All Chapters of Cinta yang Tertukar: Chapter 281 - Chapter 290
349 Chapters
Bab 0281
"Anak-anak ... bagaimana keadaan anak-anak?"Ketika Yara melihat Felix masuk, dia berusaha untuk duduk, meraih lengan pria itu dengan tatapan cemas."Berbaringlah dulu." Felix menenangkannya dengan suara pelan. "Kamu nggak penasaran kamu sedang di mana?"Di telinga Yara, jawaban ini terdengar seperti menghindari pertanyaan. Dia jadi semakin takut. "Jawab pertanyaanku dulu. Anak-anakku ... masih ada?"Dia bahkan tidak berani memikirkannya sama sekali. Dia hanya ingin mendengar jawaban yang pasti."Mereka baik-baik saja." Felix menyadari bahwa Yara akhirnya terlihat lega setelah mendengarnya dan dia menambahkan, "Tapi hanya untuk saat ini."Yara berbaring kembali di tempat tidur, matanya menatap lurus ke atas, seolah kegembiraan atas apa yang baru saja dia dengar telah menghabiskan seluruh sisa energinya.Felix dapat melihat bahwa Yara benar-benar menganggap kedua anak itu lebih penting dari nyawanya sendiri.Dia mendesah pelan. Hatinya terasa agak sesak. Sambil membantu menyelimuti Yara
Read more
Bab 0282
Felix menendangnya. "Bocah, ngapain kamu menatapku di sini. Siapa yang mengawasi latihan mereka?""Memangnya masih perlu diawasi? Mereka lebih patuh dari anak-anak bebek." Bayu mengelak dengan cerdas. "Tapi kamu. Kamu aneh sekali, membuat semua orang khawatir."Felix mendengus dan mengangkat kakinya keluar dari pintu, menuju ke arah tempat latihan.Bayu mengikuti di belakang. "Kapten, kamu beneran nggak ingin mengaku? Anak-anak pasti penasaran setengah mati. Kalau aku nggak memberi informasi, mereka mungkin nggak akan mendengarkan perintahku lagi."Dia menggelengkan kepalanya sambil mendesah pura-pura. "Melatih pendatang baru itu sangat sulit sekarang. Entahlah apa yang salah dengan kamp pelatihan khusus."Kedua pria itu menemukan tempat untuk duduk di tepi tempat latihan.Felix tidak mengatakan apa-apa, dengan wajah tampak berat.Bayu adalah orang yang cerdas dan telah menjadi bawahannya selama bertahun-tahun. Dia segera bertanya dengan serius, "Kapten, kamu ada masalah? Ceritakan saj
Read more
Bab 0283
Melihat Felix tidak melanjutkan, Bayu menoleh padanya penuh rasa ingin tahu.Dia melihat bahwa mata Felix tampak dipenuhi rasa penyesalan dan menyalahkan diri sendiri/ Dia tidak menyangka sang kapten yang selalu tampak kuat dan berkuasa itu bisa terlihat seperti ini juga.Tak kuasa menahannya, dia mengulurkan tangan dan menepuk pundak Felix.Baru setelah itu Felix melanjutkan, "Tapi kakak itu terlalu takut. Setelah melihat keluarganya, dia menangis dan mencari penghiburan. Setelah dihibur beberapa saat oleh keluarganya, baru dia ingat. Ada dua orang adik yang masih dalam bahaya."Dia membenamkan kepala dalam di kedua lengannya dan tidak berbicara lagi untuk waktu yang lama."Kapten." Bayu bertanya ragu-ragu setelah beberapa saat, "Jadi, kamu meninggalkan rumah waktu masih enam tahun dan bergabung dengan kamp pelatihan khusus untuk menebus kesalahan yang kamu perbuat saat itu?""Saat itu, adik laki-lakiku baru umur lima tahun. Dia demam tinggi sampai sebulan setelah diselamatkan. Sedang
Read more
Bab 0284
