Share

Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku
Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku
Penulis: Asda Witah busrin

BAB 1

"Kau dengar ini!" Vira mengacungkan telunjuk tepat di depan mata wanita kedua suaminya itu.

Kedua? Vira mendecih dalam hati. Bisa saja wanita di hadapannya ini adalah wanita ke tiga, ke empat bahkan mungkin wanita ke lima suaminya.

"Gaji Mas Hendra sebagai seorang General Manajer di salah satu perusahaan ternama dalam negeri memang cukup besar. Tiga puluh lima juta perbulan." Mata wanita di hadapan Vira membesar. Vira tersenyum sinis melihat wajah mata duitan itu.

"Namun besar gajinya itu, berbanding lurus juga dengan besar pengeluarannya." Wanita di hadapan Vira mendengus. Seolah mengatakan aku tidak peduli dengan pengeluaran kalian.

"Kau dengar ini, heh! Kau dengar baik-baik biar kau paham!" Sekali lagi Vira menunjuk wajah wanita cantik di hadapannya.

"Untuk bayar angsuran rumah sepuluh juta rupiah, baru lunas sekitar tujuh tahun lagi. Angsuran mobil lima juta rupiah, baru lunasl tiga tahun lagi. Gaji pembantu dan supir enam juta rupiah, jatah bulanan orangtua dan mertua enam juta rupiah, uang makan sehari-hari empat juta rupiah, SPP dan jajan anak tiga juta rupiah." Vira menarik napas dalam setelah mendaftar semua pengeluaran.

"Sisa uang satu juta rupiah. Kau mau sisa uang satu juta itu kita bagi dua? Sebulan kita hanya dijatah masing-masing lima ratus ribu. Mau?" Vira menatap tajam wanita di depannya.

Wanita berbaju merah ketat membentuk badan itu terlihat salah tingkah. Jadi Mas Hendra sebenarnya tidak punya sisa gaji yang banyak lagi? Wanita itu membatin.

Sementara Vira tertawa puas dalam hati. Pasti wanita ini akan berpikir belasan kali lagi untuk terus maju mendekati suaminya. Wanita ini benar-benar payah. Dia bahkan tidak tahu apa jabatan Hendra di kantor. Yang dia tahu hanya uangnya saja. Vira berkali-kali menggelengkan kepala.

"Saya permisi dulu ke toilet, Mbak." Wanita itu bergegas berdiri.

"Hei! Ini, bawa sekalian tas tanganmu. Pergilah. Aku tahu kau sebenarnya ingin kabur. Biar aku yang membayar minuman ini untukmu." Vira menyerahkan tas tangan wanita itu.

Wanita berbaju merah itu segera menyambar tas tangannya, kemudian berjalan cepat keluar dari restoran khas Italia tempat mereka janji bertemu.

Bukan, bukan janji bertemu dengan Vira. Tetapi janji bertemu dengan Hendra, lelaki yang dikenalnya tiga bulan yang lalu. Namun entah bagaimana ceritanya, justru istri lelaki itu yang datang menemuinya.

Vira menarik napas panjang. Wanita berwajah manis dengan dua lesung pipi itu bernapas lega. Perlahan dia menyender pada sandaran kursi cafe. Dua puluh satu. Nomor meja yang dipesan suaminya untuk makan malam romantis, bersama dengan wanita simpanannya.

Ya, wanita simpanan yang baru saja diusirnya.

Vira memperhatikan keadaan restoran. Ini pertama kalinya dia datang kemari.

"Romantis juga Mas Hendra mengajak wanita m*rahan seperti itu makan malam ke tempat ini." Bisiknya pelan.

"Atau wanita itu yang memilihnya agar bisa merasakan makan malam mewah, kemudian berfoto dan memamerkannya di sosial media agar terlihat seperti sosialita?" Vira tertawa kecil dengan pemikirannya sendiri.

Tempat itu cukup luas, dengan dekorasi yang didominasi warna merah membuatnya memiliki kesan hangat dan elegan. Selain itu, view lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi diiringi alunan musik Italia membuat suasana malam itu terasa sangat menyenangkan.

"Selamat malam, Sayang." Satu suara lelaki yang sangat Vira kenal menyapa dari belakang.

Tidak lama kemudian, terasa bibir lelaki itu menyentuh pipi sebelah kanannya. Sebuket bunga mawar merah dengan kesan mewah diletakkannya di meja sebelah kiri Vira.

Lelaki itu kemudian berjalan menuju kursi di seberang kursi Vira. Dengan senyum yang sangat lebar lelaki itu kemudian duduk dengan bahasa tubuh yang sangat menawan. Gagah dan tampan. Kesan pertama yang dilihat orang, saat memandang sosok pria itu.

Senyum lelaki berwajah tampan itu mendadak hilang saat melihat siapa wanita yang duduk di depannya. Keningnya mengkerut. Sesaat kemudian pria itu menarik napas panjang dan menghembuskannya kencang-kencang.

