All Chapters of Pesona Istri Desa sang Bupati: Chapter 71 - Chapter 80
135 Chapters
Bab 71
Sera tidak bisa berkata apa pun. Yang dikatakan Anggoro selalu mengejutkan. Kadang lelaki itu bersikap sangat manis dan romantis. Tapi, terkadang bersikap sangat menyebalkan dan masih menganggap dia seorang budak, yang melakukan perjanjian dengannya."Tuan, aku masih--," ucapnya terhenti ketika tiba-tiba lengendara kuda itu menghentikan kereta."Pak Bupati, saya mohon maaf. Saya ini mau mengantar sampai di depan rumah Simbah. Tapi ternyata ... saya tidak berani. Maaf, saya lupa kalau saya sudah berjanji tidak akan pernah membawa kereta yang penuh sayuran melintas. Karena sayuran yang jatuh bisa mengotori jalanan di sekitar rumah Simbah. Saya nanti bisa terkena marah seperti dulu dan bisa dipecat.""Saya tidak akan pernah melupakan jasamu. Saya akan memberikan imbalan. Tunggu saja." Anggoro menerima jabatan lelaki muda itu, kemudian menuruni kereta kuda dan membantu Sera melakukannya.Tanpa berbicara apa pun, Anggoro menarik Sera hingga akhirnya dia masuk ke halaman belakang rumahnya.
Read more
Bab 72
"Aku bilang, dia harus pergi sekarang juga, Ayah!" Satria masih saja berteriak dengan kencang. Anggoro segera mendekati anak itu, menatap sangat tajam. Kepalanya sangat pusing sekali. Semua masalah sudah menderunya. Dia tidak akan pernah membiarkan hal itu. Anggoro akan berusaha untuk membuat situasi reda dan tentu saja dia tidak akan pernah membuat Sera kembali ke dalam penjara, ataupun keluar dari rumah itu."Satria, Ayah tidak akan pernah membahas apa pun. Tapi yang jelas, kau tidak perlu ikut campur. Karena Ayah tidak akan pernah membiarkan Sera pergi dari rumah ini. Apa kau jelas?""Ayah tidak tahu apa yang akan terjadi. Justru karena aku melindunginya. Ya, dia harus pergi dari rumah ini.""Sudahlah, kalian jangan berdebat." Sera segera berjalan mendekati mereka dan berdiri tepat di tengah-tengah. "Aku tidak mau kalian berdebat gara-gara aku." Lalu dia menolehkan pandangannya ke arah Satria yang masih bergeming kaku. "Satria, tidak baik buat kesehatanmu. Kau harus beristirahat s
Read more
Bab 73
"Aku sudah bilang jangan pernah kembali lagi. Urusi saja kehidupanmu. Kau lebih bahagia jika berada di kampung bukan? Tidak di sini. Dan ... kita berbeda kelas." Satria kembali menegaskan semuanya."Aku sudah berjanji akan menuruti semuanya. Aku akan pergi setelah aku menyelesaikan tugasku. Tapi aku mohon simpan dulu semuanya. Satria, jangan ceroboh."Satria merebut ponsel itu kembali. Dia segera menekan kursi roda itu untuk berjalan menuju laci meja belajarnya. Lalu memasukkan ponsel itu dan mengunci laci itu. Kemudian menggenggam kuncinya dengan sangat rapat."Aku tahu apa yang aku lakukan. Pergilah! Aku sudah memperingatkanmu, Sera. Kau jangan pernah meragukan apa pun yang aku katakan, karena ini adalah sebenarnya."Sera kembali mendekati Satria. Ini sebuah pertanda buruk. Jangan pernah membongkar apa pun tentang Pamela. Walaupun itu akan membuat dia di penjara. Karena situasi itu akan semakin buruk. Sera tidak mau hal itu."Ayolah Satria. Kau sudah besar dan kau tahu bagaimana kon
Read more
Bab 74
