Semua Bab SEMALAM DENGAN PREMAN: Bab 21 - Bab 30
39 Bab
21. Adik Zavier
Bukannya marah Alan malah semakin menggoda Zavier. Ah, pria itu sama seperti dulu, jika cinta tidak pernah bisa jujur. “Baiklah, baiklah. Aku hanya bercanda. Sekarang katakan lagi, apa yang kalian lakukan malam-malam begini di penginapan? Apa ….” Lagi-lagi Alan membawa pikiran Zavier ikut negatif, membuat Zavier sudah bersiap meninju perut Alan. “Apa kalian tidak punya rumah?” Alan seakan tau arti tatapan tajam Zavier. Pria itu sedikitnya tidak bisa disinggung, untuk itu ia harus hati-hati dalam berkata. “Aku tidak semiskin itu untuk tidak mempunyai rumah,” jawabnya setengah membanggakan diri. “Sombongg …” seru Alan dengan nada jengah. Zavier kalau sudah besar kepala pasti membuat Alan mual. Tapi tidak juga, sebenarnya Zavier tidak suka membanggakan dirinya, atau berbangga diri atas apa yang dia capai. Zavier itu … sedikit berbeda dari yang lain. Sedikit. Zavier tersenyum bangga. “tentu saja, sebuah pencapaian patut disombongkan!”Alan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Baikla
Baca selengkapnya
22. Perasaan Berbeda
“Kita ke ruang ganti dulu, pakaianmu harus diganti terlebih dahulu.” Alan yang berjalan lebih dulu berucap demikian. Di belakang Carissa mengerutkan keningnya. “Kenapa harus ganti?”“Kau mau ditatap aneh oleh mereka?” Alan berhenti dari langkahnya, pria itu menelusurkan tatapan mata ke area sekitar. Carissa ikut merotasikan dalam memandang, seketika nyalinya menciut saat tatapan orang-orang yang lewat memandang aneh padanya. Carissa menunduk, tersadar bahwa baju yang ia pakai begitu lusuh nan kotor. Astaga … pantas saja ia dipandang aneh. Carissa cengengesan. “emangnya tidak apa-apa?” Carissa yang takut merepotkan orang lain meminta terlebih dahulu kepada Alan, ia takut apabila pria di hadapannya ini merasa kerepotan sendiri. “Tidak masalah, ayo!” Alan kembali berjalan sedang Carissa merasa tak enak hati. Ah, kenapa jadi secanggung ini? “Nama kamu siapa?” Di tengah perjalanan menuju ruang pakaian Alan bertanya. Di dalam penginapan ini memang terdapat ruangan khusus berbelanja pak
Baca selengkapnya
23. Butuh Seseorang
Merasa diawasi oleh dua orang pria membuat Carissa merasa malu, apalagi ditambah dengan tatapan aneh dari sekitar benar-benar membuatnya tak nyaman. “Kau abaikan saja mereka. Mata-mata mereka itu memang pengen ditusuk!” Zavier melihat gelagatan dari Carissa, karena itulah ia mengatakan hal tersebut.Zavier dengan pesonanya saat ini, membuat Carissa dibuat takjub akan pria itu. Bagaimana tidak? Setelah mengganti pakaian, Zavier terlihat lebih nyata dan tampan. Ah, nyata di sini adalah sama persis seperti seorang aktris yang sering tampil di depan layar televisi. Pria itu tampak pula seperti aktris model, benar-benar keren. Namun, kenapa tidak ada yang mengenalinya? Karena dia memakai kacamata hitam, menutup matanya dari tatapan tajam orang-orang yang mungkin saja bisa mengenalinya. “Makanlah, biarkan mereka terus melihat!” ucap Zavier sekali lagi. Menu di depan Carissa memang enak-enak, hanya di posisi Carissa ia benar-benar malu untuk makan atau hanya sekadar mengambilnya. “Coba
