Semua Bab Terpaksa Menikahi Putri Mafia: Bab 61 - Bab 70
102 Bab
Bab 60
"Kau mau mencoba minum wine Ra? Umur kita udah legal kok untuk meminumnya." Tanya Edo."Aku tidak minum alkohol Do," tolak Gara tegas."Baik. Aku ambil jus dulu kalau begitu."Gara tidak memperhatikan Edo sama sekali, ia sibuk memandang ke arah toilet wanita. Pikirannya terlalu penuh pada Bella yang pergi digiring Sabia. Ia takut sesuatu terjadi pada istrinya mengingat terakhir kali Sabia berusaha menjebaknya.Apapun yang dilakukan Edo, Gara benar-benar tidak tahu. Termasuk saat laki-laki itu memasukkan sesuatu ke dalam gelas minuman Gara."Liatin apa sih Ra? Daritadi kelihatannya khawatir banget." Edo datang lagi dengan segelas jus jeruk untuk Gara."Aku khawatir sama Bella, Do. Dia itu nggak akur sama Sabia." Gara mengambil minuman di tangan Edo.Edo menepuk bahu Gara sambil meminum jus apel di tangannya."Udahlah Ra jangan takut berlebihan. Cewek-cewek kayak gitu memangnya bisa apa sih?""Bisa apa? Kamu tidak tahu saja Do kalau dua cewek itu sama-sama putri mafia. Mereka bisa salin
Baca selengkapnya
Bab 61
"Bel, kenapa kamu meminum minumanku? Kamu nggak tahu kan apa yang dicampurkan Edo ke dalam jus itu?" Tanya Gara saat mereka sudah ada di dalam mobil menuju arah pulang.Rupanya Gara mendengar semua hal yang diucapkan Edo di dalam toilet. Saat itu Gara berniat menyusul Edo karena bocah itu tak kunjung kembali ke kelas saat meminta ijin ke toilet. Siapa sangka di dalam toilet Gara mendengar Edo berbicara pada dirinya sendiri.Sebab itu setelah istirahat Gara memancing Edo dengan mengatakan bahwa Gara merasakan firasat tidak enak mengenai pesta Sabia. Tapi rupanya Edo memilih untuk tidak jujur pada sahabatnya sendiri."Aku cuma mencoba menyelamatkanmu." Bella memijit pelipisnya. Kepalanya terasa pusing, seluruh badannya panas."Terus kenapa kamu harus menantang Sabia minum wine?""Aku hanya mencegah dia merencanakan rencana lain. Dia itu tipikal gadis yang penuh ide-ide licik Ra. Kalau dia tidak mabuk belum tentu sekarang ini kita bisa keluar dari tempat itu."Gara menoleh pada istrinya.
Baca selengkapnya
Bab 62
Sabia terbangun sembari memegangi kepalanya."Ya ampun pusing banget," kata Sabia. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi pada dirinya semalam. Sayangnya yang Sabia ingat terakhir kali hanya bersaing minum wine dengan Bella. Setelahnya ia benar-benar tidak ingat apapun lagi. Berarti ia benar-benar mabuk parah."Sialan si Bella. Sampai bikin aku semabuk ini."Sabia turun dari ranjang. Ia berniat ke toilet untuk membasuh wajahnya. Namun di tengah jalan langkahnya terhenti karena melihat seseorang tertidur pulas di atas sofa."Edo?" Tanya Sabia tidak percaya.Sabia mendekati laki-laki itu."Edo!" Sabia memanggil keras. Berharap laki-laki itu mudah dibangunkan.Sabia melihat Edo. Jangankan bangun, suaranya saja mungkin tidak didengar oleh Edo. Laki-laki itu masih anteng dalam posisi tidurnya. Ia menutup matanya menggunakan lengan untuk menghalau silau lampu."Ya, ampun kebo banget. Edo!" Sabia menyentak tangan Edo sampai laki-laki itu terbangun."Kamu ngapain tidur disini?" Tanya Sab
Baca selengkapnya
Bab 63
