Semua Bab Hamil Tapi Perawan: Bab 101 - Bab 110
150 Bab
Bab 101
Pukul setengah dua dini hari, Tsabi terjaga dan merasa tubuh bagian atasnya penuh. Dia harus segera membangunkan Zayba memberikan ASInya. Bayi mungil yang masih nampak lelap itu langsung bereaksi begitu mendapatkan sumber air kehidupannya. Shaka sendiri masih terlelap di ranjangnya setelah semalam membantu menimang Zayba sebelum tidur. Usai memberikan ASI, baby Zayba kembali lelap, Tsabi juga memutuskan untuk melanjutkan tidurnya. Ngantuk sekali rasanya. Tubuhnya terasa begitu penat dan lelah. Ternyata menjadi ibu baru harus stanby siang dan malam. Sesuatu sekali. Menjelang subuh, giliran Shaka yang terbangun menemukan Zayba juga terjaga. Pria itu tak serta merta membangunkan istrinya, melihat Tsabi lelap, Shaka tak tega. Akhirnya berinisiatif memberikan ASI dengan botol yang tersedia. Memanasi lebih dulu lalu memberikan pada bayi mungilnya. "Minum sayang, sama papa dulu ya, umma bobok," ucap Shaka sembari menimang bayinya. Walaupun agak kaku, Shaka terus belajar dan akhirnya bisa
Baca selengkapnya
Bab 102
"Bang, yang punya bengkel mana ya? Saya mau ketemu," tanya seorang gadis rela menunggunya dengan wajah gelisah. "Lagi isoma, Neng. Tunggu saja, nanti biasanya juga beberapa menit lagi keluar.""Isoma apa, Bang?" tanya gadis itu lagi gagal paham. "Istirahat, sholat, makan. Tunggu saja Neng," ujarnya sembari melakukan pekerjaannya. "Sudah Bas, gantian!" seru Radit menginterupsi. "Yoi, tolong ini handle satu," ujar Abas bertukar posisi. Saatnya pria itu sholat dhuhur sejenak, lalu makan siang. Biasanya karyawan di bengkel itu akan bergantian. "Dia siapa?" tanya Radit pada gadis cantik yang tengah duduk di kursi tunggu. "Nyari Bang Shaka, aku suruh nunggu aja. Si Bos kan kalau jam segini juga lagi istirahat.""Kenapa nggak bilang aja, susul ke dalam mana tahu penting.""Nggak berani. Kamu aja sana.""Nggak berani juga. Nggak enak, udahlah nunggu si Boss keluar aja.""Saudaranya kali ya, aku kasih minum deh kasihan," ujar Radit berbaik hati. Mengambil teh botol dalam kemasan yang di
Baca selengkapnya
Bab 103
"Angel, sudah pinjam handphonenya?" tanya Shaka baru saja keluar dari kamar paman. "Eh, Bang Shaka, paman sudah tidur? Eh, iya Bang. Kamu nginap di sini kan? Aku takut tinggal di rumah ini berdua saja dengan paman." Angel mengembalikan ponsel Shaka. "Kan ada banyak art di rumah ini, Angel. Maaf, aku tidak bisa. Ini saja sudah terlalu malam, kasihan Tsabi pasti sudah menunggu.""Ayolah Bang, nginep di sini sekali ini aja. Mau ya, Bang, paman kan baru pulang dari rumah sakit. Jadi, butuh pendampingan," mohon Angel cukup ngeyel. "Maaf, Angel, istriku baru saja melahirkan, aku tidak bisa meninggalkannya, tolong ngerti ya. Pahami posisiku," tolak Shaka tetap harus pulang. Hatinya bahkan sudah tidak tenang sedari tadi. Takut Tsabi marah karena sudah menunggu terlalu lama di rumah. Sekilas Shaka jadi teringat perlakuan buruknya dulu. Dia hampir setiap malam meninggalkan Tsabi tanpa ada perasaan bersalah seperti ini. Dia bahkan terus mengulanginya lagi kesalahannya di hari-hari berikutnya.
