All Chapters of JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY: Chapter 181 - Chapter 190
215 Chapters
PART - 181
Zafier berdiri menyandar di samping mobilnya, tidak jauh dari taman sepi saat siang hari yang terik. Memutuskan berhenti sebentar untuk melakukan sesuatu saat dia dalam perjalanan ke persidangan untuk hadir dalam sidang perdana kasus Martin. Zaf memandangi amplop yang ada di tangannya untuk beberapa saat. Sejak keluar dari kantornya, Zaf memikirkan ulang, apakah dia harus memberitahu Shine atau diam saja seperti tidak ada apa-apa. Dia tidak tahu bagaimana reaksi Shine jika mengetahui hal ini. Mungkin menertawakannya dan mengatainya gila karena penasaran dengan wanita yang hanya dia temui sekejap tiga tahun yang lalu. Zaf membuka amplop itu, melihat foto-foto yang ada di dalam dan beberapa informasi yang berhasil di dapatkannya. Sepertinya, dia tidak akan mengembalikan foto yang di ambilnya dari Shine. "Selamat tinggal wanita bertopeng," ucap Zaf. "Aku akan melupakanmu mulai saat ini." Zaf memandangi sesaat, memasukkanya lagi ke dalam amplop lalu mengeluarkan pematik dari saku cela
Read more
PART - 182
"Rasanya aneh menggugat Omku sendiri." Zaf melipat lengan di dada menanggapi perkataan Arsen, berdiri berhadapan di luar pintu setelah sidang perdana selesai dilaksanakan. Martin jelas menolak untuk kalah begitu saja dan menyewa pengacara handal untuk menyelamatkannya dari kemungkinan penjara seumur hidup. "Kalau bukan Shine yang jadi korbannya, aku yakin kau tidak akan terlalu peduli dengan kegiatan kotornya." Arsen mengangguk, "Omku sudah kelewatan. Melakukan tindakan yang membahayakan nyawa orang lain terlebih lagi ada satu nyawa melayang akibat dari ulahnya. Kali ini aku tidak akan mengabaikannya begitu saja." "Aku yakin dia tidak akan jera begitu saja." "Melihat tatapan kebenciannya padamu tadi,aku yakin begitu." Arsen menghela napas. "Dendam lebih berbahaya dari pemicu kebencian mereka sendiri. Aku harap kau selalu berhati-hati mulai saat ini. Kita tidak tahu apa yang direncanakannya terlebih lagi wanita itu berhasil kabur." "Aku akan terus mencarinya." Zaf akan mengusah
Read more
PART -183
"Apa yang kita lakukan di sini?" tanya Shine dengan wajah heran saat Zaf membawanya ke landasan pesawat pribadinya setelah matahari terbenam. "Seingatku, kita tidak ada agenda pergi jauh.""Kita akan menyambut seseorang," ucap Zaf seraya mematikan mesin mobil sportnya."Siapa?""Aldrick." Shine ternganga, Zaf tersenyum seraya mengetuk kemudi mobilnya dengan santai. "Dia minta disambut sebagai tamu.""Kalian berdua sinting!" desis Shine kesal. "Kau mau saja melakukan hal yang membuang-buang waktu seperti ini. Aku masih ada pekerjaan!""Dia mengancam," Zaf membela diri. "Aku tidak kuasa menolak.""Apanya yang tidak kuasa," desisnya kesal. "Sebelum ini siapa yang peduli dia datang sesuka hatinya ke sini.""Dia yang minta di sambut. Aku mana bisa menolak permintaan calon pimpinan Mafia seperti dia. Apa kau mau dia mengirim anak buahnya untuk menghajarku?"Shine memijat pelipisnya, "Aku harus jauh-jauh dari Aldrick yang berbahaya.""Percayalah, meskipun nantinya dia bakalan memiliki gelar
Read more
PART - 184
