All Chapters of Ayah Anakku Suami Sahabatku: Chapter 61 - Chapter 68
68 Chapters
Bab. 61
Masih di dalam ruang khusus personal assistant yang tempatnya bersebelahan dengan ruangan Rayyanza. Sedari tadi, Luna sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh Dessy.Tok. Tok. Tok.Suara pintu ruangan di ketuk oleh seseorang dari luar. Dessy beranjak dari duduk lalu membukanya. "Pak Rayyanza?" Wanita cantik itu beringsut mundur, merasa kaget, karena selama dirinya bekerja di sana lebih dari tiga tahun, Bosnya itu tidak pernah sekali pun masuk ke dalam ruangannya. "Eung ... a-ada yang bisa saya bantu, Pak?" gagap Dessy. Rayyanza tak menjawab. Ia mengedarkan pandang, menatap wanita yang ada di dalam ruangan. Wanita tersebut terlihat fokus menatap layar komputer. Jari-jemarinya sibuk menari di atas keyboard. Pria yang mengenakan jas silver tersebut melangkah masuk mendekati Luna. Ia berdehem pelan untuk menunjukan keberadaanya di sana. Luna menoleh, menatap Rayyanza dengan bingung. "Ada apa?" tanyanya dengan ketus. Dessy masih berdiri di ambang pintu, terpaku melihat Rayyanza yang
Read more
Bab. 62
Luna langsung menyeruput orange juice melalui sedotan. "Ah ... nikmat sekali." "Dulu, ketika aku hamil, aku selalu meminum orange juice ini hampir setiap hari," ujar Dessy. "Hah?!" Luna berekspresi kaget. "Kamu sudah mempunyai anak? Aku kira, kamu masih pengantin baru," cetus Luna. Dessy menggeleng, melebarkan senyum. "Anakku saat ini sudah berumur satu tahun tujuh bulan. Rencananya, dia akan kubawa ke German ikut bersama suamiku tinggal di sana. Itulah sebabnya Pak Rayyanza mencari penggantiku," terangnya. "oh, ya, bagaimana ceritanya kamu bisa masuk ke perusahaan ini? Sementara diluaran sana banyak sekali yang ingin bekerja di sini, namun sulit untuk ditembus!" lanjutnya lagi. "Aku sahabat istrinya Pak Rayyanza," terang Luna. "Ooooh ... Sahabat Ibu Amanda, ya?!" "Ya. Dia yang memintaku untuk bekerja disini membantu Pak Rayyanza," jawab Luna. "Wah ... sepertinya aku harus berhati-hati padamu, karena kamu orang terdekatnya mereka," ucap Dessy seraya tersenyum. Dessy memp
Read more
Bab 63
Keadaan di ruangan tersebut mendadak kaku. Rayyanza segera mencari alasan yang masuk akal. Ia menghela napas, mencoba menenangkan diri. "Barusan, ofice boy yang mengantar minuman ke ruanganku mengatakan kamu ada di sini, Sayang. Jadi, aku menyusulmu ke sini," terang Rayyanza. "Oh ... kamu menyusulku?" Amanda melangkah mendekati Rayyanza, kemudian memeluknya dengan mesra. Luna langsung mengalihkan pandang. Entah mengapa pemandangan yang seperti itu mulai membuatnya merasa tidak nyaman. Rayyanza menghela napas lega. Akhirnya ia bisa menjawab pertanyaan yang dilayangkan Amanda tanpa membuatnya curiga. Walaupun sebenarnya ia tidak takut kehilangan Amanda, namun ia berusaha menjaga persahabatan Luna dan wanita yang dinikahinya itu. "Ayo, Sayang. Kita keruanganmu," ajak Amanda, menarik tangan Rayyanza ke luar dari ruangan asisten. "Dah, Luna. Aku keruangan Rayyan dulu, ya!" serunya pada Luna. Luna tersenyum dan mengangguk. Ia merapihkan meja kerjanya, memasukkan dokumen yang bercecera
Read more
Bab. 64
Dalam keheningan malam, Luna merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar, pikirannya kembali melayang pada tawaran Amanda untuk tinggal di apartemen miliknya.Luna merenung sejenak. Namun, keputusannya sudah bulat. Ia tetap akan menolak untuk tinggal di apartemen tersebut.Malam itu, Luna lebih cepat memejamkan mata akibat kelelahan. Ia tidur dengan nyenyak hingga pagi tiba. Sama seperti hari sebelumnya, wanita cantik itu bersiap untuk pergi bekerja. Ia duduk di halteu bus menunggu kedatangan bus berikutnya.Luna duduk dengan resah. Pasalnya, bus yang ia tunggu tak kunjung tiba. Sudah kali ke empat ia melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. Kemungkinan, hari ini ia akan terlambat masuk bekerja. Setengah jam telah berlalu. Luna menjadi kebingungan, akibat tidak memiliki ponsel, menjadikanya tidak dapat menghubungi Rayyanza untuk mengabarkan bahwa dirinya mungkin akan datang terlambat.Ia beranjak dari duduknya, berdiri dengan resah. Matanya b
Read more
Bab. 65
Wanita bermata hazel itu tak mengindahkan perkataan Dessy. Luna tidak bisa percaya begitu saja pada rekan kerja setelah sebelumnya mempunyai pengalaman yang sangat buruk. Ia menjadi lebih tertutup untuk urusan pribadi. Dessy menyadari bahwa Luna tidak mudah terbuka. Ia tak ingin memaksa. Dengan cepat ia mengalihkan pandangan menuju layar komputer. Luna sibuk dengan ponsel barunya. Namun, ia merasa sungkan melihat Dessy yang tengah sibuk bekerja sendirian. "Sebentar, aku harus menghubungi Bu Amanda secepatnya. Setelah itu, baru aku akan mulai bekerja," izinnya pada Dessy. Dessy mengangguk. "Santai saja, Luna. Lagi pula, ini tidak terburu-buru." "Terima kasih, Des," ucap Luna seraya tersenyum. Wanita berambut panjang itu segera menekan tombol pada layar touchscreen sesuai dengan nomor ponsel Amanda yang ia hafal diluar kepala, karena sedari dulu Amanda tidak pernah mengganti nomor ponselnya. "Hallo, Manda," sapanya ketika mendengar suara panggilan yang terjawab. "Siapa ini? Luna?
