All Chapters of MENANTU JENDERAL NAGA EMAS: Chapter 161 - Chapter 170
195 Chapters
161. Alexander guru terbaik
Seruan dan teriakan dari anggota Keluarga Rockefeller kepada Bryan semacam stimulus yang menambah semangat juangnya sehingga seakan-akan menjadi energi tambahan buat dirinya. “Kami percaya pada mu, Bryan!”“Kau adalah harapan keluarga!”“Habisi Tony kurang ajar itu!”Bryan meloncat-loncat dan siap bertarung kembali. Tony memasang kuda-kuda, lalu seperti biasa langsung menyerang dengan pukulan dan sepakan kuat mematikan, namun upayanya tersebut tidak menuai hasil sama sekali. Teknik bertahan Bryan sungguh ciamik. Apa Tony lupa ketika dia menyepak Bryan dengan kaki kiri, lantas Bryan akan lebih mudah melakukan Single Leg Takedown? Oh, Bryan kurang cerdas rupanya. Tak buang tempo, Bryan merunduk, langsung menangkap badan Tony, menyepak salah satu kakinya, kemudian membantingnya keras ke tanah. Gedebuk! Meskipun awalnya sempat gagal melakukan Arm triangle, akhirnya setelah bergulat lebih dari dua menit, Bryan berhasil melakukan kuncian mematikan :Rear Naked Choke! Batang leher To
Read more
162. Misi Pertama Selesai
Bryan melemparkan pandangan ke arah Tony dan berkata lirih. “Karena Jenderal memerintah padaku, baiklah aku memenuhinya. Jika dia meminta maaf padaku, aku akan memaafkannya.”Alexander memutar badan. “Tony, apa kau sadar tentang kesalahan mu selama ini? Apa kau mengakuinya?”Tony masih tersandar lesu. Separuh tenaganya sudah terkuras habis dan mentalnya jatuh sejatuhnya. Kekalahan ini sungguh menyakitkan. Ketika dia diajak bicara, rasanya sulit menggerakkan bibirnya. “Tony? Bagaimana?”Apalagi dia dipaksa mengaku bersalah lalu disuruh minta maaf? Parah! Sungguh memalukan! Orang yang amat keras kepala seperti Tony dipaksa mengaku bersalah dan meminta maaf? Apa dunia sudah berbalik arah? Di mata banyak orang, Tony tidak cuma dikenal sebagai pria ambisius, tapi bahkan arogan. Jika ambisius dan arogan digabung jadi satu, maka sifat Fir'aun akan merasuk ke dalam jiwa, dan Tony sudah hampir pada level itu, saking parahnya. Tony bakal menempuh segala cara demi ambisinya tercapai meski
Read more
163. Saatnya menyenangkan istri
Keberhasilan misi pertama Alexander tentu saja berkat kegigihan dan kesabarannya dalam menguak peristiwa yang selama ini dimainkan oleh Tony dengan cukup tersembunyi. Meskipun mayoritas kerabatnya tidak tahu, namun tanpa Tony sadari, banyak hal yang bisa diketahui oleh orang yang selama ini dia remehkan : adiknya sendiri, Bryan! Bryan bisa mengetahui apa saja yang selama ini Tony jalankan secara terselubung, membongkar rahasia yang diperankan Tony tanpa sepengetahuan orang lain, sampai pada akhirnya dia bisa mengendalikan keadaan. Di lain sisi, Alexander telah memilih orang yang tepat dalam membantu penyelesaian misi pertamanya. Dia tahu kapasitas Bryan seperti apa dalam hal analisa dan perhitungan. Untuk mengalahkan Tony, agaknya Bryan menggunakan rumus sains, sehingga pada momen yang pas, dia bisa menaklukkan kakaknya dengan sungguh luar biasa. Ke depannya, Alexander akan menyerahkan segala urusan WR-OIL sepenuhnya kepada Bryan, sebagaimana yang sempat diperintahkan oleh Warren R
Read more
164. Minta bantuan pada sang Guru Akting