Sera menghentikan langkahnya saat akan masuk ke dalam kamar suaminya. Dia melihat perdebatan yang sangat hebat antara Anggoro dengan Pamela."Apa kau sudah puas?!" Anggoro membentak dengan sangat keras. "Kau sudah menghancurkan aku bersama dengan Willem. Kau sudah tidur dengan Bima, sepupuku sendiri. Kau sangat bejat Pamela. Apa kau sekarang masih berharap aku akan bersamamu? Kau jangan pernah bermimpi!" tunjuk Anggoro dengan tatapan yang sangat angker. melihat wanita yang sangat tidak tahu malu seperti itu. Namun, bukan Pamela jika dia tidak akan pernah mengakui semua kesalahannya."Aku melakukan itu karena aku kesepian. Menikah denganmu seperti menikah dengan seorang robo. Tiidak bisa membuat aku mengerti bagaimana menjadi seorang istri!" Suara Pamela lebih membentak."Itu semua aku lakukan karena kau wanita yang menginginkan segalanya. Ya, kau wanita yang ingin berkuasa dan aku tidak menyukainya! Pamela, kau selalu menganggap orang lain rendah!"PLAK!!Pamela merasa puas sudah mena
Read more
Bab 75
Sera memeluk Mbok yang akhirnya meneteskan air mata. Dia harus berperang sekarang. Entah apa yang sebenarnya dia pikirkan. Sebenarnya Sera bisa saja pergi dan meninggalkan ini semua, kemudian menjalani hidup tenang bersama dengan Sobar. Lalu melahirkan anaknya tanpa ada bayang-bayang semua orang yang sudah jahat kepadanya dan bisa menghancurkan dia dalam waktu sekejap."Mbok, aku benar-benar sangat berterima kasih kepadamu. Sekarang aku akan kembali ke kamar Tuan. Aku akan segera meminta izin kepadanya. Semoga saja semua akan berjalan dengan lancar."Sera sejenak memandang Mbok, kemudian menghapus air mata wanita tua itu dengan jemarinya. Sera merasa sangat bersyukur ada sosok yang sangat menyayanginya seperti itu."Mbok akan menunggu dan Mbok akan memastikan keselamatanmu, Sera. Sekarang pergilah jangan berlama-lama di sini."Mbok menarik Sera, kemudian membuka pintu kamar dengan cepat. Namun, langkah mereka terhenti saat menatap pelayan Pamela yang berdiri di hadapannya dengan panda
Read more
Bab 76
Penghakiman yang luar biasa. Sera tidak ingin mendengar hal itu. Semua yang dilakukannya itu secara refleks. Tidak pernah berpikiran untuk menjadi, atau menggantikan posisi Bupati saat ini. Mana mungkin Sera memiliki tujuan seperti itu. Dia hanya ingin menunjukkan jika dirinya peduli dan ingin menolong suaminya."Tuan, apa yang sudah Tuan katakan? Tentu saja aku tidak seperti itu.""Lalu, apa ini semua?" Anggoro masih membentak. "Sera, awalnya kau bekerja sama dengan ibuku. Bahkan dia meminta aku diam saja dan mengurungku. Sementara kau berjuang sendiri di sana. Itu sama saja kau sudah mempermalukan aku. Seorang laki-laki yang bersembunyi di ketiak ibunya!""Apa aku harus membuktikan sesuatu, kalau aku tidak pernah memiliki tujuan seperti itu? Untuk apa aku ingin menjadi seorang Bupati? Itu tidak mungkin!""Argh!"Sera merasakan sesuatu yang sakit pada perutnya. Sebenarnya dia belum sembuh. Dokter masih menyarankan dia untuk beristirahat. Namun, apa yang terjadi? Sesuatu sudah membuat
Read more
Bab 77
"Bima, kenapa dia ada di sini? Seharusnya aku bertemu dengan Willem. Bukan dengannya." Sera sedikit cemas. Dia mengamati sekitar memastikan tidak ada siapapun yang berada di sana."Sera. Aku tahu kau akan menemui Willem bukan? Hmm, dan aku membuat dia tersesat," ucap Bima tentu saja mengejutkan Sera. "Bima, ini tidak lucu!" balas Sera tegas."Sekarang kau harus menemuiku. Kita akan pergi dari sini." Bima menarik Sera dengan keras."Jangan!" Mbok yang melihat segera berlari ke arah mereka, menarik lengan Sera dan mencegahnya."Dia ini istri Bupati. Jangan pernah bertingkah kasar seperti ini." Mbok berkata dengan tegas sambil menunjuk Bima. Sangat berani sekali. Tidak peduli dia adalah Tuan yang harus dihormatinya."Saya tidak akan pernah membiarkan Nyonya mengikuti Tuan," lanjutnya masih dengan tegas. "Sudahlah, Mbok." Bima segera menarik Sera."Sera, kalau kau tidak mengikutiku, kau akan menyesal. Ini ada hubungannya dengan proyek yang sudah kau tandatangani bersama Gubernur."Sera