Baca selengkapnya
24. Ketemu Koper!
“Ada jagung bakar, kau mau mencobanya?” tanya Zavier sembari menunjuk dengan dagunya. “Gak ah, kan aku mau diet!”Ampun … Mendadak wahah Zavier ditekuk sedemikian tekuk. Setelah ini pasti otak perempuan itu akan di isi dengan diet, diet dan diet! “Padahal kamu kayak gini aja gak masalah,” celetuk Zavier. Pria itu menatap ke arah lain, tidak tahu bahwa Carissa tercengang atas ucapan Zavier. “Maksudmu?” Zavier menggeleng. “Tidak ada.”Melihat Zavier yang langsung diam membuat Carissa tak enak hati. Berpikir apa ada yang salah dari apa yang ia lakukan? Perasaan tidak ada kan? Seulas senyum terbit setelah memikir-mikirkan apa yang terjadi. Carissa, perempuan itu berdiri menuju roda yang berjualan jagung. “Mang, mau jagung bakarnya dua ya?” ucap Carissa tersenyum ramah. “Siap, Neng. Jagungnya mau yang biasa atau luar biasa nih!” tawar penjual jagung. Pria itu tertawa kecil, membuat Carissa jadi ikut tertawa. “Yang luar biasa aja, Mang. Kalau bisa buatkan yang spesial juga!”“Aduh,
Baca selengkapnya
25. Perkara Penampilan
“Ini suratnya!” seru Carissa berbinar. Zavier yang penasaran mendekat ke arah Carissa. “Ini surat berisi keluargamu, kan?” tanya Zavier yang langsung diangguki oleh Carissa. “Heem, setelah ini aku pasti akan mendapat petunjuknya.” Carissa tersenyum dalam menatap Zavier, lantas perempuan itu membuka surat tersebut. Yang ia butuhkan adalah nama alamat, bukan yang lain. Zavier yang berada di dekat Carissa ikut penasaran. Menatap surat putih yang kini terbuka lebar saat Carissa membukanya. Rumah Singgah. Jl. Tegal Barat- Jakarta pusat. Kening Carissa mengernyit saat alamat itu tertera di sana. Alamat yang tidak ia kenal membuat otaknya dibuat berpikir. “Rumah singgah?” gumam Zavier merasa tak asing dengan nama itu. “Kau tau tempatnya?” Carissa melihat raut Zavier yang tak biasa. Pria itu tampak mengetahui sesuatu. “Aku merasa nama ini tak asing, tapi … aku lupa di mana,” ucap Zavier. Pria itu lantas mengambil alih surat putih yang sebelumnya ada ditangan Carissa. Zavier membaca k
Baca selengkapnya
26. Menuju Rumah Singgah
“Zav! Emph!”“Diamlah! Kita sedang ditatap oleh banyak orang,” ucap Zavier membisik di telinga Carissa. Perempuan itu melirik. Benar. Yang dikatakan Zavier benar bahwa sekarang keduanya tengah menjadi pusat perhatian. “Emmh!” Karena mulut Carissa yang masih setia ditutup membuat Carissa menarik tangan Zavier. “gak di tutup juga kali, susah napas nih,” ucap Carissa sedikit cemberut. Zavier terkekeh kecil, “pakai ini,” ucap Zavier seraya menyodorkan sebuah masker dan kacamata.Kening Carissa menngeryit. “Untuk apa?”“Untuk kamu gunakan lah. Kau tau, Alan akan mengikuti kita kalau dia melihat kita.”Carissa bergeming, benar juga. Dengan sigap perempuan itu mengambil masker serta kacamata, memakainya lantas bersedekap dada. “Udah cocok jadi mafia gak?” Pertanyaan Carissa mengundang gelak tawa Zavier. Pria itu tertawa cukup keras. Namun sedetik berikutnya Zavier mengacak rambut atas Carissa. “Udah cocok jadi mafia kok,” ucapnya berhasil membuat Carissa melebarkan pupil matanya. Buka
Baca selengkapnya
27. Rahasia Dibalik Rumah Singgah
Sebuah bangunan bercat putih terlihat tinggi dari kejauhan. Bangunan itu terlihat sedikit kuno dan ... tidak terawat. "Zav, beneran ini tempatnya?" tanya Carissa was-was. Ya, pasalnya tempatnya itu berada jauh dari kota, untuk sampai ke sini saja Carissa dan Zavier harus naik delman. Jalan menuju alamat yang ditujukan Zavier memang mengarah ke sini. Hanya saja anehnya kenapa tempat ini begitu jauh dari mana-mana? "Bener ini kok, kan tadi sama Kang delmannya dibilangin, ini memang menuju alamat itu Risa," ujar Zavier mengingatkan. Benar juga. Carissa teringat akan hal itu. "Daripada terus dihantui penasaran lebih baik secepatnya kita ke sana," ujar Zavier membuat Carissa mengangguk. Keduanya berjalan beriringan, hari sudah semakin siang membuat teriak matahari di atas sana menyengat menimbulkan peluh keringat di kening Carissa. Suara burung terdengar nyaring diantara pepohonan pinus yang ada. Ya, di sepanjang jalan ini begitu dipenuhi berbagai pohon pinus, besar dan menjulang ti
