Semua Bab Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh : Bab 81 - Bab 90
220 Bab
81. INGIN ADA DI KAMARNYA
"Hei! Kau kenapa?" Anna segera membuka kedua matanya, seketika dia terbelalak ketika melihat Eric yang berada tepat di bawahnya. "Ka-kau ...! Sedang apa kau di sini?" Anna langsung melihat ke sekeliling dan dia yakin bahwa dia tidak salah kamar, "Ini adalah kamarku, kenapa kau ada di sini?" "Tentu saja untuk tidur. Kamar adalah tempat untuk ti—dur," Eric mengucapkannya dengan mudah dan juga mengakhiri kata terakhir dengan bernada. Seakan sedang memberikan kode pada Anna, bahwa mereka adalah pasangan suami istri yang sah. Sayangnya Anna terlampau lelah sekarang. Dia pun adalah wanita yang polos, tidak mengerti beberapa kalimat yang biasa dimaksudkan oleh pasangan suami istri. "Jangan bercanda! Tidurlah di kamarmu, aku lelah sekarang, ingin beristirahat." Anna menguap lagi untuk yang kesekian kalinya. Di saat itu dia teringat dengan Hellen yang sedang membawakannya coklat panas. Mungkin nanti Anna akan meminta wanita itu untuk meletakkannya saja ke lemari es. "Istirahat saj
Baca selengkapnya
82. PESONA PRIA YANG KUKIRA LUMPUH 
Anna seperti tersihir dengan tatapan Eric yang semakin intens. Pria ini seperti memiliki pesona yang membuat dia tidak bisa menyingkir. Anna bagai membeku, tubuhnya berubah menjadi patung batu. Perlahan sudut bibir Eric tertarik ketika melihat sang istri tidak melakukan penolakan. Dia berpikir bahwa sekarang adalah waktunya untuk dia menuntaskan hasrat yang sejak tadi dipendam. Wajah mereka semakin dekat hingga akhirnya dia memejamkan kedua mata. Plak! Eric membuka kedua mata, dia melihat Anna sudah bernapas dengan cepat. Gadis itu menatapnya marah, lalu berdiri tanpa mengalihkan pandangannya. "Mau apa kau?" Anna bertanya dengan kesal. Sebenarnya Anna lebih kesal pada dirinya sendiri yang malah terpesona dengan Eric. Padahal pria itu hendak mencoba untuk menyentuhnya, tetapi dia malah membiarkan saja sebab tersihir dengan pesona yang dikeluarkan olehnya. Eric belum sempat menjawab pertanyaan Anna tetapi dengan cepat istrinya itu bangun dan berjalan menuju pintu kamar. "Kelua
Baca selengkapnya
83. PERTEMUAN DENGAN IBU
Keesokan paginya, Anna terbangun dengan tubuh yang terasa sangat segar. Setelah melewati beberapa hal dalam hidup yang membuat hatinya seperti menaiki roller coaster, tidak sedikitpun Anna bisa tidur dengan nyenyak. Kalaupun dia bisa terlelap sampai pagi adalah karena dia yang memaksa kelelahan di siang harinya. Kedua matanya masih terpejam, tangan kanannya memegang kasur yang terasa sangat nyaman. Beberapa saat kemudian, senyuman di wajahnya perlahan menghilang ketika Anna merasakan sebuah benda keras yang menyentuh tangannya. Kening Anna berkerut, saat itu juga dia membuka kedua mata dan langsung memundurkan tubuh. Nampak Eric sedang tersenyum sembari melihat ke arahnya, "Sepertinya kau itu tipe yang agresif ketika bertemu dengan sesuatu yang menonjol." Anna langsung menutup mulut dengan kedua tangan lalu semakin menjauhi Eric. Benda apa yang telah dia sentuh tadi, tentu saja dia tahu meski tidak pernah melihatnya secara langsung. Anna tahu bahwa suatu saat mungkin dia akan m
Baca selengkapnya
84. ANCAMAN SEORANG IBU 
