All Chapters of Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80
91 Chapters
Kebangkitan Setelah Tersakiti
Damar menghempaskan tubuhnya di kasur, melakukan perjalanan jauh tanpa tidur dan istirahat membuat tubuhnya remuk. Jika bukan karena ingin masalah ini segera selesai, Damar tidak akan mungkin sampai sejauh ini. Sekarang hanya tinggal satu langkah lagi, setelah Bu Nia datang dan meminta maaf langsung pada keluarga Amel maka semua tuntas.Apa yang dilakukan Bu Nia memang tidak dibenarkan, semarah-marahnya ia pada Anita saat itu tetap tidak baik jika sampai membuatnya sampai tertekan sampai sakit jiwa dan berakhir bunuh diri. Secara tidak langsung Bu Nia menyebabkan Anita melakukan itu mseki bukan salah Bu Nia sepenuhnya.Soal Liliyana pun sudah diselesaikan karena Amel yang mengakui jika memang dirinya yang mendoktrin Liliyana. Tidak ingin dikasihani Liliyana melepaskan diri dari Amel, ia lebih memilih hidup sendiri.Mungkin jika tidak diberikan ancaman, Amel juga akan terus tutup mulut. Bahkan Damar sendiri yang meminta ibunya datang agar tidak ada lagi dendam masa lalu yang masih terb
Read more
Lamaran Kedua
“A-apa? Kamu mau ngomong apa?” Alesha malah gugup tidak seperti biasanya yang akan lepas-lepas saja bicara dengan Haidar.Mungkin karena sering digoda oleh keluarganya makanya Alesha sekarang jadi seperti ini semakin memperjelas jika memang ia memiliki rasa pada Haidar.“Sebenarnya ….”“Apa?”“Aku diminta sama temen-temen SMA kita dulu buat ajak kamu reuni, katanya mereka nggak berani kalau ngajak kamu secara langsung.”Alesha menghela nafas panjang, ada rasa kecewa menyusup dalam dada karena terlalu berpikir jauh. Alesha memang aneh, ia menolak rasanya sendiri tapi malah berharap lebih. Tidak pernah sebelumnya ia merasa seperti ini bahkan saat bersama dengan Revan sekalipun.“Kapan?” Alesha masih memperlihatkan senyum di wajahnya.“Pastinya belum ditentukan, nanti aku kasih tahu lagi.”Alesha manggut-manggut, “kamu kok kesini sendiri, pacar kamu tadi mana?” Setelah mengatakan itu Alesha malah merutuki dirinya sendiri karena bisa-bisanya berucap begitu.Haidar tertawa geli, “kamu sama
Read more
Pertemuan Mantan dan Suami
“Nggak bisa bulan depan, harusnya hari ini.”Apa yang dikatakan Damar berhasil mengundang gelak tawa semua orang yang tadi sempat tegang.“Aish! Malah bercanda, aku sampe takut loh.” Launa memukul pundak suaminya itu kesal.“Emang boleh, Om?” Haidar menatap calon mertuanya itu sedikit ragu.“Lebih cepat lebih bagus. Kalau memang sama-sama yakin dan siap kenapa harus ditunda, yang terpenting akad soal resepsi bisa nyusul nanti.”Damar memang dari dulu tidak pernah ingin menunda jika soal hal-hal baik apalagi pernikahan. Bahkan sebelum hari ini Damar sudah bicara dengan sang istri mengenai Haidar dan juga Alesha, jika bukan karena bantuan Aslan dan Bunga mungkin saja hari bahagia ini akan terus tertunda entah sampai kapan.Haidar tidak mengambil keputusan sendiri, ia meminta pendapat juga dari orang tuanya dan juga kesiapan Alesha karena ia tidak ingin hanya mementingkan perasaannya sendiri apalagi yang terjadi masih terasa seperti mimpi tidak hanya bagi Haidar tapi bagi Alesha juga.Ha
Read more
Pembalasan Setimpal
