Semua Bab Mencintai Pacar Sahabatku: Bab 51 - Bab 60
95 Bab
Kecurigaan Maya
Ruth begitu bangga pada sikap Anggara sekarang, jauh lebih baik dari saat tinggal di rumah. Dia melihat perubahan dalam diri anaknya terlihat jauh lebih mandiri dan bertanggung jawab.Tak lama setelah itu, makanan dan minuman yang Anggara pesan datang di hadapan Ruth. Semangkuk soto dengan nasi serta minuman teh hangat.Karena kondisi hati Ruth yang tengah bahagia, membuatnya sangat menikmati dan memakan lahap makanan itu. Sungguh makanan yang terlihat biasa namun terasa sangat enak di lidahnya.Setelah menghabiskan makanannya Ruth mulai berjalan ke arah penjual soto. "Mbak berapa semuanya?" Tanya Ruth sambil mengambil dompet di tasnya."Sudah dibayar buk sama anaknya tadi." Jawab penjual soto itu."Oh.." Ruth sedikit terkejut dengan perhatian kecil dari puteranya. Dia begitu amat senang dengan sifat tanggung jawab Anggara yang baru kali ini dia merasakannya sendiri.Ruth berjalan kembali ke bangkunya. Dia menunggu Anggara datang sembari meminum teh hangat yang masih tersisa itu.***
Baca selengkapnya
Double Date
Sementara itu Argi masih berusaha mengunci pintu rumah Akira, beberapa kali mencoba akhirnya pintu itu bisa terkunci."Kayaknya perlu panggil tukang ya, coba besok aku cariin tukang kunci ya." Ucap Argi sembari memberikan kunci itu kembali ke pemiliknya. "Gak usah Gi, aku gak mau ngerepotin." Akira memasukkan kunci itu di tasnya."Gak repot sayang. Ya udah yok kita jalan sekarang." Argi mengulurkan tangannya, berharap Akira menyambutnya.Akira menatap tangan itu, meski hatinya sedikit ragu, namun dia tetap menyambut uluran tangan pemuda itu, pikirnya tidak ingin menyakiti hati pemuda ini.Kini mereka berjalan dengan tangan saling bertaut. Argi mengantar kekasihnya terlebih dahulu ke kursi sebelah kemudi, memastikan Akira duduk dengan nyaman. Baru dia duduk di kursi kemudinya.Sementara Bayu dan Dany sudah duduk bersebelahan di kursi belakang. Dengan jarak yang sangat dekat dan posisi Bayu yang merangkul bahu kekasihnya.Argi mulai menyalakan mobil dan melajukannya.***Tak terasa mob
Baca selengkapnya
Sikap Cuek Anggara
Hingga film berakhir, tangan Akira masih berada di genggaman Argi, rasanya ingin melepaskan namun pemuda itu seperti menahannya.Argi bangkit berdiri dari tempat duduknya diikuti oleh Akira dan yang lainnya. Berjalan beriringan keluar dari gedung bioskop."Nongkrong ke motion dulu yuk, Gi." Ucap Bayu pada pemuda yang berjalan di depannya. Argi tak langsung menjawab, dia kini menoleh ke samping, ke arah Akira yang berjalan di sebelahnya."Sayang, mau ke Motion?" Tanyanya pada kekasihnya."Aku ngikut aja." Jawab Akira, mendengar Motion membuatnya mengingat Anggara. Pemuda yang seharian ini tak ada kabar, setelah pertemuan terakhir mereka.Mereka berjalan beriringan keluar dari gedung bioskop menuju ke parkiran. Di tengah perjalanan, Akira terkaget dengan bunyi ponselnya, ada sebuah panggilan masuk. Dengan segera dia membukanya tertulis nama ibunya di layar ponsel itu."Ibu nelefon, sini Dan ikut gue bentar." Akira menarik tangan sahabatnya, berjalan menjauhi kedua pemuda itu. Argi yang
Baca selengkapnya
Pertemuan dengan Mama Ruth