Gabriella mengawasi wajah Alexander dengan pandangan yang penuh curiga. Dan bagaimana suaminya tahu kalau si protagonis pria berkarakter jagoan dan humoris?Sungguh mengherankan. Gabriella mengerutkan alisnya dan bertanya dengan penasaran. “Serius kau tidak nonton bagian pertama?”“Aku cuma menebak-nebak. Hehe. Kalau dilihat dari gambarnya, sepertinya memang tokoh utamanya jagoan dan lucu.”Bibir Gabriella berkedut, lalu memberengut. “Menyebalkan. Ya sudah. Siap-siaplah. Jangan sampai kita telat. Aku tidak mau melewati apa yang terjadi di atas pentas walau hanya sesaat.”“Kau tidak bakalan kecewa, Gaby. Dan untuk penampilan tokoh utama wanitanya, apa yang kau inginkan dari dia? Apa? Kau kecewa penampilan dia pada yang pertama? Tenang saja, penampilan dia yang kedua tidak mungkin mengecewakan lagi.”Wajah Sophie dirias sedemikian rupa sehingga Gabriella tidak bisa mengenalinya dengan sangat baik. Bersamaan dengan itu, Gabriella juga sudah lama tidak ketemu Sophie sehingga dia tidak ta
Read more
165. Alexander tampil di atas pentas
Di waktu yang sama, Alexander dan Gabriella baru saja tiba di Royal Theater dan hendak masuk, tapi tiba-tiba Alexander berhenti karena ponselnya dan berdering. Dia cukup menjauh dari istrinya setelah tahu kalau Sophie sedang menghubunginya. “Ada apa, Sophie?”Kemudian terdengar suara yang cukup panik dari ujung ponsel Alexander. Satu menit dia mendengar dengan seksama. Kemudian ekspresi di wajahnya langsung berubah drastis. “Apa? Kau memintaku untuk ikut tampil bersama mu?” Alexander terhenyak tapi sebisa mungkin menjaga mimik wajah agar tidak seperti orang terkejut. Dia membalik badan ketika Gabriella menoleh ke belakang. Kata Sophie, “Tolong aku, Alex! Kami tidak punya pilihan lain. Kalau tidak ada pengganti Andre, pertunjukan malam ini harus ditunda sementara kursi penonton sudah hampir penuh. Mereka semua pasti kecewa. Jadi aku mohon pada mu. Bersedialah menjadi pengganti Andre dan tampil bersamaku.”Niat Alexander datang ke sini adalah menemani istrinya menonton pertunjukan.
Read more
166. Kocak!
Adegan berpindah ketika Sophie baru saja selesai mengurus sesuatu di bank. Lalu, terjadi perampokan di bank tersebut. Semua orang pun panik dan berhamburan ingin menyelamatkan diri, termasuk juga Sophie. Saat suasana begitu mencekam dan membahayakan, tibalah satu sosok pahlawan berpakaian serba merah yang mengenakan topeng lucu sambil memegang senjata laras panjang. Dua perampok berpakaian serba hitam melawan satu pahlawan bertopeng. Terjadi adu tembak yang bukannya sengit, tapi malah lucu. Si topeng badut mengarahkan senapannya ke arah dua perampok itu lalu menarik trigger. Lalu, Crooott!!! Senjata itu rupanya mainan anak-anak. Lalu dia terbahak. “Ha. Ha. Ha.”Sebelumnya, penonton dibuat terkesan karena puisi dari Sophie. Kini mereka sempat dibuat tegang sampai pada akhirnya momen absurd itu pun tiba.Ketika si topeng badut muncul, Gabriella langsung teringat dengan orang itu yang dulu sempat menyelamatkan dirinya dari para pelaku yang hendak jahat padanya. Persis sama : lucu,
Read more
167. Adegan mesra itu asli
Scene terakhir. “Aku sudah menunggu momen ini,” ucap Sophie dengan suara yang menyentuh hati. Dia sangat meresapi peran yang dia mainkan. Jika waktu pertama itu dia dinilai jelek oleh penonton, kini perasaan para penonton teraduk-aduk oleh akting yang dia mainkan. Sophie sangat berbeda malam ini. Dia sungguh luar biasa. Si topeng badut masih saja bertingkah absurd seperti anak kecil. “Momen ini? Ada apa?”Sophie mendekatkan tubuhnya. “Kau membuatku sangat penasaran tentang siapa sebenarnya diri mu. Jujur, aku sangat mengagumi mu. Kau adalah penyelamat. Kau adalah pahlawan. Aku mau jadi kekasih mu.”Si topeng badut malah ketawa seperti Joker. “Hahahaha. Serius? Kau pasti akan menyesal.”“Tidak. Aku tidak mungkin menyesal. Mana mungkin aku menyesal menyukai orang yang telah menyelamatkan nyawaku?”“Hahaha. Tapi aku konyol dan seperti anak kecil. Bukankah kau tidak suka pria seperti anak kecil?”Sophie menghela napas pendek lalu senyum manis. “Tidak ada anak kecil yang berani dan mamp