Eric melihat sang ayah yang baru saja turun dari lantai dua. Di belakangnya sudah ada Daphne yang tersenyum kemenangan. Seketika itu juga dia tersadar bahwa ibu tirinya itu pasti telah melakukan sesuatu yang tidak dia ketahui. "Ternyata mudah sekalian untuk membuatmu pulang ke rumah," ucap Edmund seraya tersenyum. "Langsung saja ke inti pembicaraan," Eric mengucapkannya tanpa ekspresi. Terdengar dingin dari nada suaranya, otomatis memberitahu mereka bahwa dia sangat enggan untuk kembali ke rumah ini.Edmund tertawa kecil, dia melihat Eric sejenak lalu langsung naik ke lantai dua, tempat dimana ruang kerjanya berada. Tanpa diberitahu pun, Eric langsung mengerti maksud dari sang ayah. Dia mengikuti langkah Edmund untuk masuk ke dalam ruang kerjanya.Daphne melihat kedua pria itu naik ke lantai 2, otomatis langsung mengikuti mereka. Tetapi ketika dia baru saja sampai di depan pintu ruang kerja, tiba-tiba Edmund menatapnya tanpa ekspresi. "Kamu di bawah saja bersama dengan Vania," sete
Baca selengkapnya
85. PERTENGKARAN KELUARGA SHAILENDRA
Ketika pintu ditutup, Edmund segera duduk di sofa yang berada di dalam ruangannya itu. Meski tahu putranya itu tidak akan duduk bersama dengannya, dia tetap meminta Eric untuk duduk berdampingan."Duduklah, kita akan bicara berdua. Tidak baik jika sedang berbicara dengan orang tua tapi kamu malah berdiri seperti itu," ucap Edmund, berharap bahwa kali ini putranya akan mendengarkan permintaannya.Mendengar perkataan sang ayah, Eric malah tertawa. Dia seperti mendengar sebuah lelucon yang muncul dari mulut ayahnya. Edmund yang sudah membuat Erik kehilangan rasa hormat padanya. Tetapi sekarang pria itu yang mengajarkannya arti dari kesopanan. Namun, kali ini Eric akan mendengarkan perkataan sang ayah. Jadi dia duduk di depan Edmund tanpa melihat ke arahnya. "Apa yang ingin kau katakan?" Eric seperti sangat lelah sekali berhadapan dengan ayahnya. Ingin segera buru-buru pergi dan meninggalkan rumah ini."Jadi itu alasanmu tidak mau memperkenalkanku dengan istrimu? Karena pernikahan kali
Baca selengkapnya
86. PIKIRAN KOTOR ITU TERUS MENGGANGGUNYA
Melihat Eric yang begitu marah padanya, seketika membuat nyalinya mengecil. Tetapi harga dirinya begitu tinggi sehingga dia tidak mau menunjukkannya. Terlebih selama ini dia selalu mendapat dukungan dari sang suami. Membuat harga dirinya begitu tinggi di depan pasangan ibu dan anak itu."Ibumu pantas mendapatkan itu karena dia telah melukaiku!" Daphne berseru dengan penuh percaya diri."Melukaimu?" Eric berjalan maju mendekati Daphne, langkah kaki yang tegap diiringi dengan ekspresi wajah yang terlihat menakutkan, seketika membuat Daphne memundurkan tubuhnya. Satu lawan dua untuk membuatnya ketakutan. Tidak ada suami yang akan membelanya jika Eric melakukan sesuatu yang kasar padanya.Eric mendengus ketika melihat ekspresi ketakutan Daphne, "Aku sudah memperingati waktu itu, tapi sepertinya kau menganggap bahwa peringatanku sebagai angin lalu. Baiklah, jika memang itu adalah maumu, maka aku pastikan kau akan menanggung semua akibat dari perbuatan burukmu pada keluargaku."Tatapan Eri
Baca selengkapnya
87. PERTAMA KALI BERTEMU DENGAN IBU KANDUNG ERIC
Anna berbalik dan seketika itu dia melihat seorang wanita berusia sekitar 40-an keluar dari kamarnya. Hal pertama yang dipikirkan olehnya adalah betapa lancang wanita ini telah memasuki kamarnya tanpa seizin darinya."Maaf, Anda siapa? Kenapa Anda bisa keluar dari kamarku?" Anna berusaha keras untuk menahan perasaannya walaupun sebenarnya saat ini dia sangat kesal.Anna menjalani hari yang melelahkan dan ketika sampai di rumah dia sangat berharap bisa segera merebahkan diri di ranjangnya yang hangat. Tetapi ketika sampai dia malah dihadapkan dengan situasi seperti sekarang."Kamarmu?" Vania membeo, dia lalu melihat kenarah Eric yang memalingkan wajahnya. "Eric, bisa kau jelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat ini?"Anna langsung melihat ke arah Eric, pria itu kini menatapnya dan Vania secara bergantian dengan senyum cerah di wajah. Hal yang jarang sekali Anna lihat di diri Eric."Eric, kau mengenalnya?"Vania tersenyum ke arah Anna, "Saya adalah ibu kandung Eric." Mendengar itu, se
