Semua Bab BENIH KAKAK IPAR : Bab 31 - Bab 40
90 Bab
Bab 31
Alvaro mulai sadar. Matanya memindai sekeliling. Rupanya luka di lengan membuat pria tampan itu benar pingsan.“Aw!” Rintihnya setelah memegang luka lengan. Lukanya telah terbalut perban. Entah siapa yang melakukan itu.“Sial! Aku benar-benar pingsan. Aku jadi tak tahu siapa orang yang telah melakukan ini!” ungkapnya sangat kesal.Alvaro mulai bangkit. Meski tangannya tak terikat, namun kakinya terikat oleh sebuah borgol. Langkah kakinya tak bisa leluasa, dia meraba-raba di ruangan dengan cahaya minim. Untung saja, kedua tangannya tidak diikat seperti Nayla, sehingga dia dapat membongkar barang-barang bekas di sekitarnya untuk mencari jalan keluar.Sayangnya, ruangan itu hampir sama dengan Nayla, tak memiliki jendela hanya ventilasi sebagai tempat pertukaran udara.“Bagaimana caranya aku pergi dari sini? Ruangan ini hampir tak memiliki jalan.”Alvaro terus berpikir untuk bisa keluar dari sana dan mencari Nayla. Hatinya sungguh tidaklah tenang memikirkan wanita itu. Bagaimana jika para
Baca selengkapnya
Bab 32
Kau ini bikin aku jantungan aja!” Madam Dona melempar sebuah kaleng minuman yang telah kosong pada seseorang di ambang pintu.“Lagian lama banget. Kalo mau nemenin dia bukan di sini dan bukan waktunya juga.” Pria itu mengusap bahu yang berhasil menjadi sasaran kemarahan Madam Dona. “Ayo, keluar! Kita disuruh kumpul sama Bu Bos.”Madam Dona mencebik kesal.“Kau mau ke mana? Kita belum selesai bicara,” cegah Alvaro pada wanita-pria di depannya.Madam Dona membalikkan badan, lalu menepuk dahinya dengan raut wajah kesal.“Ya ampun, kau ini cerewet sekali seperti nenek-nenek. Apa kau tidak dengar apa yang si Jangkung tadi katakan?” Suaranya sedikit meninggi. Yang dimaksud Jangkung adalah orang yang memanggilnya barusan.“Tapi kita sudah sepakat. Aku akan membayarmu melebihi bos kalian jika Madam mau memberitahu siapa Bos itu.”“Aku akan segera kembali. Kau tidak perlu khawatir, kalo mengenai urusan uang aku tidak akan lupa.”Madam Dona segera meninggalkan Alvaro yang masih penasaran tentan
Baca selengkapnya
Bab 33
Alvaro mengeluarkan sesuatu yang sedari tadi berusaha dia simpan dalam kantong celananya. Ujung kemeja sengaja dikeluarkan untuk menutupi kantung belakang celananya.Setelah pintu tertutup rapat, barulah Alvaro mengeluarkan sekumpulan kunci yang terbuat dari besi. Seketika salah satu sudut bibirnya terangkat.“Dasar preman nggak punya pengalaman. Begitu saja tidak tau!”Beruntung, di sana juga ada kunci borgol untuk membuka belenggu benda itu di kakinya.“Mungkinkah salah satu kunci ini milik salah satu kunci tempat Nayla di sekap?” monolog Alvaro.Tanpa pikir panjang, pria dengan penampilannya yang sudah lusuh itu membuka ikatan di pergelangan kakinya. Cukup lama untuk menemukan kunci yang sesuai, hingga akhirnya kunci yang dicari pun ketemu.Pria itu mengendap-endap untuk mengetahui kondisi di luar. Pendengarannya sengaja ditajamkan guna memastikan kondisi benar-benar aman.Alvaro mulai mencoba satu persatu kunci. Dari semua benda yang terbuat besi itu tak jua dia menemukan yang coc
Baca selengkapnya
Bab 34