Pagi ini bersama rinai hujan yang turun, mendadak anak-anak di gedung B berteriak-teriak heboh sekali saat mereka menyaksikan pemandangan di parkiran belakang gedung. Bahkan kehebohan mereka terdengar dari tedung C dan D."Ya ampun sweet banget!" Teriak para cewek sambil tersenyum kegirangan."Kayak adegan drama Korea nggak sih?" ucap cewek lainnya."Inimah drama Korea in real life tau," timpal cewek lainnya."Ya ampun dia yang dipayungi aku yang meleleh.""Tolong ya semesta, sisain satu cowok yang sweetnya kayak gitu. Aku juga pengen dicintai secara ugal-ugalan."Teriak-teriakan seperti itu tidak berhenti selama beberapa saat lamanya."Ra, udah sih. Kamu bikin heboh aja tau nggak," kata Bella.Gara tak menggubris, ia tetap merangkul bahu Bella sembari memayungi tubuhnya agar tidak basah oleh air hujan.Teriakan anak-anak cewek semakin menjadi-jadi saat Gara mengantarkan Bella sampai ke depan pintu kelasnya."Cciiiieeee... Ciieeeee... Bella. Ya ampun bikin iri aja. Di anterin sampe de
Baca selengkapnya
Bab 64
Gara tersenyum-senyum sambil berjalan ke gedung A."Gila, nggak nyangka beristri putri mafia pada akhirnya membuatku jadi sebahagia ini. Kupikir setelah dibuat terluka oleh Sabia aku tidak akan pernah mengenal indahnya cinta lagi. Namun takdir Tuhan siapa tahu. Di balik musibah fitnah yang menimpaku ternyata aku justru diberikan kesempatan jatuh cinta dengan istriku," kata Gara di dalam hati."Ngapain cengar-cengir sendiri?" Tanya Edo begitu bertemu dengan Gara di kelas 12 IPA 1."Nggak apa-apa," jawab Gara berbohong. Ia melepaskan hodie yang ia kenakan. Menyampirkannya ke sandaran kursi."Barusan kamu bikin heboh apa di gedung B?" Selidik Edo."Mana ada?" Kilah Gara."Mana ada katamu... Noh, buktinya banyak yang upload story patah hati karena kamu nganterin Bella ke kelasnya pake payung sambil dirangkul." Edo menunjukkan bukti nyata yang membuat Gara tidak akan bisa berkilah lagi."Gitu doang Do.""Gitu doang kamu bilang? Kamu lebih baik jujur deh sama aku udah sejauh apa hubungan ka
Baca selengkapnya
Bab 65
Gara mengikuti Edo dan Sabia di belakang."Loh, dokternya nggak ada? Hujan gini dateng nggak sih?" Tanya Edo begitu melihat ruang UKS kosong melompong tidak ada yang jaga."Dateng mungkin agak siang sih," jawab Gara ia masih berada di depan pintu UKS saat Edo dan Sabia sudah lebih dahulu masuk."Kamu tiduran aja Bi di sini," kata Edo menyuruh Sabia tiduran. Sabia yang pada dasarnya memang sangat pusing maka dia tidak protes sedikit pun. Ia buru-buru berbaring ke salah satu ranjang UKS."Kalian jangan pergi dulu ya. Temeni aku sampe dokter yang jaga UKS dateng," pinta Sabia. Sepertinya kali ini ia tidak sedang mendrama."Iya, kami temeni," jawab Edo menyanggupi."Kamu butuh apa ngomong aja Bi," Edo mengimbuhi.Gara yang sedari tadi berdiri di depan pintu memerhatikan mereka dalam diam. Lama-lama kok dia malah merasa seperti obat nyamuk."Aku butuh obat sakit kepala Do. Bisa tolong cariin nggak? Kepalaku sakit banget."Edo segera menuju kotak obat. Ia mencari-cari obat sakit kepala. Ent
Baca selengkapnya
Bab 66
Belum pernah Bella melihat Gara marah seperti ini. Tenyata saat marah Gara menjadi tidak mau bicara sama sekali. Itu terbukti sepanjang perjalanan pulang Gara hanya diam saja.Bella sendiri juga merasa malas untuk bicara lebih dahulu."Kenapa dia yang jadi marah sih? Orang dia yang bikin perkara. Bilangnya mau membuktikan untuk menjauhi Sabia. Heleh bullshit. Nyatanya berduaan mesra di ruang UKS. Kalau aku yang sakit belum tentu juga dia sepertihatian itu," Bella mengomel di dalam hati.Ia kemudian mengambil gawainya. Sok sibuk bermain gawai. Padahal Bella hanya scroll-scroll sosial media miliknya. Yang penting ia kelihatan sibuk aja di mata Gara."Kita lihat aja. Siapa yang paling tahan nggak bicara. Nggak lama lagi paling Gara juga ngomong duluan," batin Bella.Mobil Gara berhenti di depan kediaman keluarga Hyuugo. Bella buru-buru turun dari mobil. Ia pikir Gara akan segera memarkirkan mobilnya di garasi, ternyata Bella salah. Gara justru memutar mobilnya untuk meninggalkan kedia ke
