All Chapters of Istri Cantik Pilihan Mamaku: Chapter 31 - Chapter 40
226 Chapters
Ribut
Alea geram lantaran Ardhan mulai membanding-bandingkan dirinya dengan kekasihnya itu. Tidak ada orang yang suka dibanding-bandingkan. Apalagi Alea adalah seorang perempuan. Bagaimana jika Alea juga membanding-bandingkan dirinya dengan para suami diluar sana yang mengerti bahwa jika sudah mengucapkan akad untuk seorang wanita, maka dalam hatinya haram memikirkan wanita lain.Sebagai anak lelaki keluarga Muradz yang didikan agamanya masih kental, tentu Ardhan tahu hal itu. Tapi pria ini mungkin sudah terkontaminasi dengan lingkungannya. Alea hanya berharap yang terbaik saja untuk kedepannya. Entah lanjut atau berhenti di tengah jalan. Dia benar-benar tidak bisa melihat masa depan.“Ini baju tidur biasa lho, bukan lingeri. Serapuh itu ya iman Kak Ardhan, lihat cewek langsung napsu!”Alea jadi teringat wanita-wanita di kantor Ardhan yang berpakaian seksi itu. “Dan apa kak Ardhan juga setiap hari bernapsu melihat karyawan Kak Ardhan yang pakaiannya
Read more
Naysila Datang
Alea masih kesal dengan apa yang sudah diperbuat Ardhan padanya. Dipandangannya sikap Ardhan benar-benar tidak gentle sekali. Dengan jelas dia selalu mengatakan bahwa sangat mencintai kekasihnya itu, tidak mau meninggalkannya begitu saja meskipun sudah menikahi Alea. Lalu kenapa dia masih melakukan hal itu padanya? Kalau saja tidak ada Hera di rumah, maka Alea akan mogok masak dan bersih-bersih rumah. Kalau perlu pergi ke rumah Valen dan menginap beberapa hari di sana agar pria ini tahu, dia juga bisa marah. Sesaat dia teringat legi wejangan Hera padanya, bahwa salah satu fungsi pernikahan adalah meredam nafsu birahi. Seorang istri harus rela dijadikan pelampiasan hasyrat suami demi menyelamatkan dari perzinaan. Ah, sepertinya Alea merasa itu kurang adil baginya. Karena Ardhanlah yang tidak mau melepas kekasihnya itu. Jika Ardhan mau memulai hidup baru tanpa ada orang ketiga bersama Alea, tentu Alea akan rela menyerahkan tubuhnya untuk di sentuh sang suami. Bagaimana jika nanti Ardh
Read more
Sia-sia Menunggu
Setelah menemani Naysila mengisi perutnya, mereka berdua bangkit dan hendak menuju lantai kantor Ardhan. Saat memasuki lift Ardhan mendapati Devano sudah ada di dalam lift dan hendak keluar. Melihat Ardhan digandeng mesra oleh seorang wanita cantik di sampingnya, Devano sedikit terkejut. Pria seperti inikah yang menikahi Alea-nya? Batinnya sedih teringat perasaan Alea.Untungnya lift dengan cepat mengantar mereka ke lantai tempat kantornya berada. Mereka segera memasuki ruang kerja Ardhan.“Ada sedikit waktu sebelum aku harus menyelesaikan ujian akhirku, jadi aku pulang!”Ardhan termenung menatap kekasihnya itu. Ada banyak yang berubah dari diri gadis yang sangat dicintainya itu. Tapi Ardhan tidak ingin terlalu memikirkannya.“Berapa lama?”“Sebulan mungkin? Itu sudah cukup melepaskan kerinduanku padamu!” Naysila tersenyum penuh arti pada Ardhan. “Padahal rencananya aku tidak ngomong-ngomong ke kamu kalau mau datang. siapa tahu bisa nge-gap kamu sama wanita lain!” Suara tawa Naysila
Read more
Pulang Sendiri
