Semua Bab Cinta yang Tertukar: Bab 271 - Bab 280
349 Bab
Bab 0271
"Bagaimana keadaan Rara?" Yudha tidak menjawab pertanyaannya."Jawab pertanyaanku." Felix terus menekan.Yudha mengeluarkan ponselnya dan berbalik hendak pergi.Felix menghalangi jalannya. "Apa sulitnya menjawab pertanyaanku? Bahkan meskipun Melanie yang menyelamatkanmu saat itu ....""Kak!" Yudha menyela Felix. "Orang yang pergi meninggalkan keluarganya nggak punya hak berkomentar atas apa yang terjadi saat itu."Warna di wajah Felix langsung memudar saat mendengar tuduhan itu.Yudha mendorongnya pergi.Felix menyaksikan sosoknya pergi menjauh dan berkata pelan, "Rara baik-baik saja."Yudha tidak jadi menelepon dan berganti menelepon Melanie.Dengan cepat telepon diangkat di ujung sana dan suara Melanie terdengar lemah, "Yudha? Benar Yudha?"Yudha mengerutkan keningnya. "Ada apa denganmu?""Yudha, aku sepertinya melakukan kesalahan yang sangat besar." Tangis Melanie pecah. "Bisakah kamu tolong telepon Rara untukku?"Yudha jadi semakin bingung. "Apa yang terjadi hari ini?""Kak Felix n
Baca selengkapnya
Bab 0272
Felix terdiam sejenak. "Dua-duanya.""Haha." Yudha menatap sinis. "Kalau soal penculikan, tinggal perlakukan Melly dengan baik saja. Kalau soal kepergianmu ke luar negeri, minta maaflah pada Kakek dan Ibu."Felix menunduk."Aku tadi tanya. Apa jawabanmu?" Yudha tidak ingin melepaskannya.Felix terdiam sejenak, lalu perlahan mengangkat kepalanya. "Yudha, aku nggak ingin lari lagi."Yudha mengerutkan kening."Yudha, entah apa pun yang kamu katakan, entah apa pun yang kamu pikirkan, aku akan melindungi Rara." Felix bangkit berdiri.Yudha maju mendekat. "Kenapa? Sudah berapa lama kamu mengenalnya? Apa kamu benar-benar kenal seperti apa dia?""Yudha, tanyakan pada dirimu sendiri. Kamu sudah kenal Rara begitu lama, seperti apa pendapatmu tentang dia?"Yudha tidak berkata apa-apa.Felix menatapnya lekat-lekat. "Yudha, dengarlah nasihatku. Jangan lari dari kata hatimu yang sebenarnya. Ada konsekuensi yang lebih mahal dari yang kamu bayangkan kalau menjadi seseorang yang melarikan diri."Yudha
Baca selengkapnya
Bab 0273
Yara baru saja hendak tidur ketika dia mendengar ponselnya berbunyi.Dia merebahkan diri di sofa dan segera membuka pesan. Dan sejenak, dia lupa caranya bernapas.Karena dia tahu bahwa Yudha salah kirim. Pesan itu seharusnya untuk Melanie. Mereka ... akhirnya akan menikah.Yara menggigit bibirnya, berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan emosi dan akhirnya mengetik empat kata dengan tangan gemetar.Yara: "Selamat!"Keesokan paginya saat Yudha melihat balasan ini, dia sangat tidak menyangka dia mengirim pesan kepada orang yang salah, dan salahnya benar-benar parah.Teringat akan perkataan Felix dan Melanie kemarin, dia pun menelepon.Yara sedang sarapan dan mengangkat telepon dengan kepala berpikir keras. "Yudha, ada apa?"Mereka belum pernah berkomunikasi sejak dia meninggalkan Selayu sebelumnya.Yudha tidak mendengar ada yang aneh dari suara Yara dan berbicara pelan, "Aku salah kirim tadi malam.""Aku tahu." Yara menelan makanan di mulutnya dengan susah payah. Ketika Yudha berhenti
Baca selengkapnya
Bab 0274