Melly menatap Yudha meminta bantuan. Dia merasa aneh. Meski Felix sudah memberi tahu Agnes bahwa dia telah melukai Yara, Agnes seharusnya tidak begitu marah.Kecuali .... Dia tiba-tiba mengerti. Pantas saja sikap Agnes terhadap Yara berubah 180 derajat. Ternyata Agnes sudah tahu kalau Yara hamil.Wanita yang menyebalkan ini!"Sana pergi. Pasti tentang pernikahan." Yudha tidak peduli. Matanya mengikuti Felix yang berjalan turun ke bawah.Melanie tidak punya pilihan selain naik ke atas.Begitu masuk ke ruang kerja, Agnes menamparnya sangat keras."Berani-beraninya! Berani-beraninya kamu mengincar garis keturunan keluarga Lastana." Dia berusaha sekuat tenaga untuk merendahkan suara dan menahan emosinya.Melanie menutupi wajahnya. "Kenapa? Bibi nggak setuju Yudha menceraikan Yara? Cuma karena Yara mengandung keturunan keluarga Lastana?"Dia tahu orang seperti apa Yudha itu. Dia tidak akan pernah memberi tahu Agnes tentang dirinya tidak bisa mengandung.Jadi, dia tersenyum. "Cuma masalah ha
Read more
Bab 0285
Suara Felix terdengar enggan. "Jadi, kamu ingin berubah pikiran?""Menyesal apanya?" Yara menggeleng. "Aku khawatir soal kesehatanku. Aku juga nggak tahu tempat ini dekat dengan kantor catatan sipil atau nggak."Felix diam-diam menghela napas lega."Jangan khawatir. Kalau di hari itu kamu benar-benar ingin pergi, aku akan mengantarmu ke sana, bahkan meski harus kugendong."Yara tertawa kecil. "Kak Felix, setelah aku menceraikan Yudha, sebaiknya jangan dekat-dekat dengan aku. Meskipun cuma untuk membalas budi, aku rasa semua ini sudah sangat cukup.""Nggak cukup!" Felix lanjut mengatur barang-barangnya."Beneran sudah cukup." Karena tubuh yang lemah, suara Yara jadi sangat lembut. "Kita semua masih anak-anak waktu itu. Bahkan kalaupun yang melarikan diri itu aku, belum tentu aku bisa mencari keluargaku secepat itu."Dia menatap Felix dengan tatapan tulus. "Kak, aku nggak pernah menyalahkanmu."Tangan Felix yang sedang memegang pakaian pun terhenti. Urat-uratnya menonjol menahan emosinya
Read more
Bab 0286
#Percakapan berlanjut dan Teresa bertanya lagi, "Aku dengar dari Felix, kamu baru satu tahun menikah. Bagaimana sebelumnya? Pacaran?"Yara menggeleng."Cuma berteman?"Yara berpikir keras sebelum akhirnya menjawab, "Nggak juga, mungkin ... sebatas kenalan saja."Teresa merasa semakin aneh setelah mendengarkannya. "Lalu kapan kamu jatuh cinta padanya?"Jika tidak ada cinta yang mendalam, tidak mungkin Yara sangat menyayangi bayi-bayi dalam kandungannya sampai sejauh ini."Mungkin cinta pada pandangan pertama waktu aku kelas 2 SMA. Mungkin ... waktu pelatihan bela negara saat baru masuk kuliah. Atau mungkin waktu dia mulai pacaran dengan orang lain."Berkali-kali, Yara sendiri tidak tahu kapan dia benar-benar jatuh cinta pada Yudha.Teresa mengerutkan keningnya. Mendengarkan kata-kata Yara, dia bisa membayangkan betapa rumit hubungan mereka."Bagaimana dengan dia? Apa dia pernah mencintaimu?"Yara terdiam beberapa saat, lalu berkata sambil tersenyum masam, "Dulu aku mengira dia pernah me
Read more
Bab 0287
Yara menghabiskan satu tahun berikutnya dengan penuh penderitaan.kuliahnya, kehidupannya, hubungannya, semuanya kacau balau. Memikirkan masa itu masih membuat dadanya sesak seperti tercekik.Teresa menyadari bahwa Yara mulai terlihat sangat kuyu. Dia pun bertanya penuh khawatir, "Rara, kamu nggak apa-apa? Ada yang sakit?"Yara menggeleng. "Aku baik-baik saja."Namun, wajahnya benar-benar sangat pucat.Felix bergegas menghampiri, "Oke, ayo pulang saja."Yara mengangguk. Dia tidak menyangka, sampai sekarang, mengingat masa-masa itu masih sangat memengaruhi pikirannya.Dia tersenyum meminta maaf pada mereka berdua. "Aku baik-baik saja, maaf membuat kalian khawatir."Setelah mengantarnya pulang ke rumah sakit, Teresa pergi bersama Felix.Teresa mendesah dan menggelengkan kepalanya. Dia selalu lurus sepanjang hidupnya. Bertemu calon suami dari kencan buta, lalu menikah satu tahun kemudian, kemudian memiliki seorang anak dua tahun kemudian. Semuanya seperti mengikuti jadwal, jadi dia tidak