Baca selengkapnya
Bab 67
"Ra, kamu masih marah sama aku?" Tanya Bella."Menurutmu bagaimana?" Tanya Gara balik.Bella mengulurkan kedua tangannya untuk menyentuh pipi Gara."Jangan marah lagi Ra, aku kangen kamu," bujuk Bella manja.Gara mana bisa marah berlama-lama jika istrinya seperti ini. Mau tak mau ia luluh juga. Karena sejujurnya ia juga merasakan hal yang sama dengan Bella, yaitu rindu. Entah bagaimana ceritanya saat dua orang saling cinta bertengkar justru akhirnya berujung rindu."Umm, aku juga kangen sama kamu." Gara menunduk untuk mengecup pipi Bella bergantian kanan dan kiri."Kamu istirahat aja, aku pijitin." Gara meraih kaki Bella dan mulai memijitnya dengan telaten."Kamu nggak istirahat juga? Kamu pasti capek baru pulang.""Iya, abis mijitin kamu aku langsung istirahat. Udah kamu buruan tidur biar cepet sembuh."Kalau sedang sehat Bella pasti bakal ngeledekin Gara dengan sebutan sweet boy atau semacamnya. Tp berhubung kepalanya sedang sangat pusing Bella hanya diam saja."Ra... Aku pengen dip
Baca selengkapnya
Bab 68
Sore harinya keadaan Bella sudah benar-benar sehat. Sembari menunggu Gara pulang dari markas Hell Devil Bella memilih untuk berendam air hangat di dalam bathtub.Bella membalurkan busa ke seluruh tubuhnya kemudian memejamkan matanya untuk menikmati aroma strawberry kesukaannya.Tiba-tiba Bella merasakan kecupan singkat di keningnya. Ia kaget bukan buatan. Buru-buru Bella membuka matanya dan ia mendapati wajah Gara tepat berada di atasnya."Ngapain kamu disini?" Bella melotot. Sebenarnya ia bertanya-tanya sejak kapan Gara datang. Dan kenapa laki-laki yang sudah menjadi suaminya ini bisa datang tanpa suara. Bahkan Bella tidak mendengar pintu kamar mandi di buka."Mandi. Orang di kamar mandi mau ngapain lagi emangnya?" Jawab Gara tanpa beban dosa seperti biasanya.Bella memandang curiga kepada Gara."Kamu kenapa datang tanpa suara?""Kamu aja yang nggak denger. Keasyikan berendem tuh sampai suami datang nggak denger.""Eh, apa iya aku yang keasyikan berendem sampai Gara datang saja tidak
Baca selengkapnya
Bab 69
Bella berkutat di depan cermin rias mengenakan gaun tanpa lengan berwarna merah yang seksi dan elegan. Apalagi pada bagian bawah gaun terdapat belahan hingga ke atas lutut, hal itu menambah kesan seksinya saja. Pada bagian belakang gaun belum di kancingkan sehingga punggung mulus Bella masih terekspos."Butuh bantuan?" Tanya Gara ketika melihat istrinya kesusahan mengancingkan resleting gaun."Iya, tolong sayang," ucap Bella.Gara meninggalkan aktivitasnya mengancingkan lengan kemejanya. Ia mendekati istrinya, berdiri tepat di belakang Bella."Bukankah ini terlalu seksi?" Tanya Gara melihat pantulan bayangan istrinya di cermin dalam balutan gaun kiriman dari Ibunya Gara."Iya, kenapa? Kamu keberatan aku memakai gaun ini?"Gara menarik naik resleting gaun Bella. Gaun itu begitu pas di badan Bella. Sempurna menampilkan lekuk tubuh Bella yang memiliki pinggang ramping."Sebenarnya iya, tapi jika Ibuk mengharapkan kamu memakai gaun ini maka hargai saja."Bella berbalik ke arah Gara. Ia me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status