#Memang benar bahwa ibu Tanto meninggal terlalu cepat dan Kakek Susilo mengabdikan diri sepenuhnya pada Grup Lastana pada saat itu. Kenangan masa kecil Tanto sebagian besar bersama dengan Liana.Makan bersama, pergi ke sekolah bersama, Liana memainkan peran yang sangat banyak dalam hidupnya.Tanto berjalan ke pintu masuk perumahan dan menoleh ke belakang. Dia tahu Siska tinggal di lantai berapa, tetapi dia tidak berani menemuinya.Padahal, Siska sedang berdiri di depan jendela, memperhatikan Tanto berjalan menjauh selangkah demi selangkah.Akhirnya, dia mengumpat pelan, "Bisa-bisanya aku suka dengan bajingan seperti dia!"Setelah mengumpat, dia duduk di sofa merasa frustrasi, masih dengan batin yang berkecamuk.Sementara itu, setelah Yara tiba di kantor, dia bertemu dengan Bagas, pria yang sengaja menabraknya di pintu waktu itu.Entah hanya dalam pikirannya atau memang nyata. Setelah Bagas melihatnya, dia seperti tersenyum dan berbalik pergi, seolah-olah sengaja sedang menunggunya.Yar
Baca selengkapnya
Bab 0275
Yudha bergegas datang begitu menerima telepon dari Melanie."Yudha ...." Melanie melemparkan diri ke dalam pelukannya. "Apa yang harus aku lakukan? Aku nggak sengaja menginjak gas. Apa aku akan masuk penjara?"Yudha mengerutkan kening dan mendorong wanita itu menjauh darinya. Dia menatap dari atas ke bawah dan melihat hanya ada sedikit kemerahan di dahi Melanie. "Nggak ada luka lain 'kan?"Melanie menggelengkan kepala dan menunjuk ke arah mobil di seberang jalan. "Yudha, kenapa sopirnya belum keluar? Dia ... dia nggak mati, 'kan?"Mobil di seberang jalan itu jelas sebuah mobil kecil yang dikendarai oleh seorang perempuan. Melihat jarak antara kedua mobil serta tingkat kerusakan pada mobil itu, seharusnya tidak ada yang terluka.Yudha menepuk pundak Melanie. "Coba aku lihat.""Aku ikut juga." Melanie menarik ujung jaket Yudha dengan lembut dan mengikuti di belakang dengan hati-hati.Saat membuka pintu mobil, kepala Yudha berdengung, melihat Yara tergeletak di sana dengan wajah pucat sea
Baca selengkapnya
Bab 0276
Yudha tidak siap menerima pukulan itu dan langsung terjatuh ke lantai.Kepalanya kacau dan berlumuran darah. Dia melihat Felix dan menggumam, "Kecelakaannya nggak serius, tapi ... tapi aku nggak tahu kenapa ...."Dia merentangkan tangannya, matanya penuh panik. "Darah ... dia berdarah sangat banyak dan nggak pernah berhenti."Felix menggertakkan gigi penuh kebencian, tetapi kehamilan Yara belum bisa dibicarakan untuk saat ini. Atau setidaknya, tidak boleh dibicarakan olehnya."Cuci muka dulu sana," katanya dengan suara pelan, lalu dia pergi menuju pintu ruang IGD untuk melihat ke dalam.Yudha kembali duduk di kursinya, memukul-mukul kepalanya karena kesal. Dia tidak pernah tahu bahwa dia bisa setakut ini.Seiring berjalannya waktu, pintu ruang gawat darurat akhirnya terbuka, dan seorang perawat bergegas keluar."Bagaimana? Bagaimana keadaan pasien?" Yudha dan Felix bergegas menghampiri."Pasien kehabisan darah dan hampir kehilangan nyawanya." Perawat itu berjalan sangat buru-buru. "Kit
Baca selengkapnya
Bab 0277
Felix mengibaskan lengannya keras-keras. "Kalau aku tahu pun aku nggak akan memberitahumu."Yudha memelototinya dengan marah. "Oke, aku akan menanyakannya sendiri saat dia bangun nanti."Felix mendengus dan beranjak pergi dengan cepat, segera mencari Melanie."Kamu sengaja, 'kan?" Dia memanggil wanita itu ke tangga. Wajahnya sangat suram."Nggak." Melanie gemetaran. "Kak Felix, kamu salah paham, ini benar-benar kecelakaan."Felix setengah tersenyum. "Kamu bisa membodohi Yudha, tapi kamu nggak bisa membodohi aku."Melanie tiba-tiba tertawa pelan. "Yara sedang mengandung anak Yudha, apa untungnya untukmu? Kak, aku sedang membantumu!"Felix geram dan mencekik leher Melanie. "Kamu mati saja!"Melanie tidak melawan dan berbicara dengan susah payah, "Kak Felix, kamu suka Yara 'kan? Aku ingin seumur hidup melarikan diri?"Kelopak mata Felix berkedut saat mendengar kata melarikan diri. "Ini nggak ada hubungannya denganmu. Kalau kamu berani menyakiti Rara, aku akan menghabisimu!"Dia merendahka
