Semua Bab JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY: Bab 161 - Bab 170
215 Bab
PART - 161
Sore hari sebelum Gala Dinner, kantor CEO Gaster CoorporationBRAKK!!Zaf menoleh saat mendengar suara pintu kantornya dibuka keras, meletakkan bulpoint yang tadi dipegangnya dan menyandarkan punggung di kursi. Memperhatikan sosok tamu tidak diundang yang berjalan mendekat sampai akhirnya berdiri di depan mejanya."Apa kau sudah membuat keputusan?" tanya Zaf."Aku tidak peduli dengan apa yang dilakukan Omku." Arsen melipat lengannya di dada.Zaf menaikkan alisnya, "Really?""Aku tidak akan menuruti kemauanmu untuk menjebloskan Omku sendiri ke penjara.""Well, kalau begitu kau yang idiot. Apa kau tidak sadar dan tidak tahu kalau Ommu bisa melakukan apapun untuk menjaga kehormatannya termasuk menyingkirkan keponakannya sendiri."BRAKKK!!Arsen memukulkan kepalan tangannya di meja Zaf dengan sorot amarah. "Dia tidak mungkin melakukan hal itu. Kau tidak bisa memecah belah kami. Biar bagaimanapun, aku tetaplah keluarganya."Zaf menggidikan bahu, nampak santai. "Tidak ada yang menjamin hal
Baca selengkapnya
PART - 162
"Well, Gaster Coorporation memang tidak bisa diremehkan." Martin duduk santai di salah satu sofa kantor Zaf seraya mengedarkan pandangan. Di belakangnya, Agam berdiri mengikuti pembicaraan tapi Zaf tahu kalau dia sedang memperhatikan sekitarnya. "Apa kau lupa kalau aku bukan pemain baru di dunia bisnis. Kita saja yang baru bertatap muka dan memulai semua kegilaan yang tidak ada habis-habisnya ini," balas Zaf santai. "Tapi mengasyikan bukan?" ucapnya dengan seringaian. "Sejak datang, kau membuat banyak sekali perbedaan. Di luar sana, mungkin kau berjaya tapi tidak di wilayahku." "Tidak bisa menerima saingan berat rupanya?" Martin tersenyum miring, "Hanya ada satu orang yang boleh menduduki posisi puncak." "Aku yakin kedatanganmu ke sini bukan untuk beramah tamah," ucap Zaf to the point. "Aku tidak tahu apa motif kau mengirimkan informasi itu ke Arsen tapi kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan. Keponakanku itu terlalu lembut hatinya terlebih dengan Omnya sendiri." "Oh
Baca selengkapnya
PART - 163
"Aku akan segera menyusul ke Bandung. Pastikan mereka dalam keadaan baik-baik saja." Arsen bergegas menuju mobilnya setelah keluar dari lobbi kantor Zafier masih sambil berbicara dengan anak buahnya di telepon. Rambutnya nampak berantakan dan tatapannya begitu gusar. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Omnya setega itu padanya meski hal itu untuk mengancam Zafier. Seharusnya Omnya mengerti kalau Shine juga Tante Melvina, berarti untuknya. "Aku harus mengambil sesuatu lebih dulu." Setelah mengatakanya, Arsen mematikan sambungan telepon, melangkah semakin cepat ke mobil. Mobil Audy hitamnya berkedip dua kali saat dia menekan remote di tangan, berdiri sebentar di samping pintu dengan tatapan fokus ke ponsel berniat menelepon seseorang dan saat akan membuka pintu mobilnya, dia bergeming memandangi pantulan wajah seseorang yang tiba-tiba saja berada di belakangnya dari kaca mobil. Arsen berbalik cepat penuh antisipasi, tapi terlambat, saat dia bisa merasakan lehernya di tusuk dengan
Baca selengkapnya
PART - 164
