All Chapters of Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi: Chapter 41 - Chapter 50
110 Chapters
41. Merasa Bersalah
Mendengar Aldo memanggilnya, Nayra terkejut. Ia sedang mengunyah makanan dan harus menelannya saat itu juga demi memenuhi panggilan Aldo.Nayra buru-buru menghampiri Aldo di tempatnya. Saat menatap mata Aldo yang penuh amarah, Nayra langsung kebingungan."Maaf, ada apa ya, Pak?" tanyanya dengan takut.Tanpa mengatakan apapun, Aldo melempar box nasi ke hadapan Nayra. Nayra tersentak kemudian menyaksikan isi kotak tersebut yang sudah berserakan. Arvin juga kaget saat Aldo melakukan hal itu. Ia mendongak sementara isi kepalanya bertanya-tanya."Sudah kerja selama sebulan lebih di sini kenapa tetap bodoh, hah?!"Nayra bungkam. Masih berpikir keras dimana letak kesalahannya sekarang. Lalu kedua matanya melebar tatkala menangkap sambal yang ada di dalam box tersebut bukanlah sambal matah."Sekarang cek makanan di depanmu itu!"Dengan tangan yang gemetar, Nayra menyingkap kotak itu agar dapat memeriksa isi di dalamnya lebih jelas. Sambal bawang yang seharusnya sambal matah, beberapa irisan t
Read more
42. Pikiran yang Membuncahkan
Sontak Nayra berdiri. Ia menyingkir, kemudian menggeleng pasrah. Ekspresinya langsung membeku. "Maaf, Bu. Bukan begitu. Saya benar-benar tidak senga—""Pergi kamu! Jangan ke sini lagi! Aku tidak sudi melihat wajahmu!" bentak Rianty sambil mengacungkan telunjuknya kaku. Rahangnya sudah tampak mengeras.Rianty lalu mengalihkan perhatiannya kepada Aldo yang masih terbaring lemah. Ia langsung menuntun langkahnya mendekat dan menggeser posisi Nayra."Do… ayo cepat sadar, Do." Beberapa kali Rianty menepuk lengan Aldo yang terbenam selang infus.Tak ada jawaban. Aldo memang belum sadarkan diri. Rianty semakin gelisah dan sesekali berdecak kesal. Ia lalu melihat Nayra yang belum juga beranjak dari tempatnya."Tunggu apa lagi?! Cepat pergi!" murkanya dengan mata melotot.Arvin yang berada di antara mereka merasa tak enak. Rianty kemari bukan karena ketidaksengajaan. Arvinlah yang mengabari wanita itu jika Aldo jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit ini. Lalu ia memutuskan untuk menggandeng tan
Read more
43. Tidak Mungkin!
Arvin menggaruk kepalanya sekilas. Sementara Nayra menunggu jawaban dari pria itu dengan gugup."—karena saya barusan disuruh Pak Aldo untuk menggantikan posisinya sementara, Mbak. Dan Mbak Nayra juga harus mulai bekerja lagi.""Bukannya ada Pak Nugroho yang bisa menggantikan Pak Aldo?"Nayra tergelitik dengan pertanyaannya sendiri. Apalagi pertanyaan yang keluar dari mulutnya itu seakan meragukan kinerja Arvin. Namun percuma, pertanyaan tersebut sudah tidak bisa ditarik kembali."Kan kondisi kesehatan Pak Nugroho juga kurang stabil, Mbak, akhir-akhir ini. Yah… kita doakan saja kondisi kesehatan keduanya mulai membaik." Lalu Arvin mencondong tubuhnya, berbisik. "Sebenernya saya juga tidak mau, Mbak, kalau menggantikan posisi Pak Aldo lama-lama."Nayra menaikkan salah satu alisnya tak mengerti. "Kenapa?""Tidak enak, otak saya pusing. Tapi salary tetap. Tidak sebanding lah pokoknya."Nayra nyaris terkikik oleh karena pernyataan jujur yang dilontarkan oleh pria berkacamata di depannya.
