All Chapters of Diceraikan Mantan Suami, Ternyata Aku ....: Chapter 91 - Chapter 100
510 Chapters
Bab 91
Adelio duduk di sofa dan berkata dengan wajah sedih, "Aku sudah tanya ke tim produksi, mereka nggak punya obat yang ingin kuberikan padanya. Aku sering menggunakan obat itu, efeknya sangat manjur. Karena itulah aku menitip orang lain membelinya dari luar."Moonela mengambil obat yang dibawa pulang olehnya, lalu mencari informasi di internet. Ternyata obat itu harganya cukup mahal dan hanya dijual di toko obat terbesar di kota ini. "Coba kuoleskan padamu," kata Moonela setelah menyimpan ponselnya.Lillia melirik Adelio sekilas, lalu duduk di sampingnya. "Kamu boleh tetap di sini kalau berkata jujur. Kalau nggak, kamu terpaksa harus keluar dari acara ini."Moonela berjongkok di hadapan Lillia, lalu meletakkan kaki Lillia di pahanya. Setelah itu, Moonela mengeluarkan obatnya dan mulai memijat pergelangan kaki Lillia. Adelio tetap terlihat sedih dengan matanya yang berkaca-kaca. "Diberi nyali sebesar apa pun aku nggak akan berani punya maksud lain padamu."Lillia memandangnya sambil mengat
Read more
Bab 92
Moonela mengangguk. "Memang seharusnya membiarkannya menetap. Bagaimanapun, dia lebih baik daripada Claude. Selain datang untuk menidurimu, pada dasarnya dia nggak berguna."Wajah Lillia kembali tersipu mendengarnya, "Jangan ungkit masalah itu lagi. Kebetulan aku nggak terlalu mengantuk, kita lanjut kerjakan pakaiannya saja."Moonela langsung mengiakannya, "Boleh, terserah kamu saja."Di sisi lain, Cedron ternyata tidak kembali ke kamarnya, melainkan pergi ke kamar Claude. "Masalahnya nggak bisa diselesaikan?" tanya Claude yang duduk di meja kerjanya dengan dingin. Cedron melangkah ke hadapannya, lalu menepukkan kedua tangannya ke meja. Cedron yang biasanya senang bergurau, kini tiba-tiba menjadi serius. "Aku sudah membahasnya dengan Kak Lillia tadi, dia merasa Adelio nggak bermaksud jahat."Mendengar hal itu, Claude yang sedang sibuk membaca dokumen langsung menghentikan gerakannya. "Kalau ada masalah, katakan saja terus terang."Cedron menatapnya dengan serius, lalu berkata dengan te
Read more
Bab 93
Baru saja Cedron hendak bicara, Lillia sudah menyelanya terlebih dulu, "Selama kamu membantunya sampai dia memberimu obat ini, apakah ponselmu pernah terpisah darimu?"Adelio mulai berpikir keras. Sejenak kemudian, dia tiba-tiba berkata, "Saat Idris mengukur tubuhku, dia memberiku minum segelas air. Setelah minum, aku dipaksa mengobrol dengannya, lalu tertidur beberapa menit ...."Cedron membasahi bibirnya, lalu berkata, "Siapa tahu apa yang kalian lakukan di kamar itu? Nggak mungkin dia akan mengaku mengirimkan pesan itu dari ponselmu setelah kamu meminum air." Setelah berhenti sejenak, Cedron kembali menimpali, "Apakah Idris punya keuntungan kalau dia memfitnahmu?"Moonela mengangkat tangannya, lalu berkata, "Kenapa nggak ada untungnya? Asalkan dia bisa merusak reputasi asistenku, bukankah sama saja dengan menghancurkan reputasiku? Sejujurnya, dia bukan ingin menjebak Adelio, Adelio hanya korban. Target utamanya adalah aku dan Lillia.""Tanpa bukti sama sekali, bukankah itu hanya omo
Read more
Bab 94