"Ah sial!!!" Umpatnya kesal saat tidak bisa menemukan ponsel di saku celananya. Lalu teringat kalau benda itu ada di dalam tas yang dia tinggalkan di rumah sakit. Mungkin sudah hampir dua jam lebih dia berputar-putar mengikuti mobil dua lelaki yang dia duga, salah satunya Putra. Seperti mengejek atau mempermainkan, mobil yang diikutinya malah berputar-putar ke segala arah. Shine sudah berusaha untuk memperkecil jarak tapi selalu gagal. Benar-benar dipermainkan. "Mau kemana mereka sebenarnya?" Shine menginjak pedal gas semakin dalam, mobil mengarah ke daerah pingiran Bandung. Menolak untuk mundur karena dia tidak mau kehilangan kesempatan untuk menghajar Putra sampai babak belur. Di luar, langit sudah menggelap sejak satu jam yang lalu. Masih sambil fokus mengikuti mobil di depannya, Shine mencoba mengotak-atik interior canggih Zaf yang serba merah, berharap ada sesuatu yang bisa dia gunakan untuk menghubungi Zafier di Jakarta. Tapi nihil, tidak ada. Dia tidak tahu bagaimana men
Baca selengkapnya
PART - 165
Shine mendengus kesal, fokus dengan jalanan ramai di depannya lalu terlihat mencari-cari. "Aku tidak melihat mobil hitam itu lagi?""Simpangan di depan kau belok kanan mengarah ke daerah perkebunan. Sebentar—" Shine melirik Zaf yang nampak fokus dengan sesuatu. "Aku mencoba untuk melihat apa saja yang ada di area sekitar sini. Aku penasaran sebenarnya mereka mau kemana.""Itu juga yang aku pertanyakan sejak tadi. Untung saja mobilmu begitu nyaman untuk kebut-kebutan.""Kau akan tercengang kalau aku ceritakan tentang mobil ini." Shine menoleh heran, belum sempat bertanya, Zaf kembali berbicara. "Aku melihat ada gedung kosong beberapa kilometer dari sini selain villa-villa. Kalau di lihat dari satelit seperti tidak berpenghuni. Mungkin saja mereka menuju ke sana." Shine melihat spion, membanting setirnya ke kanan. "Aku sudah tidak jauh di belakangmu.""Bagaimana caranya kau bisa melakukan semua ini?" tanya Shine, menambahkan kecepatan mobil."Teknologi. Aku hanya memanfaatkan mereka leb
Baca selengkapnya
PART - 166
Laki-laki itu berdiri dengan tatapan bengis meski bibirnya menyunggingkan senyuman. Nampak begitu berbahaya dan mematikan. Shine tidak pernah menduga kalau dia adalah laki-laki yang sama yang dulu berhasil merebut perhatiannya karena menampakkan perwujudan kekasih sempurna yang begitu dia idamkan.Percayalah Shine, kalau dulu dia pasti sudah buta.Atau memang laki-laki itu yang bergitu lihai membodohinya sampai terpedaya. Nyatanya, Shine sama sekali tidak melihat jejak Putra yang dulu dikenalnya di mata lelaki itu.Shine mengangkat dagu, menggenggam pistol Zafier erat meski dia sama sekali belum pernah menggunakannya tapi Putra tidak perlu tahu hal itu. Shine jelas menolak terlihat lemah dan dia memang bukanlah wanita yang lemah."Sweety, sejak kapan kamu berani memegang benda seperti itu?" tanyanya, tidak terlihat takut meski mata pistolnya tepat menghadap tubuhnya.Shine menyeringai, "Kamu jelas tidak mengenalku dengan baik, baby."Matanya berkilat takjub tapi ekspresinya meremehka
Baca selengkapnya
PART - 167
DORR!! Tapi Putra sudah tidak ada di hadapannya. Gantinya suara raungan mobil memaksanya berbalik, terbelalak saat menemukan mobil Fortuner besar melaju ke arahnya seperti ingin melindasnya. Jalan raya masih jauh di depan dan Shine hanya bisa berlari, berinsiatif berbelok dari jalurnya menuju ke arah jalan setapak yang ditumbuhi pohon. CIIITTTTTTT!! BRAAAKKKKKK!!!! Sepersekian detik dia menginjak jalan setapak, bersamaan dengan dia yang terjatuh di tanah dan terhantam pohon besar karena mobil fortuner itu berhasil menyenggolnya meski terdengar bunyi hantaman yang memekakkan telinga setelahnya. "Errrghhhh," erangnya, mencoba bangkit dan bersandar di pohon merasakan nyeri di sikunya yang tergores saat melihat mobil Fortuner itu di dorong menjauh dengan mobil Zafier yang semakin di gas gila-gilaan, menyeret keluar dari jalanan beraspal dan menghantamkannya ke pohon besar. BRUUUMMMMM!! Mobil Zafier mundur menjauh setelah membuat sebelah sisi mobil fortuner itu penyok mengantam po
