Semua Bab Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan: Bab 51 - Bab 60
107 Bab
Ketegangan di Rumah Sakit
Suasana menjadi sedikit menegang setelah ayah Rendra mengucapkan kata-kata sarkas pada kedua orang tua Alin. Alin dan kedua orang tuanya tidak mengira jika orang yang pernah menginjak harga diri mereka akan datang menjenguk dan menimbulkan keributan di hadapan besan mereka seperti saat ini. “Tolong jaga ucapan Anda, Tuan Drajat. Kami tidak pernah berusaha meninggikan diri kami walau putri kami dinikahi orang kaya!” tegas papi Alin. “Tidak usah bersikap sok merendah, Mas. Sombong sekali kau sekarang. Apa kau sudah lupa? Jika tanpa bantuan dari menantumu itu pasti sekarang perusahaanmu sudah gulung tikar. Aku yakin kau pasti telah memaksa Alin untuk menikahi Tuan Devan agar perusahaan kalian bisa selamat dari jurang kebangkrutan, kan?” terang ayah Rendra dengan kejam. Lelaki tua berkumis tebal itu terus berusaha memojokkan ayah Alin di depan besannya. Entah dendam apa yang sbenarnya dimiliki oleh ayah Rendra terhdap orang tua Alin. “Cukup Om, dari tadi Alin perhatikan Om dan Tante te
Baca selengkapnya
Berulang Tahun
Devan menyipitkan matanya, dia menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Nyali wanita paruh baya itu menjadi sedikit menciut karena melihat tatapan Devan yang sukses membuatnya merasa terintimidasi.“Memangnya apa yang telah dilakukan oleh istri dan juga mertua saya terhadap kalian?” tanya Devan. Merasa Devan akan berpihak padanya, wanita itu menghilangkan rasa takutnya dan mencoba mempengaruhi Devan.“Asal Anda tahu, istri juga mertua yang Anda tolong itu sudah melakukan hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang tuan rumah terhadap tamu. Benar-benar tidak bisa dijadikan panutan,” gerutu ibu Devan. Devan mengangkat salah satu alisnya, “tapi saya lihat sepertinya kalian terlihat baik-baik saja setelah keluar dari ruangan mertua saya. Kenapa kalian bisa mengatakan jika istri dan mertua saya melakukan hal yang tidak pantas dilakukan?” tanya Devan sambil mengamati kedua orang itu. “Fisik kami memang tidak tersakiti, tapi hati kami sangat terluka karena perbua
Baca selengkapnya
Berkumpul
Alin terharu kala mendengar kata-kata cinta yang meluncur dari bibir Devan. Wanita itu amat bahagia dengan kejutan yang telah Devan siapkan kali ini. Air matanya lolos begitu saja mata indah Alin. “Sayang kamu kenapa menangis? Apa ada ucapanku yang salah dan menyakiti hatimu?” tanya Devan panik. Lelaki itu buru-buru mengambil tisu yang ada di meja itu dan menghapus air mata Alin. Semakin hari rasa cintanya pada Alin semakin besar dan semakin tidak tega untuk membuatnya menangis. “Aku sangat terharu, Mas. Aku tidak mengira kamu akan sampai repot menyiapkan kejutan indah ini untukku. Rasanya aku menjadi wanita yang sangat bahagia,” jawab Alin setelah Devan menghapus air matanya. “Aku bahagia jika kamu juga bahagia, Sayang. Mungkin aku bukan orang yang pandai merangkai kata-kata dan bisa bersikap romantis. Tapi, aku akan selalu berusaha membuatmu nyaman dan bahagia dengan caraku. Maafkan aku jika caraku mencaintaimu selama ini terkesan memaksa di awal. Tapi percayalah, aku tidak akan
Baca selengkapnya
Persiapan Penyambutan
