Semua Bab Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu: Bab 211 - Bab 220
268 Bab
Bab 211. Nasib Sarah
"Oh iya, di celana dalamku itu nanti sikat yang bersih ya, karena ada bercak darahnya. Aku nggak tahu sih kalau lagi datang bulan tadi. Harus bersih pokoknya!"**"Ini nasi gorengnya, Bu." Sarah memberikan dua piring nasi goreng plus telur ceplok pada Bu Mira dan Dita."Aduh, hanya goreng nasi aja kok lama banget sih Mbak?" ucap Dita sambil meniup nasi gorengnya yang memang baru saja turun dari perapian. "Emang dasar lelet banget sih!"Mulut gadis berusia tujuh belas tahun itu memang sama pedasnya dengan Bu Mira."Tadi Mbak ---" Sarah akan sedikit menjawab, tetapi kemudian langsung dipotong oleh Bu Mira."Halah banyak omong kamu itu! Sudah sekarang cepat lanjutkan lagi kerjaan kamu. Jangan lupa masak juga buat sarapan pagi, awas saja kalau sampai telat!"Tak ada sedikit pun rasa terima kasih disampaikan untuk Sarah di rumah ini. Karena benar sekali, memang mereka semua menganggap Sarah hanyalah seorang pembantu gratisan atau mungkin lebih tepatnya seorang budak. Yang tak pantas lagi
Baca selengkapnya
Bab 212. Yang Datang dan Pergi
"Kamu harus tenang Sayang. Semua akan baik baik saja. Kakek akan segera melewati masa kritisnya." Rara terus mencoba menenangkan Arjuna yang sejak tiba di rumah sakit, sekitar satu jam yang lalu, sudah begitu gelisah. Arjuna menghela nafas panjang. "Ini sudah satu jam berlalu, dan belum ada kabar sama sekali. Nggak bisa seperti ini."Pikiran Arjuna begitu kalut, saat ini dia belum bisa menerima kenyataan jika Handi tiba tiba mengalami kecelakaan dan dinyatakan dalam kondisi kritis."Mereka sedang berusaha. Yakinlah, sebentar lagi mereka akan keluar dan memberikan kabar baik pada kita." Rara kembali memberikan semangat. Meski dia juga tak yakin dengan ucapannya sendiri, tetapi dia mencoba untuk berpikiran yang positif. Berharap besar jika Handi benar benar akan segera membaik.Bagi Rara, Handi memiliki andil yang begitu besar dalam hubungannya dengan sang suami. Handi pun sangat menyayangi dia dan dan Dita. Jadi, dia pun tak ingin sesuatu hal buruk terjadi pada pria itu, apa lagi ini
Baca selengkapnya
Bab 213. Kembali Fokus
"Hati hati ya, Sayang," ucap Arjuna sambil mencium kening Rara. "Kita haru mulai bangkit lagi."Rara menyuguhkan senyum yang teramat manis pada suaminya itu. "Tentu Sayang. Kakek sudah tenang disana." Arjuna mendengus pelan dan tersenyum. Diciumnya sesaat bibir Rara. "Tentu. Semangat.""Semangat." Rara segera menimpali ucapan suaminya itu dan segera turun dari mobil. Melambaikan tangan hingga mobil mewah berwarna hitam metalik itu tak terlihat lagi dari pandangannya.'meski kakek sudah meninggal, tetapi semangatnya masih ada disini!' Rara bergumam sembari mulai melangkahkan kaki masuk ke dalam kantornya.Sudah sekitar empat belas hari, dia absen datang ke Jaya Corp. Apa apa yang begitu darurat, akan Linda bawa ke rumah untuk mendapatkan tanda tangan dari Rara. Begitu juga dengan Arjuna. Baru hari ini pasangan suami istri itu pun kembali beraktivitas.Kepergian Handi yang tiba tiba, memang memberikan duka yang begitu mendalam bagi keluarga Pranama. Tak hanya Rara dan Arjuna, tetapi Y
