Semua Bab Pembalasan Istri Yang Teraniaya: Bab 91 - Bab 100
124 Bab
Bab 90
Setelah itu, genderwo itu tampak berdiri. Mereka disuruh mencari keberadaan Intan yang sudah sangat jelas di mana saat ini.Selanjutnya ibu, dia dibawa oleh wanita purba dan harus melayani nafsu raja itu."Bawa dia ke kamarku!" teriaknya.Ibu lalu ditarik."Ampuni aku raja! Ampuni aku!"tangisnya dengan penuh penyesalan."Hahah...! Aku akan bertambah kuat karena bertambah lagi dua manusia yang akan memuaskanku! Hahahha! Setelah itu mereka akan aku jadikan tumbal! Aku akan abadi, dan aku akan menguasai wilayah ini!"Setengah genderwo itu berjalan seraya berbicara hingga Ibu sendiri yang sudah mengetahui rencananya berharap ada kesempatan untuk kabur.Setengah Genderwo itu menatap ibu dengan marah."Aku ingin kamu diam jangan terus membuatku marah! Berhenti menangis sekarang! Kamu harus memuaskanku!"Ibu yang berada di ambang pintu itu kemudian di tarik. Sementara itu, pintunya tertutup dengan sendirinya bahkan kencang."Raja ampuni aku! Aku kan sudah tua! Lebih baik sama yang muda saja!
Baca selengkapnya
Bab 91
" Swing ...., swing,...., swing..., swing...!" Para manusia purba benar-benar marah! Mereka menyerang Intan tidak sedikitpun memberi ruang, suara layangan anak panah bersamaan terdengar mengarah ke arah Intan."Astaga..! Mereka benar-benar gila!" batin Intan. "Aku harus bisa kabur dari sini, jika tidak aku bisa benar-benar tertangkap oleh mereka. Jika tertangkap apa yang terjadi padaku? Tidak...! Itu tidak boleh terjadi..! pikirnya Intan kembali. Intan berkata seraya mengatur nafasnya, masih belum pulih mengatur nafasnya hingga tampak sangat ngos-ngosan anak panah masih terus mengincarnya. Melayang padanya bersamaan."Swing...! Swiing....! Swiing....!""Astaga! Untuk bernafas saja aku tidak ada waktu!"Selanjutnya, Intan memutar tubuhnya bergerak dengan lincah sekali-kali menggulingkan tubuhnya di tanah bahkan melakukan rolling."Huuhhhh..!"Berkali-kali Intan membuang nafasnya dengan kasar. Menghapus keringatnya yang terus mengalir di kening. Tatapannya Intan menatap tajam, tang
Baca selengkapnya
Bab 92
Jika Intan perhatikan area itu seperti layaknya hubungan pria dan wanita. Namun itu berbeda, jejaknya bukan seperti pada umumnya."Hush ...Jangan berisik yaa...! Aku akan berusaha menolong kalian! Temen aku juga sama di siksa sama mereka,"ucap Intan.Mereka mengangguk.Wanita itu masih muda. Dia berkata lagi,"Aku selama di sini dijadikan nafsu birahi manusia setengah genderwo," ucapnya dengan susah payah seraya kedua tangannya menyilangkan tubuhnya seraya menggelengkan kepala, dia tampak jijik pada tubuhnya sendiri.Mendengar pengakuannya itu, Intan mulai faham, dan tentu saja itu masuk akal.Di dalam jeruji penjara, mereka tampak saling menyemangati kepada wanita muda itu yang sedang frustasi bahkan trauma dan sangat sedih mendalam. Melihat hal itu, lalu seorang pria berkata akan bertanggung jawab jika mereka selamat nanti. Dia rela menikahinya. Melihat hal itu, mereka saling berpelukan. Intanpun tampak tersenyum tipis."Hikz..hikz..hikz...!" Wanita muda itu tampak menangis."Aku j
Baca selengkapnya
Bab 93
