All Chapters of Terbelenggu Cinta CEO Kaya: Chapter 31 - Chapter 40
108 Chapters
BAB 31 Wanita Licik
Restoran yang sama di hotel mewah Berlin kembali menjadi saksi pertemuan antara Varisha dan Cakra. Ketika Varisha memasuki ruangan, Sebastian Richter sudah meninggalkan tempat itu, dan Cakra tampak duduk dengan tenang menunggu kedatangan Varisha. Cakra tersenyum lembut saat melihatnya, dan Varisha menjawab senyuman itu dengan penuh sopan. Varisha mengenali pelayan-pelayan yang masih sama dengan sebelumnya. Restoran ini memiliki suasana yang elegan dengan ornamen-ornamen klasik yang menghiasi dinding dan langit-langit, menciptakan aura yang mewah dan tenang.Setelah saling menyapa, mereka duduk bersama di meja yang sama dengan pertemuan sebelumnya. Cakra segera memesan hidangan untuk mereka berdua, menunjukkan perhatian dan sopan santunnya.Mereka berbicara tentang hal-hal biasa untuk mengisi keheningan. Cakra bertanya tentang perjalanan Varisha dan apa yang dia nikmati selama berada di Jerman. Varisha menceritakan pengalaman-pengalamannya dengan antusiasme, seperti saat dia melihat k
Read more
BAB 32 Siapa ayahnya?
Tatapan Arshaka yang penuh kebencian dan kemarahan mematikan seperti kilat menyambar di tengah ruangan. Matanya melebar, mencoba menangkap setiap ekspresi di wajah Varisha, mencari tahu apakah ada keraguan di dalam hati wanita itu. Namun, apa pun yang ditemukan, amarah yang membakar hatinya tidak memudar. Varisha menatapnya dengan tangguh, seperti benteng yang bertahan di tengah badai."Sudah berapa lama kamu merencanakannya?" bentak Arshaka dengan suara yang tegas dan penuh amarah. Varisha menatapnya dengan tajam, tetapi suaranya tetap tenang. "Kamu terlalu berlebihan. Kesimpulanmu juga salah. Kamu harus memahami kalau malam itu adalah kesalahan besar, kita berdua mabuk, dan itu tidak berarti apa pun."Arshaka tersenyum sinis, senyum yang menciptakan rasa jijik di hati Varisha. "Oh, kamu memang ahli dalam menyembunyikan kebenaranmu, Varisha. Saya kira kamu hanya akan terus berbohong dan merencanakan lebih banyak tipu daya. Saya tahu semuanya. Saya tahu betapa rendahnya dirimu, betap
Read more
BAB 33 Puncak Amarah
Arshaka merasa kehilangan kendali, dunianya seolah runtuh dalam sekejap. Puncak amarah dan kebingungan mendesaknya. Dalam keputusasaannya, ia melancarkan tinjunya ke arah cermin, menghancurkannya dengan keras. Pecahan kaca beterbangan, menyebabkan darah mengalir dari jari-jari tangannya. Meski rasa sakit fisik itu nyata, tidak ada yang bisa menyamai rasa sakit dan kebencian yang mengoyak hatinya saat ini.Dalam pandangannya, dia melihat wajah Varisha, kadang menggoda, kadang berani, dan terkadang penuh dengan ketakutan.Arshaka bergerak menuju pancuran, menyalakan air sepanas yang masih bisa ia toleransi. Dia menempelkan dahinya ke dinding dingin dan membiarkan semburan air menerpa pundaknya yang tegang. Kepalanya terasa penuh dengan kekacauan, pikiran-pikiran yang tak teratur mencoba mencari jalan keluar dari labirin emosinya yang rumit.Air panas membasahi tubuhnya, mengalir di atas kulitnya yang memerah. Tetapi, meskipun air panas itu seharusnya memberikan kehangatan, dalam hati Ar
Read more
BAB 34 Selamanya Terbelenggu
