Semua Bab Istri Kampungan Kesayangan Presdir : Bab 21 - Bab 30
87 Bab
Terus
"Pilihanmu benar-benar bagus. Dia barang baru disini dan dijamin masih ori!!" kata Mak Oyo."Baguslah." kata Aldo tersenyum puas.Tapi berbeda dengan Bima yang justru tampak berpikir dua kali untuk melakukannya. Dia malah teringat dengan Santi yang pasti sedang menunggunya."Kamu kenapa malah diem aja? Bukankah kamu bilang ingin senang-senang dan membuktikan bahwa dia masih normal?" tanya Aldo seraya menunjuk pada arah junior Bima.Dengan langkah malas, akhirnya Bima menuju ke kamar yang sudah disediakan, dengan diikuti oleh gadis pilihannya. Suasana kamar yang dibuat sedemikian rupa, membuat Bima membayangkan bahwa itu adalah malam pertama sepasang pengantin yang saling mencintai.Sedangkan dirinya saat ini, seperti sedang menyerahkan diri pada seseorang yang bahkan dia tidak mengenalnya."Sial! Sejak kapan aku jadi berpikir yang tidak-tidak seperti ini! Bukankah selama ini aku biasa saja melakukan rutinitas itu?" gumam Bima sambil melihat-lihat kamar yang cukup luas tersebut."Ma-ma
Baca selengkapnya
Apa Seperti Itu?
Bima sampai dibuat terkejut dengan suara teriakan Santi. Dengan segera dia menghentikan aksinya dan melihat gadis itu tengah menangis sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.“San, kamu kenapa?” tanyanya khawatir.“Jangan!! Aku nggak mau!!”“Santii!! Heiii, lihat aku, San!! Ini aku!!” kata Bima berusaha membuka tangan gadis itu yang menutup wajahnya dengan rapat.Gadis itu hanya menggeleng-gelengkan kepala dengan terisak. Dan hal itu membuat Bima teringat akan satu hal. Dia merutuki kebodohannya sendiri yang main seruduk pada Santi.“Apa laki-laki itu melakukan seperti itu?” tanya Bima lirih. Dia tetap berhati-hati saat berbicara.Gadis itu tetap tak mau bicara dan masih saja terisak. Akhirnya Bima pasrah dan menutupi tubuhnya dengan selimut.Bima berbaring di samping Santi dan membelai rambutnya perlahan. Setelah beberapa saat, suara isakan tangis gadis itu sudah tidak terdengar. Kedua tangannya pun sudah longgar dan itu digunakan oleh Bima untuk membuka wajah Santi yang sudah
Baca selengkapnya
Keluar Sendiri
Gadis itu langsung terdiam begitu merasakan sebuah sensasi hangat di ujung benda padat miliknya. Perlahan suara rengekannya tadi berubah menjadi desahan halus yang membuat laki-laki semakin bersemangat mengulum milik Santi.Satu tangannya tak pernah berhenti memilin bagian yang lain sehingga Dinda merasa sangat nikmat."Paakkkk … kalau yang melakukannya bapak, rasanya aku rela memberikan semuanya!!" Bima menghentikan aksinya dan menatap wajah gadis itu yang memerah karena merasakan nikmat."Apa maksudmu?""Untukmu aku rela memberikan apapun!""Termasuk ini?" tanya Bima seraya memasukkan jarinya di sela kain tipis yang ada di bawah sana."Yaaahhhh …." Santi mendongakkan kepalanya keatas menikmati gerakan lembut di bagian inti miliknya. Nafasnya mulai tersengal ketika ciuman Bima semakin turun.Perutnya yang rata itu terlihat kembang kempis saat Bima menjulurkan lidah di pusarnya. Dan dengan gerakan memutar, Bima memainkan lidahnya menuruni pusar tersebut.Tangannya digunakan untuk mem
Baca selengkapnya
Kamu Hanya Milikku
