All Chapters of Lelaki Kontrak Super Kaya: Chapter 31 - Chapter 40
96 Chapters
Bab. 31
“Maksudnya?” tanya Kalila."Anggap saja selama pernikahan kita aku mengelola Daraka darimu, atau aku meminjam Daraka darimu. Nanti setelah waktunya aku akan kembalikan kepada kau jika aku sudah berhasil membuat grup Deka," ujar Dewa sambil tersenyum.Dia harus mengatakan hal ini kepada Kalila, agar Kalila tidak selalu memandangnya dengan curiga dan tidak selalu menghinanya."Jadi, maksudmu kau hanya meminjam Daraka. Dan setelah kau membangun perusahaan baru kau akan mengembalikannya. Enak sekali hidup kau, membuat perusahaan tanpa modal hanya dengan pinjaman seperti itu," cibir Kalila kepada Dewa.Kalila merasa tidak terima jika Dewa melakukan hal itu kepadanya."Anggap saja seperti itu, karena aku juga jika pun mendirikan perusahaan-perusahaan baru, grup baru apapun namanya aku harus bekerja keras, ya kan? Aku tidak bertopang tangan buat menikmati keuntungan Daraka. Aku dan Ari bekerja keras membuat strategi bisnis yang bisa kami gunakan. Jadi, aku rasa itu adalah hal yang wajar jika
Read more
Bab. 32
"Sekarang bapak kerja saja dulu deh, nanti aku jelaskan. Sekarang aku panggilkan dulu si Chika biar dia buatkan dulu kopi dan makanan yang terenak buat bapak," ujar Ari sambil tersenyum dan meninggalkan ruangan Dewa."Dasar sekretaris yang kadang tidak tahu waktu," ujar Dewa menggerutu yang membuat Ari tampak tergelak.Tidak berapa lama terdengar teriakan nyaring dari mulut Ari yang memanggil Chika, si office attendance yang harus menyiapkan kopi untuk Dewa dan juga cemilan yang bisa membuat Dewa semangat, karena Ari melihat Dewa yang kurang semangat.Dewa hanya menggelengkan kepalanya, dia bersama Ari benar-benar merasa seperti bersama dengan seorang sahabat yang baik. Karena hanya Ari-lah orang yang mempercayai kemampuannya, dan awal-awal dia memimpin Daraka hanya Ari-lah orang yang paling setia mendampinginya. Karena beberapa karyawan lainnya ketika mereka terusir dari Kalila group, banyak dari mereka malah memilih untuk resign. Dan saat ini ketika Daraka mulai kembali menunjukkan
Read more
Bab. 33
“Pak Dewa beneran gak paham atau pura-pura?” tanya Ari.“Kalau aku tahu gak mungkin nanya!” jawab Dewa yang masih merasa penasaran.Ari kemudian menjelaskan kalau ternyata perusahaan Manzi itu berada di bawah perusahaan Nurmanegara Group, itu artinya perusahaan itu adalah salah satu anak perusahaan milik mertuanya Dewa.Dan Ari jadi berpikir positif kalau William Nurmanegara ingin membantu Dewa. Namun, Dewa memiliki pemikiran yang lain, sangat berbeda dengan pemikiran Ari."Sejak kapan William Nurmanegara perhatian kepada menantunya?" tanya Dewa terkekeh, karena Dewa tahu William tidak pernah menyukainya.William bahkan beberapa kali mengirimkan pesan ancaman kepada Dewa akan melakukan pembunuhan jika Dewa tidak meninggalkan Kalila dan Daraka. Namun, Dewa tidak pernah mengindahkan hal itu. Dewa pikir ketika mertuanya selama ini diam karena dia tahu jika anaknya memiliki suatu kelainan. Namun ternyata William sedang memikirkan cara yang lainnya untuk menjatuhkan Dewa."Mungkin dia pik
Read more
Bab. 34