Baca selengkapnya
28. Sebuah Pembenaran
Mendadak suasana menjadi mencengkam, semilir angin dingin menusuk sampai ke tulang,melewati Zavier yang diam membeku. Tak kalah dengan Carissa sendiri, ia memegang erat lengan Zavier. “Lebih baik kalian pergi dari sini. Ini bukan tempat kalian,” ucap si kakek terlihat risih akan kedatangan orang asing. “Tadi kau bilang ingin mencari Ibu kalian kan? Sayang sekali, mungkin salah satu keluarga kalian menjadi korban dari kejadian masalalu itu. Jika tidak ingin jadi korban juga, maka cepat minggat dari sini!”Zavier masih dalam keterdiaman, ia membisik kecil pada telinga Carissa. “Lebih baik kita turuti saja ucapan Kakek itu, jika tidak kita akan menjadi korban selanjutnya,” ujar Zavier. Jujur saja, Zavier masih ingin hidup, ia tak ingin mati. Apalagi mati mengenaskan dengan cara tak lazim. “Tapi … aku butuh jawabannya Zav. Aku perlu tau pembenaran.”“Kakek itu sudah memberitahukan, kan? Kalau rumah singgah ini sudah tak berpenghuni? 15 tahun, Rissa, itu bukan waktu yang sedikit.”“Tap
Baca selengkapnya
29. Clara?
“K--kau … putrinya Aylin!”Baik Zavier maupun Carissa keduanya dibuat terkejut. Apalagi untuk Zavier, laki-laki itu merasa tak asing dengan nama Aylin. “Ma? Mama mau ajak Zavier ke mana?” tanya Zavier kecil. Ia menggenggam erat tangan Winda.“Mama mau ajak kamu kenalan sama anak-anak yang lain. Kamu gak punya banyak teman kan? Pasti kesepian, jadi Mama mau kenalin kamu ke suatu tempat.”Zavier kecil tersenyum binar. “Papa gak pernah izinin Zavier kenal dengan siapapun. Tapi Mama baik banget, Mama izinin Zavier buat kenal dengan orang lain, mencari teman dan berteman dengan mereka, “ ucap Zavier membuat Winda mengulas senyum. Hari ini Winda sengaja mengajak Zavier. Pasalnya ia diizinkan oleh Zayn untuk menghabiskan waktu dengan anaknya ini, hanya sehari setelahnya ia tidak diperbolehkan untuk mengajak main Zavier. Dan inilah kesempatan itu. Winda mengajak Zavier ke sebuah tempat yang tak lain panti asuhan. Sebuah plang besar bernamakan ‘Rumah singgah’ tertera di pintu gerbang utama
Baca selengkapnya
30. Cerita Masalalu
“Maksud kakek apa, aku tidak mengerti?” Dahi Carissa mengernyit. “Ikutlah denganku!” ucap Kakek tersebut kemudian menarik lengan Carissa. Saat hendak ditarik Zavier menarik pula lengan Carissa. “Aku ikut!” ujar Zavier penuh penegasan. “Tidak!” Si kakek menjawab dengan tegas pula. “kau tidak ada urusannya dengan kami, lebih baik kamu pergi,” usirnya. . Zavier tampak geram. “aku bodyguardnya! Sebuah kewajiban untukku dalam menjaga keselamatan Carissa!” Mendengar penuturan tersebut Carissa menoleh, mata perempuan itu melebar. Bodyguard? “Zav?”“Jika kau tidak mengizinkanku untuk ikut, maka aku pula tidak mengizinkanmu untuk membawa pergi Carissa!” Zavier masih dalam mode tegas, menatap Kakek tua tersebut dengan kesal. Tak peduli pada siapa ia berbicara, yang terpenting ia harus mengetahui semua maksud ini. Clara? Aylin? Nama itu samar masuk dalam pikirannya, membuat Zavier yakin bahwa ada sangkut pautannya Carissa dengan masalalu yang sempat ia temui. “Kek, tolong izinkan dia untu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status