Sebelum prajurit itu berkata. Prajurit itu beranjak duduk lalu diikuti oleh Intan duduk. jpenuh. Baginya itu sungguh aneh.Intan yang mendengarkan tampak menggelengkan kepala seraya berujar," Saya tidak tau siapa yang Anda tunggu? Memang siapa dia? Pasti sangat sakti,""Ohyah....Kita belum sempat berkenalan yah?Perkenalkan nama aku Abbad Husein. Panggil saja aku Abbad. Siapa nama kamu?""Namaku Intan Ardidingrat. Panggil saja aku Intan,"sahut Intan.Selanjutnya, Abbad berkata," Intan. Itu nama yang bagus. Sesuai ciri-ciri, sepertinya Andalah orang yang aku tunggu?"Abbad berkata dengan suara tegas dan lantang. Wujud kera itu menatap Intan seolah untuk meyakinakan Intan.Mendengar penjelasan Abbad kening Intan mengerut."Aku? Wajahnya tampak terkejut tidak percaya?""Apa semua yang dikatakan itu benar?"batin Intan bertanya-tanya.Kemudian Intan mengungkapkan apa yang ada difikirannya."Maksud Anda apa? Aku tidak mengerti? Kenapa Anda menunggu aku? Sepertinya Anda sedang bercanda!"Ab
Baca selengkapnya
Bab 94
Setelah kedua penjaga di depan penjara itu terkena anak panah yang, Intan dan Abbad segera menuju Haris dan Haikal.Mereka dengan langkah cepat serta lebar tak terasa sudah berada di hadapannya.Lalu dengan buru-buru Intan dan Abad mencari kunci di saku celana yang terbuat dari daun milik dua penjaga yang sudah tergeletak di tanah. Mereka juga memasang waspada. Sesekali bola matanya melihat ke arah jalan yang menuju ke penjara."Haical, Haris. Kalian baik-baik saja kan?"tanya Intan seraya membuka gembok yang ternyata berada di atas batu besar."Hush... jangan keras-keras Intan,"ucap Abbad yang membuat Haris dan Haical itu tampak terkejut.Haris dan Haical saling berpandangan."Bro. Apa kamu dengar monyet itu berbicara?""I-iya Haical," Kemudian mereka kembali menghadap ke arah Abbad masih juga dengan tatapan bingung, selain bingung raut wajah mereka juga menahan sakit.Hati Intan begitu senang bisa bertemu dwngan Haris dan Haical, namun satu sisi, hatinya berdetak takut tiba-tiba ad
Baca selengkapnya
Bab 95
Terlihat Abbad berlari sesekali melompat dengan lihai."Bagaimana Abbad?""Intan. Di sana ada penjaga. Lalu apa rencana kita selanjutnya? Kita akan semakin aman jika segera keluar dari gua ini. Jika kita masih berada di sini, kita akan kesulitan bergerak,"Abbad berbicara menciba mencari solusi."Memang ada berapa penjaga di sana Abbad?""Di sana ada dua penjaga,""Dua? Kalau sedikit aku fikir bisa menanganinya Abbad. Mari kita lanjutkan ke hutan,"tutur Intan dengan yakin seraya melangkahkan kakinya. Dia berjalan tampak terlihat anggun dan menarik. Oleh sebab itu, bola mata Abbad terus saja menatap tubuh Intan yang sedang berjalan di depannya.Melihat hal itu, Haris dan Haical acuh. Mereka membiarkan Abbad yang masih diam saja di sana entah apa yang sedang difikirkan.Hanya saja hati Haical dan Haris yang tidak suka, mencemoh melihat kelakuan Abbad yang mendadak seperti patung."Ngapain itu siluman monyet jelek di sana bengong? Apa dia kagum sama boskyuu? Ahh, dasar siluman monyet je
Baca selengkapnya
Bab 96
Saat Abbad mengalihkan bola matanya ke arah Haris dan Haical karena mereka yang menyadarkannya dan meluruskannya."Hai monyet! Yang benar saja kau panggil kami Intan. Aku Haical. Dia Haris!"tuturnya.Haical berkata seraya menjulurkan jari telunjuknya, dia menyentuh kepala monyet dengan takut-takut, tentu saja dia takut dicakar.Setelah Abbad sadar siapa yang di sampingnya dia tampak terkejut dan bergumam di dalam hati,"Abbad. Tadi kamu bicara apa? Kamu panggil mereka Intan? Apa benar itu?"Bukannya Abbad berterimakasih kepada ke dua anak buahnya. Namun dia malah berkata ketus serta berjalan dengan menggoyang-goyangkan ekornya."Kalian lagi? Dengar baik-baik. Panggil aku Abbad. Enak saja kamu panggil aku monyet. Kalau kalian salah lagi. Aku kasih hukuman buat kalian. Dan satu lagi, kalian kalau punya telinga jangan dipasang saja, tapi juga dibersihkan!"seru Abbad dengan bola mata ke depan tanpa sedikitpun menatap dua anak buahnya.Dalam sekejap Abbad menghilang dari pandangan Haris dan