Read more
44. Teka-teki Kaos Merah Marun
Mata Nayra tetap melotot. Ia memandangi kaos warna merah marun itu tak percaya. Tangannya meremas bahan kain kaos tersebut dengan kesal.Bukannya kaos ini yang dipakai wanita di sisi Guna saat di rumah makan waktu itu?!Nayra cepat-cepat menyelesaikan kegiatan menjemurnya, kemudian beranjak ke dalam rumah demi mencari Ida."Bu! Ibu!" panggilnya keras memenuhi ruangan. Sementara kedua kakinya berlari lincah agar segera bertemu wanita tersebut.Namun sia-sia. Ia tak juga mendapati sosok itu. Tapi jika Nayra ingat, ia memang belum bertemu Ida dari kepulangannya tadi. Sekarang hanya ada Budi yang masih menyalakan televisi di ruang tamu. Tatapan sendu menghiasi wajah Budi yang sedang bertanya-tanya kenapa Nayra mencari Ida."Ibu mana, Yah?" Akhirnya pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Nayra saking menyerahnya.Budi hanya menggeleng pasrah. Nayra pun berdecak kesal, sedang napasnya sudah memburu. Ia ingin sekali mengejar fakta mengenai kejadian siang itu. Kenyataan bahwa ibunya masih b
Read more
45. Wangi Mawar yang Familier
Seketika Marsella menunduk lalu mengendap-endap demi menyembunyikan diri di balik rak display di dekatnya. Ia menggigit bibir bawahnya cemas."Kenapa orang itu ada di sini?!" Marsella mengomel lirih dan menekuk wajahnya.Saat mendengar langkah kaki yang menjauh, Marsella mulai mengintip dari sela-sela rak yang kosong. Tampak Ida, yang ia kenal sebagai mantan mertua Guna, berada di mini market yang sama.Kalau dipikir-pikir, swalayan ini memang terbilang cukup dekat jika ditempuh dari rumah Guna maupun rumah Nayra. Marsella merengut. Bisa-bisanya dunia sekecil ini, ditambah rumah mereka justru berdekatan.Marsella mengamati Ida yang mulai membuka showcase minuman dan mengambilnya satu. Ia bahkan sampai menahan napas agar wanita tersebut tak mengetahui keberadaannya. Bagaimana tidak, sewaktu kasusnya mencuat ke publik, Ida terlihat membenci dirinya dan Guna.Marsella ingat, Ida bahkan berteriak emosi lalu melontarkan kata-kata buruk seperti lont*, pel*cur, dan lain sebagainya kepada dir
Read more
46. 30 cm
Sontak Nayra terkesiap dan secara reflek menjauhkan tubuhnya satu langkah dari brankar. Nayra bergerak tak nyaman, apalagi Arvin masih belum masuk juga."Maaf, Pak." Nayra kelimpungan. "Saya hanya ingin menjenguk Anda dan meminta maaf secara langsung."Aldo lekas bangkit dari posisi rebahnya. Wajahnya masih merah padam. Ia sangat tidak suka jika ada wanita lain yang datang diam-diam saat dirinya sedang tertidur."Berani-beraninya kamu datang sendiri," sembur Aldo tajam. Kini alis tebalnya saling tertaut satu sama lain.Nayra buru-buru menggeleng. "Maaf. Tidak, Pa—"Saat itu juga, Arvin mendorong pintu dan berderap masuk. Melihat air muka keduanya, serta atmosfer ruangan yang tak begitu mengenakan membuat Arvin mengerutkan dahi."Ada apa, Pak Aldo?" tanyanya langsung."Kamu yang membawa dia kesini?!"Sejenak Arvin mencuri pandang ke arah Nayra dengan ragu."Hmm, iya, Pak. Memangnya ada masalah?" Arvin terlihat innocent.Aldo mendengus kasar. Ia merasa terganggu oleh kehadiran Nayra. Ha
Read more
47. Bukan Gay
Bukan hanya Nayra saja yang terkejut setengah mati. Pupil Aldo kini melebar saat pandangannya tertumbuk ke arah Nayra. Bahkan Aldo dapat merasakan hembusan napas hangat wanita tersebut menyentuh permukaan kulitnya.Cantik. Kedua netra Aldo justru terhanyut dan memandangi wajah Nayra tepat di depannya. Mata cokelat bersinar, bibir tipis ranum, juga kulit sehat yang bening.Tunggu. Semakin ia mengamati paras Nayra, semakin dirinya teringat oleh anak perempuan beberapa tahun silam. Ini aneh, namun Aldo yakin bahwa memang ada kemiripan di antara keduanya.Dipandangi secara detail seperti itu membuat Nayra salah tingkah. Sontak ia segera menarik tubuhnya dan menjauh dari Aldo. Nayra langsung menunduk beberapa kali untuk meminta maaf."Pak Aldo, maafkan saya. Saya tidak sengaja. Saya—""Jangan meminta maaf untuk sesuatu yang tidak kamu lakukan," deham Aldo sembari menegakkan tubuh serta memperbaiki posisi duduknya."Tapi, Pak. Tadi—""Cukup. Kembali ke tempatmu sekarang." potong Aldo cepat.