Baca selengkapnya
Bab 214. Jangan Dipendam
Saat menatap ke arah luar, senyum Rara sedikit berkurang. "Lin, tolong panggil Sarah untuk menghadap saya sekarang juga."Meski nampak sedikit bingung, tetapi tentu saja Linda tak bisa menolak keinginan bos nya. "Baik Nyonya."Segera Linda pun melaksanakan perintah Rara dan beberapa menit kemudian Linda telah kembali bersama dengan Sarah."Terima kasih banyak Linda." Rara menyuguhkan senyumnya yang paling manis. "Tolong bisa tinggalkan kami berdua?"Rara kembali. memberikan titah yang kemudian langsung dilaksanakan oleh Linda. Ketika tadi melihat Sarah melintas, Rara langsung teringat dengan Bu Endang. Jika saja saat itu Handi tidak meninggal dunia, Rara pasti sudah mengajak ngobrol mantan kakak iparnya itu. "Ada yang bisa dibantu, Nyonya." Sarah yang sejak tadi menunduk pun langsung bertanya.Hubungan keduanya memang sudah dekat sebelum hari ini, mereka akrab. Tetapi jika berada di lingkungan kerja,Sarah tetap memposisikan Rara sebagai big bosnya."Panggil Rara saja Mbak kalau sed
Baca selengkapnya
Bab 215. Pov Sarah
Bab 215POV Sarah" Sudah cepat masak dan bersiap ke kantor. Ingat, jangan sampai apa yang terjadi di rumah ini kamu ceritakan pada orang lain. Aku tak akan memaafkan hal itu."**Selama usiaku hampir tiga puluh tahun, sama sekali aku belum pernah merasakan sakit yang sedalam ini. Rasa sakit yang bahkan melebihi sakitnya hancur karena kehilangan keperawanan.Aku begitu berharap banyak pada Mas Ardi, bulat kuberikan hati ini dan kupasrahkan hidupku. Tetapi apa yang aku dapatkan? Hanya luka dan sakit hati saja.Ternyata memang semua tak selalu seindah yang kita inginkan. Bahkan ketika aku sudah mulai memperbaiki diri, Tuhan malah masih memberikan aku cobaan yang begitu berat."Sarah, apa kamu mau menikah denganku?" tanya Mas Ardi saat dulu ingin meminangku.Mulutku melongo saat itu, kaget. Karena tak menyangka jika Mas Ardi sudah ingin menikah denganku, padahal kami baru saja berhubungan kurang lebih dua bulan. "Apa Mas nggak salah ngomong?" tanyaku dengan sedikit salah tingkah dan pipi
Baca selengkapnya
Bab 216. Pov Sarah 2
" Sarah ... sejak bertemu aku itu sudah suka sama kamu. Mau nggak kamu jadi pacarku? Aku akan memberikan banyak uang untuk kamu. Kamu cantik sekali."Begitu enteng sekali Mas Yudi berucap, seperti aku ini bukanlah adik iparnya saja. Kuhentakkan dengan keras pakaian basah yang tadi sudah kukucek, sebagai tanda tak suka atas apa yang baru saja dia ucapkan."Mas, tolong jaga ucapannya! Kita ini saudara ipar, rasanya tak pantas Mas Yudi berkata seperti itu!" Tatapan mata tak suka kutunjukkan saat ini.Aku memang bersikap seolah tak takut, padahal sesungguhnya dalam hati aku begitu takut. Pria gila di depanku ini, pasti bisa saja melakukan hal apa pun tanpa diduga. Aku pun sudah siap berteriak kencang dan lari jika dia melakukan hal yang nekat. Hal ini sebenarnya sudah pernah aku duga sebelumnya. Orang jahat seperti ini, akan selalu mencari kesempatan dalam kesempitan.Mas Yudi mendengus sambil tersenyum licik. "Apanya sih Sarah yang tidak pantas? Hidup kok dibikin susah. Kamu itu cantik
Baca selengkapnya
Bab 217. Perasaan Apa?
