Semua Bab Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir: Bab 81 - Bab 90
107 Bab
Diusir Warga
Masa lalu yang selalu saja membelenggu pikirannya, seharusnya Pen memang tidak akan pernah mengingat itu. Walaupun sebenarnya setiap malam selalu berkelebat di dalam kepalanya itu. Sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Bandung, cukup membuat mereka bertiga kelelahan. Namun, sekarang mereka kembali terperangah saat melihat gerbang hitam yang sekarang dipenuhi oleh tanaman rambat berada tepat di hadapan mereka."Aku masih ingat saat kau ulang tahun dan kita menuju ke rumahmu itu bermain dengan ayah dan ibumu." Mawar masih saja berdiri tegak di sana. Dia memang sangat dekat dengan Pen ketika masih kecil hingga saat ini.Mawar adalah anak dari sahabat Ibu Penelope. Namun, kedua orang tuanya meninggal terlebih dahulu karena sakit. Akhirnya Mawar selalu bersama dengan Pen. Tapi karena Amara menguasai rumah itu. Dia terpaksa pergi. Tapi untungnya Pen datang kembali bersamanya dan mereka selalu bertemu sampai saat ini."Bagaimana bisa aku melupakan kejadian itu? Walaupun aku sebenarnya ingin m
Baca selengkapnya
Kembali Dingin
Tamparan keras melayang di pipi Anggara berkali-kali. Plak! Kali ini tamparan itu berbeda dengan tamparan sebelumnya. Jika Pen melakukan hal itu, pandangannya masih saja tersirat sebuah cinta yang berada di sana. Namun, sekarang hanya kebencian yang sangat mendalam yang bisa Anggara lihat."Sudah aku katakan jangan pernah muncul di hadapanku. Apa kau mengerti? Jangan pernah!" teriaknya sangat keras sambil menunjuk tegas wajah Anggara yang masih terdiam kaku. Raden tidak menyangka akan seperti ini, melihat sang istri begitu sangat membencinya."Apakah kalian sepasang suami istri yang saling mencintai? Jika tidak ya sudah. Kalian berpisah saja daripada seperti ini. Ayolah, aku lelah dengan ini semua. Aku menyerah." Ana berkata sambil menangis. "Awal mulanya aku ingin menyatukan kalian. Tapi ternyata tidak bisa. Ayah, tolonglah. Kita berakhir sampai di sini." Ana menarik Pen, berjalan cepat keluar dari halaman itu. Mawar mengikutinya dengan pandangan tajam yang masih mengarah ke Anggara
Baca selengkapnya
Akhirnya Menyerah
Brian ketika itu sangat tidak tenang. Sepanjang hari dia tidak pernah tidur, membuat kedua matanya merah. Tubuhnya lemah. Bahkan kedua orang tuanya sangat cemas sampai dia harus menjalani infus karena lemas.Brian tidak tahan lagi. Dia mencabut selang infusnya saat melakukan perawatan di rumah. Kemudian diam-diam keluar dari rumahnya, lalu mengendarai motornya seperti biasa menuju ke kediaman Anggara untuk mengatakan kepada Romo, jika dia mencintai Ana dan bukan Amel. Namun, sesuatu terjadi dengan tiba-tiba. Dia malah mendengar jika Romo akan menikahkan dirinya dengan Amel. Dan itu akan segera terjadi. Apalagi sekarang Amel berada di hadapannya."Aku benar-benar tidak akan pernah melepaskanmu, Brian. Kau adalah calon suamiku dan akan selamanya seperti itu." Amel tersenyum mendekati pemuda itu yang menatapnya tajam. Memperlihatkan amarah. Namun, Amel tidak peduli."Kita masih harus menyelesaikan sekolah 1 tahun lagi. Kita masih belum cukup umur untuk menikah. Siapapun tidak akan pernah
Baca selengkapnya
Harus Mengalah
