Share

89. Mencari pengacara

Lisna mengetuk pintu yang membuat Darren mendengus kasar. Dia telah mengusik waktunya bersama Nuha. Padahal, harapan Darren ialah bisa bermesraan dengan sang istri lebih lama, meski dia tak berniat melakukan hal yang lebih. Hanya memeluk dan menciumnya saja sudah cukup baginya. Dia seperti menang lotre.

“Apa?” tanya Darren dengan seraut wajah yang tak ramah. Tangannya bahkan masih memegang knop pintu kamar.

“Maaf, Mas Darren mengganggu waktunya. Saya mau meminta ijin untuk pulang karena ibu saya sakit,” ucapnya dengan suara yang terdengar sendu. “Saya ingin meminta ijin pada Nyonya tetapi Nyonya tidak ada, jadi ya … saya meminta ijin pada Mas Darren,”

Lisna menundukan pandangannya dengan meremat salah satu ujung kemeja yang dipakainya, merasa gugup, tak berani menatap majikannya.

Mendengar penuturan Lisna membuat Darren merasa iba padanya. Dia pun masuk kembali ke kamarnya dan mengambil dompetnya lalu mengeluarkan uang cash berwarna merah beberapa lembar. Mungkin uang setidaknya a
Piemar

Assalamualaikum, Dear pembaca novel D’SMP (Dinodai sebelum malam pertama), saya mohon maaf sebesar-besarnya, atas ketidaknyamananya, sebab saya telah salah mengupload bab 89 dengan bab 88 novel lain yang saya garap. Namun saya sudah merevisinya. Semoga tidak terjadi kekeliruan lagi. Terima kasih pengertiannya. Selamat membaca.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status