Semua Bab Hamil Tapi Perawan: Bab 131 - Bab 140
150 Bab
Bab 131
"Kita susul umma ya," gumam Shaka pada bayinya. Dia tidak bisa diam begitu saja di rumah sedang istrinya belum pulang. Mana di luar hujan dan sebentar lagi gelap. Tentu saja sebagai seorang suami tidak tenang dihadapkan dengan situasi seperti ini. Pria itu langsung bersiap-siap setelah menunaikan sholat maghrib lebih dulu. Dia takut terjadi sesuatu di jalan sedang Tsabi butuh bantuan yang tak terduga. Barang kali motornya bermasalah mungkin, atau apa pun sedang dia berhalangan menghubungi suaminya. Pria itu mencoba menghibur diri sendiri. Agar tetap berprasangka baik dengan keadaan istrinya. Karena Tsabi pasti akan selalu menghubungi dirinya memberi kabar. Dia mempunyai Zayba, jadi tidak mungkin tidak pulang dalam keadaan apa pun. Shaka sudah bersiap-siap menghangatkan tubuh Zayba agar nyaman ikut keluar. Dia akan menempatkan bayinya di jok belakang dengan kasur khusus yang nyaman. "Adek tenang ya di sini, kita cari umma," kata pria itu bersiap menyalakan mesin mobilnya. Hatinya s
Baca selengkapnya
Bab 132
Shaka langsung mengechek sesuai mandat. Ternyata benar ponsel istrinya terdampar di sana. Syukurlah tidak ilang, walau sempat heboh. "Mas gimana? Ada kan?" tanya Tsabi menyusul seraya menimang Zayba. "Nggak ada sayang, kayaknya beneran ilang deh," sahut Shaka masih mencari di sana. "Hah, serius nggak ada. Ya Allah ... berarti beneran ilang," kata Tsabi sendu. "Ini bukan sayang?" tanya Shaka sengaja menggodanya. Tidak tega akhirnya langsung mengeluarkan ponsel istrinya yang tadi sudah diamankan. Sengaja ngeprank. "Ketemu? Kok tadi bilang nggak ada. Dih ... Mas sengaja ya, ngeselin banget, orang lagi panik malah dikerjain. Raja tega!" Tsabi merengut seraya mengomel. Masuk ke rumah begitu saja dengan wajah bete. Walaupun tidak benar-benar dari hati. Ia merasa lega begitu benda pipih kesayangannya itu ketemu. "Waduh ... merajuk nih kayaknya," gumam Shaka menyusul ke dalam. Langsung menghubungkan ponsel istrinya yang memang kehabisan saya. "Sayang, sorry, becanda dikit. Udah ketemu
Baca selengkapnya
Bab 133
"Terima kasih Nona, Anda piawai sekali," ucap Shaka terkekeh puas setelah mendapat sentuhan panas istrinya. Wanita itu semakin pintar saja menyenangkan suaminya. "Kamu sangat menyebalkan Tuan, lain kali biarkan aku istirahat lebih awal," jawab Tsabi tersenyum. "Baiklah, sebagai gantinya, aku akan memberikan pijatan gratis untukmu," katanya tenang. Balas tersenyum penuh arti. Wajahnya sumringah setelah mendapatkan suntikan vitamin malam. "Aku tidak percaya kamu amanah dalam hal ini. Berdosa kalau modus, apalagi sampai mendapat imbalan," kata Tsabi penuh kewaspadaan. Seketika Shaka tergelak, karena seringnya begitu, jadi Tsabi paham arahnya akan ke mana. "Hahaha. Aku sedikit terkesan. Terima kasih untuk ronde pertama. Jangan khawatir, aku tahu kamu pasti akan menolak untuk putaran kedua. Jadi, insya Allah kali ini pasti amanah, hanya memijat saja. Kamu capek kan?" ujarnya lembut. "Apakah bisa dipercaya?" tanya wanita itu ragu. Pasalnya, sudah berkali-kali tak sesuai ekspektasi. Ts
Baca selengkapnya
Bab 134
