Share

Makanan Bau

Aku hampir muntah ketika Muni menyodorkan makanan padaku. “Bau apa ini Muni?” tanyaku memencet hidung sekuat tenaga dan berusaha bernapas melalui mulutku saat ini.

Muni menghidu segera. Lalu kulihat ia mengeleng dengan penuh semangat. “Tidak ada bau apa-apa kok, Nyonya! Ah, ada ini sih, tapi ini kan wangi sekali!” kata Muni senang.

“Jauhkan itu dariku!” kataku memohon. Sungguh. Aku tidak sanggup bernapas dengan cara normal kalau makanan datang ke kamar ini berbau menjijikan seperti ini.

Muni entah iseng atau hanya tak percaya dengan kata-kataku menyodorkan makanan ke arahku.

Padahal hidungku telah kupencet hingga tak ada aliran udara yang masuk ke salah satu alat pernapasan itu. Namun, masih saja berbau busuk. Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan supaya Muni berhenti mengerjaiku?

“Nyonya belum makan sejak kemarin! Nanti Nyonya sakit!” Muni mendorongkan sesendok makanan menuju mulutku.

Aroma menyengat yang sejak tadi berusaha kuhindari sekuat tenaga menyerang dengan ganas saat ini.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status