Mata Akira membulat melihat kehadiran Anggara, pemuda yang selalu mengisi alam pikirannya.Celana panjang robek dan kaos putih oversize melekat di tubuhnya yang kini tampak berkeringat. Rambut gondrongnya dia ikat ke belakang, dan terlihat peluh menetes di pelipisnya.Hati Akira berdegup kencang melihat wajah pemuda yang dia rindukan itu."Udah, sorry gue gak bisa nemenin kalian, ada perlu." Anggara menatap sekilas ke arah Akira, tatapan datar tanpa ekspresi."Mau kemana lu? Sini dah ikut kita ngobrol." Bayu mencoba menghalangi kepergian Anggara.Anggara menunjuk ke arah wanita paruh baya yang tengah duduk sendirian di kursi belakang mereka."Ada yang nungguin." Ucap Anggara kemudian berlalu dari hadapan mereka, dan menghampiri wanita itu.Sontak keempat orang itu mengarahkan pandangan mereka ke arah dimana Anggara berada saat ini. Ruth tersenyum melihat kedatangan puteranya."Ma, mau makan? Aku anterin makan sekalian pulang ya, Ma." Ucap Anggara setelah duduk di hadapan wanita yang t
Baca selengkapnya
Kekhawatiran Ruth
Kini Ruth tak dapet lagi menahan tangisnya, mendengar ucapan puteranya. Anggara mendongkrak motornya dan kembali merangkul mama Ruth. Sebenarnya diapun tidak ingin seperti ini, hidup terpisah dengan mamanya. Namun kata-kata terakhir Baskoro begitu melukai perasaannya."Maafin Aang, Ma." Ucapan Anggara tulus pada sosok wanita yang telah melahirkannya itu Pak Slamet yang masih melihat pemandangan yang mengharukan itu, ikut merasa sedih. Dia sendiri merasa kehilangan dengan kepergian anak majikannya itu.Setelah dirasanya mama Ruth menghentikan tangisnya, Anggara mulai melonggarkan pelukan itu dan menatap ke wajah Ruth, menghapus air mata yang masih ada di pipi Ruth dengan jarinya."Aku baik-baik aja, Ma. Mama gak perlu kuatir ya."Anggara tersenyum tulus ke arah mama Ruth.Ruth membalasnya dengan anggukan, kini dia melepas cincin berlian yang berada di jari manisnya dan memberikan pada Anggara.Pemuda itu mengerutkan alisnya karena merasa bingung."Apa ini, Ma?" Ucap Anggara kembali m
Baca selengkapnya
Ajakan Anggara di Tengah Malam
Perjalanan memakan waktu tiga puluh menit, hingga akhirnya mobil hitam Argi memasuki gang masuk rumah Akira.Argi memarkirkan mobil di depan gerbang rumah Akira. Mematikan mesin mobil itu dan melangkah keluar untuk membukakan pintu kekasihnya."Sudah sampai, tuan putri." Ucapnya setelah membuka pintu.Akira turun dari mobil diikuti Dany."Makasih ya Gi." Ucap Akira sembari membuka pintu gerbang."Sama-sama, sayang." Argi masih berdiri di belakang Akira, dan ketika pintu gerbang terbuka dia mengikuti langkah gadis itu.Akira yang merasa diikuti menoleh kembali ke arah pemuda di belakangnya."Gimana Gi? Ada yang kurang?" Alis Akira mengerut, karena merasa agak bingung."Aku mau pastiin aja kamu bisa buka pintu rumah? Ga apa kan?"Akira baru teringat kalau kunci pintu rumahnya bermasalah, dia pun merogoh kunci rumah dari dalam tas dan memberikannya pada pemuda itu.Argi tersenyum dan berjalan mendahului. Mulai membuka pintu rumah Akira, dan dengan beberapa kali coba akhirnya bisa terbuka
Baca selengkapnya
Makan Malam Berdua
Angin malam berhembus, cukup terasa dingin, namun tak berlaku untuk orang yang tengah jatuh cinta.Perasaan yang menggelora dalam jiwa, membuat detak jantung yang tak normal, membuat hawa dingin yang menusuk menjadikannya terasa hangat di masing-masing insan yang tengah dimabuk cinta.Tangan Akira melingkar di pinggang Anggara. Hatinya saat ini begitu bahagia, bisa bersama pemuda itu. Menikmati setiap momen yang tercipta dengan sendirinya di antara mereka berdua.Anggara sendiri tidak mengerti dengan jalan pikirannya, ketika otaknya menyuruh untuk menjauhi gadis ini, namun hati kecilnya memintanya untuk menemui gadis ini. Dan fisiknya selalu menuruti apa yang dipinta oleh hati kecilnya.Anggara melihat di sepanjang jalan yang mereka lalui, hanya ada pedagang nasi goreng dan pedagang sate kaki lima.Dia pun menepikan motornya di samping pedagang nasi goreng yang bersebelahan dengan pedagang sate, mematikan motor, menyentuh tangan kanan gadis itu, yang melingkar di pinggangnya."Akira,