Read more
Bab 78
Anggoro sudah mengetahuinya? Bima memang tidak pernah bisa diduga. Dia datang dengan mendadak. Apalagi Willem memang tiba-tiba tidak muncul. Sebenarnya Sera menginginkan Willem dan bukan Bima. Ada apa ini sebenarnya?Sera masih saja terpaku sambil melotot ke arah Bima. Dia menepis kotak yang berisi gaun untuk makan malam.“Aku tidak peduli lagi, Bima. Entah suamiku mengetahuinya atau tidak, kau tetap tidak akan pernah bisa memperlakukan ini kepadaku.”“Sera …. Sera,” ucap Bima sambil menunduk dan mengambil kotak itu kembali. Dia membersihkan pasir yang menempel di ujung kotak berbahan kayu itu. “Harga baju ini sangat mahal sekali kau–”“Maksudmu tidak sebanding dengan diriku yang miskin ini?” sela Sera memotong ucapan Bima. “Aku sudah muak dengan semuanya. Aku tidak akan pernah mengikuti semua rencanamu.”Sera pergi dari hadapan Bima. Yang terpenting bagi dirinya, dia tidak akan pernah mau larut dalam rencana busuk itu. Dia akan menyelamatkan Bupati dari jabatannya.Sera berjalan meni
Read more
BAB 79
Brak!!!Anggoro menggebrak meja kerjanya. Parman yang berada di hadapannya hanya terdiam dan menunduk. Semua barang yang berada di atas meja berserakan.Anggoro mendapatkan pesan berupa video. Menunjukkan Sera bersama Mbok pergi ke pasar dan menemui Bima. Bahkan, foto Bima memberikan kado kepada Sera juga dia terima.Saat itu Anggoro dimakan kecemburuan yang sangat luar biasa. Anggoro tidak percaya Bima menghubunginya dan memberikan kabar seperti itu. Merasakan pengkhianatan yang luar biasa diberikan kepada Sera. Padahal dia sudah memperingatkan Sera untuk tidak keluar dari rumah itu karena kondisinya yang masih saja sakit dan mengandung.Saat itu Bima mengatakan Sera bahkan mau menemuinya secara diam-diam. Apa yang harus dikatakan Anggoro kecuali mengizinkan apa pun yang diinginkan Sera? Harga dirinya harus dia jaga. Jika dia mengatakan Sera memang melanggar perintahnya, Bima pasti akan menertawakan dirinya dengan puas. Dia berusaha tidak akan pernah peduli lagi dengan semua yang aka
Read more
Bab 80
Bima tidak mengerti apa yang sebenarnya dilakukan oleh Sera. Dia menambah kecepatan mobilnya. Bus itu berjalan sangat kencang sekali. Untung jalanan sangat sepi hingga dia tidak perlu menyalip beberapa kendaraan yang melintas di sana."Kenapa dia pergi dengan tiba-tiba dan meninggalkan semua warga itu? Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Bima terus berucap karena penasaran. Hingga dia terkejut Sera berada di dalam sebuah hotel tidak jauh dari lokasi proyek itu. Hotelnya benar-benar sangat kecil. Tidak mungkin seorang lelaki kaya raya seperti Willem menyewa di sana. Kedua matanya semakin melotot tajam saat melihat Sera akhirnya menuruni bus itu dan masuk ke dalam hotel.“Aku tidak akan pernah melewatkan kesempatan ini. Anggoro harus berpisah dengan Sera. Hmm, ya benar. Aku tidak tahan melihat Sera. Astaga, dia semakin cantik sekali. Mempesonaku seperti ini. Aku sangat bodoh saat itu meninggalkannya.” Bima kemudian keluar dari mobil dan segera menyeberang jalan. Dia tidak akan pernah me
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status