Semua Bab JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY: Bab 191 - Bab 200
215 Bab
PART - 191
Shine menggelengkan kepala, "Tidak semudah itu Zaf. Aku sudah peringatkan padamu dan kau melanggarnya. Jadi—" Zaf berdiri tanpa daya dengan tatapan memohon agar Shine tidak mengucapkan apa yang ada dalam pikirannya. "Sepertinya kita berdua masih belum memahami betul apa itu arti menikah dan berumah tangga. Semuanya tentu bukan hanya tentang selalu bersama dan juga sex. Ada hal yang jauh lebih besar dari hal itu. Pengertian, kepercayaan, kejujuran, perasaan takut kehilangan dan banyak lainnya." "Kita bisa melakukannya bersama. Jangan katakan kalau kau—" Shine mengambil napas panjang, "Lebih baik kita berpisah. Biarkan aku pergi dan kita renungkan semuanya sendiri-sendiri." "Tidak!" Zaf menolak keras. "Aku memang salah tapi kita tidak harus berpisah." "Ini penting bagiku, Zaf." Shine mengusap air matanya dengan tangan. "Sama seperti kau tadi yang butuh pembuktian." "Aku tidak bisa, Shine. Aku mohon. Kita akan menikah ulang dan bulan madu sebentar lagi." "Lupakan hal itu karena aku
Baca selengkapnya
PART - 192
Sebulan kemudian,Zafier tidak bisa menggambarkan betapa dia sangat tersiksa sendirian akibat ditinggalkan Shine Aurora. Setiap malam dia gelisah, sisi tempat tidur sebelah kanannya terasa dingin dan aroma Shine samar-samar masih tertinggal membuatnya menggigil kedinginan akibat rindu yang tertahan. Sebelum tidur, Zaf selalu berharap saat bangun nanti, Shine ada di sampingnya sedang memeluknya dengan erat dan mengatakan kalau semua akan baik-baik saja dan kesakitannya ini hanyalah mimpi buruk belaka yang akan hilang saat fajar datang. Namun, setiap pagi kenyataan menamparnya dengan keras, dia tetap sendirian, pertanda kalau Zaf memang harus menanggung karmanya.Hidupnya terasa begitu berbeda. Padahal sebelum bertemu dengan Shine, Zaf memang selalu sendirian. Tidak peduli sahabat atau saudaranya sudah berpasangan, dia lebih nyaman dengan statusnya yang lajang dan tanpa ikatan. Kalau membutuhkan sex, dia tinggal datang ke club dan terbangun keesokan harinya bersama seorang wanita. S
Baca selengkapnya
PART - 193
Satu Tahun kemudian, New York, Amerika Serikat "A hundred days have made me older, Since the last time that saw your pretty face." Zafier menghembuskan napas panjang. Kalau saja dia tidak mengenal dua lelaki gila yang ada di kanan kirinya, sudah dia tendang dari tadi karena membuatnya semakin terlihat mengenaskan dengan lagu yang mereka nyanyikan. "A thousand lies have made me colder, And I don't think I can look at this the same" Mengabaikan lagu yang menusuk itu meski terdengar indah. "But all the miles that separate, Disappear now when I'm dreaming of your face." New York sedang dilanda musim gugur sejak Zafier datang sebulan yang lalu. Tidak heran di sepanjang jalan, daun jatuh berguguran dan angin berhembus cukup kencang. Sudah cukup lama, Zaf tidak menikmati dinginnya New York semenjak dia menetap di Indonesia yang hanya memiliki dua musim dan menjadikannya rumah karena di sanalah Shine Aurora berada. Central Park cukup ramai meski tidak seramai saat musim panas. Entah ap