Baca selengkapnya
Bab 104
Shaka terjaga menjelang subuh, ia baru menyadari kalau semalam tidurnya terasa hangat dan nyaman. Melihat selimut dan bantal menjadi propertinya, membuat pria itu tersenyum lega. "Pasti Tsabi, terima kasih sayang, aku tahu kamu peduli sama aku," ucap Shaka tersenyum. Walaupun istrinya tengah ngambek, tetapi perhatian juga. Dipandanginya wajah cantik istrinya dan juga baby Zayba yang masih lelap secara bergantian. Bersyukur sekali mempunyai mereka. Orang-orang yang memberikan semangat dalam hidupnya. "Maaf sayang, sudah bikin kamu kesal. Aku ke masjid dulu ya," ucap Shaka turun dari ranjang berpamitan. Sebelumnya sempat meninggalkan jejak sayang di keningnya. Tak lupa merapatkan selimut di tubuhnya. Pria itu bergegas bersih-bersih, menukar pakaiannya lalu beranjak ke masjid. Usai menunaikan jamaah, Shaka langsung turun dari masjid. Namun, seorang Ustadz menghampirinya. "Assalamu'alaikum ... Gus Shaka," ucap seorang pria bersahaja mendekatinya. "Waalaikumsalam ... iya, ada apa ust
Baca selengkapnya
Bab 105
"Mas, itu dari siapa?" tanya Tsabi menunjuk paper bag di meja. "Dari tamunya abi, katanya dari umminya," sahut Shaka lalu beranjak mengambilnya. "Isinya kayaknya pakaian sayang, kamu nggak mau coba?""Nanti Mas, udah nyaman pakai ginian kalau di rumah. Mau nggak, aku suapin," tawar perempuan itu menyodorkan sendoknya. Shaka membuka mulutnya, jadilah tanpa terasa mereka sarapan berdua. "Lagi ya, belum kenyang," ujar Tsabi menunjuk bungkus satunya. "Sini gantian aku yang suapin kamu," kata Naka bertukar peran. Giliran Shaka yang menyuapi istrinya. Pagi-pagi pasutri ini sudah manis saja. "Nanti siang mau makan apa, biar dianterin ke bengkel. Biar nggak usah jajan di luar.""Nggak usah, nanti ngerepotin. Lagian kan nggak ada yang nganterin. Kamu juga masih butuh istirahat.""Pingin main ke sana, boleh ya, nanti siang sekalian bawain kamu makan siang.""Duh ... istriku kenapa perhatian sekali sih. Ya udah terserah kamu saja. Kalau nggak jadi juga nggak pa-pa," kata Shaka santai. Meni
Baca selengkapnya
Bab 106
"Terima kasih banyak Saga, kami tidak butuh pendapatmu," jawab Tsabi menatap tajam pria di depannya. Tak ada sedikit pun rasa takut di hati Tsabi menghadapi pria di hadapannya yang sengaja ingin merendahkan suaminya. Saga tersenyum lembut, menatap tanpa jeda. "Owh ya, aku selalu menyukai cara berpikirmu. Jangan lupa hubungi aku cantik, kalau kamu berubah pikiran," ucap Saga sembari mengelus kepala Zayba dalam gendongan ibunya. Sontak saja Tsabi langsung memberi jarak, sementara Shaka menatap tajam tidak rela. Saga ini selalu kurang ajar dengan istrinya. "Ayo Mas, kita pergi dari sini," ucap Tsabi menahan tangan Shaka yang sepertinya tidak terima."Nggak usah diladeni, dia tuh nggak waras, yang ada makin buat kita kesal," kata Tsabi menenangkan Shaka. Harga dirinya dijatuhkan di depan istrinya. Beruntung Tsabi tipe wanita yang sama sekali tidak berhasrat dengan harta benda. Dia lebih menyukai Shaka yang sekarang. "Maaf ya, gegara aku hidup kamu jadi susah," kata Shaka merasa belu
Baca selengkapnya
Bab 107
"Ada apa Tsa? Kenapa teriak-teriak!" tanya Shaka mendekat. "Mas, itu, ada binatang di situ. Nggak mau," ujarnya begidik geli sendiri. Shaka langsung masuk ke kamar mandi. Ternyata sejenis katak kecil di pojokan yang bisa lompat tinggi-tinggi. Pria itu mengusirnya agar masuk ke dalam ember, lalu hendak mengeluarkan. Namun, katak itu malah lompat-lompat ke sana kemari. Tsabi yang masih di sekitar situ sampai menjerit resah, bahkan langsung lompat ke tubuh Shaka saat katak itu lompat ke arahnya. "Mas, itu di bawah kaki aku, nggak mau!" pekik Tsabi kaget. "Eh, sayang, aku susah nangkapnya kalau kamu gini," ujar Shaka tak kalah kaget. Tsabi yang kadang galak itu takut dengan katak kecil. Sekarang malah nemplok tak mau turun. "Ada apa, Bang?" tanya Mat dan rekannya sampai masuk ke dalam. Teriakan Tsabi sepertinya terdengar dari luar hingga mencuri atensi dua pegawai Shaka. Shaka menoleh, seketika dua rekan kerjanya menjadi salah tingkah melihat Ning Tsabi tengah nemplok dalam gendong