Read more
48. Beruntung Mempunyai Satu Sama Lain
Wanita dengan rambut panjang bergelombang warna keemasan itu menoleh. Sekilas kedua mata wanita tersebut tampak melebar, lalu bersinar terang."Hei, what are you doing? Ayo, sini, duduklah," cetusnya semangat.Aldo menarik napas sembari memalingkan wajahnya singkat. Ia terpaksa berderap mendekat dan duduk di kursi tepat di hadapan wanita tadi tanpa ingin membuang waktu.Aldo melirik sekilas wanita di depannya. Wanita tersebut kini mengulas senyum manis, bertopang dagu mengamati keharmonisan komposisi paras Aldo. Bahkan kedua mata hitam itu seakan tak mau lepas dari Aldo.Aldo segera mengalihkan perhatian pada arlojinya. Sepertinya siang ini waktu akan berjalan lambat baginya. Aldo mende*sah berat sambil memperbaiki jas yang ia kenakan. Ini hal pertama yang selalu mengganggunya, yaitu para wanita menunjukkan ketertarikannya lebih dulu. Membuat Aldo sangat bosan."Hei, kamu Aldo kan? Alfredo Atmajaya?"Aldo melihat wanita itu masih dalam ekspresi yang sama, terlebih tanpa mengedipkan ma
Read more
49. Nayra Menggelikan
"Ayah nggak sakit kan?" tanya Nayra cemas.Tangan Nayra segera terulur demi menyentuh dahi Budi. "Kayaknya Ayah perlu minum paracetamol. Aku ambilkan dulu ya."Nayra berdiri, berderap menuju kotak obat yang berada di dekat televisi. Setelah menemukan obat yang ia cari, ia kembali ke tempatnya semula.Suapan berikutnya masih berlanjut. Usai suapan terakhir Nayra menuju dapur dan menggerus obat tadi agar Budi dapat meminumnya dengan baik.Sementara di tempat lain, Aldo baru saja memarkirkan mobilnya di garasi. Pria itu menghela napas panjang tepat sebelum dirinya melepas sabuk pengaman.Kedua kakinya akhirnya menapak dengan enggan. Ia berjalan sembari menguraikan dasi agar kerah kemejanya tak terasa begitu mencekik.Ia lalu melihat Rianty sudah menungguinya di depan televisi. Tapi televisi itu tak menyala seperti biasa. Bahkan Nugroho yang merupakan penggila acara TV di jam-jam segini tak tampak batang hidungnya juga.Rianty mengawasi Aldo lamat-lamat. Ia berdeham dan menepuk dudukan ko
Read more
50. Gerak-gerik Ida
Nayra berdiri canggung. Dengan bahu yang turun dan senyuman simpul penuh rasa bersalah, ia membungkukkan badan berkali-kali."Mohon maaf semuanya. Mohon maaf telah mengganggu jalannya rapat dengan kelatahan saya barusan." Ia lalu menoleh secara hati-hati, memandang Aldo segan. "Mohon maaf, Pak Aldo."Kemudian tiba-tiba suara tawa renyah dari seluruh peserta memenuhi ruangan. Bukannya marah, mereka justru merasa terhibur. Toh, kejadian tadi memang tidak Nayra sengaja. Kebanyakan dari mereka merasa bahwa sikap Nayra barusan sebagai ice breaker sehingga jalannya rapat tak melulu serius dan membuat kantuk.Aldo terkejut terhadap reaksi orang-orang. Seketika bahu tegangnya mengendur. Ia menghela napas sembari memandang ke sekitarnya. Mendadak seulas senyuman muncul dari bibirnya yang tipis. Aldo mengusap tengkuk lehernya dengan masih mempertahankan senyum. Ia melirik Nayra singkat."Ada-ada saja…"Ditertawakan oleh seluruh peserta rapat pagi ini membuat Nayra bergerak kikuk. Ia segera mend
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status