan beberapa minggu saja kala itu, tapi kali ini berbeda. Jauh berbeda.“Nik ….” Juna meraih pinggang Anika untuk dipeluk ketika sang istri sedang mengolah bahan makanan di dapur.“Mas ….” Anika mendesah ketika tangan suaminya merayap secara bebas ke mana pun tangan itu ingin menjelajah.Hingga berakhir di atas meja dapur dengan menyingkirkan beberapa benda terlebih dahulu agar Anika bisa dibaringkan di sana dan Juna melakukan apa yang ingin dia lakukan.Pun ketika mereka sedang menonton televisi bersama, mendadak pelukan Juna berubah menjadi penjelajahan jemari.“Mas Janu … mmgghh ….” Anika susah menahan lantunan suara lembut merayunya ketika jari Juna sudah menyelinap masuk ke celana dalam mungilnya.“Nik … kamu ternyata sudah basah …,” bisik Juna di dekat telinga Anika.Maka, tak perlu menunggu waktu lama, Juna sudah meniadakan segala kain yang ada di tubuh mereka.“Mas … Mas … mmgghh … haanhhh ….” Anika memejamka
Read more
296 - Rayuan Manipulatif untuk Anika
Anika ditemani Juna, pergi ke rumah mendiang suaminya yang kini di tempati oleh keluarga mantan kakak iparnya.“Anik! Anika! Tolong Mbak, yah!” Si mantan kakak ipar Anika segera menyambut pasangan pengantin baru itu dengan berderai air mata.“Ada apa, Mbak?” Anika segera bertanya disertai raut wajah cemas.Sementara Juna di samping istrinya, hanya menatap datar saja ke mantan kakak ipar Anika.“Tolong Mbak, yah Anik! Aku mohon, tolong mbakmu ini, Anik!” Si mantan kakak ipar Anika terus menangis sambil meraung.Mereka kemudian duduk di teras agar lebih nyaman berbincang. Sedangkan Juna berdiri di samping istrinya sambil bersidekap tangan di depan dada.“Minimarket Jozmart kolaps, Anik! Udah mau bangkrut!” Si mantan kakak ipar Anika melirik cepat dengan wajah takut-takut ke Juna lalu menangis sambil memegangi tangan Anika.Tentu saja Anika terkejut. Dia tidak mengira minimarket yang dia relakan ke kakak-kakak mendiang suaminya ketika dituntut untuk menyerahkannya ketika memilih keluar d
Read more
297 - Anika Menjadi Korban
“Mbak!” teriak Anika ketika dia lengah dan terlambat mencegah mantan kakak iparnya menyerang suami tercintanya menggunakan pisau.Meski begitu, tangan Anika masih sempat maju menghalangi secara refleks.Crass!Anika menerima pisau itu dengan telapak tangannya langsung. Dia hanya sempat mengeluarkan sedikit energi chakra dia untuk meminimalisir rasa sakit“Arghh!” Mantan kakak ipar Anika menjerit dan melepaskan pisau dari tangannya.Kini pisau itu masih tertancap di tangan Anika, menembus dari depan sampai belakang punggung tangan. Sungguh pemandangan yang mengerikan bagi manusia awam.“Nik!” pekik Juna, tak menduga yang terjadi. Dia terlambat dan membenci kelengahannya.Anika menggigit gerahamnya sambil menatap penuh kekecewaan ke mantan kakak iparnya. Dia cabut pisau itu sendiri dari tangannya dan segera mengalirkan energi penyembuh untuk telapak tangan berdarah agar pendarahan berhenti.“A—Aku tidak sengaja! Itu … kenapa kamu malah sembarangan maju?” Si mantan kakak ipar justru mema
Read more
298 - Teror untuk Perempuan Culas
Malam itu merupakan malam neraka bagi mantan kakak ipar Anika. “Setaaann! Tolong! Ada setaaannn!”Dia terus berteriak sampai tenggorokannya sakit. Pelayan di rumah itu hanya bisa datang dan tak bisa berbuat apa-apa, karena mereka memang tidak melihat apa yang dilihat bos mereka.“Setan! Aku benar-benar melihat setan! Itu! Itu mereka di belakang kalian!” seru mantan kakak ipar Anika sambil menuding area belakang beberapa pelayan rumah tersebut yang berkumpul di depannya.Segera saja, pelayan yang semuanya wanita itu menoleh ke belakang dengan perasaan takut, tapi nyatanya tidak ada apa pun di belakang mereka.“Sungguh! Aku melihatnya! Kalian … kalian di sini saja temani aku!” Mantan kakak ipar Anika memohon ke pelayannya karena suaminya sudah pergi akibat kesal dengan teriakan-teriakan ketakutannya.Awalnya, para pelayan perempuan tak bisa menolak karena ini perintah majikan. Mereka terpaksa tidur berjajar di lantai kamar tidur majikan mereka.“Arrghh! Setan!” Lagi dan lagi, mantan kak
Read more
299 - Persidangan Kasus Robert
“Mas Janu paling pandai merayu wanita.” Anika tersenyum sambil menatap suaminya.Mana mungkin Anika dulunya tak tahu bahwa Panglima Janu yang gagah dan tampan ini kerap jadi rebutan para wanita, termasuk para istri bangsawan.“Aku bahkan sudah lupa pada siapa aku pernah mengatakan rayuan. Yang hanya bisa kuingat adalah semenjak bersamamu kamu saja, Nik!” Juna memberikan sahutan sembari membalas senyuman istrinya.Di hatinya, Juna berikrar akan selalu memberikan kasih sayang terbaik dia ke Anika. Apa pun untuk sang istri!***“Aku harus mendatangi persidanganku dulu, Nik. Kuharap kamu di rumah saja untuk menghindari hal-hal buruk tak diinginkan. Atau aku bisa mengantarmu ke unit mama Wenti.” Juna memakai setelan jasnya.Anika membantu membetulkan dasinya agar rapi sempurna.“Boleh! Aku bisa main dulu dengan dek Rafa bersama mama Wenti.” Anika tidak menolak usul itu.Semenjak dia tidak lagi menangani minimarket Jozmart, dia memiliki sangat banyak waktu luang.“Oke. Apakah kamu sudah sia
Read more
300 - Mengakuinya
“He he he ….” Juna terkekeh mendengar pembelaan dari tim kuasa hukum dari Robert.Sementara itu, persidangan masih berjalan sengit dan alot. Tim kuasa hukum Juna yang berkolaborasi dengan jaksa, melawan ketangguhan tim kuasa hukum Robert.“Yang Mulia, kami meminta adanya saksi ahli!” Pengacara pihak Robert menyerukannya.Kemudian, saksi ahli di bidang IT didatangkan dan diminta untuk meneliti bukti rekaman dari dash-cam.“Jun, ini sepertinya akan menjadi persidangan yang sangat lama.” Ferdinand di samping Juna berbisik.Mendapatkan perkiraan demikian dari kuasa hukumnya, Juna bertanya, “Kenapa bisa begitu, Pak?”“Karena kalian sama-sama punya duit.” Ferdinand berkata demikian.Diam usai mendengar perkiraan Ferdinand, Juna mulai berpikir sambil menghitung untung dan rugi.‘Kalau aku membiarkan persidangan ini berjalan apa adanya, bisa jadi seperti yang dikatakan Ferdinand. Akan lama. Yah, karena Robert didukung Semesta Group dan aku hanya berdiri sendiri dan segelintir saja yang menduk
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
38
DMCA.com Protection Status