“Kalau nggak mau aku macam-macam, bapak bilang dong! Kenapa itunya bapak udah keluar!!”“Shitttt!!!” umpat Bima makin kesal.“Ahhhh!! Jangan-jangan selama aku tidur tadi bapak udah berhasil memasukkannya, ya? Tapi kok nggak sakit? Bukannya kata orang-orang, punya si cewek bakal sakit saat segelnya dibuka?”“Segel segel. Tau apa kamu soal segel, hah?”“Pak ahhh hey ya Pak Bima! Gini-gini aku juga tau apa itu segel! Contohnya kayak aku gini kan masih segel, belum pernah disentuh sama laki-laki bagian itunya,” sahut Santi menjawab dengan polos.“Itunya apa?”“Ini!!” Jawab Santi sambil menunjuk miliknya yang tak tertutup apapun itu.Bima menutup wajahnya dengan kedua tangan. Dia berharap bisa pergi dari kamar terkutuk itu saat ini juga. Kalau saja dia tidak kelelahan setelah bekerja sendirian tadi, mungkin saja dia sudah membalikkan keadaan dan mengungkung gadis itu di bawahnya.“San!! Turun kamu! Aku mau tidur!” kata Bima.“Tapi jawab dulu, Pak! Aku kan penasaran!”“Apa untungnya aku kas
Baca selengkapnya
Aku Milikmu
“Hmp!!” Santi tak bisa berkata apa-apa karena mendapatkan serangan mendadak dari Bima.Tangannya pun tak mampu mendorong tubuh si bos karena digenggam erat di depan dadanya. Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya hanyalah menyambut ciuman Bima tanpa melakukan perlawanan apapun.Gadis itu mulai bisa mengimbangi ciuman bosnya yang begitu liar. Lidahnya menjulur dan membalas apa yang dilakukan oleh bosnya. Namun, kali ini Bima berbeda.Jika biasanya dia akan membiarkan gadis itu membalas sesuka hatinya, kali ini Bima menjadi lebih dominan. Dia tidak mengizinkan Santi bergerak sesukanya. Kedua tangannya kini dicekal di atas kepalanya dengan satu tangan dan tangan yang lain langsung membuka kancing semi jas yang dipakai gadis itu.Tangannya langsung masuk ke balik kaos putih polos yang dipakai oleh Santi. Diremasnya benda kenyal yang masih tertutup bra itu. Ciumannya beralih ke leher jenjang Santi yang terekspos luas karena gaya rambutnya yang dicepol ke atas.“Pak!” suara Santi sedikit t
Baca selengkapnya
Guru Biologi
"Kamu udah siap?" Bima menurunkan kain segitiga itu ke bawah melewati kaki Santi."Uhm," jawab Santi sambil mendongakkan kepalanya karena Bima malah membenamkan kepalanya di bagian sensitifnya.Kedua tangannya mencari bongkahan kenyal yang ada di atas dan meremasnya perlahan. Sesekali diputarnya dengan lembut sambil memilin ujungnya."Ahhh!!" Santi mengatupkan kakinya ketika merasakan lidah Bima yang menusuk-nusuk di gua kecil miliknya. Bima tidak keberatan ketika kepalanya harus dijepit oleh kaki Santi."Milikmu rasanya nikmat! Sepertinya aku akan sangat merindukannya jika terlalu lama tidak mencicipinya!" Bima semakin gencar menusuk-nusuk bagian goa kecil yang bersih dengan bulu itu.Santi memang memiliki sebuah keunikan pada tubuhnya. Jika banyak wanita yang mengeluh karena bulu rambutnya yang lebat entah itu pada bagian ketiak atau kepribadiannya, berbeda dengan Santi. Sejak masih remaja, dia memang terbebas dari bulu-bulu tersebut.Santi hanya memiliki bulu halus yang nyaris tida
Baca selengkapnya
Berapa Hargamu
Bima meminta Aldo dan juga Santi untuk keluar dari ruangannya. Pikirannya benar-benar terasa sangat kacau sekarang. Berkali-kali dia sudah dipenuhi oleh hasrat kuat untuk memiliki Santi seutuhnya, tapi selalu saja gagal.Sekarang malah ada orang lain yang mengincar Santi untuk dijadikan wanitanya. Mana mungkin Bima merelakan gadis polos itu begitu saja. Susah payah dia memastikan hatinya akan berlabuh pada siapa, dan kini setelah dia yakin malah ada orang yang hendak bersaing dengannya.“Aku nggak akan berikan celah sedikitpun pada Rizwan si penjahat kelamin itu. Santi hanya akan menjadi milikku!” tekad Bima.Baru beberapa saat sendiri memikirkan apa yang harus dia lakukan, Santi kembali masuk ke ruangannya dengan wajah polosnya. Bima sudah berniat untuk menyuruhnya keluar, tapi Santi lebih dulu mengutarakan tujuannya.“Pak, aku udah pikirkan semuanya baik-baik. Soal proyek kerja sama dengan PT ION itu.”“Sudah ku bilang kalau aku nggak akan izinkan kamu pergi, San.”“Kenapa Pak Bima