Read more
168. Gabriella punya ekspektasi tinggi
“Tapi. Begini. Seharusnya adegan berciuman tadi tidak perlu kalian lakukan dengan sungguh-sungguh. Tapi cukup pura-pura saja. Sebab tidak terlihat jelas oleh para penonton. Oh, kalian melakukannya selama satu menit.”Alexander terhenyak. “Astaga! Aku lupa!” Sontak dia membalik badan dan kembali bicara sama Sophie. “Jadi? Ini yang membuat mu senyum dan ketawa sendiri dari tadi?”Wajah Sophie memerah seperti buah apel. Di satu sisi, dia malu, tapi di lain hal, ada perasaan aneh yang mengobrak-abrik jiwanya. Dia tidak begitu mengerti tentang apa yang dia rasakan, tapi yang pasti, seperti ada bunga yang baru saja bersemi di sana. Dia sampai bingung mau bilang apa. Sang produser senang minta ampun malam hari ini. “Alex, terima kasih banyak. Kalau tidak ada kau, aku yakin malam ini akan sangat kacau. Soal bayaran mu. Nanti akan aku titipkan sama Sophie. Kau tidak mungkin kecewa. Percayalah.”Namun, Alexander malah menggeleng. “Bayaran? Kau tidak perlu membayar ku. Tidak perlu sama sekali.”
Read more
169. Lagi, wanita memang sulit dimengerti
Keesokan harinya. Alexander bertemu dengan Sophie di sebuah tempat makan guna membahas tentang adegan yang semestinya tak mereka lakukan. “Pesanlah apa yang kau suka. Aku yang traktir. Anggap saja ini pesta kecil dari perayaan kesuksesan pertunjukan kemarin.” Alexander membolak-balik buku menu. Sophie tampil dengan begitu elegan. Dia tetap menjaga penampilan di hadapan Alexander meskipun sudah cukup sering ketemu. Mungkin dia tidak mau mengecewakan Alexander. Bisa jadi. “Ditraktir lagi? Terimakasih banyak dong!” Sophie berkata manja sambil mencetak senyuman lebar di wajahnya.Jika pada biasanya mereka tampil lepas, kini entah mengapa Alexander sedikit canggung, terlebih ketika dia mengingat momen yang berlangsung selama satu menit itu. “Aku minta maaf,” ucap Alexander dengan raut wajah yang cukup menyesal. “Karena apa?” Sophie mengernyitkan alis. “Kami yang seharusnya berterimakasih, bukan malah kau yang meminta maaf. Kau terlalu berjasa bagi kami, Alex.”Sembari memijat dahinya
Read more
170. Misi Balas Dendam Dari Gavin
Siang hari itu di Gym milik Black Horns. Ratusan orang tengah sibuk berolahraga, berlatih, dan bertanding. Ini adalah rutinitas harian yang dilakukan oleh anggota Black Horns sejak dulu. Setidaknya setiap anggota diwajibkan satu jam sehari berolahraga dan berlatih. Selain menyediakan fasilitas olahraga yang sangat lengkap, di dalam sini juga tersedia tiga arena tarung, termasuk satu oktagon untuk pertarungan MMA. Setiap anggota diwajibkan setidaknya memiliki satu keahlian seni bela diri, misalnya karate, taekwondo, atau bahkan seperti lihai dalam menggunakan pedang dan senjata api. Itu paling tidak satu. Biasanya mereka bahkan memiliki lebih dari sepuluh keahlian guna mempertahankan diri maupun menyerang. Siapa yang membuat aturan seperti ini? Tentu saja sang pendiri organisasi tersebut : Mike Ali! Kemewahan Gym dan kehebatan para anggota jelas mengindikasikan bahwa Black Horns bukan sekadar mafia biasa-biasa saja, akan tetapi mereka memang layak mendapatkan reputasi sekaligus r
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status