Read more
Bab 0288
Felix sangat terkejut melihat tatapan mengerikan itu sampai tidak bisa menahan refleks tubuhnya mengambil langkah mundur. Dia tiba-tiba merasa urusannya tidak begitu mendesak.Dia menggaruk-garuk kepalanya karena malu dan berkata sambil tertawa, "Dokter Gio, nggak terlalu mendesak sih ...."Dengan suara "brak!" keras, pintu itu dibanting dan tertutup!Felix berteriak, "Istirahatlah yang cukup, ada seseorang yang harus kamu temui besok!""Pergi!"Felix yakin Gio telah mendengarnya, jadi dia menurut perintahnya dan segera pergi.Gio adalah seorang psikiater residen yang dikirim oleh atasannya. Dilihat dari pangkat, Gio bahkan lebih tinggi dibanding dia.Yang terpenting, Gio memiliki kemampuan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Dia dapat melihat isi hati seseorang hanya dengan sekilas pandang saja. Sia-sia kalau tidak dimanfaatkan untuk membantu investigasi kriminal. Kepribadiannya bisa dikatakan kurang normal. Orang yang mengganggunya tidak akan memiliki akhir yang baik.Dapat dikataka
Read more
Bab 0289
Felix mengabaikannya dan menarik pria itu menuju rumah sakit. "Pokoknya harus, nggak bisa ditawar lagi.""Oke, oke." Gio tertawa saking marahnya. "Aku ingin kamu lihat kemampuanku dan apa artinya menjadi seorang algojo."Felix tampak berpikir sejenak.Gio melanjutkan, "Depresinya serius? Atau ringan? Coba tebak perlu berapa lama sampai aku membuatnya semakin parah?""Gio!" Felix akhirnya berhenti melangkah.Karena dia tahu bahwa Gio berkata sungguh-sungguh. Gio benar-benar mampu melakukannya.Nama Gio terkenal di militer karena dia pernah melakukan sesuatu yang membuat semua orang bertepuk tangan sekaligus takut.Saat itu, Felix masih tinggal di luar negeri dan menerima kasus pembunuhan berantai. Karena pembunuhnya terlalu kejam dan licik, polisi setempat meminta bantuan mereka.Kemudian, mereka menangkap si pembunuh. Sayangnya tidak dapat dijatuhi hukuman berat karena bukti yang tidak mencukupi.Semua orang tahu bahwa si pembunuh pantas dihukum mati, tetapi mereka hanya bisa melihatny
Read more
Bab 0290
Gio mengangguk. Dalam hatinya, dia sudah yakin bahwa wanita di depannya ini paling tidak mengalami depresi ringan.Namun, orang memang mudah mengalami depresi jangka pendek ketika mengalami kemunduran. Terutama ketika menderita sakit. Orang yang seperti itu akan mengalami depresi singkat. Asalkan mereka sendiri dapat meregulasikannya tepat waktu, mereka akan baik-baik saja."Sejak kapan kamu kenal Felix?" Dia mulai mengobrol santai."Waktu masih sangat kecil. Dia baru enam tahun dan aku empat tahun." Yara tersenyum."Bagaimana ceritanya kalian bisa saling kenal?" Gio bertanya lagi. "Sejauh yang aku tahu, keluarga Lastana adalah keluarga yang besar dan nggak semua orang bisa menarik perhatian mereka."Pengamatan yang cukup tajam.Jika dipikir-pikir, mungkin semuanya memang bukan kebetulan. Saat itu, keluarga Lubis mungkin ingin meminta sesuatu kepada keluarga Lastana.Yara berpikir sejenak sebelum berkata, "Saat itu di sebuah pulau kecil. Kedua keluarga pergi ke sana untuk berwisata. Ng
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
35
DMCA.com Protection Status