Share

38 Makan Malam untuk Wanita Spesial

“Bukan salah aku nggak pamit, kamu yang ngilang. Jadi, kamu ke mana waktu itu?” tanya Rhea dengan tatapan penuh tanya.

Naren ikut mengorek kembali kenangannya, ‘Waktu itu ... waktu Zanna tiba-tiba kembali,’ benaknya menemukan potongan memori.

“Hmm ... ke mana ya? Lupa,” jawabnya beberapa saat kemudian, mencoba menetralkan ekspresinya.

“Iiih, diinget-inget lagi coba, masa ngilang berhari-hari nggak inget ke mana, sampe nggak masuk sekolah loh. Seorang Narendra, mantan ketua OSIS, murid teladan, juara sekolah, nggak masuk sekolah, izinnya alasan keluarga. Tapi aku ke rumahmu, Bi Sri juga nggak tau kamu ke mana.”

Naren terkekeh. “Iya iya aku yang salah karena ngilang, sampe kamu nggak bisa pamit.” Naren bangkit dari duduknya. “Aku pulang ya, udah malem, nggak enak sama tetangga.”

“Ih bisa aja ngelesnya.”

“Beneran, mau besok telat ngantor?”

“Iya, iya, pulang gih. Hati-hati.”

Naren kembali terbahak. “Itu rumahku kelihatan loh dari sini.”

“Oh iya. Ya tetep aja nyeberangnya tengok kanan kiri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status