Semua Bab Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar: Bab 101 - Bab 110
198 Bab
101. Tamu Tak Di Harapkan
‘’Mami, tunggu siapa lagi? Ayo di tiup lilinnya,’’ seru Vania karena sejak lima belas menit lalu, acara masih belum dimulai. Padahal keluarga inti sudah berkumpul semua. ‘’Ada dua orang lagi. Sebentar lagi juga datang,’’ pungkas Naya dengan terus melihat ke arah pintu. ‘’Memangnya mami undang siapa sih, Mas?’’ bisik Vania ingin tahu. Tapi Leo hanya mengangkat bahu, sama tidak taunya atau lebih tepatnya, tidak peduli. Karena sejak kemarin, dihantui penasaran akan keberadaan Valerie. ‘’Kakak tau siapa yang mami sama papi tunggu?’’ Vania beralih pada Alin di sebelah
Baca selengkapnya
102. Pria Pendusta
‘’Kalau begitu jangan sampai Vania melihat kamu dan aku sedekat ini atau nanti dia akan mati,’’ Valerie berusaha lewat. Tapi Leo kerap menghalang-halangi membuat Valerie jadi kesal sendiri. ‘’Mau kamu tuh apa sih, Mas. Awas!’’ sentaknya dengan sorot mata tajam. ‘’Kenapa kamu jadi seperti ini, Valerie? Jangan pakai aku jika bicara dengan mas.’’ ‘’Memangnya salahnya di mana? Toh aku bukan istrimu lagi. Oh salah. Bukan lagi sim-pa-nan-mu!’’ Valerie mempertegas kata diakhir agar Leo menyerah. Tapi nyatanya hal itu kian membuat Leo ingin terus membuat Valerie melunak. 
Baca selengkapnya
103. Bukan Wanita Gila Harta
Padahal masih pagi, tapi rumah sudah mendadak sepi. Vania melihat jam, tepat pukul delapan pagi. Tapi tidak Vania temukan siapapun kecuali Alin.  Lengkapnya keluarganya Arka seperti kemarin malam berbanding terbalik dengan suasana pagi ini. Ketika bangunpun, Leo sudah berangkat kerja. Mungkin karena tadi malamVania begadang karena memikirkan si penggoda Valerie dan anaknya, Vania jadi kehilangan momen untuk melihat suaminya berangkat ke kantor karena telat bangun. ‘’Van, sini!’’  Alin menarik kursi di sebelahnya dan langsung di duduki Vania. ‘’Kak, oran
Baca selengkapnya
104. Masih Terjaga
‘’Status kita tidak menjadi penentu berapa nafkah yang ingin mas beri, Valerie!’’ ‘’Terserah. Kalau mas masih berkeras, aku tidak akan lagi membukakan pintu untuk mas,’’ ancamnya lalu menuju pintu dan membukanya lebar-lebar. ‘’Kamu mengusir, Mas? Mas belum selesai bermain dengan Ryan.’’ ‘’Mau berapa lama lagi di sini? Lihat sudah jam sebelas malam.’’ Valerie menunjuk jam dinding. Tidak terasa waktu begitu cepat. Leo pun sampai tak sadar karena keasikan bersama Ryan. ‘’Jangan sampai istrimu mendatangi tempat ini. Aku sudah cukup menderita karenanya.&rs
Baca selengkapnya
105. Misi Balas Dendam
Ting… Tong… ‘’Valerie, buka pintunya,’’ teriak Leo dari luar. Sengaja Valerie biarkan Leo di luar begitu dua jam lamanya. Valerie sangat tak suka Leo mengabaikan peringatannya. Sudah dibilang untuk tidak mengirim uang setiap hari, tapi Leo malah keras kepala. Jika ingin mengadu siapa yang lebih keras, Valerie sudah siap. Bahkan sejak tadi pagi ketika dirinya menerima pesan dari bank karena adanya transaksi masuk. ‘’Valerie, buka!’’ Ting… Tong… Bel kembali berbunyi.