"Iya Mom, kapan sampai?" balas Tsabi ramah. Karakternya selalu lembut dan memenangkan, persis seperti ibunya. Walaupun sedikit barbar, Tsabi bisa menempatkan diri dengan tempat dan situasi yang tengah terjadi. "Tadi siang, kamu pulang sore terus? Kasunanan sekali Zayba ditinggal terus," katanya tak suka. Belum apa-apa mertuanya sudah protes. Tsabi terdiam, lelah seharian tidak baik rasanya langsung disambut hal begituan. Namun, ia harus maklum kalau urusan orang tua. Walau sering tidak berkenan dan kadang jelas menyinggung perasaannya. "Aku ke kamar dulu Mas," pamit Tsabi beranjak. Mengangguk ramah pada mertuanya, lalu masuk ke kamar. Di mana ada Zayba yang masih lelap. Rasanya rindu sekali dengan putrinya. "Maaf ya, belum sempat mengabarimu kalau mommy datang. Kamu pasti capek, mandi dulu sayang!" titah Shaka lembut. Pikirannya sedang tidak tenang sebenarnya, bagaimana caranya mengatakan kalau ibunya hendak ikut tinggal bersamanya. "Iya Mas, sebentar, aku agak pusing," jawab Tsa
Baca selengkapnya
Bab 135
"Iya Mom, mommy kan mau tinggal di sini jadi harus mengikuti aturan di rumah ini. Bukankah mengerjakan sholat itu sesuatu yang tidak sulit, kenapa wajah mommy terlihat keberatan.""Nanti mommy kerjakan di rumah, kamu duluan saja," sahut wanita itu tak langsung bergegas. "Iya Mom, perempuan memang sebaiknya mengerjakan di rumah. Shaka ke masjid dulu ya, assalamu'alaikum ...," ucap pria itu pamit. "Apa banget Shaka ini, sudah seperti Pak Ustadz saja yang tengah ceramah," gerutu Nyonya Jesy kesal melihat putranya yang sudah berubah seratus delapan puluh derajat itu. Perempuan itu tidak lekas beranjak, hanya menatap dengan malas. Membiarkan kain sholat itu teronggok di tempat semula tanpa tersentuh sedikit pun. Hatinya masih enggan beranjak dari tempat ternyamannya. Walaupun sebenarnya tidak nyaman sama sekali. Demi apa putranya yang dulu seorang penguasa kaya raya memilih tinggal di gubuk derita yang minum fasilitas mewah. Belum ada satu malam memutuskan tinggal di rumah itu saja Nyo
Baca selengkapnya
Bab 136
"Dia tidak membenci, dia hanya sedang keliru saja bersikap dan belum mengenalmu dengan benar. Aku yakin mommy akan merubah pandangannya setelah tahu kamu yang sesungguhnya.""Aku nggak mau berekspektasi terlalu tinggi. Sudahlah, aku mau tidur." Tsabi merubah posisinya hingga memunggungi suaminya. Membuat Shaka makin merapatkan dekapannya. "Kenapa munggungin aku sayang, hmm?" bisik Shaka gemas"Pegel Mas, jangan salah sangka," kata wanita itu lalu kembali merubah posisinya hingga menghadap suaminya kembali. "Ya udah, kamu hadap sana, biar aku yang pindah." Shaka memberikan solusi. Dia berpindah ke sisi kanan istrinya tidur. Jadilah mereka tetap saling memeluk menemui malamnya. Tsabi merapatkan tubuhnya, mengusai lembut di dadanya yang bidang. Mencari kenyamanan di sisa malamnya. Shaka mengelus belakang kepalanya lembut. Memberikan sentuhan kasih sayang yang begitu menenangkan. Tak bituh waktu lama, Tsabi terlelap dengan damai. Disusul Shaka ikut memejamkan matanya. Sedangkan di ka
Baca selengkapnya
Bab 137
"Kita mau belanja apa Mas?" tanya Tsabi sembari mengingat kebutuhan rumah tangga yang sudah mau habis. "Pampers Zayba sayang, udah mau habis. Sama perlengkapan lainnya juga. Sabun, sampo, lation baby. Pokoknya keperluan Zayba. Di rumah tinggal dikit," kata Shaka mengabsen dari semua barang-barang di rumah yang mulai menipis. Pria itu hafal betul, karena kesehariannya Zayba lebih banyak bersama abinya. Pantas saja Nyonya Jesy selalu mengatakan menjadi baby sitternya. Kendati demikian, Shaka malah tidak begitu setuju kalau Zayba diasuh orang lain. Dia sudah terbiasa, dan sangat menikmati perannya sebagai seorang ayah. Walaupun terkadang sangat repot, tetapi bekerja sama dengan istrinya mengurus bayi mereka adalah pilihan dia sendiri. "Siap Mas, kebutuhan dapur juga kayaknya udah mau pada habis. Sekalian beli saja ya, mumpung sekalian ke sini.""Iya, beli sekalian sayang," kata pria itu memberi kebebasan. Rezeki bisa dicari bersama-sama, tetapi kebahagiaan dari hati, hanya orang-oran