"Hari ini tidak ada jadwal orang yang ingin menemui Bapak," ujar Ari dengan mengernyitkan keningnya.Dia begitu penasaran siapakah orang yang akan bertemu dengan Dewa.Bahkan orang tersebut tahu-tahunya sudah berada di customer service. Seharusnya orang tersebut bukan di customer service melainkan berada di ruang tunggu yang disediakan di dekat pos security. Karena security lah yang seharusnya memastikan kepada customer service orang tersebut boleh masuk atau tidak. Barulah jika customer service mendapat izin dari Ari maka orang tersebut baru boleh menunggu di ruangan yang berada di lantai bawah."Kenapa sekarang malah orang tersebut berada di customer service?" tanya Ari sambil bergumam.Ari kemudian mengambil gagang telepon dan menghubungi customer service."Siapa nama orang yang ingin bertemu dengan Pak Dewa? Seharusnya hari ini tidak ada jadwal orang yang ingin bertemu beliau. Bukankah sudah aku sampaikan dari pagi tadi di meja customer service bahwa hari ini Pak Dewa tidak ada j
Read more
Bab. 35
“Aku akan pastikan kalau Daraka masuk ke Nurmanegara Group!” bentak William dengan nafas tersengal-sengal saking marahnya.Dewa masih terdiam melihat ke perilaku mertuanya. Meskipun sudah tua, namun masih memiliki tenaga yang tinggi untuk menggebrak meja Dewa, takut kalau nanti meja tersebut pecah dan mengenai tangannya hingga terluka."Kalila yang mengeluarkan Daraka dari groupnya, bukan kami yang ingin keluar.""Dan Daraka tidak masuk grup kepada siapapun. Tapi, Deka grup adalah perusahaan yang akan aku bangun dengan nama Dewa Alkaizar grup. Dan Daraka adalah salah satu perusahaan yang sudah terdaftar di bawah Deka grup," jawab Dewa sambil tersenyum, sehingga membuat William tampak benar-benar terkejut.William tidak menyangka kalau ternyata Dewa sudah akan mendirikan sebuah perusahaan dan Dewa pun menjelaskan kalau perusahaan tersebut sedang dalam proses pengurusan izin beroperasional."Terima kasih, Bapak yang telah mengirimkan salah satu perwakilan dari anak perusahaan Bapak yang
Read more
Bab. 36
"Dasar menantu kurang ajar!" teriak William marah.“Maaf, Pak. Kami terlalu sibuk saat ini,” jawab Dewa sambil tersenyum.“Kau akan menyesal, Dewa!” teriak Wollia yang akhirnya mengikuti langkah kaki Ari yang akan mengantarkan William menuju ke lantai satu agar pulang.Dewa hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang mertua yang benar-benar membuatnya tidak habis pikir, ada-ada saja kelakuan dari William yang membuat dia kesal.Padahal Dewa tidak pernah membuat William kesal, namun William terus saja mengusik kehidupannya dan Kalila, hanya karena dia tidak ikhlas dan tidak rela jika Kalila memberikan Daraka kepada Dewa."Tenang saja, Papa Mertua. Daraka pasti akan aku kembalikan kepada Kalila secepatnya," gumam Dewa sembari menyeruput kopi panas yang berada di depannya.Hal itulah sebenarnya yang membuat Dewa ingin mengembalikan Daraka kepada Kalila, walaupun nanti dia bisa membuat Daraka mendapat keuntungan yang lebih dari target.Jika nanti kontrak pernikahan mereka habis De
Read more
Bab. 37
Uhuk!“Minum, Bu,” tawar Dewa kepada sang ibu sambil menyodorkan segelas air putih.“Terima kasih, Nak.”Rasti sampai terbatuk-batuk ketika mendengar pertanyaan dari Dewa tersebut, dia tidak menyangka kalau ternyata Dewa malah menanyakan hal itu. Bahkan Rasti kemungkinan belum siap untuk menjelaskan kepada Dewa, siapa orang yang bernama Farheen.Rasti tampak salah tingkah, namun dia terus berusaha untuk menikmati makanan yang berada di tangannya. Walaupun Dewa sedang berusaha mengorek kepada Rasti tentang ayahnya itu."Ibu, bagaimanapun usaha ibu untuk menghindar dariku tentang cerita ini, sampai kapanpun aku akan terus bertanya, apakah benar lelaki yang bernama Farheen itu adalah ayahku?" tanya Dewa lagi sambil menggenggam tangan ibunya.Dewa berharap Rasti dapat bercerita mengenai siapa sebenarnya ayah kandung Dewa, karena Dewa saat ini belum berniat untuk mencari tahu di mana keberadaan Farheen namun Dewa hanya ingin tahu saja siapa orang yang telah membuatnya terlahir ke dunia."