Baca selengkapnya
PART- 194
"Aku tidak bisa pergi mencarinya," desah Zaf, mengedarkan pandangan dengan napas berat. "Aku benar-benar harus menunggu dia pulang dan meresapi penyesalanku." "Tapi kau bisa melacaknya, di mana dia berada dan memastikan dia baik-baik saja agar kau tenang." Zafier hanya diam, di bulan-bulan pertama dia memang ingin melakukan hal itu tapi setelah dipikirkan, dia menyadari kalau Shine pergi memang karena salahnya jadi seharusnya, dia menerima saja hukumannya dan mencoba bersabar. Dia yakin Shine akan kembali untuk mengakhiri penderitaannya ini. "Aku ingin melakukannya tapi tidak aku lakukan karena aku pantas mendapatkan ini semua." "Bagaimana keluarganya? Dia pasti masih bertemu dengan mereka kan?" Tanya Alva. Zaf mengangguk, "Kakak dan Mamanya menyusul ke tempat dimana dia berada. Aku belum bertemu mereka lagi." "Kalau begitu, bersabarlah," ucap Alva seraya tersenyum. "Sebelum ini kalian sudah mengalami banyak hal berdua untuk bisa bersama. Dia pasti memikirkan juga hal itu dan ke
Baca selengkapnya
PART - 195
Mansion Keluarga Smith New York, Amerika Serikat "Aku tidak menyangka akan melihatmu di sini." Zaf menyesap winenya, memandangi keramaian pesta dansa yang ada di lantai bawah. "Apa kau butuh wanita supaya tidak terlihat kesepian?" "Pergilah Keenan Smith!" Usirnya tanpa menoleh. Tentu saja Keenan Smith tidak peduli dengan tanggapan Zaf. Kellan dan Jenna sedang mengadakan pesta topeng di Mansion keluarga Smith. Hubungannya dengan Keenan, kakaknya Kellan tidak pernah baik sejak dulu terlebih setelah keterlibatannya dalam menyelamatkan Azalea. "Sebaiknya kau pikirkan anakmu saja!" Ucap Zaf. "Jangan urusi urusan orang lain!" "Oh dia baik-baik saja. Menikmati hidupnya sebagai Pewaris keluarga Smith karena Jenna mengandung anak perempuan. Aku sedang sibuk mencarikan dia Mama baru." Zaf mencebik, "Aku tahu status dudamu tidak akan menghentikan kebiasaan brengsekmu dulu." Keenan menatap Zaf, "Aku dengar, istrimu pergi!" "Itu bukan urusanmu!" "Sayang sekali—" cibirnya. "Tapi aku sen
Baca selengkapnya
PART - 196
Rasanya seperti berada diantara ketiadaan. Bukan hanya fisiknya yang terasa sakit namun juga jiwanya. Bagaimana pada akhirnya, dia menyerah dan memilih menenggelamkan diri dalam kesengsaraan karena dilihatnya, wanita yang dicintainya tidak bersedia untuk mengakhiri penderitaanya. Mungkin, kesalahannya memang tidak bisa dimaafkan. Shine hidup dengan anggapan kalau lelaki playboy sama saja dengan pendosa yang sulit untuk mendapatkan pengampunan. Karena itulah selama ini dia mengeraskan hati, menjauhi tipe lelaki sejenis Papanya karena dia tahu, kalau berurusan dengan lelaki seperti itu, hidupnya akan menderita seperti yang dialami Mamanya. Butuh usaha maksimal untuk bisa menyentuh hatinya agar mendapatkan kepercayaannya. Zafier sangat paham akan hal itu. Jadi, saat dia melakukan kesalahan bodoh yang mungkin bagi orang lain masih bisa diberi kesempatan kedua tapi tidak bagi Shine dan wajar saja kalau Shine begitu keras padanya. Membiarkannya bertemankan kesepian selama satu tahun.