Baca selengkapnya
Bab 138
Shaka menghela napas kasar begitu sampai rumahnya mendapati mobil Angel masih terparkir di halaman rumahnya. Kenapa malam begini wanita itu tak kunjung pulang juga. Rasanya sangat malas pulang ke rumah. "Ada apa, Mas?" tanya Tsabi mendengar dengusan kasar suaminya. Ia menoleh sesaat, melihat suaminya seperti menahan kesal. "Sepertinya tamu mommy belum pulang sayang," kata pria itu menduganya. Mobilnya bahkan masih terparkir di tempat yang sama sedari siang. "Kalau begitu, kamu nanti tidak boleh keluar kamar. Aku akan mengurungmu. Hihihi," jawab Tsabi di luar ekspektasi.Bukan itu masalahnya, perasaan Shaka langsung tidak enak. Dan benar saja, saat Tsabi dan Shaka masuk ke rumahnya dengan salam, dia malah serasa menjadi tamunya. Ibunya langsung menyambutnya dengan marah. Ekspresinya galak, Shaka tidak nyaman sama sekali. Dia juga takut ibunya akan berkata hal yang menyinggung istrinya. "Shaka! Kalian ini dari mana saja jam segini baru pulang?" tanya Nyonya Jesy menahan kesal. Kalau
Baca selengkapnya
Bab 139
Tsabi tidak jadi repot di dapur, selebihnya ia mengganjal perutnya yang lapar dengan kue kering yang tersimpan di toples. Ditambah teh hangat, syahdu sekali rasanya. "Mas Shaka lagi apa ya? Apa dia bisa tidur semalam? Kasihan pasti kedinginan," gumam Tsabi mengingat suaminya. Ternyata satu hati sekali. Di saat yang bersamaan, orang yang tengah Tsabi pikirkan baru saja selesai menunaikan sholat subuh. Dia juga mengingat istrinya dan segala kerepotannya tadi malam. "Apa kabar kamu sayang, maaf membiarkanmu repot sendirian," gumam pria itu lalu mengirim pesan. Sebenarnya hendak menelpon, tetapi takut mengganggu barang kali belum bangun. Mengingat hari ini hari libur. [Assalamu'alaikum ... cantik, apa sudah bangun?]~Tsabi yang mendapati WA dari hubby tersayang langsung tersenyum menatap layar ponselnya. Dia tidak membalas dengan pesan, melainkan langsung menelponnya saja. "Sudah bangun sayang?" tanya Shaka begitu Tsabi menyapa dengan salam. "Udah dari tadi, aku kelaparan Mas, niat
Baca selengkapnya
Bab 140
Shaka mengangguk membenarkan. Ada kesedihan di matanya. Biar bagaimanapun, paman adalah orang yang dulu merawatnya dari kecil. "Selamat jalan paman, semoga engkau di tempatkan di sisiNya. Ammin," batin Shaka penuh doa. Ia langsung mengurus perihal kepulangan dan semua administrasi paman. Agar bisa langsung dibawa pulang ke rumah duka. Dikebumikan dengan layak. Tsabi mengusap-usap lengan Shaka. Menenangkan tanpa kata. Dia tahu suaminya tengah berduka. Sampai kabar meninggalkan paman, Angel masih belum juga bisa dihubungi. Shaka dan keluarganya langsung membawa ke rumah duka setelah urusan administrasi selesai. "Mas, aku izin pulang dulu ya, sekalian lihat Zayba. ASIku penuh, aku tidak membawa alat pumping. Nanti aku langsung ke rumah paman dengan keluargaku," kata Tsabi sekaligus ingin mengabari kedua orang tuanya untuk melayat. "Iya sayang, biar aku pesankan taksi untukmu," kata Shaka memastikan istrinya pulang dengan aman. Pria itu bahkan mengantarnya sampai istrinya masuk ke m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status