“Terima kasih atas motivasinya, Mas. Saya pasti bekerja keras untuk bisa membahagiakan Alesha, saya tidak akan membuat istri saya malu.” Bukan Haidar namanya jika membalas dengan bersungut-sungut.Revan yang mendengarnya mencebik tidak suka. “Terserah lo aja. Tapi kalau Alesha nggak bahagia sama lo, gue bisa ambil dia lagi dari elo!” ujarnya sebelum berlalu.Haidar hanya geleng-geleng kepala. “Sama sekali nggak berubah.”“Apa yang berubah?” tanya Alesha yang sudah ada di sana.“Powe Rangers,” sahut Haidar sekenanya.“Aku serius, Haidar!”Haidar mengerutkan keningnya. “Apa? Bilang apa tadi?”“Aku serius, Haidar.” Alesha mengulang kembali tiga kata itu.“Perasaan tadi ada yang manggil mas deh, siapa ya? Mbak-mbak yang lewat kali ya.”Alesha menepuk pundak lelaki itu. “Apaan sih, nggak usah ngeledek gitu. Tadi aku cuman refleks karena ada Mas Revan.”“Lanjut bahasnya nanti aja. Ayo makan dulu, kalau dingin nanti nggak enak.”Tentang apa yang dibicarakannya dengan Revan tadi, tidak akan H
Read more
Sosok Baru
“Aku janji nggak bakalan bikin ulah lagi, Mi.”Revan memohon pada sang ibu karena ia tidak akan bisa jika hidup berdua bersama putrinya tanpa bantuan orang lain sementara Revan sendiri tidak mau jika Lisa tinggal bersama dengan Nara yang sudah jelas kelakuannya tidak baik.“Kamu terus aja buat janji tapi akhirnya ingkar juga.”“Mi, aku bakalan nurut apapun yang Ummi perintahkan. Bantuin aku ngomong ke Abi.”Hafsah juga sebenarnya tidak tega apalagi melihat putranya itu seperti tidak terurus, tubuhnya kurus dengan lingkaran hitam di bawah mata mempertegas jika memang Revan selalu kurang istirahat. Selama ini Revan kerja banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri beserta istri dan anaknya tapi sang istri yang tidak tahu malu itu malah menjual diri. Jika saja Revan tidak dibantu oleh omnya mungkin Nara tidak akan ketahuan.Sekarang Revan akan kembali memulai kehidupan baru bersama dengan putri kecilnya.“Pegang janji kamu. Ummi minta kamu jangan ganggu Alesha lagi, dia sekarang udah
Read more
Bahagia di Waktu Yang Tepat
Setelah mengalami badai begitu kencang dalam hidupnya sekarang Alesha bisa merasakan indahnya pelangi. Rasa ragu dan khawatir soal hasil tes kini sudah berubah menjadi kebahagiaan yang tak terhingga. Bahkan ia masih tidak percaya bisa diberikan kepercayaan menjadi seorang ibu dalam waktu yang tergolong cepat.Tidak lagi Alesha memikirkan soal karirnya karena yang terpenting dirinya harus lebih fokus pada kondisinya yang dinyatakan berbadan dua saat dilakukan pemeriksaan. Saat itu juga Launa membawa putrinya ke pusat kesehatan terdekat untuk memastikan jika hasilnya sama dengan hasil test pack.“Haidar pasti seneng banget. Kamu udah kasih tahu dia?”“Belum. Aku mau kasih tahu langsung nanti pas Mas Haidar pulang.”“Kalau gitu kamu juga mau kasih tahu sendiri ke Papi?”Alesha mengangguk. “Iya. Nanti aku ke rumah.”“Nanti Mami suruh Aslan sama Bunga juga buat dateng ke rumah. Sebentar lagi Leena ada temen mainnya.”Bahagianya Launa bahkan seperti melebihi bahagia wanita yang hamil, wajar
Read more
Berbagi Suami Dengan Majikan (S2)
POV Raihanun“Pantesan suamimu jarang pulang, Num.”“Memang kenapa, Mbok? Mas Bagas 'kan memang kerja di kota pulangnya sebulan sekali.”“Kamu nggak bakalan percaya ini.”Mbok Jum mengeluarkan ponselnya memperlihatkan foto laki-laki sedang duduk berdua dengan seorang wanita yang sama sekali tidak kukenali.“Ini majikan Mbok di kota. Namanya Nona Fazleena, suaminya ini namanya Arjuna padahal nama aslinya Bagas 'kan? Katanya mereka baru aja menikah tiga bulan yang lalu.”“Mungkin mirip aja kali, Mbok.” Aku mencoba memaksakan senyum berpikir positif meski Mbok Jum menyebutkan nama asli suamiku.“Kamu cuman lihat di hp, lah Mbok lihat langsung. Meski cuman sekali Mbok yakin itu suami kamu, Num. Jangan-jangan dia kirim uang ke kamu juga hasil dari meras hartanya Non Faz.”“Hush! Mbok jangan ngomong sembarangan apalagi nggak tahu faktanya.”“Sudahlah, yang penting kamu udah dikasih tahu. Percaya atau nggak ya terserah kamu. Besok Mbok balik ke kota lagi karena Nona Faz pulang dari luar nege