Di balik pohon tadi Alvaro sudah melihat Madam Dona tersungkur dengan luka tembak di kakinya. Pria itu meringis sembari merutuki preman lain yang telah membenamkan satu peluru pada betisnya. Kucuran darah mulai keluar membasahi kaos kaki putihnya.“Sialan kalian! Kenapa malah menembakku?” rutuk Madam Dona pada ketiga preman di dekatnya.Mereka tertawa lalu berkata, “bagaimana bisa kami akan melepaskan pengkhianat begitu saja? Ternyata kamu membantu tawanan itu lari? Ke mana kamu sembunyikan dia?”Tanpa rasa takut, Madam Dona justru membalas seringaian mereka. “Aku tidak melakukan apapun, siapa yang menghasut kalian? Kalian tahu sendiri siapa aku? Aku ini lebih senior daripada kalian! Mana mungkin aku berani mengkhianati Bos.”Madam Dona masih berusaha mengelak meski pernyataan yang dia berikan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Nyatanya dia sendiri yang membantu Alvaro melarikan diri.“Kami mendengar kamu ngobrol dengan seseorang. Suara itu sama seperti tawanan itu. Pasti kaburny
Baca selengkapnya
Bab 35
Viona menghentakkan kakinya kesal. Wanita dengan celana jeans longgar serta kaus ketat yang membalut tubuhnya itu berjalan menghampiri seorang pria yang sudah berdiri di ambang pintu.“Wanita itu berhasil larikan diri, Kak. Tawanan kita hilang semua!” ucapnya frustrasi.Dialah Vino, kakak Viona yang sengaja datang dari luar negeri. Mendengar sang adik berhasil memperdaya Alvaro, pria dengan bulu halus menghiasi rahang itu segera datang alamat yang telah dikirimlan Viona.“Sial! Apa kerjanya seluruh orang-orangmu itu? Menjaga perempuan saja tidak bisa!” rutuk Vino sembari mengepalkan tangannya.Viona hanya terdiam, dia juga sama kesalnya dengan Vino karena ulah para preman yang katanya ahli dan berpengalaman. Nyatanya dirinya kini dibuat kecewa olehnya.“Kau tenang saja. Aku dengar wanita itu tidak diberi makan dari kemarin. Aku tahu kekuatan orang hamil itu seperti apa. Dengan perutnya yang lapar, dia tidak akan bisa lari jauh.” Vino tertawa lepas setelah mengingat kabar dari orang ya
Baca selengkapnya
Bab 36
Mendengar gemericik air di tengah hutan, wanita itu segera mncari sumber suara. Beruntung keberadaan sumber air itu tak jauh dari tempatnya.Dengan sangat terburu-buru, wanita itu perlahan berjongkok lalu memasukan tangannya ke dalam air yang sangat jernih serta terasa sejuk di tangan. Dia segera menyeruput air itu untuk membasahi tenggorokan yang terasa begitu kering.Namun, tanpa di sangka, pijakan kakinya pada batu tidak sekuat itu. Dia terpeleset hingga seluruh tubuhnya masuk pada aliran sungai.Berusaha meminta pertolongan, wanita itu sesekali menampakkan wajahnya ke permukaan air sembari mengumpulkan tenaga untuk meminta tolong.Hingga kepalanya benar-benar sempurna masuk air, tak ada satupun harapan seseorang akan menolongnya.Di tempat lain, beberapa orang wanita dusun sedang melakukan aktivitas di tepi sungai; ada yang sedang mencuci baju, anak-anak bermain air, serta beberapa orang pria sedang menjala ikan. Tak heran, keadaan sungai yang airnya jernih itu dijadikan salah sat
Baca selengkapnya
Bab 37
Tangan Nayla bergetar memegang gagang pintu yang telah berwarna usang saat dirinya melihat Mak Munah berdiri atk jauh di belakangnya.Mata tajam wanita renta itu seolah menghunus dada Nayla. Entah apa yang diinginkan wanita itu sehingga menahan dirinya di rumah tua berdinding setengah kayu.Mata Nayla terpejam berbarengan dengan tangannya yang terlepas dari daun pintu ketika Mak Munah melemparkan sesuatu yang mengenai benda tersebut hingga tertutup. Aneh. Benda apa yang dikemukakan Nenek tua itu hingga membuat daun pintu tertutup dengan keras sehingga membuat suara berdebam, sedangkan di bawah sana, Nayla tak mendapati benda apapun yang membantu membuat pintu tertutup sempurna."Menjauh dari pintu! Sudah kukatakan kau tak boleh pergi ke manapun! Dasar keras kepala!" ucap Mak Munah begitu sinis."Aku harus segera pulang, Nek," pinta Nayla mengulangi.Ya, dirinya mau pulang, tetapi bukan pulang ke rumah keluarga suaminya. Nayla mulai merasa mual berada di sana, dirinya seolah sengaja di