Lillia tiba-tiba menerobos ke kamar Claude tanpa memedulikan apa pun. Dia berdiri di depan pintu dengan mata berkaca-kaca. Claude yang masih merasa kesal terhadapnya karena masalah Adelio, langsung menyindirnya, "Karena takut aku mengusir orang itu, kamu datang menangis padaku?""Nenek terjatuh, aku ingin minta cuti untuk pulang melihatnya." Lillia tidak ingin berdebat dengan Claude, saat ini dia hanya mengkhawatirkan kondisi neneknya.Claude langsung mengubah ekspresi sinisnya dan berdiri seraya berkata, "Kamu keluar dulu, aku akan segera datang."Lillia awalnya mengira Claude akan menahannya dengan alasan pekerjaan, tak disangka semuanya akan berjalan semulus ini.Langit mulai gelap, Lillia keluar dari hotel dan berjalan mondar-mandir di depan pintu. Hanya dalam sekejap, mobil Claude telah melaju pelan dari parkiran hotel. Melihat mobil Claude yang berhenti di depannya, hati Lillia yang tadinya kacau, kini telah menjadi lebih tenang.Baru saja dia duduk di samping Claude, Claude bert
Read more
Bab 95
"Jawab saja." Suara Claude tidak terdengar jelas. Saat mengatakan hal itu, Claude mengembuskan napas berat, jelas sekali dia merasa kesal dengan telepon itu. Saat melihat peneleponnya ternyata adalah Nikita, Lillia terdiam sejenak sebelum berkata, "Ini telepon dari Nikita."Claude membuka matanya, lalu menjawab panggilan itu. "Ada apa?""Claude, di sini turun hujan, aku ketakutan ...," kata Nikita dengan suara yang hampir menangis. Suaranya terdengar sangat kasihan. Lillia mendongak untuk menatap Claude."Aku sedang nggak ada di hotel," jawab Claude dengan suara berat. Kekesalannya tadi juga telah menghilang.Dalam hati Lillia bergumam, 'Bilang saja kalau mau pulang ke hotel.' Lillia merasa agak marah, sehingga dia mengentakkan kakinya ke betis Claude. Claude meringis kesakitan melihat Lillia. Lillia hanya mengerjapkan matanya sambil memasang ekspresi tak bersalah."Kamu keluar?" Nikita terdengar agak kaget. Dia tahu bahwa Lillia juga meminta cuti karena neneknya terkena masalah. Masih
Read more
Bab 96
Lillia seolah-olah tidak diperlukan di sana. Melihat hubungan keduanya begitu baik, Ohara tersenyum dengan lebih puas dan tenang."Umur kalian juga nggak muda lagi. Dengan kesibukan seperti ini, kapan kalian baru akan punya anak?" Saat sedang sarapan, Ohara tiba-tiba bertanya kepada Lillia dan Claude.Lillia yang tahu Claude benci didesak orang tua dan takut Claude akan salah paham juga, buru-buru berkata, "Sedang dipertimbangkan. Tubuhku sepertinya nggak begitu sehat, jadi gagal hamil terus. Kami sedang berusaha."Claude tidak berkomentar. Dia menikmati sarapannya dengan diam dan ekspresi yang tegang.Ohara menganggukkan kepalanya dengan lembut. "Seorang wanita melahirkan di usia 28 tahun nggak baik dan risikonya besar setelah berusia 30 tahun. Nanti aku akan mencari seorang dokter tradisional untukmu, kamu minum saja obat untuk merawat kondisi tubuhmu."Sebenarnya, Priya juga sudah melakukan semua hal itu. Namun, setiap kali menerima obatnya, Claude langsung membuangnya dan tidak mem
Read more
Bab 97
Meskipun tangan Claude kuat, dia tetap saja tidak bisa memegang panci yang penuh dengan air dengan satu tangan. Saat panci miring, air, kerang, dan sayuran tumpah di atas kompor gas. Apinya memang padam, tetapi kemeja, jas, dan sepatu kulit bermerek Claude kotor karena air yang tercampur dengan minyak itu. Beberapa kerang dan sayuran terjatuh dari meja ke lantai. Lillia yang memegang mangkuk, menyusutkan lehernya dan mundur ke belakang sambil memandang Claude dengan ekspresi polos dan takut. Claude benar-benar ingin menaruh panci itu ke kepala Lillia.Claude memelototi Lillia. "Kamu sengaja melakukan ini untuk balas dendam ya?"Lillia menggelengkan kepalanya dengan sekuat tenaga. "Kalau aku sengaja melakukannya, aku akan disambar petir!""Lillia, sebaiknya ucapanmu itu benar!" Claude jarang sekali marah besar."Kenapa?" Jilly memapah Ohara menuju pintu dapur.Lillia buru-buru berkata, "Ada kecelakaan kecil. Nggak apa-apa, aku akan membersihkannya."Claude meletakkan pancinya dan berkat