Read more
Hampir Ketahuan
Mas Bagas tersenyum lebar dan matanya terbuka.“Cemburu?” bisiknya.Jadi dia sengaja.“Nggak lucu, Mas!”“Tapi kamu cemburu 'kan?”Aku menggeleng dan mencoba melepaskan diri dari dekapannya. “Mas, lepas. Bagaimana kalau ada yang lihat.”“Biarin!”Buru-buru aku berlari ke dalam kamar mandi dan menguncinya. Aku istri sah tapi seperti wanita simpanan malah harus diam-diam seperti ini. Aku hanya tidak ingin Mas Bagas nantinya terkena masalah karena aku. Orang tuanya hanya tinggal mamanya saja, aku tidak mau hubungan mereka semakin memburuk.Aku harus kembali berkorban? Ya, tidak ada cara lain.Terlanjur berkorban dari dulu jadi lanjutkan saja sampai mendapatkan apa yang ingin kudapatkan.Meski dari dulu tidak pernah dianggap. Sama sekali tidak ada rasa dendam atau benci pada mertua karena bagaimanapun mereka adalah orang tua suamiku. Aku lebih ingin membuat hubungan mereka seperti dulu daripada memisahkan.Tidak akan mungkin jika menyuruh suamiku memilih antara aku atau keluarganya karena
Read more
Bertahan Sakit Pergi Sulit
“Kamu ngapain?”Aku bernafas lega karena ternyata yang menegurku adalah Mang Jupri, supir di rumah ini. Mungkin lewat pintu samping makanya karena tadi aku tidak melihat siapapun di sini.“Nggak ada kok, Mang. Saya ke dalam dulu.”Dengan langkah tergesa aku masuk ke dalam, mengunci diri di kamar. Pekerjaanku sudah selesai dan akan dimulai lagi untuk menyiapkan makan malam nanti.Hatiku masih panas mendengar perkataan Non Faz tadi.Apa yang dikatakannya itu benar, mereka sudah pernah berhubungan. Jika tidak benar untuk apa Non Faz bicara begitu.Menduga-duga malah membuat kepalaku berdenyut. Ingin sekali aku menanyakan langsung tapi belum tentu Mas Bagas akan jujur, tadi saja dia mengatakan sendiri jika dirinya tidak pernah menyentuh Non Faz. Berbeda dengan apa yang Non Faz katakan barusan.Aku tidak bisa seperti ini. Hatiku tidak sekuat itu untuk terus menerima hujaman dari fakta yang setiap harinya muncul dan membuat hati semakin koyak.Air mataku kembali mengalir tanpa bisa ditahan.
Read more
Tersiksa tapi Menikmati
Dengan langkah lebar, aku kembali ke kamar. Tangisku langsung tumpah, dada ini rasanya begitu sesak.Mas Bagas benar-benar jahat. Kenapa tega melakukan ini padaku.Beberapa kali aku curiga dan langsung menepisnya karena percaya pada Mas Bagas tapi apa yang tadi kudengar rasanya membuat kepercayaan pada Mas Bagas malah hilang.Aku merasa dipermainkan jika seperti ini. Dia mengatakan tidak pernah menyentuh Non Faz tapi faktanya bahkan tidak seperti itu. Kucing mana yang akan menolak diberikan ikan, begitupun laki-laki. Di hadapannya ada wanita cantik, sudah pasti tidak akan disia-siakan apalagi wanita itu halal untuknya.Memikirkan itu membuat hatiku semakin perih.Berada di sini hanya membuatku semakin menyakiti diri sendiri. Lebih baik aku pulang, setidaknya di sana aku tidak akan seperti ini. Mas Bagas melakukan hal lebih atau tidak dengan Non Faz itu tidak akan terdengar langsung di telinga jika aku tidak ada di sini.Keesokan harinya aku langsung mengutarakan keinginanku untuk pula
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status