Read more
Bab. 66
Dessy mengangguk. "Heem, bahkan jika ke luar kota bertemu klien, kamu harus pergi bersamanya kemanapun ia membutuhkanmu, sekali pun cek in di hotel yang sama."Luna terbelalak. "Hah?! Cek in? Apakah dia pernah macam-macam padamu?" tanya Luna penasaran. Pasalnya, Dessy memiliki wajah yang cantik. Tidak menutup kemungkinan untuk Rayyanza menyukainya dan tergoda padanya. Dessy menggeleng. "Pak Rayyanza tidak pernah berbuat yang aneh-aneh padaku. Namun, suatu hari, dia pernah mabuk ketika minum-minum bersama klien. Dia mengatakan jika dia tidak pernah mencintai istrinya, dia hanya mencintai satu wanita yang bernama .... hem ... siapa ya, aku lupa," terang Dessy. Mendengar hal tersebut. Luna langsung memangkas pembicaraan. Ia tidak ingin Dessy mengingatnya, karena sudah pasti yang Rayyanza maksud adalah dirinya. "Eum ... jadi sekarang apa yang harus aku lakukan?" pangkas Luna seraya menatap tumpukan dokumen di hadapannya.Dessy terdiam sesaat. "Oh, ya, kamu kan berpengalaman di bidang a
Read more
Bab. 67
Waktu menunjukkan pukul empat sore, Dessy belum juga kembali. Seperti biasa, Luna merapihkan semua dokumen yang bercecer di atas meja, mematikan komputer dan bersiap untuk pulang. Tiba-tiba, suara telepon di atas meja berbunyi, tanda CEO memanggilnya. "Ya! Ada yang bisa ku bantu?" sapa Luna, menjawab panggilannya. "Jangan lupa, sore ini kita akan pergi ke apartemen! Setelah pekerjaanmu selesai, segera masuk ke ruanganku!" "Baik. Aku masih menunggu Dessy tiba di kantor.""Dessy tidak akan kembali ke kantor. Aku sudah memerintahkannya untuk pulang!" terang Rayyanza. Tanpa ingin banyak berkata, Luna langsung memutus sambungan teleponnya. "Berani sekali dia mengakhiri panggilanku!" gerutu Rayyanza. Tak lama kemudian, Luna masuk ke dalam ruangan Rayyanza tanpa mengetuk pintu. Pria tampan itu terkesiap. Pasalnya, Ia baru saja keluar dari toilet dan belum mengenakan celananya dengan benar. Luna langsung berbalik badan, menutup wajah menggunakan telapak tangannya. Rayyanza segera menut
Read more
Bab 68
Apartemen yang terletak di lantai 10 itu terlihat sangat mewah di mata Luna. Ruang tamu yang luas dan megah, dengan background pemandangan kota yang dapat dilihat melalui dinding kaca dari lantai hingga langit-langit, terlihat sangat menakjubkan. Cahaya lampu-lampu kota yang mulai berpendar menyatu dengan langit senja menciptakan suasana yang memukau. Rayyanza tersenyum, menikmati reaksi Luna yang terkesima dengan keindahan. "Apa kamu menyukainya?" tanyanya. Luna mengangguk. Raut kebahagiaan terpancar di wajahnya. "Ya, Rayyan. Aku sangat menyukainya!" "Tapi, itu belum semuanya. Kamu harus melihat kamar tidur utama," katanya, kemudian mengarahkan Luna masuk ke dalam kamar tidurnya. Luna melangkah ke dalam kamar dengan mata terbelalak. "Waw, ini sangat luar biasa, Rayyan. Ini terlalu mewah untukku!" katanya, takjub. Matanya menyapu setiap sudut ruangan yang ditata dengan sempurna.Sebuah ranjang ala hotel bintang lima yang dilengkapi dengan meja rias minimalis namun mewah. Juga, te
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status