Suara gemuruh mesin helikopter yang terdengar di atas mengakhiri niat Arshaka untuk berselisih dengan Varisha. Ia melihat ke arah langit biru yang cerah, menyadari bahwa tak ada tempat untuk pertengkaran di sini. Mungkin ini juga alasan mengapa pria itu memutuskan untuk membawa Varisha ke tempat yang jauh dari semua masalah yang menimpanya, ke tempat di mana suara mesin helikopter adalah satu-satunya hal yang bisa didengarnya.Dalam sekejap, Arshaka mengulurkan tangannya, menyambar tas Varisha dengan gerakan cepat dan tegas. Ia memandu wanita itu dengan langkah-langkah mantap menuju helikopter hitam mengilap yang berdiam di landasan. Helikopter itu terlihat begitu megah dengan garis luar keemasan yang memancar di bawah sinar matahari terik.Namun, ketika mereka tiba di samping helikopter, Varisha memberhentikan langkahnya. Tatapannya penuh tanya menatap Arshaka, "Kemana kita akan pergi? Bukannya tadi kamu bilang kita akan ke rumah sakit? Kenapa harus naik helikopter?"“Kita harus perg
Read more
BAB 35 Mantan Suami
Saat helikopter itu mendarat, getaran mesin besar itu seolah terasa sampai ke dalam tulang Varisha. Perutnya terasa terpilin, bukan hanya oleh perasaan mual yang telah menghantuinya sejak pagi, tetapi juga oleh rasa ketidakpastian yang semakin merajalela. Arshaka membuka pintu samping helikopter dengan sikap penuh kesabaran, bersiap membantunya turun. Namun, Varisha menolak bantuan itu dengan dingin. Matanya yang penuh ketegangan menatap Arshaka, menolak untuk memberi kesempatan pria itu mendekat.Arshaka berusaha bersikap sopan, meskipun kehadirannya selalu memberikan aura ancaman. Tatapannya yang tajam menembus ruang di antara mereka, menciptakan distansi yang tak terucapkan namun begitu nyata. Tak lama kemudian, sebuah Porsche hitam model terbaru terparkir di depan mereka, seorang pria muda yang tampak gagah dan tampan berdiri di samping mobil itu, menunggu dengan sabar.Arshaka bergerak menuju mobil tersebut, mengangkat tangan untuk menangkap kunci yang dilemparkan pemuda itu. Na
Read more
BAB 36 Menikahlah Denganku
Perasaan Varisha langsung bergolak. Pikirannya berputar cepat, mencari cara untuk menghindari situasi yang semakin rumit ini. Dengan suara yang cepat dan dingin, Varisha menjawab, "Saya hanya tidak mau kembali. Lagipula saya tidak mempunyai keharusan untuk menurutimu. Kamu bukan siapa-siapa bagi saya. Jadi, sebaiknya kamu berhenti mencampuri hidup saya!"Arshaka masih menatapnya tajam, matanya menyiratkan kebencian. "Lalu apa alasanmu?”“Untuk apa saya menjelaskannya?” tanya Varisha sambil mengepalkan tangannya.“Jangan jadikan anak ini sebagai alasan! Awalnya kamu tidak mempercayainya dan bahkan kamu tidak pernah berpikir kalau bisa jadi kamu lah ayahnya.” Varisha melanjutkan ucapannya dengan penuh ketegasan. Arshaka menatap Varisha dengan tajam dan sinis, seolah memandangnya dengan sebelah mata. “Saya pernah mempercayaimu sebelumnya, tapi kepercayaan itu kamu hancurkan dengan mudahnya. Semua ucapan dan perbuatanmu sangat berbeda. Jadi, bagaimana menurutmu saya harus percaya?” Var
Read more
BAB 37 Kabut Kegelapan
London, dua minggu kemudian.Dalam keheningan ruangan rumah sakit yang sepi, Varisha terbaring di ranjang rumah sakit, tubuhnya terbungkus oleh linen putih yang bersih. Cahaya redup lampu menyelinap masuk dari balik tirai jendela, menciptakan suasana hening yang menggantung di udara. Setiap napas yang dihela Varisha terasa berat, dipenuhi oleh rasa sakit yang mencabik-cabik hatinya. Sinar mentari sore menyapu lembut wajahnya melalui jendela yang dipagari bilah-bilah besi. Wajah Varisha terlihat pucat dan lelah, cernanya mata itu dipenuhi oleh kekosongan yang sulit diungkapkan.Dua minggu lamanya, Varisha terperangkap dalam dunia yang gelap dan kesepian. Di dalam ruangan rumah sakit yang sunyi, ia merasa seolah-olah seluruh dunianya telah runtuh, dan tidak ada cahaya yang mampu menerangi jalannya.Ketika akhirnya ia membuka mata untuk pertama kalinya, suasana yang menyelimuti kamarnya adalah kehampaan dan kesendirian. Ia merasa seorang diri, terkunci dalam dunianya yang gelap. Semua ya