Baca selengkapnya
106. Membayangkan Kenangan
‘’Val, apa tadi malam Leo tidur di sini?’’  ‘’Memangnya kenapa, Mi?’’ Naya ingin mengatakan bila Vania menangis meraung-raung di kamar. Namun tampaknya, tanpa diucapkan pun Valerie telah memahami situasi di balik pertanyaan Naya. ‘’Apa kamu akan kembali lagi dengan Leo? Atau… ingin mencari suami baru?’’ Sebenarnya, dua pertanyaan itu tidak pernah terlintas di kepala Valerie sama sekali. Hidupnya kini hanya untuk Ryan. Bayi malang itu segalanya bagi Valerie sekarang. Valerie tidak mau memikirkan pengganti Leo ataupun
Baca selengkapnya
107. Memperbaiki Hubungan
Sudah satu jam Vania menunggu di ruang tamu. Menahan lapar dengan perasaan gundah, tapi batang hidung Leo belum kelihatan juga. Pikiran Vania sudah berkelana kemana-mana. Dugaan terkuat saat ini, yaitu Leo berada di apartemen Valerie. Masa lalu bagaimana Vania menangkap perselingkuhan mereka, membuat Vania sangat trauma. Tapi tidak, itu tidak mungkin. Karena sekarang, mereka telah bercerai dan Leo tidak mungkin mengulang kesalahan yang sama. Vania betul-betul dilanda dilema. Waktu berlalu hingga bertambah menjadi satu jam kemudian. Vania sudah tidak bisa menunggu. Vania pun segera berganti baju dan
Baca selengkapnya
108. Hama Dan Kerikil
‘’Apa kamu tidak rindu aku, Mas?’’ lirih Valerie di tengah ciuman panas itu. ‘’Sangat. Menurutmu kenapa mas di sini?’’  ‘’Apa kamu tidak ingat kalau kita sering mandi bersama? Berenang tanpa busana?’’ ‘’Mas ingat, Sayang,’’ desah Leo mengawang. Semakin diingat, semakin panas pula Leo menautkan bibir keduanya. Leo menahan wajah Valerie. Menyusupkan tangan ke tengkuk Valerie, memperdalam ciuman mereka hingga tanpa sadar handuk Valerie turun begitu saja. Napas Leo kian memburu ketika payudara kencang itu terlihat. 
Baca selengkapnya
109. Ingatan Akan Rekaman
‘’Kalau iya kenapa? Dia juga pernah jadi suamiku.’’  ‘’Dasar jalang!’’ ‘’Biarpun aku jalang, tapi aku jalang yang bisa mewujudkan keinginan mertua kita.’’ Emosi Vania seakan memuncak seiring Valerie menghempaskan tangannya disertai senyum tipis.  Vania terpaku di tempatnya berdiri. Dahulu, Vania lah prioritas Naya dan Arka. Namun kali ini, lidah Vania seakan kelu tak mampu menyangkal, bila ucapan Valerie memang benar. ‘’Ini, aku ingin mengembalikan ponselnya yang ketinggalan.’’ ‘’Ka
Baca selengkapnya
110. Karma
‘’Tunggu!’’ Alin menghentikan Valerie yang ingin masuk ke dalam mobil. Baru ini Alin berbicara dengannya padahal sebelumnya tak pernah. ‘’Ada apa, Kak?’’ Manik Alin tertuju pada lantai dua di rumah itu. Tidak ada yang tau kecuali dirinya apa yang terjadi Vania.  Vania seperti orang stress, bicara sendiri dan seperti orang ketakutan. Dan Alin yakin semua itu disebabkan karena Valerie. Dari kaca mata Alin, Valerie adalah wanita baik. Namun semua yang menimpa Valerie telah merubahnya menjadi wanita jahat tak berbelas kasih lagi. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status