"Aku sudah tahu kau pasti akan menangis," ucap Aldrick seraya turun dan berhenti di samping tangga pesawat, ikut melihat ke atas. Ke arah wanita berambut hitam yang juga sedang dilanda emosi hebat sampai dia harus berpegangan pada pintu juga dengan linangan air mata."Abigail kembali pulang, Shine," bisik Zaf."Abigail—" Shine bergerak cepat, takut kalau Abigail hanya serupa asap yang ada dalam bayangan kepalanya. Dia begitu rindu dengan kembarannya itu. Seperti magnet, Abigail juga bergerak mendekat hingga mereka bertemu di pertengahan. Saling menatap wajah masing-masing dengah sorot mata rindu."Adikku, Shine."Shinte tertawa masih sambil menangis begitu juga Abigail dan mereka saling berpelukan erat menumpahkan rindu."Aku merindukanmu, Kak," isak Shine, memeluk tubuh kakaknya dengan erat sekaan tidak ingin lagi berpisah. "Aku sangat sangat merindukanmu.""Aku juga." Abigail mengelus rambut Shine, seperti kebiasaannya dulu jika Shine menangis dalam pelukannya. Kebalikan dari Shin
Read more
PART - 185
Bandung, Zaf tidak pernah melihat Shine tertawa begitu lepas seperti yang tengah di lihatnya saat ini setelah sebelumnya terjadi pertemuan penuh haru dan tangis air mata ketika ketiganya bisa kembali bertemu. Melvina shock bukan main ketika membuka pintu dan menemukan kedua putrinya berdiri di sana. Lalu dilanjutkan dengan makan bersama. Zaf hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari masing-masing wajah mereka. Melvina menyuapi mereka makan satu-persatu diiringi linangan air mata. Wajar saja karena dia sudah lama tidak merasakan kebersamaan semacam ini. Perasaan Zaf menghangat melihatnya meski juga gusar dengan sesuatu yang lain. Tatapannya mungkin selalu terarah ke Shine tapi dia juga tidak bisa sepenuhnya mengabaikan Abigail. Apakah wanita itu ingat mereka pernah bertemu bertahun-tahun lalu? Zaf memalingkan wajah dari ketiga wanita yang duduk di gazebo dekat kolam renang saling bercengkrama dari ruang keluarga yang hanya dipisahkan dinding kaca sementara Aldric
Read more
PART - 186
"Rasanya seperti apa?" Abigail menoleh, melihat adiknya yang menatapnya dengan sorot khawatir. "Tinggal di dunia yang berbahaya, menjadi istri dari lelaki yang bisa mendatangkan kematian. Contohnya sekarang, kalian diserang dan kamu mendapat luka seperti ini." Serafine memang sedang mengobati luka di lengannya. Cekatan mengganti perban dan memberikan obat karena lukanya tidak fatal. Cahaya matahari menembus dinding kaca di dalam kamar. Tidak terasa malam terasa singkat setelah mereka bertemu, bercengkrama, saling tertawa, saling menangis, makan dan tidur bersama saling berpelukan dalam satu ranjang hingga tahu-tahu pagi sudah datang. "Yang pasti berbeda dari istri-istri normal pada umumnya." "Aku tidak bisa membayangkan kakak yang begitu lembut berada di dunia yang sangat keras." "Jangan terlalu khawatir begitu, Shine. Aku baik-baik saja." Abigail mengusap pipi Shine lembut. "Aku bisa bertahan selama ini. Kejadian seperti ini tidak sering dan mereka begitu melindungiku. Jadi ka
Read more
PART - 187
Shine memajukan kepalanya dan berucap serius, "Sekali saja aku melihatmu melakukan kesalahan, aku akan pergi. Bukan karena aku egois, tidak memberimu kesempatan, tapi kau yang membuang kesempatan itu begitu saja. Kau harus ingat itu.""Aku tidak akan sebodoh itu," ucap Zaf yakin, menarik Shine agak ke atas hingga wajah mereka sejajar, memandangi lekat mata hitamnya yang memperdaya untuk beberapa saat hingga dia merasakan perasaan dejavu. Perasaan kuat yang melingkupinya. Zaf mencoba mengurai perasaan aneh yang menelusup itu dan sedikit berjengit saat Shine mencium bibirnya. "Memangnya seberapa gila Zafier jika aku pergi," kekehnya. Zaf menggeram marah, "Jangan berani melakukannya!""Itu tergantung padamu, sayang." Shine maju merapatkan tubuhnya yang berbalut gaun tidur berwarna merah. "Kau sudah diperingatkan." Shine mengangkat dagu Zaf, mengecup rahangnya sensual sementara tangannya tidak tinggal diam mengelus otot-otot perutnya. "Akhirnya," desah Zaf yang membiarkan saja Shine me