Alea terbengong beberapa saat baru kemudian memikirkan sesuatu. Bukankah kekasih Ardhan ada di Amerika? Lalu siapa wanita tadi?“Al? Kamu kok di sini?” sapa Leon menghampiri Alea.“Iya, Kak!”“Mas!” Leon mengoreksi panggilan Alea.Astaga, dia kenapa sih ribet dengan sebuah panggilan?“Sudah selesai kelas masaknya?” Leon bertanya lagi.“Iya, Kak, eh, Mas!”“Mau pulang?”“He’em”“Ardhan sedang sibuk? Jadi kamu aku antar ya?”Alea terdiam dan memutuskan untuk bertanya siapa wanita yang bersama Ardhan tadi. Dia sangsi kalau harus menduga bahwa Ardhan pria yang suka bermain banyak wanita. Artinya, dia menikahi pria yang brengsek. Alea tidak mau itu.“Sibuk apa, Mas? Aku tadi barusan lihat kok Kak Ardhan sama perempuan”Leon menatap Alea karena sedikit terkejut bahwa dia melihat Ardhan bersama wanita lain.“Oh, dia itu…” Leon masih memikirkan jawaban yang tepat.“Naysila kah? Apa itu Naysila ya Mas?”“Oh, kau kenal Naysila?”“Tidak, aku hanya pernah lihat di foto yang dipajang di meja kerja
Read more
Kesal
Saat pintu itu terbuka, Ardhan begitu saja masuk melewati Alea dan segera pergi ke kamar mandi. Dia sudah tidak tahan dengan tubuhnya yang lengket dan gerah itu. Alea hanya menatap penuh kesal punggung pria itu yang menghilang bersamaan pintu kamar mandi ditutup. Sekeluarnya dari kamar mandi, dia melihat Alea meringis kesakitan memegangi kakinya.“Kenapa kamu?” tanya Ardhan sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk.“Kalau sudah selesai mandinya, Kakak keluar gih! Aku lelah, mau istirahat!” tukas Alea mengusir Ardhan.“Hah! Berani kau mengusirku? Kau lupa ini kamar siapa?” Ardhan mengembalikan handuk ke tempatnya lalu dengan tidak perduli dia naik ke tempat tidur.“Kakak kan bisa tidur di ruang tengah, pengertian sedikit dong. Masa aku yang harus tidur di luar?”“Kalau tidak mau tidur di sana, ya sudah sini!”Alea mencebik teringat apa yang dilakukan pria mesum ini padanya
Read more
Seperti Pembantu
Terdengar bunyi penyedot debu di kamar dan tirai pun sudah tersibak. Cahaya terang membuat silau mata yang masih tertutup itu. Ardhan perlahan membuka kedua kelopak matanya dan melenguh karena suara itu terdengar sangat mengganggunya.“Apa kau kurang kerjaan sepagi ini mengganggu tidurku?” Ardhan menutup telinganya dengan bantal sambil menggerutu pada Alea.“Udah jam 10 ini, Kak!” Alea tampak cuek memberitahu waktu yang sudah siang itu.Mendengar pukul 10, Ardhan seketika berjingkat.“Astaga, sudah pukul 10? Serius!” tukas Ardhan lantas berlalu ke kamar mandi.Alea hanya memperhatikan Ardhan dengan geleng-geleng kepala saja. Bisa juga dia molor. Padahal sepanjang pengetahuan Alea Ardhan jarang molor. Dia sangat rajin bangun pagi terutama untuk sholat subuh.“Kenapa tidak bangunin, aku jadi kelewatan sholat subuh kan?” Ardhan kesal pada Alea yang tidak tahu apa-apa.“Biasanya kan Ka
Read more
Kecurigaan Hera
Hera memilihkan banyak baju untuk Alea sementara Alea hanya ngintil saja tanpa bisa memberi saran baju yang mana yang ingin dia pakai. Dia hanya bisa menggangguk atau menggeleng bila Hera menunjuk baju dan menanyakan apa dia suka atau tidak. Batinnya jadi sedih, jika untuk urusan perasaan saja dia sudah tidak memiliki hak apapun, mengapa hanya urusan pakaian pun mertuanya juga yang menentukan.‘Malang sekali nasibmu, Alea!’ gumam Alea dalam hatinya.Tapi Alea tahu, Hera wanita yang baik dan keibuan. Apa yang dia lakukan semata ingin membuat hubungan pernikahan anaknya jadi lebih baik. Lagi pula, Alea tentu tidak tahu menahu bagaimana hidup berumah tangga dengan baik. Bagaimana menjadi istri yang baik dan bagaimana mesti bersikap kepada seorang suami. Dia butuh sekali sebuah didikan dari wanita itu, mengingat ibunya sudah meninggal dunia.‘Apa Mama juga bisa mengajariku bagaimana bersikap pada suami yang masih berhubungan dengan kekasihnya?&rsqu