"Selamat malam, suamiku." Vira menyapa lebih dulu sambil tersenyum manis pada lelaki berwajah masam yang duduk di hadapannya. Kedua lesung pipi Vira tercetak sempurna. Sedap dipandang mata.

"Apa yang kau katakan pada Livia?" Hendra menatap Vira dengan tatapan mematikan.

"Hei! Santai. Bahkan makanan pembuka pun belum disajikan oleh pelayan." Vira tertawa kecil menatap suaminya yang seperti singa kehilangan anak.

Hendra mengatupkan rahangnya rapat-rapat saat pelayan menyajikan makanan pembuka.

"Selamat menikmati makanan pembuka, Tuan dan Nyonya Hendra." Pelayan mempersilahkan.

"Terima kasih." Vira mengangguk sopan pada pelayan yang menjawabnya dengan sedikit membungkukkan badan.

"Bruschetta." Vira mengangguk sambil menyebutkan nama makanan itu.

Bruschetta, hidangan tradisional Italia yang terbuat dari potongan roti panggang dengan topping potongan sayur dan daging cincang, yang diolesi bawang putih, minyak zaitun, dan bumbu lainnya. Sangat menggugah selera.

Vira dengan santai mulai menyantap makanan di hadapannya. Wanita itu terlihat sangat anggun. Dari cara makannya, dapat dipastikan dia berasal dari keluarga kaya yang terhormat. Berkelas. Kesan pertama yang ditangkap, saat melihat penampilan dan gerak-gerik Vira.

"Apa yang kau katakan pada Livia?" Suara Hendra kembali terdengar setelah mereka terdiam cukup lama. Tidak sedikitpun lelaki itu menyentuh makanannya.

Vira terkekeh mendengar pertanyaan yang kembali diulang oleh suaminya itu.

"Makanlah. Ini sangat sedap. Restoran Italia ini memang pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama." Vira tersenyum manis sambil menunjuk piring di hadapan Hendra dengan garpu yang dipegangnya.

"Vira!"

"Jadi nama jal*ngmu itu Livia?" Vira tertawa kecil melihat wajah tampan Hendra yang memerah.

"Aku tidak mengatakan apa-apa. Dia tiba-tiba menawarkan padaku untuk duduk di kursi yang ditempatinya. Setelah itu wanita jal*ngmu pergi dengan sendirinya." Vira berkata lembut diakhiri dengan kedipan mata di ujung kalimatnya.

Hendra menghembuskan napas dengan kencang. Lelaki itu paham, semakin dia emosi menghadapi Vira, semakin istrinya itu merasa senang mempermainkan amarahnya.

Hendra melonggarkan dasi yang dia kenakan. Lehernya seperti tercekik. Entah ini sudah yang ke berapa kalinya Vira melakukan hal seperti ini selama pernikahan mereka.

"Berhenti mengganggu kesenanganku, Vir!" Hendra menatap tajam pada Vira yang sedang membersihkan mulut. Wanita itu telah menyelesaikan hidangan pembukanya.

Instrumen lagu Ti amo d’Umberto Tozzi mulai dimainkan. Live music itu terdengar memenuhi ruangan. Membuat suasana menjadi lebih nyaman. Andai tidak sedang berdebat dengan Hendra, mungkin saja Vira akan menggerakkan badannya pelan ke kiri dan ke kanan, mengikuti irama musik. Restoran khas Italia yang dipilih Hendra ini memang terkenal sangat bagus.

"Berhenti mengganggu kesenanganmu?" Vira mengulangi kalimat Hendra.

"Bagaimana aku bisa berhenti jika melakukan itu adalah kesenanganku?" Vira tertawa kecil menatap Hendra yang terlihat sangat frustasi.

Percakapan mereka terhenti saat pelayan kembali datang menghidangkan makanan utama. Spaghetti ala bolognese. Vira mengangguk melihat pilihan menu yang dipesan Hendra. Spaghetti yang dihidangkan dengan saus daging cincang dan ditaburi keju parmesan parut itu terlihat sangat menggugah selera.

"Berhenti mengganggu wanitaku, Vir. Atau …."

"Atau apa?" Cepat saja Vira memotong ucapan Hendra, suaminya.

"Atau aku akan menendangmu jauh-jauh dari kehidupanku!"

"Lakukan kalau kau bisa." Vira tersenyum manis menampakkan kedua lesung pipinya.

Istrinya dengan santai mulai menyantap hidangan utama. Sementara Hendra menatapnya dengan wajah membatu. Wanita yang menggunakan dress semi formal berwarna hijau toska itu terlihat sangat rileks menikmati makan malam mereka.

"Makanlah, Yang." Vira dengan nada manja menunjuk piring di hadapan Hendra dengan garpu ditangannya.

Lelaki berwajah tampan itu mendengus sebal.

Sementara Vira tertawa dalam hati melihat tampang gusar suaminya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anggra
jdi ingat adegan layangan putus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status