Baca selengkapnya
Bab 108
"Eh, masya Allah, kaget sayang, kamu lucu sekali." Tsabi langsung menggendongnya karena Zayba menangis. Kaget dengan kentutnya sendiri. Menimangnya dan membawanya ke ruangan lain agar mendapatkan suasana baru. "Maaf Ning, ini pesenan Bang Shaka," ujar Mat menginterupsi. Mat lebih dulu mengetuk pintu yang terbuka sambil bergumam permisi. "Owh, iya terima kasih," jawabnya sopan. "Udah Mat?" Shaka muncul dari kamar."Iya Bang, kembaliannya saya taruh lagi di tempat semula.""Buat beli rokok aja Mat, buat kalian. Itu juga yang dua porsi buat kalian. Makan siang dulu!" seru Shaka berbaik hati. "Wah ... beneran Bang? Terima kasih Bang, siap," ucap Mat berbinar. Mendapat rezeki berlimpah siang ini. Shaka mendekati bungkusan yang baru saja dibawa Mat. Langsung membukanya agar istrinya makan lebih dulu. "Sini Zayba sama aku dulu, kamu makan biar ada tenaga.""Nggak apa Mas, tunggu sebentar nungguin adek bobok aja.""Jangan, nanti telat makan. Disuapin mau?" tawar pria itu sungguh hati.
Baca selengkapnya
Bab 109
"Siapa yang telpon?" tanya Shaka usai mandi. "Angel Mas, belum aku angkat. Kamu aja," ujarnya tak mau ikut campur. Walau dalam hati kepo akut. Mendengar suaranya saja suka kesel kalau tidak pas. "Owh," jawab Shaka sembari memakai pakaian yang sudah disiapkan Tsabi. "Nggak ditelpon balik? Mana tahu penting." Berharap dalam hati Tsabi, tidak ada huru-hara lagi. Kejadian kemarin yang tiba-tiba mengangkat telpon Shaka saja masih menyisakan kesal. "Biarin, nanti saja," jawab pria itu santai. Lalu bersiap-siap ke masjid. Sementara Tsabi sholat di rumah bergantian dengan ummi karena menjaga Zayba. "Tsa, sholat dulu, biar Zayba sama ummi," kata Ummi Shali pengertian."Iya Ummi," jawab Tsabi langsung mengiyakan. Tsabi langsung bergegas setelah ada yang menjaga bayinya. Usai menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim, Tsabi langsung mendekati Zayba yang masih anteng dalam gendongan neneknya. "Tsa, Zayba kok kaya anget? Apa perasaan Ummi saja kalau gini. Coba kamu periksa?" adu Ummi mera
Baca selengkapnya
Bab 110
"Udah semua?" tanya Shaka mengemas barang yang akan diboyong, lalu memasukkan ke mobil. "Iya, lainnya biar sisain di sini. Tolong tas aku Mas, itu ponselnya sekalian masukin," pinta Tsabi meminta tolong. Tsabi menggendong Zayba, sementara Shaka membawakan tas dan printilan lainnya. Mereka pamit bersama-sama menghadap kedua orang tuanya dan semua penghuni rumah. "Uti pasti kangen banget sama Zayba, sering-sering main ke sini ya. Kalau sampai masa cutimu habis belum ada yang jagain Zayba, biar sama ummi," katanya siap sedia. Lagian di pesantren banyak yang bantuin, sudah pasti anak-anak asuh Ummi Shali mau membantunya kalau tengah repot. "Siap Ummi, pasti sering mampir kok, assalamu'alaikum ...," ucap perempuan itu menyalim takzim ibunya. Memeluk hangat, tak lupa memberikan senyuman perpisahan.. Diikuti langkah hangat Shaka melakukan hal yang sama. "Pamit dulu Ummi," ucap Shaka menyalim kedua mertuanya. "Titip Tsabi, Ka," ucap ibu dari tiga anak itu sendu. Ada kekhawatiran yang d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status