Semua Bab Kehamilan yang Kusembunyikan: Bab 491 - Bab 500
587 Bab
Bab 491
Berhasil!Ketika Cahya melihat kehangatan itu, dia merasa usahanya berhasil.Dia pun dengan gembira bertanya, "Pak Rizki, bagaimana kalau kita makan?"Siapa sangka, sesaat berikutnya, dia bagaikan disiram seember air es."Apa aku bilang aku mau makan? Bukankah aku menyuruhmu untuk nggak macam-macam?"Cahya tercengang."Kenapa? Bukankah barusan kamu ...."Rizki yang tadinya bermata hangat, sekarang kembali ke dirinya yang biasa, dingin dan jauh.RIzki sudah malas untuk berurusan dengan asistennya. Mengingat kedua anak kecil yang mendoakan kesembuhannya, hatinya pun terasa hangat.Sungguh luar biasa, dia bisa disembuhkan oleh dua anak asing melalui layar ponselnya.Jari Rizki bergerak, dia lagi-lagi memberi hadiah pada kedua anak itu."Eh?" Maya melihat notifikasi hadiah di layar ponselnya, matanya yang berbinar terbuka lebar saat dia berkata dengan suaranya yang menggemaskan, "Paman RezekiMalam juga di sini. Paman, halo, terima kasih atas hadiahnya."Suara dan sikap kekanak-kanakan gadi
Baca selengkapnya
Bab 492
"Nona Alya, ponselmu bunyi, biar aku saja yang mengerjakan sisanya.""Baiklah."Alya terpaksa mengambil ponselnya dan pergi ke luar untuk mengangkat telepon."Halo.""Nona Alya."Suara yang tak asing ini mengagetkan Alya. "Pak Cahya?"Kenapa pria ini meneleponnya lagi?"Nona Alya, maaf sudah meneleponmu malam-malam, apa aku mengganggu?"Alya merapatkan bibirnya, lalu bertanya dengan nada tenang, "Ada apa?"Cahya hendak berbicara ketika Rizki sedikit mengangkat dagu, mengisyaratkannya untuk menyalakan pengeras suara.Di bawah tatapan pria itu, Cahya pun terpaksa menyalakan pengeras suara, lalu dengan terbata-bata berkata, "Jadi, begini, Pa-Pak Rizki masih nggak mau makan, jadi bisakah aku minta tolong kamu ....""Pak Cahya."Sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya, Alya segera menyela, "Pak Rizki sudah dewasa, apakah dia harus makan atau nggak, butuh makan atau nggak, dia bisa menilainya sendiri. Kalau dia nggak mau makan, artinya dia tahu kondisi tubuhnya sendiri."Setelah mengatak
Baca selengkapnya
Bab 493
Kota Juwana?Ketika melihat bahwa orang itu juga berada di Kota Juwana, Alya tertegun.Beberapa detik kemudian, dia pun menghela napas. Belakangan ini terlalu banyak kebetulan yang terjadi.Sebelum ke sini, dia kira Kota Juwana adalah kota yang tenang, dia seharusnya tidak bertemu dengan siapa pun yang dia kenal saat mendirikan perusahaan di sini.Namun, ternyata ....Memikirkan seseorang, Alya pun menaruh kembali ponselnya.Lupakan saja, memangnya kenapa kalau mereka bertemu? Kota Juwana sangat besar. Dia ingin mendirikan perusahaan untuk mencari nafkah, sekarang orang itu telah berinvestasi di perusahaannya dan dia menerimanya. Hanya seperti itu.Dia hanya perlu memperlakukan pria itu layaknya mitra bisnis.Akan tetapi, meskipun berpikir seperti ini, malam itu Alya tidak bisa tidur.Dia terus membolak-balikkan tubuhnya di ranjang, teringat dengan apa yang Dokter dan Cahya katakan padanya.Pria itu jelas-jelas memiliki masalah lambung yang serius, tetapi dia tidak mau minum obat. Ini
Baca selengkapnya
Bab 494