Baca selengkapnya
PART - 197
"Bagiku, tidak. Aku tidak mau hidup dengan kekhawatiran padamu Zaf. Aku takut, hatiku tidak lagi berbentuk jika suatu hari nanti kau kembali melukaiku. Aku ingin nyaman mencintai dan dicintai seseorang. Yang bisa aku percayai." Hantaman telak untuk Zaf yang diberikan Shine padanya. "Tadinya aku ingin melihatmu berusaha menyakinkanku tapi apa yang aku dapatkan di sana sama sekali tidak aku duga. Kau malah melarikan diri dengan caramu sendiri." Zaf mengalihkan tatapannya ke samping, mengusap tengkuknya yang berkeringat, menyadari satu lagi kebodohan yang dilakukannya. Zaf berusaha kuat menahan getaran tubuhnya, sisa pertahannya. "Bagaimana kalau kita akhiri saja agar tidak ada lagi yang terluka diantara kita?" Zaf reflek menoleh, sengatannya seperti ribuan volt listrik yang mematikan sarafnya. Zaf berdiri dari duduknya dengan tatapan nanar. "Sunshine—" "Berhentilah memanggilku seperti itu Zaf!!" selanya. "Aku tidak akan lagi menjadi mataharimu. Aku memilih tenggelam dan kau bebas m
Baca selengkapnya
PART - 198
Flashback On London, Mansion Aldrick "Apa kau yakin, Abigail ada di pesta ini?" "Kita harus mencari tahu. Tidak mudah mendapatkan undangan itu karena memang pestanya privasi," balas Arsen. Shine mengangguk, menghela napas panjang seraya membolak-balik undangan pesta topeng di tangannya yang diadakan pengusaha London bernama Aldrick. "Kenapa kau memakai gaun hitam lamamu itu?" "Hah?" Shine menoleh ke Arsen yang kembali fokus mengendarai mobilnya. "Aku sudah membelikanmu gaun yang berkilau." "Kau membuang-buang uang. Aku pergi ke sana bukan untuk mencari lelaki kaya yang butuh teman kencan satu malam—" "Ck," Arsen berdecak mendengar penuturan Shine yang langsung nyengir. "Kau membuatku terdengar seperti mucikari." Shine tertawa mendengarnya, memukul pelan lengan Arsen. "Aku sengaja memakai gaun ini supaya nanti Abigail mengenaliku jika kami bertemu di sana. Gaun kembar yang kami beli bersama dan juga, gaun ini masih bagus karena aku merawatnya." "Oke oke. Aku tidak akan mend
Baca selengkapnya
PART - 199
Bagaimana seandainya, rasa takut kehilangan yang begitu besar membuat seseorang terlempar jauh ke depan, melampaui waktu dengan pikirannya lebih dulu untuk menyaksikan dan merasakan apa yang akan terjadi akibat dari pilihan yang dia ambil pada detik terakhir?Zaf merasa begitu aneh. Seperti ada yang menghantam dadanya yang terasa sesak akibat hampir kehabisan napas hingga membuatnya kembali membuka mata. Sinar bulan di atas sana menerpa pandangannya, dunia terlihat begitu berbeda jika dilihat dari tempatnya berada. Tapi yang mengagetkan, ada seseorang yang berdiri memperhatikan dari atas.Zaf langsung berenang kembali naik ke permukaaan dan dilihatnya wanita itu berbalik pergi.Apakah mungkin ini kesempatan keduanya? Apakah perpisahan yang dilontarkan Shine sebagai hukuman terakhir untuknya tadi hanya terjadi di dalam kepalanya?Zaf agak bingung, namun apapun yang terjadi saat ini dia harus memohon. Zaf akan berusaha untuk mendapatkan mataharinya kembali. Bayangan rasa sakitnya kehila
Baca selengkapnya
PART - 200
Tamparan itu menyakitkan. Kepalanya terhempas ke samping saat Shine melepas cengkramannya dan mundur menjauh. Sudut bibirnya terasa berdarah. Shine jelas memukul dengan kekuatan tangannya. “Kenapa hanya satu kali tamparan?” Zaf kembali menatap Shine. “Berikan aku semua pukulanmu agar kau merasa lega. Aku memang pantas mendapatkan yang lebih dari ini.” Zaf bangkit berdiri, merentangkan kedua lengannya dan tersenyum. “Sekalipun aku harus lumpuh, aku tidak masalah. Asalkan setelah ini, kau tidak lagi meninggalkanku dan menetap di sampingku. Aku terima semuanya, Shine.” Shine tersenyum miring, merenggangkan otot tangannya dan mengepalkannya dengan erat. “Kau sendiri yang meminta seperti itu Zaf maka terimalah akibatnya.” Shine maju dengan tatapan bengis, Zaf diam di tempatnya menunggu serangan namun kaget saat tiba-tiba Shine loncat ke dalam pelukannya, melingkarkan kedua kaki di pinggang Zaf yang reflek memeluk Shine erat agar tidak terjatuh dan berdesis saat jemari istrinya menjamba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status