Read more
Bab 98
Pipi dan telinga Lillia memerah, tetapi dia masih berpura-pura tenang. "Kalau nggak mau pakai, kamu boleh keluar dengan telanjang ...."Claude meraih pergelangan tangan Lillia dan menariknya mendekat. Lillia yang tidak waspada langsung terjatuh ke dalam pelukannya. Dalam kebingungan, tangan Lillia menekan ke bagian yang terlarang.Saat tubuhnya terasa panas, Lillia berusaha keras untuk memberontak. "Pakai bajumu. Apa yang kamu lakukan di siang hari seperti ini?""Kamu cukup ingat ukuranku ya." Claude memandang Lillia. Awalnya, suasana hatinya terasa kacau. Namun, melihat Lillia menyiapkan pakaian untuknya, suasana hatinya berangsur-angsur membaik. Ternyata masih ada tempat baginya di rumah Lillia ini.Lillia mengira Claude sedang mengatakan hal lain, sehingga dia merasa makin malu dan ingin langsung bersembunyi. Dia memandang Claude dengan wajah yang memerah. "Kamu mau pakai atau nggak?""Kamu bisa menyentuhnya lebih lama agar lebih berkesan, biar nanti kamu bisa membeli lebih banyak p
Read more
Bab 99
Setelah memeriksa nadi Lillia, Dokter Mawardi itu memandang Priya sambil tersenyum dan berkata, "Sepertinya tubuhnya baik-baik saja, sudah periksa di rumah sakit?"Priya menganggukkan kepala sebagai isyarat menyuruh Lillia yang berbicara. Lillia yang tidak fokus baru menjawab dengan nada lembut setelah lengannya disenggol Priya, "Sudah periksa dan disuntik juga, tapi nggak ada efeknya.""Kita coba akupunktur, lalu aku beri kamu beberapa obat," kata dokter itu dengan ekspresi lembut."Begitu saja?" Priya juga merasa dokter ini terlihat tidak bisa diandalkan.Dokter itu berkata dengan nada lembut, "Aku sudah melihat riwayat penyakitmu, tubuhnya harusnya baik-baik saja. Bagaimana kalau bawa cucumu ke sini juga?"Mendengar perkataan itu, ekspresi Priya langsung muram. "Cucuku pasti baik-baik saja! Sejak kecil hingga dewasa, dia selalu memeriksa tubuhnya dan hasilnya kita juga tahu. Nggak mungkin ada masalah!"Dokter itu hanya tersenyum."Pergi akupunktur saja, setiap setengah bulan sekali
Read more
Bab 100
Priya hanya bisa berkata dengan tak berdaya, "Baiklah. Aku hanya tahu marganya Mawardi saja, nggak tahu namanya. Nomor kontaknya seharusnya ada ditulis di bungkusan obat yang dibawa Lillia, coba kamu lihat saja.""Bahkan namanya saja Nenek nggak tahu, tapi Nenek membawanya untuk akupunktur?" Amarah Claude meledak. Setelah mengatakan itu, dia menutup teleponnya, lalu kembali ke dalam kamar tamu hotel dan mencari tas Lillia. Selain tablet, KTP, dan kunci, sama sekali tidak ada obat yang dikatakan Priya di dalam tasnya. Ekspresinya menjadi sangat dingin. Dia kembali duduk di samping Lillia dan menelepon Priya.Setelah Priya menerima teleponnya, Claude bertanya dengan sabar, "Apa nama kliniknya?""Yah Klinik Setia. Bagaimana dengannya? Padahal dia hanya menjalani akupunktur, sungguh lemah," gumam Priya dengan nada yang tidak puas terhadap Lillia.Claude mendengus dan menutup teleponnya lagi. Dia menggenggam tangan Lillia dan menyadari pergelangan tangannya dingin. Para dokter itu memeriksa
Read more
PREV
1
...
89101112
...
51
DMCA.com Protection Status