Jumpa pers? Anggara menggelengkan kepalanya. Dia berlari meninggalkan gedung itu, namun tidak ada jalan keluar. Ratusan pengawal sudah menutupnya. Semua pegawai yang berada di sana terdiam. Sebenarnya mereka sangat kasihan dan lebih memihak Anggara bersama dengan Penelope.Saat bertemu dengan Ana yang masih berada di dalam tubuh Penelope, mereka sangat terharu saat mengingat hal itu. Selama ini sosok Anggara hanya menjadi lelaki yang sangat pendiam. Mereka sangat senang melihat Anggara tersenyum sejak pertemuannya bersama dengan Ana. Namun, saat ini rasa dingin Raden akan terjadi lagi. Pegawai itu hanya terdiam dan tidak menyukai hal ini."Aku tidak mau Ayah. Aku mohon. Ayah, untuk apa kau melakukan ini? Biarkan saja aku memilih pasanganku. Biarkan aku bahagia.""Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Semuanya sudah jelas. Sekarang diam dan lakukan saja apa yang sudah ditakdirkan untukmu. Semua sudah ada jalannya." Romo berjalan dengan tongkatnya, kemudian mendekati kursi yang sudah d
Baca selengkapnya
Menuju Pernikahan
Arga semakin tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Juragan tiba-tiba terbebas dari semua hukuman? Kenapa itu bisa terjadi? Siapa yang bisa membuat lelaki itu keluar dari sana? Seharusnya lelaki itu di penjara sangat lama seperti Amara. Tapi tentu saja dia tidak membunuh siapapun, dan hukuman itu lebih ringan. Kekayaannya pun tidak main-main. Banyak sekali orang penting yang dia kenal."Apa maksudmu dia terbebas?" Anggara memegang kedua pundak Arga. Ingin mengetahui apa yang sudah dibicarakan dengan pengawal mata-matanya itu. "Aku sangat khawatir. Apakah itu sebuah berita yang sangat buruk?" lanjut Anggara masih saja menatap dengan sangat serius. Sementara Ardi hanya menatap Arga sambil bersedekap saja dan juga menunggu."Yah, aku mendapatkan kabar yang sangat buruk. Juragan tiba-tiba keluar dari penjara dan bebas." Arga segera duduk kembali di kursi, kemudian meneguk minumannya. Anggara dan Ardi mengikutinya. Mereka masih menatap Arga untuk menyelesaikan apa yang harus dia katakan
Baca selengkapnya
Sah Menjadi Suami Istri
Anggara masih saja menatap dan tidak menyentuh pakaian itu. Kepala pelayan mendapatkan telepon dari kepala pengawal yang mengatakan, dia harus membawa Anggara untuk menuju ke altar. Kepala pelayan yang sudah berumur setengah abad itu akhirnya memberanikan diri untuk mendekati Anggara."Raden, saya tahu Raden sangat sedih. Tapi saya mohon. Ini menyangkut nama baik Raden. Lebih baik Raden lakukan saja perintah dari Romo."Anggara masih saja menundukkan kepalanya. Dia juga kasihan kalau dia tidak datang ke sana. Pasti banyak sekali korban yang akan menanggung akibatnya. Apalagi kepala pelayan itu sudah menunduk, bahkan sekarang mereka bertiga bersujud. Mereka tidak mau kehilangan pekerjaan. Mereka membutuhkan uang."Berdirilah kalian." Anggara akhirnya beranjak dari duduknya. Membuat semua pelayan itu tersenyum. Kemudian mereka mengambil jas yang berada di manekin. Melepaskan jas itu, kemudian menyodorkannya ke arah Anggara. Membantu sang raden untuk memakainya.Dengan pandangan sayu, An
Baca selengkapnya
Keputusan Gila
Anggara semakin tidak percaya Ana benar-benar keluar dari sana. Berdandan sangat cantik. Bahkan Amel pun sangat sebal saat melihatnya. Ana berjalan bersama dengan Kaisar. Sementara Brian hanya terduduk diam tepat di sebelah Amel. Apa yang terjadi? Kenapa seperti ini? Lalu di mana Penelope? Lalu di mana kembar? Karena Anggara masih saja tidak melihat saudaranya itu. Padahal mereka berjanji akan datang saat pernikahan itu berlangsung."Sesuai dugaanku. Pasti mertuaku sangat mudah untuk menangkap gadis itu. Lihatlah, dia sangat cantik sekali persis seperti ayahnya. Sayangnya ... dia memiliki ibu tiri seperti diriku yang tidak akan pernah mencintainya sama. Persis seperti dalam negeri dongeng," lanjut Gracia yang tidak mendapatkan perhatian dari Anggara. Raden masih saja menatap Ana yang hanya bisa terdiam mengikuti semua aturan yang harus dilakukannya.Romo berjalan mendekati sang cucu, kemudian memeluknya. Ana tidak membalas tatapan itu dengan senyuman. Dia terus menundukkan kedua mata