Read more
Bab. 38
"Apakah aku boleh mencari dan bertemu dengannya?" tanya Dewa dengan penuh harap. Dewa menatap ke dalam mata Rasti—ibunya, ingin mencari tahu apa benar ada kekhawatiran di hati Rasti mengenai niat Dewa mencari Farheen, ayah kandungnya. "Apakah Ibu takut kalau aku menemui Farheen? Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik rasa takut di mata Ibu itu?" gumam Dewa dalam hati, penasaran. Rasti masih memilih diam, menahan tangis di sudut matanya. "Bagaimana menurut Ibu?" tanya Dewa lagi, semakin penasaran dengan perasaan ibunya. "Apakah Ibu akan mengizinkan aku menemui ayah kandungku itu? Ataukah Ibu justru melarangku?" gumam Dewa.Dewa tahu, meski bertemu Farheen sekalipun, tak akan ada yang berubah. Dia tidak akan menuntut pengakuan darinya, hanya ingin melihat wajah ayah kandungnya itu saja. "Sebaiknya kau lupakan, Dewa. Kau tidak harus mencarinya," jawab Rasti dengan nada sedih dan lemah. "Hiduplah dengan kehidupanmu yang saat ini, tanpa harus tahu orang yang berada di kehidupanmu
Read more
Bab. 39
“Kalau mau mati jangan disini!”Suara seseorang perempuan tanpa jeda mengagetkan Dewa.Dewa melihat ke arah sumber suara, dan itu adalah suara Kalila yang tidak pernah sopan ataupun berbicara lembut kepadanya.“Kau jangan lupa kalau kontrak kita itu adalah sepuluh tahun, jika kau mati sebelum sepuluh tahun pernikahan kita. Maka, kontrak ini akan batal, dan semua perusahaan yang aku kasih kembali lagi padaku dan itu sah secara hukum. Bahkan aku adalah ahli waris yang sah,” ujar Kalila lagi dengan senyuman sinisnya.“Kau ingin sekali aku cepat mati, ya?” tanya Dewa kepada Kalila.Dewa hanya bisa menggelengkan kepalanya, apalagi melihat Kalila yang tidak menjawab dan melengos saat Dewa menatapnya.Kalila selalu mengaitkan semua itu dengan kontrak pernikahan mereka, sepertinya kontrak itu menjadi andalan bagi Kalila untuk membuat Dewa sangat kesal, sehingga apapun yang menjadi masalah mereka, maka kontrak lah yang dibawa oleh Kalila."Tenang saja, Kalila. Jika, aku mati dan kontrak kita b
Read more
Bab. 40
“Astaga, sebenarnya ada apa lagi ini?” gumam Dewa sembari menyugar kasar rambutnya."Apa yang beliau katakan?" tanya Dewa kemudian kepada Rasti.Dewa begitu penasaran kenapa William malah menemui Rasti. Dan juga ada rasa takut di hati Dewa, jika William menyakiti ibunya atau menyinggung perasaan ibunya. Selama ini, dia sudah berusaha untuk memproteksi orang-orang yang bertemu dengan Rasti, namun dia tidak tahu jika mertuanya yang malah datang ke rumah mereka dan bertemu ibunya."Ibu tidak tahu sebenarnya pernikahan seperti apa yang sedang kau jalani bersama Kalila, sehingga orang tua Kalila datang kemari hanya meminta ibu untuk memperingatkan kau agar segera meninggalkan Kalila," jawab Rasti menerawang."Yang Ibu lihat selama ini kalian baik-baik saja, walaupun ibu juga melihat kalau kalian itu tidak pernah akur. Tapi, Ibu tidak melihat sesuatu yang serius bermasalah dengan kalian. Apalagi kau juga mengatakan cara rumah tangga orang itu berbeda-beda.”“Namun, ketika kedatangan Willia
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status