Read more
BAB 38 Tidak Ada Pilihan
Kilatan amarah masih membara dalam mata Arshaka saat dia menatap dokter. Ketidakpatuhan Varisha membuatnya marah, dan dia merasa segera membawa wanita itu pulang adalah satu-satunya jalan keluar."Apakah Anda benar-benar tidak mengenalnya?" tanya dokter tersebut dengan sabar.“Saya sama sekali tidak mengenalnya,” jawab Varisha dengan tegas.Arshaka hanya tersenyum pahit, mengabaikan larangan duduk di ranjang yang diucapkan oleh wanita di depannya. Dia menurunkan tubuhnya hanya beberapa jengkal dari tubuh Varisha. Namun, gadis itu tidak mengakui keberadaannya dan tetap bersikeras tidak ingin melihatnya."Bagaimana mungkin seorang istri tidak mengingat suaminya sendiri?" tanya Arshaka dengan sinis.“Apakah benar kondisinya baik-baik saja? Apa tidak ada yang salah dengan ingatannya?” Arshaka menatap dokter dengan dalam seolah mencari jawaban yang pasti.Dokter itu menghela nafas dan akhirnya mengatakan, "Sejauh ini, pasien masih mengingat namanya dan memiliki memori yang cukup baik. Namu
Read more
BAB 39 Tersiksa
Beberapa hari kemudian, Varisha berbaring di ranjang apartemen mewah milik Arshaka, perasaannya masih berantakan. Varisha sempat berpikir bahwa Arshaka akan langsung membawanya ke Indonesia seperti rencana awal sebelum dirinya melarikan diri. Namun, ternyata Arshaka membawanya kembali ke apartemen pribadinya di London.Varisha masih merasa syok setelah kecelakaan yang mengakibatkan dirinya kehilangan calon anaknya. Bagian terdalam dari hatinya terasa kosong, seolah-olah sebagian besar dari dirinya telah dirobek keluar. kemarahannya pada Arshaka semakin besar karena pria itu mencoba mengendalikan hidupnya, merenggut sedikit kontrol yang tersisa padanya.Varisha menatap kosong piring makanan yang sejak tadi disajikan untuknya. Pikirannya hancur, emosi bergejolak, dan dia merasa seperti dalam penjara emosional.Tiba-tiba, Varisha mendengar langkah kaki dari kamar mandi. Arshaka keluar dengan santainya, telah mengganti baju dan terlihat seperti biasa. Tetapi tatapan dinginnya terasa menus
Read more
BAB 40 Mengendalikan Diri
Varisha turun dari ranjangnya perlahan, merasa kelelahan yang begitu mendalam menyergap tubuhnya. Kamar mewah itu tiba-tiba terasa terlalu sesak, seperti penjara yang mencekiknya. Dia melangkah ke arah balkon, mencari udara segar yang bisa memberinya sedikit kelonggaran. Meskipun malam London bersinar terang dengan lampu-lampu kota yang berkilau, pikirannya masih gelap, dipenuhi oleh bayangan Arshaka dan serangkaian peristiwa yang menyakitkan.Varisha sudah mempertimbangkan berbagai cara untuk melarikan diri, untuk menghindari Arshaka dan menghapusnya dari kehidupannya seperti yang ia lakukan beberapa minggu lalu. Akan tetapi, dia tahu betul bahwa melarikan diri hanya akan membawa lebih banyak rasa sakit dan kerugian. Dia sudah membayar harga yang sangat mahal, kehilangan calon anaknya. Kejadian itu masih terasa sangat segar di ingatannya.Kali ini, Varisha merasa sudah tak bisa lagi lari dari Arshaka, tidak peduli seberapa keras ia mencoba. Ia tahu bahwa pria itu takkan pernah melepa
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status