Kakak kandung Alin memandang adiknya dengan saksama. Dia dapat melihat rona kekhawatiran tengah menyelimuti diri sang adik. “Kamu kenapa sampai bisa berpikir seperti itu, Dek?” “Aku hanya takut tidak bisa memberinya keturunan dalam jangka waktu yang cepat, Mbak. Mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi,” jawab Alin gusar. “Dek, apa kamu lupa kalau suami kamu itu orang yang sangat kaya? Bahkan hartanya tidak akan habis tujuh turunan sekalipun. Kalau hanya masalah keturunan, Mbak yakin dia akan mengusahakan yang terbaik jika dia ingin segera menimang momongan. Jangan bebani pikiranmu dengan hal yang tidak perlu dipikirkan, Dek,” ujar sang kakak menenangkan. Alin mengangguk dengan nasihat yang dilontarkan sang kakak. Meski begitu, dia tidak bisa menampik rasa kekhawatiran yang masih mendera dalam dirinya. *** Hari-hari telah berlalu, Alin menikmati peran sebagai ibu rumah tangga dengan bahagia. Walau di usia pernikahannya yang sudah menginjak satu tahun dan belum ada tanda-tand
Baca selengkapnya
Si Pengacau Acara
Lagi-lagi seluruh tamu undangan yang berada di sana mengalihkan perhatian mereka ke arah Alin yang baru saja mengucapkan kalimat itu. Rendra merasa terhina dengan ucapan Alin meski kenyataan itu benar adanya.“Mentang-mentang punya perusahaan besar, sekarang kamu jadi semakin sombong saja, Lin. Apa kau lupa jika selama kita menjalin hubungan dulu akulah yang selalu mewujudkan semua keinginanmu? Dasar manusia tidak ingat balas budi,” cerca Rendra.“Biar kuingatkan jika kau lupa, Rendra. Selama kita menjalin hubungan dulu bukan kamu yang keluar uang melainkan aku. Aku yang terus mengeluarkan uang demi lelaki tidak tahu diuntung seperti kamu. Harusnya kamu malu dengan sikapmu selama ini, tapi kamu tidak pernah bisa menyadari kesalahanmu walau Tuhan sudah berulang kali menegurmu!” jawab Alin dengan lantang.“Lin, kenapa kamu jadi sekasar ini sekarang? Setelah menikah dengan seorang konglomerat sikapmu jadi berubah. Kamu bukan Alin yang dulu kukenal,” ucap Rendra berdrama.“Aku memang
Baca selengkapnya
Arisan
Seluruh teman arisan mertua Alin saling sikut dan saling menatap satu sama lain. Mereka tidak enak dengan mertua Alin karena ucapan salah satu anggota mereka yang terkenal julid. “Jeng, bukannya menantu saya tidak mau membantu, tapi kan saat itu mungkin saja menantu saya juga masih memulai merintis usahanya,” sang ibu mertuanya Alin. Wanita paruh baya itu menggenggam erat tangan Alin. Sedangkan Alin berusaha setenang mungkin di hadapan seluruh teman ibu mertuanya. “Halah alasan saja Jeng ini. Mana mungkin seseorang bisa mendirikan perusahaan dan bisa sukses dalam waktu singkat?” ujarnya lagi. Karena mulai geram dengan kalimat pedas yang terus berusaha memojokkannya, Alin mulai membuka suaranya.. “Maaf menyela Tante, saya rasa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Buktinya saya juga bisa mendirikan perusahaan dan membawanya dalam puncak kesuksesan saat ini. Lagian, saya sebenarnya sudah sangat lama merintis perusahaan itu. Ya mau bagaimana lagi, dulu saat saya masih memulai ma
Baca selengkapnya
Overthinking
Semua orang di sana terdiam tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Mereka cukup sadar diri dengan pengaruh keluarga Bimantara. Di antara mereka semua, hanya satu orang yang berani secara terang-terangan memusuhi istri dari pendiri Bimantara Group. Karena merasa situasi akan kembali memanas, ketua arisan mempercepat acara arisan mereka dan segera pulang. Alin menghirup nafas dalam-dalam untuk mengeluarkan sesak yang menghimpit dalam dadanya. “Huhh, ternyata banyak orang yang tidak menyukai kehadiranku di sini,” gumamnya namun masih dapat didengar ibu mertua. “Nak, jangan diambil hati, ya. Dia memang suka begitu pada setiap orang,” kata ibu mertua Alin. “Aku hanya jadi kepikiran Mama dan Papa saja, kalian pasti sudah sangat menantikan kehadiran cucu dari kami. Maafkan Alin ya, Ma karena belum bisa memberikan kalian cucu,” ucap Alin bersalah. Ibu mertua langsung memeluk Alin dengan penuh kasih. “Sudahlah, Nak jangan merasa bersalah. Anak itu rezeki. Semua sudah diatur, kita bisa