Namun, karena mobil putih itu mengebut, mobil hitam itu pun tidak sengaja tergores.Meskipun itu hanya goresan kecil, Alya tahu sebuah pertengkaran akan segera dimulai.Tentu saja setelah mobil itu terserempet, kedua belah pihak segera turun dari mobil dan mulai bertengkar mengenai tempat parkir dan goresan tersebut.Alya sudah terbiasa dengan kejadian semacam ini, jadi dia hanya menggelengkan kepalanya dan pergi ke lantai atas.Biasanya hanya dia yang naik lift, tetapi hari ini ada beberapa orang yang juga naik bersamanya.Salah satunya adalah seorang pemuda berkacamata, pemuda itu tampak lembut dan rapi. Melihat penampilan cantik dan perangai Alya yang unik, dia pun tak dapat menahan diri dan menyapa Alya, "Hai, apa kamu ke sini untuk melamar kerja juga?"Mendengar ini, Alya agak kaget."Kamu berbicara padaku?""Ya." Pemuda berkacamata itu mengangguk dan tersenyum. "Kamu sangat cantik."Ini adalah pertama kalinya Alya menerima pujian seterus terang ini di Negara Surya.Namun, pujiann
Baca selengkapnya
Bab 495
Memang.Alya tidak bisa membantah poin ini.Jadi, dia pun teringat akan seseorang yang saat ini masih berbaring di rumah sakit.Akan tetapi, pikiran tersebut segera disingkirkan oleh Alya.Dia tidak boleh memikirkannya lagi. Setelah bertahan 5 tahun dan kembali ke negara ini, pikirannya tidak boleh dikacaukan oleh pria ituDia harus mengikuti jalannya sendiri.Ponselnya tiba-tiba berbunyi, Alya pun mengeluarkannya dan mengecek."Ini Felix.""Pak Felix? Kenapa dia meneleponmu? Jangan bilang dia juga ingin ....""Sepertinya nggak, biar kuangkat dulu."Angga mengangguk dan keluar dari kantor tersebut."Pak Felix?"Sejak meninggalkan Perusahaan Darmawan pada hari itu, Alya belum berbicara dengan pria itu lagi. Setelah mengetahui bahwa pria itu tidak akan berinvestasi di perusahaannya, Alya merasa dia tidak perlu membuang-buang waktu lagi. Akan tetapi, bila Alya ingin mengembangkan perusahaannya di Kota juwana, maka dia juga tidak mau menjadi musuh Felix."Nona Alya, bagaimana perusahaanmu
Baca selengkapnya
Bab 496
"Dokter, aku benar-benar minta maaf. Aku akan membicarakannya dengan Pak Rizki ketika dia bangun."Namun, sang dokter marah dengan sikap Rizki menyepelekan nyawanya sendiri, dia pun berkata dengan agak kasar, "Kalau dia memang mau mati, maka jangan datang ke rumah sakit dan jangan datang mencariku."Di bawah tegurannya, Cahya sama sekali tidak berani berbicara dan hanya bisa mengiakannya dengan lemah.Alya melihat semua ini dari samping. Dilihat dari reaksi dokter tersebut, kondisi Rizki kali ini sepertinya cukup parah.Setelah itu, sang dokter mengatakan sesuatu pada Cahya dan pergi dengan frustrasi.Cahya terlihat sedih, seperti seekor anak anjing yang dibuang. Pria itu bersandar di dinding dengan kepala tertunduk, dia tampak patah semangat.Setelah terdiam untuk sejenak, Alya pun mulai menghampirinya.Mendengar langkah kakinya, Cahya mendongak. Alya pun menemukan bahwa mata pria dewasa ini sudah memerah.Dia tidak tahu apakah mata Cahya memerah karena kata-kata kasar sang dokter ata
Baca selengkapnya
Bab 497
Cahya yang sedang memikirkan sesuatu, tidak menyadari apa pun yang aneh dari Alya.Merasakan bahwa langkah kaki Alya telah berhenti, dia pun juga berhenti. Kemudian, dia menjelaskan, "Maksudku, sebelum neneknya meninggal, kondisi Pak Rizki sebenarnya masih lebih baik. Meskipun dia minum-minum, tiap kali dia akan menemui neneknya, dia akan mengendalikan dirinya untuk beberapa waktu dan nggak minum, supaya neneknya nggak mencium bau alkohol darinya. Tapi sejak neneknya meninggal, nggak ada lagi yang bisa menahan Pak Rizki."Cahya sudah mengucapkan begitu banyak kata.Akan tetapi, Alya hanya bisa melihat bibir pria itu bergerak. Dia tidak bisa mendengar satu kata pun di telinganya.Seketika, Alya tidak bisa mendengar semua suara di sekitarnya.Telinganya bagaikan tertutup kabut, berdengung dan tidak bisa mendengar apa pun. Awalnya dia masih bisa melihat bibir Cahya bergerak, tetapi kemudian, pandangannya menjadi kabur dan dia tidak bisa melihat."Sebelumnya, Nona Hana juga ingin datang da