Baca selengkapnya
Bersihkan Virusnya
"Pak! Jangan macam-macam! Atasanku sedang mengawasi dari jarak jauh. Kalau mau aman, lebih baik biarkan aku pergi saja." Santi mencoba bernegosiasi dengan Rizwan.Tangan Rizwan yang meraba kulitnya terasa sangat berbeda ketika Bima yang melakukannya. Rizwan menyentuhnya dengan sangat lembut, sedangkan Bima terkadang kasar."Kamu menikmatinya bukan?" Rizwan berbisik di dekat telinga Santi. Satu tangannya yang digunakan untuk memeluk pinggang Santi mulai merayap naik dan meremas kembali benda padat yang menempel di dadanya.Gadis itu diam bukan merasakan nikmat, tapi dia lebih ke penasaran kenapa sentuhan Rizwan yang lembut tidak membuatnya merasa nyaman, tapi malah jijik.Dengan cepat, diinjaknya kaki Rizwan begitu sadar bahwa tak seharusnya dia pasrah begitu. Kalau sampai Bima tau dia diam diperlakukan begitu hanya karena penasaran apa yang akan dirasakannya selanjutnya, bisa-bisa gajinya dipotong bulan depan.Masih mending hanya dipotong, kalau sampai di pecat? Santi tak berani memba
Baca selengkapnya
Biarkan Aku Yang Melakukannya
Bima terkesiap menerima ciuman Santi. Tubuh Santi yang hanya tinggal memakai kain segitiga itu terlihat sangat menggoda."Aku nggak mau kamu ambil resiko semacam ini lagi. Hanya aku yang boleh menyentuh tubuhmu, mengerti?" Bima menatap lekat Santi."Aku tahu, Pak!" Santi beringsut menjauh dan masuk ke dalam bathup untuk berendam sesuai perintah Bima.Bima tersenyum karena Santi sudah menjadi gadis yang baik dan penurut. Dia segera keluar dari kamar mandi dan membiarkan Santi menghilangkan virus Rizwan dari tubuhnya.Bima sendiri hanya berdiri diam di depan jendela kamar sambil menunggu Santi selesai. Pikirannya tertuju pada sebuah rencana, menikah. Hal gila dan tidak masuk akal yang sedang Bima pikirkan sekarang."Hah? Sepertinya aku harus periksa ke dokter agar nggak masuk ke rumah sakit jiwa!! Otakku sepertinya bermasalah!" Bima menutup matanya dengan satu telapak tangan."Bapak mikirin apa?" Suara Santi mengagetkan lamunan Bima."Sudah kamu pastikan virus si brengsek itu hilang bel
Baca selengkapnya
Gara-gara Kamu
Santi memijat pelan senjata Bima dengan satu tangannya. Sementara yang lain dipakai untuk memporak porandakan telur yang kenyal dan menggoda.“Jangan permainkan aku, Sann!” Nafas Bima makin tak beraturan saat lidah Santi bermain di lubang kecil yang telah mengeluarkan pelumas senjatanya tersebut. Bima mengerang ketika merasakan sesuatu yang akan meledak dari tubuhnya.Mendapatkan sesuatu yang terasa asin masuk ke dalam mulutnya membuat Santi tersenyum puas. Dia membantu Bima untuk menuntaskan apa yang ingin dikeluarkannya.“Banyak banget, Pak!” gadis itu mengambil tisu untuk mengelap tangannya yang lengket terkena semburan Bima.“Kamu ini benar-benar bukan gadis polos lagi!” gumam Bima sambil mengatur nafasnya. Bima masih merasakan engap saat Santi memposisikan dirinya di atasnya. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu saat ini.Dia mencoba memasukkan senjata Bima ke dalam miliknya. Beberapa kali mencoba tapi tetap saja gagal. Santi sampai dibuat kesal karenanya.“Kok punya bapak ud
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status