Baca selengkapnya
Bab 97
"Raja iblis?"ucap Intan seraya mengulang perkataan Abbad. Kedua alisnya kini tampak mengkerut. Lalu dia bertanya kepada Abbad lagi."Apa kamu tau di mana letak kerajaan iblis itu?""Intan. Aku rasa kamu jangan sampai singgah di sana. Di sana berkali-kali lipat lebih menakutkan dari tempat ini. Untuk bisa ke sana jika ingin kembali, kamu harus memiliki bekal,"tutur Abbad.Kemudian Abbad itu berjalan dan duduk, saat ini ia seolah gurunya Intan. Selain dia tau banyak tentang alam hutan ini, dia juga merupakan jin atau penghuni kerajaan emas. Tentu dia bukan orang sembarang.Abbad duduk berhadap-hadapan dengan Intan dan dua anak buahnya. Melihat hal ini Haris jadi merasa curiga. Dari cara dia berkata, dia seperti sejajar dengan Intan. Dia berwibawa. Bukan sok wibawa, jangan-jangan dia memang bukan monyet sembarangan? Tapi kenapa dia bisa jadi monyet? Dari ceritanya dia seperti berwawasan. Siapa dia sebenarnya?" Haris tidak habis fikir. Begitu juga dengan Haical. Dia juga merasa seperti
Baca selengkapnya
Bab 98
Di sini ke arah hutan kegelapan tidak terlalu jauh. Intan sendiri juga tidak terlalu faham, mungkin saja karena mereka melewati jalan lintas. Namun anehnya, setelah melewati sebuah jembatan, di sana secara otomatis malam tanpa ada siangnya. Hanya gelap dan suram, bahkan hawa merinding.Namun di tempat ini berbeda. Intan mampu melihat terangnya siang kembali. Di atas tangga dia mengamati keindahan yang sangat indah. Mungkin saja ini masih masuk wilayah kota gaib.Selain itu, udara sangat sejuk, apa mungkin karena Pohon-pohon di sini tampak terlihat segar dan terawat, bahkan tampak banyak buah beegelantungan, lebih-lebih, untuk bisa memetiknya sangat mudah,"Apa karena monyet-monyet di sini yang merawatnya?" Intan mencoba menebaknya keadaan yang begitu indah seperti berada di surga.Udara segar karena masih berdekatan dengan gunung membuat Intan memejamkan mata sejenak dan menghirup banyak-banyak udara. Dia makin tampak cantik. Haris sesekali mencuri pandang.Tak disangka sesampainya I
Baca selengkapnya
Bab 99
Mereka bertanya-tanya dan menunggu jawaban dari Abbad."Ah, maafkan aku. Lusa kemaren aku tidak menolong kalian menggunakan daun kumbara, saat di gua di penjara karena lupa. Penjaga yang keluar secara tiba-tiba membuatku tidak fokus. Lagian daun kumbara ini juga lama tidak aku gunakan,"tutur Addab.Mendengar jawab dari Addab mereka bertiga tampak mengerti.Sekarang ini Haris dan Haical tampak lebih menerima dan menghormati Addab. Karena hal tadi, dan karena Addab sudah menolong banyak hal termasuk obat-obatan dan makanan, membuat dua anak buah Intan itu lebih segan terhadap Addab.Mereka kini tampak berada di hutan kegelapan tepatnya di rumah Abbad, rumah kayu yang berada di atas pohon. "Lah, kenapa kamu bawa kita kemari. Apa tidak sebaiknya kita menolong para tahanan dan ibu di dalam gua?"tutur Intan yang hatinya tampak tidak enak.Bukankah orang yang selalu di tunggui atau disebut-sebut disuatu tempat akan membuat si orang tersebut seolah merasakan dan menjadi tidak tenang dan tamp
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status