Baca selengkapnya
Bab 38
Nayla benar-benar tidak memperdulikan teriakan Mak Munah. Dia sangat yakin jika wanita tua yang ada di rumah kayu ini menginginkan nyawanya.Nayla membuka pintu kayu dengan warna yang mulai usang dengan tergesa, kemudian berniat keluar dari tempat itu.Baru saja dia berada di teras rumah, tubuhnya kembali terhuyung. Tangannya terasa ada yang mencekal. Angin malam kali ini terasa sangat berbeda, hawanya lebih dingin dari malam-malam biasanya.Tubuh Nayla mematung seolah kakinya tengah menyeret beban yang teramat berat, sungguh tidak bisa digerakkan kaki wanita hamil itu.Ketika wajahnya tertunduk untuk memastikan apa yang ada di kakinya, dia sama sekali tak melihat benda apapun yang menahannya di sana.Mata Nayla terbeliak dengan rasa kaget luar biasa.“Arghhh!” Dia berteriak ketika melihat sosok menyeramkan berada tepat di depan wajahnya. Seorang perempuan berbaju putih menjuntai, dengan wajahnya yang sangat pucat, matanya putih menatap lebar padanya, mulutnya mengeluarkan lendir terb
Baca selengkapnya
Bab 39
Siang itu Nayla membawa sebuah keranjang berisi beberapa potong pakaian kotor. Wanita dengan rambutnya yang diikat kuda itu berjalan menuju sungai terdekat. Sesampainya di sungai dengan aliran air yang tenang, Nayla meletakkan keranjang itu di sebuah batu yang tak terlalu besar. Wanita cantik dengan penampilan sederhana itu turut bergabung dengan ibu-ibu desa.“Mbak Nayla apa-apa tidak apa-apa baginya diajak kerja berat?” tanya seorang Ibu yang sedang mencuci di dekat Nayla.Nayla tersenyum menimpali kemudian berkata, “tidak apa-apa, Bu. Saya justru bingung mau ngapain kalo hanya berdiam diri di rumah.”“Memangnya Mak Munah ke mana? Kok tumben yang nyuci kamu?” Seseibu ikut nimbrung saat dirinya sedang memandikan bocah laki-laki dengan badan berisi.“Tadi dia berangkat pagi-pagi ke ladang,” jawab Nayla.Hening seketika. Semua warga kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing. Pun dengan Nayla, wanita hamil itu tampak sedang melanjutkan pekerjaannya yang sebentar lagi akan selesai.“O
Baca selengkapnya
Bab 40
Mata Nayla menatap penuh rasa takut ketika melihat makhluk itu menyeringai. Mulutnya terus tertawa sembari mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Aroma busuk seketika menguar tajam menusuk hidung Nayla.Nayla sontak berteriak. Dia berlari sekuat tenaga menghindari makhluk itu. Namun, seberapapun dia berlari seolah makhluk itu selalu berada di dekat, meski Nayla tak lagi menemukan sosoknya.“Jangan ganggu saya!” Nayla terus berlari tak tentu arah. Entah ke mana dirinya menuju. Bahkan, dia sadar jika jalan itu bukan jalan menuju rumah Mak Munah.“Sejauh apapun kamu berlari, tetap saja bayi itu akan menjadi milikku.” Terdengar suara lengkingan dari makhluk itu.“Aw ….”Nayla meringis kesakitan saat kakinya tersandung akar pohon besar. Ia menoleh ke belakang, takada siapapun. Suara burung gagak terdengar beterbangan. Suasana semakin mencekam ketika tiba-tiba kepulan asap memenuhi tempat itu.Nayla akan bersiap berlari, tetapi urung dia lakukan ketika menyadari sesuatu meleleh dari bag
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status