Baca selengkapnya
PART - 168
"Mereka nekat mengejar Putra, Pak." Martin menyunggingkan senyum, menggerakkan gelas berisi es batu dan whiskey di tangannya seraya memperhatikan pemandangan kota Jakarta dari kantor yang baru saja direbutnya. Kantor milik Zafier Gaster. "Arsen?" "Dia dalam pengawasan." Martin mengangguk, menyesap minumannya dengan helaan napas panjang. "Biarkan Putra yang menyelesaikannya karena mereka memang memiliki urusan, bukan denganku." Martin bergerak maju, memasukkan satu tangan ke saku celana. "Perusahaan Gaster sudah aku miliki dan ini saatnya aku kembali menduduki apa yang seharusnya tetap menjadi milikku. Martin Allison tetaplah yang menguasai teknologi sebelum kita memperluasnya ke perusahaan Zafier di luar Indonesia." Agam ikut tersenyum, "Saya akan segera menyiapkan acara untuk konferensi pers. Silahkan anda beristirahat lebih dulu. Permisi." Agam mengangguk hormat, keluar dari ruangan Martin dan meninggalkannya tertawa sendirian penuh kemenangan. *** DORRRR BRAAAKK! Zaf terp
Baca selengkapnya
PART - 169
Putra tersenyum miring. Sampai di atas, Zaf baru menyadari kalau disekitarnya ada banyak tumpukan drum berisi cairan yang mudah terbakar. Pistol miliknya tergeletak begitu saja di lantai tidak jauh darinya. "ZAF, DIBELAKANGMU!" teriak Shine, menggerang saat lehernya di tekan lagi. BUUKKK!! "Shit!!" Umpat Zaf, seseorang memukul pundaknya sebelum dia berhasil menghindar hingga jatuh bersimpuh dan merasakan sesuatu menekan kepalanya dari belakang. Putra makin menyeringai, "Kalau begitu, kalian mungkin bisa bersama di neraka sana. Menyenangkan bukan?" Zaf menatap Putra tajam, tidak bisa bergerak karena dia tahu mata pistol tepat di belakang kepalanya. "Apa yang diberikan Martin sebagai imbalannya?" tanya Zaf. "Apa itu sepadan dengan hukuman atau mungkin kematianmu jika saat ini kau kurang beruntung sementara di luar sana Martin berkuasa." "Aku tidak peduli selama dia memenuhi bayaran yang aku inginkan. Aku tidak menetap di satu tempat yang sama, karena aku begitu sibuk—" Zaf balik
Baca selengkapnya
PART - 170
Arsen tidak menyangka kalau wanita yang ada di depannya ini pengkhianat. Arsen baru saja sadarkan diri di salah satu rumah yang entah berada di mana."Kamu—""Kenapa terkejut begitu?" ucapnya santai, duduk di sofa merah maroon."Zafier akan membunuhmu!!" desis Arsen"I know," ucapnya dengan seringaian. "Kalaupun dia masih hidup."Arsen terdiam cukup lama, "Apa maksudmu?"Wanita itu menatapnya prihatin, memperlihatkan foto-foto kondisi rumah yang sudah ludes terbakar entah dimana menggunakan iPad miliknya dan mendapati kenyataan kalau Shine dan Zafier ada di sana."Sayang sekali, mereka tidak selamat."Arsen bagai disiram air dingin, membuat tangannya yang terikat mengepal erat. Hidupnya seperti terenggut saat itu juga.***intu Ballroom terbuka lebar saat Martin menerima ucapan selamat dari beberapa kenalannya. Suara terkesiap kaget dan gumaman beberapa orang yang terdengar membuatnya mengalihkan tatapan ke arah pintu dan sama seperti yang lainnya ikut tertegun melihat siapa yang berd
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status