Baca selengkapnya
88. MENDOBRAK PINTU KAMAR MANDI
Eric bisa merasakan kemarahan yang ditahan sejak tadi oleh istrinya. Segera dia memegang bahu Anna tetapi malah ditepis olehnya. "Jangan bicara di sini, lebih baik pergi ke kamarku dulu baru kita bisa leluasa berbicara. Aku takut Mama bisa mendengar pembicaraan kita," ucap Eric membujuknya. Setelah memikirkan bahwa perkataan Eric benar, akhirnya Anna mengikuti pria itu turun kembali ke lantai satu. Lalu masuk ke kamarnya dan dengan tidak sabaran dia langsung kembali bertanya. "Jadi, bisa kamu jelaskan apa yang sudah kamu bicarakan bersama dengan ibumu? Kenapa kamu malah membawanya ke kamarku? Apakah di rumahmu tidak ada kamar lain?" Anna bertanya dengan napas yang menggebu-gebu. "Aku pikir tidak ada salahnya jika Mama menempati kamarmu. Lagi pula kamarku lebih besar daripada kamarmu jadi cukup untuk kita berdua," Eric menjawabnya dengan santai seakan tidak sedang menanggapi Anna yang sedang marah. Anna menundukkan kepala sembari membuang napas, dia memijit pelipis untuk mengura
Baca selengkapnya
89. SEPIRING MAKAN MALAM PENGHANGAT HATI
Hal pertama yang dilihat dari ketika pintu kamar mandi sudah dibuka adalah Anna yang sedang berendam di dalam bathtub dengan kedua mata terpejam. Jantungnya berdebar dengan sangat kencang, khawatir jika sesuatu yang buruk telah terjadi pada istrinya.Eric segera menghampiri Anna, menepuk wajahnya dan tak lama istrinya itu langsung membuka kedua mata. "Aarrgggghhh!" "Anna! Hei! Ini aku, Eric," Eric menjelaskan. Dia berpikir istrinya telah mengalami hari yang buruk hingga bisa ditemukan dalam kondisi seperti ini."Kenapa kamu di sini? Keluar!" Anna langsung menutupi tubuhnya dengan kedua tangan. Wajahnya merah menahan malu sebab ini adalah kedua kalinya dia tidak memakai apapun di depan suaminya. "Tapi, aku hanya ingin memastikan—""Keluar!" Anna berteriak mengusirnya, membuat Eric pasrah dan langsung menuruti keinginannya. Setelah Eric keluar dari kamar mandi, Anna memejamkan kedua matanya. Menutup wajah dengan tangan tetapi tetap saja rasa malunya tidak menghilang."Kenapa pria it
Baca selengkapnya
90. PERTANYAAN TENTANG CINTA
Setelah selesai menyantap makanannya, Eric langsung berkata, "Tidak perlu dibereskan. Biar aku yang membawanya ke dapur."Mendengar perkataan Eric, tidak membuat Anna menjadi kesenangan. Mana mungkin dia tega membiarkan pria itu membereskan sisa makanannya. Sudah dibuatkan makanan, setidaknya dia juga harus tahu diri dengan tidak membiarkan pria itu membereskan sisanya."Tidak, kamu sudah membuatkanku makanan, jadi biarkan aku membereskan sisa makananku sendiri," ucap Anna, dia segera beranjak dari sana, tetapi dengan cepat Eric segera menahan pergerakannya. "Jangan sampai kita tidak tidur semalaman hanya karena perkara membereskan sisa makanan. Biarkan aku untuk melayanimu malam ini sebagai permintaan maafku atas kejadian—""Sssttttt!" Anna langsung meletakkan jari telunjuknya di depan mulut pria itu. "Ke depannya, jangan pernah bahas lagi mengenai permasalahan ini, mengerti?"Eric menahan senyumannya, tetapi dia tetap mengganggukan kepala sebagai jawaban. Lebih baik saat ini dia me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
22
DMCA.com Protection Status