Baca selengkapnya
Bab 498
"Kalau dia baik-baik saja, kenapa dia pingsan? Bantu aku bangun."Rizki menggertakkan giginya dan berusaha memberontak melawan Cahya yang menahannya.Merasakan kekuatan Rizki, akhirnya Cahya melepasnya dan membantunya berdiri.Setelah itu dia mengecek luka di tangan Rizki lagi, memastikan bahwa tidak ada masalah. Kemudian, dia membantunya membawa kantong infus dan berjalan ke depan tempat tidur Alya.Alya yang masih pingsan memiliki wajah pucat, bahkan bibir merahnya telah kehilangan warna. Dia berbaring di sana, tampak sangat rapuh dan lemah.Melihat Alya yang seperti ini, Rizki merasa seolah-olah jantungnya telah ditusuk.Bibirnya pun bergerak, bertanya, "Apa yang terjadi?"Cahya juga agak bingung."A ... aku juga nggak begitu mengerti. Aku bilang pada Nona Alya kalau kamu muntah darah, lalu dia pun datang ke rumah sakit. Saat dia sampai, aku lihat wajahnya baik-baik saja dan tidak ada masalah. Siapa sangka dia tiba-tiba pingsan.""Dokter bilang apa?""Dokter bilang, dia sepertinya m
Baca selengkapnya
Bab 499
"Ma ... maafkan aku, Pak Rizki. Saat itu aku nggak berpikir jauh karena Nona Alya tiba-tiba menanyakan kondisimu. Aku pikir dia mengkhawatirkanmu, jadi aku memberitahunya situasimu. Aku nggak memiliki maksud lain."Napas Rizki tidak stabil, amarah di matanya amat dalam. Dia hampir ingin membanting Cahya ke lantai, tetapi dia menahan dirinya.Dia takut akan membuat terlalu banyak suara dan mengganggu Alya yang masih belum sadarkan diri.Dia melepaskan Cahya, lalu berkata sambil menahan amarahnya, "Keluar dari sini."Cahya memang ingin keluar, tetapi dia tidak bisa. Dia hanya bisa dengan sedih berkata, "Infus ini ...."Tepat pada saat itu, Rizki hendak mencabut jarumnya.Melihat hal ini, Cahya segera menghalangi Rizki yang mencoba untuk mencabut jarum. "Pak Rizki, apa kamu pikir Nona Alya yang telah ketakutan masih akan mengkhawatirkanmu setelah dia bangun nanti?"Mendengar ini, gerakan tangan Rizki terhenti."Tadinya Nona Alya nggak mau memedulikanmu, tapi kenapa dia segera datang begit
Baca selengkapnya
Bab 500
Karena sudah bercerai, jadi Alya tidak menganggap Nenek sebagai keluarganya lagi?Kalau memang begitu, baguslah.Dengan tidak peduli maka dia tidak akan terluka.Namun, kemudian, di hotel Alya bertanya tentang Nenek. Sejak saat itulah Rizki tahu, bahwa meskipun Alya memiliki penampilan yang keras, tetapi hatinya lembut terhadap sang nenek.Sekarang, Alya langsung pingsan begitu mendengar berita mengenai Nenek.Rizki tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi setelah Alya bangun. Untung saja sekarang wanita ini masih belum bangun dan tidak tahu apa-apa, tetapi bagaimana dengan nanti?Memikirkan ini, Rizki refleks mengulurkan tangannya dan memegang pergelangan tangan Alya dengan lembut.Detik demi detik pun berlalu.Rizki dan Cahya terus tinggal di dalam kamar seperti ini.Entah berapa lama waktu telah berlalu, ponsel Alya yang berada di dalam tas tiba-tiba berbunyi.Cahya segera berdiri dan mengambil tas Alya untuk Rizki. Melihat bahwa tangan atasannya sedang sibuk, dia pun dengan h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4849505152
...
59
DMCA.com Protection Status