Baca selengkapnya
Akan Menikahi Juragan
Sebuah keputusan yang memang benar-benar dilakukan dan itu sangat gila sekali. Saat itu Juragan adalah satu-satunya pria yang memang mengejarnya.Pada waktu Penelope diculik, Juragan mengatakan memang dia akan menceraikan semua istrinya dan hanya ingin memiliki Penelope. Sepertinya cintanya diperlihatkan dengan tulus. Walaupun awalnya Juragan mengatakan dia terobsesi. Namun, sekarang berubah. Setiap hari lelaki itu resah memikirkan Pen dan tidak pernah bisa melupakannya.Berpisah dengan Anggara dan menikahi lelaki lain adalah pilihan terbaik untuk membuat Ana bahagia. Sang anak memang perlu mendapatkan sebuah kekayaan untuk menjamin kehidupannya. Membuat dirinya dihargai, disegani oleh semua orang. Ketika bersama dirinya Ana akan sangat menderita. Itu tidak akan pernah Pen biarkan."Jadi kau benar-benar menerima lamaran Juragan? Pen, aku harus memastikan ini. Kalau kau sampai menikahi lelaki itu, aku tidak sanggup melihatmu. Lebih baik kau lari bersama Ana. Melawan mereka, daripada ak
Baca selengkapnya
Undangan Pernikahan Penelope
Anggara harus keluar dari kamar Ana. Dia tidak bisa terdiam di sana. Dia sangat bersyukur Ana bisa terlelap dengan nyenyak. Si kembar juga belum muncul. Dia bingung harus meminta tolong kepada siapa. Sementara Joko pun juga belum terlihat batang hidungnya.Hanya ada satu orang yang bisa dia minta bantuan. Dia akhirnya membuka tirai jendela dan melihat di halaman belakang. Pesta masih belum selesai dan itu adalah keberuntungannya. Dengan cepat dia keluar dari kamar menemui Kaisar. Calon suami Ana. Anggara berharap lelaki itu bisa melindungi Ana sampai dia mengetahui semua jawaban atas peristiwa yang sangat membingungkan ini. Otaknya benar-benar kacau. Pikirannya membelit. Dia sangat khawatir dengan Penelope. Apalagi mendengar jika Pen sudah berada di tangan Juragan.Semua orang terkejut termasuk Romo dan juga Nyai melihat kedatangan Raden yang dengan tiba-tiba berada di tengah pesta itu lagi. Gracia pun tersenyum. Dia merasa menang dengan semuanya. Dia yakin Anggara tidak akan pernah
Baca selengkapnya
Melarikan Diri
Anggara masih saja menatap sebuah undangan yang berada di atas meja. Dia benar-benar bergetar. Tubuhnya rasanya lumpuh. Tidak bisa bergerak. Sekilas nama Penelope berada di sana. Apakah Gracia sengaja melakukan hal ini kepadanya? Dan tentu saja ternyata wanita itu memenangkan hal ini."Oh iya. Ternyata kau sudah melihatnya. Padahal aku ingin memberitahukan kepadamu itu adalah undangan pernikahan." Gracia melepaskan pelukannya, kemudian menarik telapak tangan kanan Anggara untuk menuju ke meja itu yang berjarak hanya lima langkah ke depan. Anggara kini dengan jelas membaca sebuah nama yang berada di halaman depan. Benar-benar itu adalah nama istrinya."Dia belum bercerai denganku. Dia tentu saja tidak bisa menikah."Gracia tertawa dengan keras. Dia kali ini tidak menunjukkan sisi dirinya yang sebelumnya sangat anggun, selalu menjaga bahasa dan tata krama. Tapi sekarang dia menunjukkan sisi lain dari dirinya. Kuat, berani, tidak akan pernah mengalah dan yang paling disukainya adalah ...
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status