Nasi Goreng Dari Kulkas"Aww sakit!"Terdengar teriakan Mbak Sarah pagi ini, saat aku tengah menyapu di teras. Berarti kejutan pertamaku sudah sukses."Apaan sih Ma? Pagi-pagi udah teriak, ini si Desta jadi kebangun lho! Gangguin tidur papa saja sih!" ucap Mas Rusli kesal.Haduh jam tujuh kok katanya masih pagi sih? Dasar pemalas kerjaannya cuma makan dan tidur saja!"Kamu tuh Pa, bukannya nolongin malah marah-marah! Siapa sih yang naruh popok penuh ini di depan pintu? Kan aku jadi kepleset, sakit tau!!""Paling juga kamu sendiri, Ma. Udah ah nih si Desta aku mau tidur lagi!" ucap Mas Rusli.Mendengar ucapan pria benalu itu aku langsung masuk ke dalam."Mas Rusli ini sudah siang loh, masak mau tidur lagi? Nggak capek seharian tiduran mulu? Jangan tidur lagi dong, tuh dari tadi di cari Mas Johan, ada kerjaan katanya. Temui sekarang sana, keburu suamiku itu berangkat ke kantor!" Mataku kali ini membulat sempurna ke arahnya.Dan ternyata dia langsung menuruti permintaanku, walau dari ra
Baca selengkapnya
Bab 218. Dia Berubah
"Mama nanti akan cerita, tetapi kamu harus bilang dulu. Dulu pernah nggak sih kamu itu punya rasa tertarik sama Dita? Ya ... Mungkin saja rasa yang terpendam gitu, karena dulu dia kan begitu tomboy dan cuek."Kali ini Raja nampak makin heran saja. "Sebentar deh Ma. Kenapa sih?" Nyatanya pria itu tak memberikan jawaban juga, tetapi malah balik bertanya. Sinta menggelengkan kepala sambil menggerakkan telunjuk ya di depan wajah Raja. "No no. Pokoknya kamu harus jawab dulu dengan jujur, baru nanti mama cerita deh. Ayo jawab," ucap Sinta yang terus menuntut.Raja menghela nafas panjang. Dia paham dengan sifat sang mama yang begitu keras kepala, apa yang diminta itu yang harus didapatkan. Jadi, kali ini Raja pun akan bercerita. Karena memang pria yang satu ini juga terbiasa untuk selalu berkata jujur pada sang mama."Dita itu sebenarnya dulu seorang gadis yang cantik dan manis. Periang dan selalu membuat orang lain terhibur dengan candaannya, yang meski kadang terdengar begitu garing." Sa
Baca selengkapnya
Bab 219. Bukan Obsesi?
Bab 219"Duh maaf ya Ra. Aku telat dikit tadi." Stella dengan tergopoh gopoh tadi masuk ke dalam rumah makan dan langsung mengambil tempat duduk tepat di samping Rara. "beneran deh, maaf banget ya."Rara hanya bisa mendengus sambil mengaduk minumannya yang telah habis es batunya. "Tapi ini bukan telat dikit lagi Stella, sudah lima belas menit loh." Rara pun mulai protes dan mencebik. "Satu menit lagi kamu nggak dateng, yakin deh aku pasti langsung pulang." Rara memutar bola matanya dengan malas.Stella membuka lebar mulutnya, sepetinya dia kaget dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh sahabatnya itu. "Ya ampun, beneran deh Ra. Aku minta maaf banget." Stella menyesal karena telah membuat Rara menunggu begitu lama. "Tadi itu tiba tiba ada fans yang datang dan minta tanda tangan. Eh tau tau malah pingsan. Nggak mungkin kan aku langsung tinggal begitu saja? Maafin ya Ra." Stella sampai menangkupkan kedua tangannya di depan Rara.Dia tak menyangka jika Rara akan marah, karena selama ini dia
Baca selengkapnya
Bab 220. Kita Harus Cepat
Bab 220Beberapa detik terdiam dan nampak berpikir, kedua sudut bibir Stella tertarik, membentuk sebuah senyuman yang sulit diartikan. "Aku punya sebuah cara, Ra. Aku ingin tahu lebih dalam Ra."Stella berkata dengan senyum yang sumringah. Raut wajahnya yang tadi sempat terlihat sedih dan seperti gundah gulana, saat ini malah kembali bersinar.Rara mengerutkan dahinya dan ikut tersenyum. Tentu saja dia merasa senang karena Stella kembali bersemangat. "Ide apa nih?"Stella langsung berdiri dan beranjak mendekati Rara, artis cantik Itu pun kemudian membisikkan sesuatu tepat di telinga Rara. Rara yang mendengarkan malah terus memasang senyum di bibirnya, sembari memutar bola matanya. "Ide yang bagus!" seru Rara ketika Stella bahkan belum beranjak dari tempatnya."Menurut kamu bakal berhasil nggak sih?" tanya Stella lagi, meski tadi Rara sudah mengatakan jika ide itu bagus sekali. Sesaat kemudian sang artis kembali duduk ke tempatnya semula."Bagus dan aku yakin jika akan berhasil nanti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
27
DMCA.com Protection Status