Read more
Bingung Bersikap
Beberapa menit setelah Ardhan dan Naysila berlalu, sebuah mobil berhenti di depan rumah. Alea dan Hera tampak keluar dari dalam mobil dengan beberapa barang lantas masuk ke dalam rumah.“Ingat! Kamu harus selalu menjaga penampilanmu di depan suamimu itu, wanita sekarang banyak nekatnya. Hanya bermodal suka lalu asal merebut suami orang!” titah Hera pada menantunya itu.“Mas Ardhan tidak seperti itu, kok, Ma!”Dalam hati Alea menyangkal ucapannya. Duh, kenapa dia jadi ikutan pembohong begini? Benar kata orang kebohongan akan diikuti kebohongan yang lain. Alea jadi merasa sedih dan bersalah.“Jangan mudah percaya! Mama ini yang melahirkannya, dia selalu memanipulasi keadaan untuk membohongi Mama. Atau jangan-jangan kau juga dimanipulasi agar mau mengikuti semua rencananya?” Hera menatap Alea untuk mencari kebenaran.“Oh?” Alea tiba-tiba gugup. Dia berharap Hera tidak mengetahui hal ini. Dia akan jadi or
Read more
Tuduhan Ardhan
Alea menemani Hera menonton sinetron dan sesekali mendengar mertuanya itu ngomel-ngomel sendiri mengomentari jalannya cerita yang membuatnya jengkel. Ardhan yang baru turun dari ruang kerjanya ikut bergabung. Tidak enak saja ada mamanya di rumah tapi dia sibuk sendiri.“Lihat itu, istrinya sudah cantik, baik , patuh, tapi masih diselingkuhin juga. Itu pria tidak punya otak. Kasihan kan anak-anaknya terlantar begitu,” gerutu Hera yang reflek membuat Ardhan tiba-tiba merasa tersinggung. Dia melirik mamanya itu yang tidak beralih dari layar televisi.‘Apa mama tahu hubunganku dengan Naysila?’ batin Ardhan salah tingkah sendiri. Alea diam-diam memperhatikan sikapnya yang tidak nyaman itu. Tatapan mereka bertemu dan membuat Ardhan membuat dugaan apakah gadis ini sudah bercerita pada mamanya?“Lha itu, dia bilangnya ada acara kerja, sibuk, tapi malah berduaan dengan selingkuhannya.” Lagi Hera mengomentari adegan sinetron yang diliha
Read more
Gadis Yang Malang
“Hari ini ada kelas?” tanya Hera pada Alea yang menyuguhkan teh jahe hangat.“Iya, Ma?” Alea yang tampak sedikit pucat itu mengangguk lalu balik ke dapur untuk menyiapkan sarapan.Hera menjadi sedih menatap punggung menantunya itu. Dia cemas selama ini Alea hanya berpura-pura bahagia hanya demi tidak membuatnya dan orangtuanya cemas. Ucapan nadhim tempo hari membuatnya sudah bahagaia saja karena mengatakan Alea tampak bahagia bersama Ardhan. Nyatanya, anak kurang ajarnya itu malah masih memiliki affair dengan kekasihnya.“Sudah, Al. Jangan masak banyak, ini juga cukup,” tukas Hera menahan lengan Alea yang hendak mengeluarkan ayam dari freezer. Dia merasa tangan Alea bersuhu lebih tinggi dari biasanya. “Kamu sakit?”“Eng, enggak kok, Ma.”“Badan kamu anget, Al. Ya udah biar Mama saja yang beresin dapur. Kamu duduk saja, ya?”Hera membimbing Alea duduk, meski keberatan Ale
Read more
PREV
123456
...
23
DMCA.com Protection Status