Baca selengkapnya
Bab 0278
Saat Felix kembali, Yudha masih duduk di kursi.Anggota keluarga Lastana yang biasanya selalu penuh energi itu kini terlihat sedikit acak-acakan.Dia menatap Felix. "Menurutmu, kenapa lama sekali di dalam sana?"Hati Felix terasa berat sejenak dan dia duduk di sebelah Yudha. "Tunggu saja."Keduanya duduk dalam keheningan dan tidak lama kemudian, mereka melihat Melanie berlari sambil menangis."Yudha, cepat, periksa ibuku, dia ... pingsan."Yudha mengerutkan kening. "Sudah panggil dokter?""Sudah." Melanie meraih lengan Yudha. "Tapi aku masih takut, Yudha, tolong temani aku ke sana."Yudha tampak sangat bimbang.Melanie segera menambahkan. "Bukannya sudah ada Kak Felix di sini? Rara juga belum bangun sekarang, kamu nggak bisa bantu banyak walaupun tetap di sini.""Sana pergi dan periksa." Felix berkata perlahan, "Bibi Zaina di sini untuk memberikan transfusi darah pada Rara."Yudha berdiri, kembali menatap lampu di ruang IGD dengan cemas, dan akhirnya berpesan pada Felix, "Segera hubung
Baca selengkapnya
Bab 0279
"Sudah. Dia masih aman untuk saat ini."Felix menunjuk ke ruangan di belakangnya. "Dokternya ada di sana, kamu bisa tanya apa pun yang kamu mau."Alhasil, Yudha justru berbalik dan berjalan pergi. "Aku mau lihat Yara dulu, di kamar mana dia?"Jantungnya berdebar kencang saat memikirkan Yara yang mengeluarkan begitu banyak darah. Yang ingin dia lakukan sekarang hanyalah memeriksanya dan memastikan Yara baik-baik saja.Felix menariknya. "Dia masih di IGD dan belum bisa dikunjungi. Kalau kamu ingin tahu apa pun, tanyakan pada dokternya."Yudha merasa ada yang tidak beres."Masuk." Felix mengetuk pintu dan mendorong Yudha ke dalam.Yudha tampak curiga, tetapi dia memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu, "Halo Dokter, bagaimana keadaan pasien yang tadi? Apakah sudah melewati masa kritis?""Anda suaminya?" Dokter itu bicara tanpa mengangkat pandangannya dan dengan nada yang tidak terlalu ramah. "Oh bukan, mantan suaminya?"Yudha mengerutkan kening tidak senang. "Bagaimana keadaan pasien?"
Baca selengkapnya
Bab 0280
Yudha tidak berkata apa-apa lagi dan melangkah keluar.Revan menunggu di luar dan segera menyambutnya ketika dia datang."Kamu lihat kakakku tadi?" Yudha bertanya sambil berjalan sangat cepat.Revan ragu-ragu sejenak. Dia merasakan suasana hati Yudha yang sedang kacau dan menjawab dengan suara pelan, "Beberapa jam yang lalu, banyak truk-truk militer berdatangan di sini, tapi saya nggak lihat Tuan Muda Felix."Truk militer?Yudha tersentak berhenti. Mudah saja jika dia ingin mencari seseorang di Selayu. Namun, jika Felix sengaja ingin menghindar darinya ... dia mungkin tidak bisa berbuat apa-apa.Sungguh menyebalkan!Dia memerintahkan Revan dengan suara rendah, "Periksa ke mana semua kendaraan militer itu pergi. Kak Felix membawa pergi Yara.""Baik." Revan mengerutkan kening, tidak mengerti apa yang sedang dilakukan kakak beradik itu.Di tempat lain, setelah membawa Yara keluar dari rumah sakit, Felix tidak pergi ke rumah sakit bersalin. Tempat itu masih wilayah kekuasaan Grup Lastana d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
35
DMCA.com Protection Status