Baca selengkapnya
POV (Sebuah Rencana)
Entah mengapa tiba-tiba saja terlintas di pikiranku untuk memberi pelajaran pada sepupu pengacau itu. Aku merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyadarkan wanita ganjen itu. Dan sepertinya Dewi Fortuna sedang memihak padaku. Ahh, bukannya aku kejam dan pendendam, tapi mengingat dulu sepupuku itu kerap membullyku membuat jiwa kebencianku meronta-ronta. Dampak bullyng itu cukup membekas di dalam diriku hingga saat ini. “Bagaimana kalau kita biarkan saja dia tinggal di rumah kita?” usulku pada suamiku. “Bukannya kamu sendiri tadi bilang kalau tidak mau sepupumu ikut tinggal sama kita, Sayang?” ujar suamiku penuh tanya. “Aku berubah pikiran Sayang,” jawabku. Suamiku menatapku dengan saksama. Beliau tampak mencari jawaban dari manik mataku. “Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan, Sayang?” Ahh suamiku memang sangat pandai menebak isi hatiku. Aku harus bisa meyakinkan suamiku agar dia mendukung rencanaku. “Aku hanya ingin mengetahui saja apa motif dia ingin ikut sama kita
Baca selengkapnya
Menggali Lubang Kubur
Semua orang yang ada di ruangan itu refleks memandang Indah dengan tatapan yang sulit diartikan. “Indah, jaga sikapmu! Tidak pantas kamu meminta untuk tinggal bersama Alin. Alin itu sudah punya keluarga sendiri!” tegur ayah Indah. “Tapi aku ingin dekat dengan Alin, Yah. Pokoknya aku nggak mau tahu, aku mau tinggal serumah sama Alin, Yah. Kalau sampai kalian nggak mengizinkan, lebih baik aku mau pergi saja!” ujarnya mengancam. “Om, Tante, biarkan saja jika Indah ingin tinggal dengan kami,” ujar Alin. “Kalian nggak masalah, Nak?” tanya tante Alin. Wanita paruh baya itu merasa tidak enak dengan permintaan anaknya yang terkesan ngelunjak. Namun Alin dan Devan tampaknya hanya biasa saja dan tidak mempermasalahkan keinginan sepupunya itu. Ibu Alin heran dengan sikap anak dan menantunya yang berubah pikiran. ‘Kenapa mereka malah memberikan peluang pada Indah?’ gumamnya dalam hati. *** Keesokan harinya, kedua orang tua Indah ikut mengantar anaknya untuk pindah ke rumah Devan. Saat mere
Baca selengkapnya
Modus
Alin dan Devan tetap bersikap tenang menghadapi ibunya yang tengah mengomel. Alin paham dengan kekhawatiran yang ditunjukkan mertuanya merupakan salah satu bentuk perhatiannya kepada anak-anaknya.“Mama tenang saja, kami tidak sedang menggali lubang kami sendiri. Justru kami sedang menggiring ular untuk masuk ke lubang kematian,” ujar Alin santai.“Apa maksud kalian, Nak? Apa kalian sedang merencanakan sesuatu?” tanya ibu Devan tidak paham.Alin menjawab pertanyaan Alin dengan anggukan.“Iya, Ma. Kami sedang menyelidiki dalang lain dari bangkrutnya perusahaan Papi. Masih ada tersangka utama yang smpai saat ini berkeliaran. Alin mencurigai Om Rustam lah otak dari hancurnya bisnis Papi. Alin takut, dia akan kembali berulah setelah tahu Mas Devan menolong perusahaan Papi dari kebangkrutan.” Gadis itu menghela nafasnya, “mereka harus mendapatkan balasan atas perbuatan mereka dan kami akan memberikan mereka kejutan yang tidak akan pernah mereka sangka!” jawab Alin dengan sorot mata penuh d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status