Baca selengkapnya
Kedatangan Argi di Pagi-Pagi Buta
'Tok, Tok, Tok. 'Suara ketukan terdengar dari depan pintu ruang tamu. Dany duluan yang mendengar suara ketukan itu, membuka matanya dan membangunkan Akira yang masih tertidur."Na, bangun.. Ada yang ngetuk pintu tuh." Ucap Dany sambil mengguncang tubuh gadis di sebelahnya.Akira membuka matanya sekilas, "Bukain aja Dan, gue masih ngantuk." Dia mulai memejamkan kembali matanya, masih terasa amat berat. Karena semalam tidurnya yang terlalu larut."Bangun, Na. Takut gue buka sendirian." Lagi Dany mengguncang tubuh Akira, kini lebih keras dari yang tadi.Dengan berat Akira membuka matanya, bangkit dari tidurnya, mengucek-ngucek matanya sebentar. Kemudian melangkah keluar dari kamar, diikuti oleh Dany yang berjalan di belakangnya.Setelah berada di ruang tamu, Akira membuka pintu itu. Terlihat Argi dengan seorang lelaki berumur yang menenteng peralatan."Maaf ganggu sayang, ini pak tukang kuncinya mau benerin pintu." Wajah Argi terlihat sangat segar, padahal ini masih sangat pagi jam sete
Baca selengkapnya
Kedatangan Mama Ruth Kedua Kalinya
Bel sekolah berbunyi, menandakan jam pelajaran telah usai. Akira mengemas buku dan peralatan sekolahnya. Begitupun sama halnya yang dilakukan oleh Dany.Setelah memastikan tak ada yang tertinggal, Akira melangkah beriringan dengan Dany menuju parkiran sekolah.Di tengah perjalanan, seorang pemuda berkacamata mendekat ke arah mereka."Hay, Magdalena. Apa Kabar?" Ucap David dengan senyum yang tersungging di bibirnya yang tipis."Hay, Kak David. Baik kak." Jawab Akira seraya menghentikan langkahnya. Dany ikut menoleh ke arah pemuda itu."Besok, jangan lupa datang ya ke ibadah pemuda.""Baik kak, besok aku datang. Aku pulang dulu kak, mari.." pamit Akira pada pemuda itu, lalu kembali melangkahkan kakinya sambil menarik tangan sahabatnya."Hati-hati. Sampai jumpa." David melambaikan tangan pada Akira. Meskipun gadis itu terlihat cuek, namun David masih berusaha mendekatinya. Melihat punggung Akira yang lama-lama menjauh, dengan senyuman yang masih mengembang di bibirnya.Tak lama David pun
Baca selengkapnya
Ketertarikan Leo pada Maya
Akira dan Dany kini telah berada di rumah. Saat ini mereka tengah menikmati nasi bungkus, yang dibeli di pinggir jalan, sepulang sekolah tadi.Dany menikmati makan siangnya sembari matanya fokus menatap ke layar ponsel. "Na, ntar lu mau ikut? Bayu ngajakin gue, katanya ada acara party." Ucap Dany tanpa mengalihkan pandangannya."Kemana? Gue kayaknya gak ikut deh, Dan. Gue capek, mau tidur aja." Akira memang tipe yang tidak terlalu suka keramaian, apalagi acara kumpul party."Serius? Gue pulang malam lho, Na. Apa gue minta Argi buat nemenin lu di sini?" Kini pandangan Dany menatap ke arah Akira."Duh, gak usah Dan. Kalau Argi kesini nanti jadi masalah, gue gak enak sama tetangga di samping rumah." "Hmm, iya juga sih. Tapi beneran lu berani sendiri di rumah?" Tanya Dany lagi memastikan, sebenarnya dia tidak enak hati meninggalkan Akira sendirian, cuma ajakan Bayu juga susah untuk dia tolak."Lu santai aja, gue berani." Ucap Akira meyakinkan sahabatnya.Dany pun mengangguk paham, setel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status