Read more
PART - 188
Seminggu kemudian, "Kau sudah pergi." Zaf menutup pintu mobilnya dengan agak keras. Berdiri bersandar di bodi mobilnya yang terparkir di halaman rumah Melvina. "Bagaimana bisa kau pergi tanpa menungguku? Aku sudah secepatnya datang tapi kau sudah tidak ada!" Shine memang harus pergi ke Thailand sore nanti tapi ternyata pagi ini saat Zaf sampai, istrinya baru saja pergi ke bandara. "Aku harus menghadiri makan siang bersama beberapa orang penting di sana sebelum nanti malam pemotretan. Mereka juga baru memberitahuku tadi pagi jadi aku mendadak memajukan jadwal keberangkatan. Maafkan aku, sayang." Zaf menghela napas mendengar suara menyesal Shine. "Tapi kau hanya tiga hari kan di sana?" "Iya. Aku pulang sesuai jadwal. Aku juga merindukanmu." Zaf tersenyum mendengarnya, mereka memang belum bertemu selama seminggu karena banyak sekali hal yang harus Zaf lakukan di Jakarta, belum lagi menghadiri persidangan Martin. Arsen memang beberapa kali ke Bandung untuk mendatangi sahabatnya
Read more
PART - 189
Zaf sempurna terdiam. Tidak lagi minat untuk minum kopi. Tatapannya memperhatikan Abigail yang berjalan ke pencucian piring dan membersihkan peralatan yang tadi di pakainya. Zaf didera kebimbangan. Diedarkan pandangannya ke sekitar rumah yang sepi dengan perdebatan di kepalanya. Apakah ini kesempatannya untuk bertanya? Apakah wanita itu memang Abigail? Tanpa disadarinya, kakinya sudah berjalan mendekati Abigail, menarik lengannya hingga dia terkesiap dan berbalik menghadapnya, begitu dekat. Ada kekagetan yang nyata di matanya saat melihat Zaf berkelakuan aneh. "Ada apa Zaf?" Tanya Abigail heran. "Aku terus dihantui rasa penasaran akan seseorang yang berhasil menyita perhatianku hanya dari tatapannya. Seharusnya aku yang membuatnya tidak bisa melupakanku tapi malah sebaliknya, aku yang tidak bisa melupakannya." Abigail nampak tidak mengerti. "Aku harus menuntaskannya. Jadi, tolong jawab, apa di pesta topeng itu kau berdansa dengan seseorang yang tidak kau kenal?" Kening Abigail me
Read more
PART - 190
Kepulangannya tadi tujuannya hanya untuk mengambil jurnal pentingnya. Kebetulan taksi yang ditumpanginya belum terlalu jauh dari rumah jadi Shine memutuskan kembali. Tapi apa yang dilihatnya di dapur setelah mengambil jurnalnya adalah sesuatu yang mengagetkan.Shine melihat jelas Zaf mencium kakaknya meski hanya sekilas dan itu menimbulkan kemarahan di dalam dadanya hingga menyebabkan air matanya mengalir. Jadi Zaf tetap mencari pembuktian."Shine—" Shine berhenti di halaman rumah saat mendengar seruan Zaf. "Jangan pergi. Aku bisa menjelaskannya."Lalu dia berbalik, melihat Zaf yang diliputi rasa penyesalan. Tapi laki-laki di depannya ini tidak menganggapnya seperti yang seharusnya jadi dia berhak untuk marah."Aku hanya bingung, apa alasan sebenarnya kau begitu penasaran dengan wanita bertopeng itu sampai kau mencarinya bertahun-tahun ini dan tidak bisa melupakannya bahkan di saat kau sudah memiliki istri sekalipun, kau masih memikirkannya. Tolong jelaskan supaya aku mengerti dengan
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status